The Secret Letter

The Secret Letter

Suasana riuh terdengar saat Jaehwan membaca surat-surat yang terkumpul dalam event tukar menukar surat antar kelas. "Oke, kali ini surat untuk Wonshik, dear Wonshik yang maunya dipanggil tampan, kapan kau akan bersikap normal?" Seisi aulapun tertawa. "Yak siapa yang mengirim surat itu? Akan kucincang dia!" sahut Wonshik tak terima dikatai tidak normal. "Sayangnya ini anonim... Lagipula, ini kan antar kelas, bisa jadi dari kelas kita atau kelas lain" balas Jaehwan. "Terima saja nasibmu Wonshik" seorang namja manis bernama Cha Hakyeon angkat suara. "Hah? Hei, aku berani bertaruh pasti anak ini yang mengirim surat itu untukku" sahut Wonshik.

Pletak!

Wonshik terkena pukulan Hakyeon yang tidak main-main.

"Bilang apa tadi? Anak ini? Kau kelas berapa hah? Berani-beraninya bersikap begitu pada sunbaemu"

Wonshik mengelus-elus kepalanya yang terkena pukulan Hakyeon. 

"Ya maaf..."

"Tapi memang benar sih, aku yang mengirimnya"

"Nah kan!"

Wonshik menyentil dahi Hakyeon. Namja itu pun kembali bereaksi, dan terjadilah adegan kejar-kejaran ala film india diaula sekolah itu.

"Tenang.. Tenang.. Hakyeon hyung, kau dapat juga, tapi ini... Seperti surat cinta"

Suara Jaehwan tersebut membuat Hakyeon otomatis berhenti mengejar Wonshik dan memperhatikan Jaehwan.

"Untuk Hakyeon yang kukagumi, sudah lama aku menyukaimu, tetaplah jadi Cha Hakyeon yang ceria dan hiperaktif seperti biasanya, aku selalu menjagamu..."

Hakyeon terdiam.

Ia melirik keseluruh ruangan aula.

"Bukan dia kan yang mengirim surat itu?" tanya Hakyeon sambil menunjuk Wonshik. 

"Yak! Buat apa aku mengirim surat seperti itu pada hyung?!" elak Wonshik.

"Sayangnya ini anonim, dan suratnya juga diketik" sahut Jaehwan.

"Aish siapa sih yang bikin peraturan harus anonim dan diketik?" tanya Hakyeon kesal.

"Bukannya hyung sendiri yang membuat peraturan seperti itu?" 

"............"

Semua siswa yang berada diaula menahan tawa mereka melihat Hakyeon yang speechless.

"Yang ini juga menarik... Buat Taekwoon hyung..."

Taekwoon yang sedari tadi hanya fokus pada ponselnya pun menatap kearah Jaehwan.

"Untuk Taekwoon, aku tidak tau harus menulis apa, tapi yang pasti aku menyukaimu... Aku menyukaimu sejak lama, tapi sifat kita terlalu berbeda, bahkan aku tak yakin jika kau menyukaiku juga.." 

"Woahhhh si Taekwoon laku juga hahaha" celetuk Hakyeon. 

"Menurutku pengirimnya pasti kutu buku juga" ini Hongbin yang bersuara.

Taekwoon hanya memainkan alisnya kemudian kembali fokus pada ponselnya.

------++------

Sudah seminggu sejak kejadian itu, dan Hakyeon masih pusing memikirkan si pengirim surat cinta itu. Tak hanya surat pada saat itu, sudah seminggu ini pula ia menemukan surat ketikan dilaci mejanya. Seperti saat ini...

"Astaga, ada lagi..."

Iapun membacanya.

 

Hakyeon ah...

Apa kau sudah sarapan?

Kuharap hari ini kau tetap semangat seperti biasanya

Oh iya, hari ini kita ujian matematika bukan?

Semangat ya...

 

Hakyeon berfikir sebentar. "Kita? Berarti kami sekelas?"

Iapun memutar pandangannya. 

Dikelasnya baru ada Minseok, Taekwoon, dan beberapa teman lain.

"Siapa ya?" batinnya.

Saat istirahat, Wonshik lagi-lagi menghampiri Hakyeon dikelasnya.

"Dapat lagi hyung?"

"Iya, aku sudah dapat clue sih..."

"Apa hyung?"

"Dia sekelas denganku"

"Jangan-jangan Taekwoon hyung, Taekwoon hyung! Apa kau yang mengirim surat pada Hakyeon hyung?"

Yang ditanya hanya menggeleng.

"Hyung, setidaknya berbicaralah sedikit" protes Wonshik.

"Taekwoon ah.. Apa kau mengirim surat juga pada saat itu?" tanya Hakyeon dengan nada ragu.

"Tidak" 

"Yak Taekwoon hyung pilih kasih! Masa pertanyaan Hakyeon hyung saja yang dijawab?!" 

Pluk...

Sebuah gulungan kertas yang dilempar Taekwoon  mengenai kepala Wonshik.

"Berisik!"

------++------

Hakyeon ah...

Apa kau penasaran dengan diriku?

Temui aku digerbang sekolah saat pulang nanti

 

 

Deg..

Hati Hakyeon berdebar kencang saat membaca surat yang lagi-lagi ada dilaci mejanya.

"Pulang sekolah ya..."

Jam pertamapun dimulai. Ia terlihat gelisah, ia benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan si pengirim surat itu. Saat istirahatpun tiba, dan hal yang tidak biasa terjadi, Wonshik tidak terlihat dimanapun, tidak juga menghampirinya dikelas, padahal tadi ia berangkat bersama dengannya. Ini membuat Hakyeon sedikit curiga. "Masa iya anak itu..." pikirnya dalam hati.

Akhirnya saat yang ditunggu-tunggupun tiba. Hakyeon sengaja berada digerbang lebih awal. Sudah lima belas menit, dua puluh menit ia menunggu, namun tak ada satupun yang menghampirinya. Hanya ada Taekwoon yang sepertinya menunggu jemputan. Karena mulai sedikit bosan, iapun menyapa Taekwoon yang sedang memainkan ponselnya.

"Taekwoon ah"

"Ya?"

"Sedang menunggu jemputankah?"

"Hm"

Sepertinya mengajak Taekwoon bicara tak ada gunanya, yang ada ia malah semakin bosan.

Tiga puluh menit...

Empat puluh menit...

Sudah hampir sejam ia menunggu, dan tak ada tanda-tanda ada orang lain lagi didalam sekolah karena gerbangnya sudah dikunci oleh penjaga sekolah, ditambah lagi kakinya yang sudah mulai kesemutan, Hakyeonpun memilih untuk pulang.

Greb...

"Eh?"

Ia menoleh kebelakang dan mendapati Taekwoon yang sedang menahan tangannya.

"Ada apa?"

"Aku sudah menunggumu dari tadi dan kau tidak menyadarinya"

"Hah?"

"Aku menunggumu Cha Hakyeon..."

Mata Hakyeon membulat.

"Ja... Jadi kau..."

Taekwoon mengangguk.

Pletak!

Hakyeon menyentil kening Taekwoon.

"Kenapa tidak bilang dari tadi hah? Kau tau tidak, kakiku sudah mulai kesemutan karena menunggumu!"

"Ppfffttt"

"Yak jangan tertawa kau, Jung Taekwoon!"

"Tapi aku serius menyukaimu.... Jadilah kekasihku"

Hakyeon terdiam.

"Tapi ada yang lebih menyukaimu dari aku..."

"Siapa?"

"Pengirim surat untukmu itu... Apa kau mau menyakitinya?"

Taekwoon tampak berfikir. Ia menyimpulkan bahwa ia baru saja ditolak. 

"Yasudah, kalau kau memang tidak mau membalas perasaanku, aku akan mencari tau siapa pengirim surat itu..."

Taekwoon berbalik. Ia melangkahkan kakinya menuju stasiun. Namun Hakyeon mengikutinya. 

"Untuk apa mengikutiku? Kalau mau pulang, rumahmu kearah sana"

Namun tanpa disangka, Hakyeon malah memeluk Taekwoon dari belakang.

"Aku pengirim surat itu..."

"Ne? Kau bercanda?" Taekwoon tampak kaget dengan pernyataan Hakyeon itu.

"Ani... Aku sudah lama menyukaimu... Namun karena kita tidak akrab, sifat kita juga bertolak belakang, aku memilih untuk memendamnya..." 

Taekwoon berbalik dan Hakyeon langsung tersenyum manis. Taekwoonpun ikut tersenyum. Senyum yang jarang ia tunjukkan. Iapun memeluk Hakyeon dengan erat. 

"Saranghae..."

"Nado saranghae..."

Sementara itu disemak-semak belukar, sepasang mata sedang mengamati pasangan baru itu. 

"So sweet..." 

Namun tiba-tiba orang tersebut berlari kesetanan karena ia menyenggol sarang lebah. Orang itu, Wonshik. Yang sejak awal memang memata-matai Hakyeon dan Taekwoon.

END

Apa ini? :'v

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet