Still

When The Time Is Come

Srrrkkk~~~ zzzrrkkk~~~ krrrkkk~

Tedengar suara berisik dari salah satu ruangan di apartemen mewah itu.

“hmm… “

Dengan berat sungjae meraih jam waker yang ada di meja tepat disebelahnya. Yang saat itu masih menunjukkan 6.30 pagi 

“ahh mwooyaa~~ nuguya ~~” ungkapnya setengah berteriak. Ia menutup wajahnya lagi dengan selimut tebalnya itu hingga bagian tubuh bawahnya tak lagi tertutup berganti  dengan tumpukan di kepalanya.

Iya yakin itu hanya manager atau siapapun yang ia percaya untuk masuk ke apartemennya yang berada di Gangnam itu.

“Kkkrrk~”

“zzzrrrkkkk ~~~”

“ciiiiiiiiiiiiiittttt~~”

Suara- suara itu kembali terdengar, tapi bunyi yang terakhir sangat mengganggunya, membuatnya ngilu. “aahh hyungg~~ mwohaee~~“ dengan langkah yang sangat berat ia bangun dari tempat tidur menuju arah suara-suara yang membangunkannya dari mimpi indah tentang gadis impiannya. Entah mengapa ia yakin suara itu muncul dari ruang tengah. Tanpa pikir panjang ia keluar dan langsung mengarah kesana.

“hyu…….” Belum lagi sempat ia menyelesaikan kata-katanya.

“OPPA! Annyeong~” ucap Joy melambaikan tangan kepada sungjae. dikelilingi koper koper besar miliknya.

ya.. seorang gadis. Gadis yang baru saja muncul dimimpinya. Gadis impiannya. Gadis yang menjadi tambatan hatinya sejak beberapa tahun yang lalu. Gadis tinggi semampai layaknya model bernama Park sooyoung atau teman-temannya biasa memanggilnya JOY.

“Soo soo sooyounga~ bagaimana kau …” mulutnya menganga tak sanggup berkata2.

“oppa~ yakin tidak apa-apa seperti itu di depanku ? “ ucapnya gadis cantik itu sambil melihat sungjae ke atas dan kebawah. Sungjae pun mengikuti.

BRAK~ suara pintu tertutup dengan keras. Dengan langkah kilat ia sudah berada kembali di kamarnya. Ia baru sadar hanya menggunakan celana dalam saat tidur semalam.

“hihihii…hahaha..” terdengar suara tawa dari ruangan tadi.

“yaa~~ park soo young!  kenapa kau kesini ? bukan! bagaimana kau bsa masuk kesini!?” pertanyaan membabi buta keluar dari mulutnya sembari tangannya sibuk mencari baju dari dalam lemari putih itu.

 

“HAHAHAHAHAHA” suara tawa itu makin keras.

 

***

 

“yang benar saja”

“Kenapa dia ada disini. ?”

“Bukannya dia sedang di amerika bersama orang tuanya ?”

“Kenapa ? “

“Dan kenapa aku  memakai ini saat tidur semalam”mengangkat celana yang baru saja ia ganti dengan jeans lusuh kesayangannya.

 

TOKTOKTOK

“oppa.. kenapa lama sekali ? aku lapar” Joy merengek tepat di belakang pintu kamar sungjae.

“kenapa kau kesini ? masuk seenaknya ke rumah seorang pria lajang tampan ini. pergi sana cari makan sendiri? Apa kau jadi miskin sekarang ?” jawabnya sinis dan kesal.

“aish.. ternyata kau masih ajjumma cerewet.. ahh cepatlahh… teganya membiarkan aku kelaparan… aku belum makan sejak kemarin.. di pesawat tidak ada makanan yang enak.. oppaaa ! bballi !!”

“apa perlu aku masuk dan menarik mu keluar ??” gadis cantik itu mengeras.

“sabarlah sebentar.. pantas saja kau tidak pernah punya pacar.. siapa yang akan suka pada mu jika kau seperti itu .. hah ? ”  

“Oppa!.... hihi” ucapnya dengan senang.

“……” tapi detik itu juga jantung sungjae seakan berhenti. Tangannya yang tengah sibuk memakai kemeja biru tua bergaris lembut itu seketika berhenti. Dia  tau Joy hanya menjawab seenaknya seperti yang biasa ia lakukan. Tapi tidak dengan hatinya. Jawaban seperti itu selalu membuatnya tak bisa berkata apa-apa.

“oppa !?”

“Oo… sebentar” akhirnya sungjae bisa mengumpulkan kesadarannya kembali. Dan segera keluar.

“lupakan yang kau lihat tadi.. mengerti !”  ucapnya begitu berpapasan dengan Joy didepan pintu kamarnya.  Joy tersenyum lebar tanda menggoda oppa nya yang sudah merah bagai apel.

“hhihihi… wae ? bukannya ini bukan yang pertama kali  ? hhihi” iya tersenyum makin lebar

“aishhh “ ucapnya sambil mendorong kepala joy dengan ujung jarinya.  tak tau apa yang harus ia jawab.

“ayoooo oppa…. Aq sudah benar benar lapar.. kkajaa…” manjanya menarik lengan oppa nya yang tinggi semampai itu. Sungjae mengikuti dengan malas.

Saat joy yakin sungjae tak lagi bisa melihat wajahnya. Seketika ekspresi cerianya tadi merubah murung. Seakan ingin menangis namun tertahan. Ia menguatkan pegangan tangannya pada lengan sungjae. Walau begitu sungjae tau ada sesuatu yang aneh dengan joy. Walau ia tidak bisa melihat wajah joy. dia bisa merasakaan perubahan ekpresi joy. mereka berjalan menuju café disekitar apartemen sungjae. Sungjae terus memperhatikan joy tanpa mengucapkan apa-apa. Joy pun mempererat pegangannya pada lengan sungjae.

To  be continue…..

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet