Only U

Description

Aku tidak ingin melepaskan diri
Aku tidak ingin merusak diriku lagi
Kenangan yang tidak berakhir bahkan ketika itu lebih
Aku tidak punya kepercayaan diri untuk menang di atasnya
 
Jaehwan dan Jihye sudah memutuskan untuk mengakhiri semuanya dan pergi ke jalan mereka masing-masing. Tapi ketika mereka di pertemukan kembali, siapa sangka kenangan masa lalu akan terus membayangi, begitu pula setiap rasa yang pernah ada.

 

Fanfic pertama yang aku post disini, berbahasa Indonesia karena bahasa Inggris aku kurang bagus keke. Hope someone read it and maybe like it ><  Even not, i'll still post it khekhe

Foreword

Akhir musim gugur, saat dimana tinggal menghitung jari untuk menyambut kedatangan musim dingin. Semua bergegas meninggalkan jalanan yang mendingin dan mencari tempat yang lebih hangat sebagai tindakan normal.
Begitu pula sepasang kekasih ini. Meski mereka memakai mantel maupun jaket untuk melindungi tubuh mereka, mereka tetap berada di dalam cafe yang lebih hangat dan masing-masing memegang minuman hangat.
Namun tak peduli sehangat apapun keadaan sudah diciptakan, mereka berdua tetap merasa dingin. Dingin yang tampaknya tak bisa dihangatkan lagi.
“Jadi...” Sang gadis bersuai hitam panjang itu buka suara setelah kesunyian mendominasi mereka selama 15 menit lebih. Sang pria berhidung mancung bagaikan warga asing itu mendongak setelah menunduk sedari tadi. Sorot matanya menunjukkan kerinduan, bukan, rasa sakit. Ia menatap lekat gadis yang masih berstatus kekasihnya itu. Perlahan sang gadis mengangkat kepalanya setelah menarik nafas dalam berulang kali. Seakan dia tahu bahwa akan ada hal buruk yang terjadi.
“Apa yang ingin kau bicarakan?” Tanya gadis itu dengan pelan. Serius juga tegang. Dia merasakan kegugupan yang luar biasa saat ini. Menurut ingatannya, dia dan kekasihnya sudah tidak berkomunikasi dengan lancar selama beberapa waktu terakhir dan pertemuan ini memberinya firasat buruk yang sangat buruk.
“Jihye...” Suara lembut namun dalam khas pria itu menggetarkan hatinya, rasanya sudah sekian lama dia tidak mendengar suara yang selalu menyanyikan lullaby untuknya di masa lalu itu. Sukses membangkitkan kerinduannya.
Mereka berdua saling berpandangan seakan hati mereka yang bicara melalui kedua pasang mata itu. Cukup lama sampai sang pria kembali buka suara.
“Heojijja hajja...”

 

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet