Chapter 7

Bicycle
Please Subscribe to read the full chapter

Sekedar menunjukkan padanya bahwa aku bisa.

Bisa mengayuh sepedaku setelah hampir bertahun-tahun berlatih sendiran.
Setelah ku tuntun dan ku bawa padanya, ia masih menunjukkan wajah dinginnya padaku.

Entah sejak kapan ia mulai berubah, melihat ataupun menyentuh sepeda membuat dirinya takut.

"Kau tidak melihatnya? Aku sudah bisa naik sepeda!"

Aku memekik kegirangan. Sepeda yang ku bawa terlihat masih nampak baru. Karena jarang ku pakai, sepeda sejak aku duduk di bangku SMA masih bertahan di gudangku.

Amber mengangguk

Kedua tangannya masuk ke dalam saku dan tertegun.

Sambil membetulkan sweaternya, ia tersenyum hangat ke arahku.

Sret..sret..

Sepeda hitam yg ku bawa dari gudang, ku seret dan ku bawa ke arah Amber.

Ia masih berdiam di sana. Tidak ada tanda-tanda tertarik untuk melihatku bersepeda.

"Surprise!"

Setir sepedaku tuntun lebih cepat sambil berlari. Setelah tiba di depan Amber, aku tertawa.

"Lihatlah, heuh. Aku sudah bisa naik sepeda. Kau tidak melihatnya? Aku memutari halaman rumah dengan sepedaku. Keren kan?"

Amber tetap membisu di tempat.
Kedua matanya nampak sayu, sedikit berkaca-kaca.. dengan senyum khasnya yg getir.

Aku hanya termangu... perlahan mulai menunduk seperti orang kebingungan.

Apa ini kesalahanku? Menunjukkan padanya ttg aku yg bisa bersepeda.

Cklek.

Aku meletakkan sepedaku di pinggir dinding garasi. Kemudian berbalik, berjalan pelan ke arah Amber.

"Benar-benar tidak ingin bersepeda lagi denganku?"

Kutelan ludahku dengan gugup.

Aku sudah bosan menerka-nerka. Kenapa dirinya bersikukuh dg keputusan anehnya itu.

"Kali ini aku yg bonceng. Tetap tidak mau?"

Kutanya lagi dengan hati-hati, Amber masih tak berkutik di depanku.

"Kau.... masih belum putus dengannya. Kenapa berbohong padaku?"

Deg.

Sontak aku menunduk ketakutan.

Amber tiba-tiba menanyakan hubunganku dengan kekasih priaku.

Memang.

Ini kesalahan.. yang menurutku memang fatal.

Karena sesuatu hal yg genting, aku memilih untuk putus dengannya. Nanti.

"Aku sudah menahan diri untuk tidak bertanya. kalaupun kau masih mencintainya... jangan bersikap seakan-akan mampu mencintaiku seorang diri"

Aku masih menunduk.

Suara Amber nampak parau dan serak.

Bisa kurasakan.... ini memang murni kesalahanku.

"Apa salahnya untuk jujur? Apa aku terlihat memaksamu untuk bersamaku? Atau karena aku sahabatmu? Beginikah caramu bersikap?"

Amber mundur selangkah.

Kulihat sebentar wajahnya... nampak merah pucat karena letih. Entahlah.
Tenaga manusia bisa saja habis karena mencintai.

"Kenapa, Krystal? Kenapa? Hah?"

Aku menggeleng, mengangkat kedua tanganku dan menyuruhnya berhenti berbicara.

"Apa karena aku terlalu lemah melindungimu? Jika iya.. lantas... kenapa? Kau berhak meninggalkanku. Jangan bertahan karena rasa kasihan."

Aku mendongak.

Kuperhatikan rahangnya kaku karena emosi.

"Lalu? Kenapa? Aku memang bukan laki-laki.... dan aku tidak pernah memaksa diriku sama seperti mereka. Sekalipun itu demi kau.. aku tidak pernah memposisikan diriku sebagai laki-laki."

Suara Amber semakin meninggi, membuatku mulai takut menatapnya....

"Untuk mencintaimu aku sudah merasa hancur. Aku benci memiliki perasaan yg bahkan tak pernah sekalipun kau perhitungkan. Kau anggap aku apa, Krystal? Kau kira aku tidak sakit melihatmu pergi dengannya?"

.......

"Kau kira aku merasa baik-baik saja ketika kau pergi dan pulang dalam keadaan mabuk?"

Sret.

Kelopak mataku mulai basah.

Suara Amber terdengar tegas di telingaku...

"Bagaimana mungkin aku bahagia? kau pergi dengan kekasih pria mu dan lupa padaku seketika. Sudah berapa kali kau di sentuh olehnya? Berapa kali!"

Brak!

Aku kaget kemudian mundur selangkah.

Amber memukul dinding garasi rumahku dengan geram.

"Kau pikir...... merelakan..... semudah...itu?"

.......

"Selama teman-teman mu datang aku tidak pernah menunjukkan diriku pada mereka. Apa kau kan malu punya sahabat sepertiku? Ah! Aku mantan atlit sepeda yg tiba2 menjadi pengecut dan mundur dari perlombaaan.. wow! Mana mungkin kau bangga padaku?"

Kedua mataku mulai panas...

Setelah mendengar Amber berbicara.... hatiku.... benar-benar sakit....

"Haruskah aku membunuh diriku sendiri di depanmu.... demi membuatmu percaya... bahwa..aku .. tulus?"

Bruk.

Seketika Amber melemaskan lututnya di depanku.

Aku masih berdiri.

Menunduk.

Memejamkan mataku tanpa berani menatapnya.

"Berapa kali kau bersikap seolah-olah peduli padaku? Ratusan kali, Krystal... tapi kau selalu sama dan tak pernah berubah. Pergi dengan kekasih priamu dan membiarkan nafasku tercekat."

........

"Karena aku lemah?"

Suara Amber mulai gemetar.

Aku bisa melihatnya kedua kakinya berlutut lemas di depanku.

"Karena aku miskin? Hanya punya sepeda.. yg bahkan aku tidak sanggup lagi mengendarainya."

Aku menggeleng kuat-kuat.

Amber masih terus menatapku.

"Kenapa? Karena aku jelek dan tidak gagah seperti laki-laki?"

Amber tertawa.

Nafasnya naik turun karena emosi... tangannya mengepal.. seolah-olah ingin memukul wajahku.

"Katakan padaku, Krystal!"

Aku mundur dan mulai memangis.

Tidak ada cara lain kecuali membisu di tempat.

"Kau mau aku melakukan apa? Terus kau lukai sampai nanti aku mati?"

"AMBER!"

PLAK!

"HENTIKAN!"

aku melayangkan tamparan keras mengenai pipinya.

"HENTIKAN BERSIKAP MENYEDIHKANNDI DEPANKU!"

PLAK!

Aku meraung sekeras mungkin di depan Amber.
Ia masih berlutut sambil mengepalkan tangan.
Menerima semua tamparanku dengan lapang....

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
opal_9 #1
Chapter 9: gila. gila. waaa gila ini author. :'( keren lah keren bisa bikin wa mewek ampe kejer :'v
realreborn #2
Chapter 9: Hah..ternyata masih ada yg lebih ikhlas berkorban lebih parah dr saya..Amber..kalo saya jd Amber, mgkn hidup saya gak akan smpe Final Chapter

keep up the good work authornim
tania07 #3
Chapter 9: njir lu thor, berhasil mulu lu buat gw nangis:') amber terus yg berkorban:') salam kenal thoor
frans89 #4
Chapter 9: Duh Sedih ya? Iyahhh. >.< #BawaEmber #BanyakAngstHariIni
Gw suka puisinya di wattpad ^^ Gw punya akun wattpad tapi jarang main kesana, lebih sering disini ^^
Ditunggu ya cerita menye-mewek nan baper selanjutnya...hmmm, tapi sih kali-kali mbak author berniat bikin fluffy gituh lebih bagus, secara hari ini banyak kryber shipper yang lagi emo nan mellow, jadi bisa bikin hati yang hancur bisa lumayan hepi dikit gitu lah. hehehe. ^^
Anyway, keep writing dear author-shii, hwaiting!
yuyukurniati #5
Chapter 9: Sedih amat