Chapter 2

Dakbal

Keesokan harinya…       

“Chorong! Chorong! Kamu pasti ga akan percaya!”

“Ada apa sih Bbom, pagi-pagi gini?”

“Woohyun-sunbae punya pacar! Nih fotonya! Katanya mereka jadian kemarin, waktu festival kampus. Ceweknya anak tahun satu fakultas kita!” Bomi sangat antusias mengabarkan berita yang begitu mengagetkan ini. Sedangkan Chorong hanya menjawab, “Oh? Baguslah kalau begitu. Aku benar-benar bebas dari manusia aneh itu akhirnya.” Bomi menyadari ada yang aneh dari nada bicara Chorong barusan. “Chorong.. Kamu baik-baik saja kan?” tanya Bomi hati-hati.

Chorong menatap hampa kedepan, begitu Bomi menepuk pundaknya, “Oh? Eh? Hahaha aku kenapa? Malah justru aku seneng banget! Hahaha” Chorong hanya tersenyum seadanya.

○             ○             ○

Semenjak berita Woohyun jadian dengan adik kelasnya, Chorong tidak pernah bertemu Woohyun lagi, entah itu di kampus, di restoran dakbal, maupun di jalan menuju rumahnya. Chorong tidak mengerti mengapa rasanya ada yang hilang begitu Woohyun tiba-tiba menghilang begitu saja dari kehidupannya. Dasar menyebalkan, datang dan pergi seenaknya! Dasar cowok aneh cerewet menyebalkaaaaaannn!, teriaknya dalam hati.

Terhitung sudah 5 hari sejak festival hari Minggu yang lalu, dan itu menandakan sudah 5 hari juga cerita antara Chorong dan Woohyun berakhir. Walaupun tidak terlihat adanya perubahan pada diri Chorong semenjak Woohyun jadian dan menghilang dengan sempurna dari kehidupan Chorong, Bomi tau, kalau sebenarnya Chorong merasa sedih.

“Aku sedang baik nih, besok Sabtu aku traktir dakbal, mau ngga? Mumpung aku lagi baik lho!” ajak Bomi. Mereka sedang berada di kelas, menunggu dosen datang.

“Hmm aku akhir minggu ini mau mengunjungi ayah, ibu, dan adikku, Bbom-ah. Maaf ya, minggu depan bagaimana? Hmm?”

“Yaaaahh, kalau gitu aku ikut ya? Aku bosan di Seoul terus, aku ikut ya Chorong?” Bomi memajukan bibirnya lucu.

“Tapi bukannya minggu ini kamu ada janji sama Hoya mau bertemu keluarganya?”

“Ah? Memangnya sekarang tanggal berapa? Oh yaampun, iyaaa! Minggu ini aku ke Busan. Hhfft padahal aku ingin sekali pergi bersamamu..” Bomi meletakkan kepala diatas lipatan tangannya diatas meja.

“Kan masih ada lain kali, Bbom-ah.” Chorong hanya tersenyum.

○             ○             ○

Pagi-pagi sekali Chorong sudah bersiap-siap untuk pergi ke Chuncheong, kampong halamannya. Sudah 3 bulan dia tidak mengunjungi keluarganya. Ayah, Ibu, dan adik Chorong meninggal dalam kecelakaan pesawat tiga tahun yang lalu. Chorong tidak ikut pergi bersama mereka karena waktu itu ada kegiatan sekolah yang mengharuskannya untuk tinggal. Chorong langsung menuju pemakaman keluarganya.

“Ayah, Ibu, Seunghee, apa kabar? Maaf aku lama tidak mengunjungi kalian. Aku kangen sekali dengan kalian. Kalian juga merindukanku kan? Hihihi. Baru-baru ini ada festival di kampus, ugh, lelah sekali latihan tari hanya untuk penampilan selama 7 menit. Oh iya, Bomi sekarang sudah mempunyai pacar, jadi aku sering sendirian sekarang. Tapi aku tidak kesepian kok, karena aku tahu kalian selalu bersamaku. Seunghee-ya kamu jangan merepotkan ayah dan ibu juga disana, kamu kan udah gede! Kadang kalau aku melihat anak-anak SMA, aku teringat padamu Seunghee-ya. Ah, Ayah, Ibu, kemarin Paman dan Bibi Kang menelfonku, menanyakan bagaimana kabarku dan kuliahku, jadi Ayah dan Ibu tidak perlu khawatir lagi, Paman dan Bibi sangat perhatian kepadaku, mereka bahkan akan mengunjungiku minggu depan. Ibu, aku merindukan masakanmu.. Walaupun di rumah aku memasak sendiri tapi tetap saja rasanya tidak sama seperti masakan Ibu, aku yakin Ayah adalah lelaki paling beruntung karena mempunyai istri seperti Ibu.” Perut Chorong berbunyi. “Hahaha Ibu, bahkan perutku sekarang berbunyi karena saking kangennya dengan masakan Ibu. Aku pamit dulu, Ayah, Ibu, Seunghee-ya, aku akan mengunjungi kalian lagi secepatnya.”

Chorong beranjak dari makam ketiga keluarganya, dan mendapati Woohyun berdiri dibelakangnya. “Apa yang kamu lakukan disini?” Chorong tidak menyangka akan bertemu Woohyun disini. Woohyun tetaplah Woohyun yang datang dan pergi sesukanya.

“Aku menjenguk Ibuku.” Woohyun menunjuk salah satu makam yang berada di kananya. “Lalu aku melihatmu, jadi aku menunggumu disini. Lama tidak berjumpa, Chorongie.” Woohyun memamerkan senyum lebarnya.

“Siapa yang mengijinkanmu memanggilku dengan nama itu?”

“Aku! Hahaha sudahlah, aku tau kamu lapar, ayo kita cari makan!” Woohyun semena-mena menarik tangan Chorong.

“Ya! Lepas!” teriak Chorong. “Wae? Bukannya kamu lapar? Aku mau mengajakmu makan. Ada yang salah?” tanya Woohyun polos.

“Yang salah adalah kamu memegang tanganku.” Chorong langsung melepaskan tangannya. “Dan satu lagi, aku tidak mau makan bersamamu.” Chorong hendak meninggalkan Woohyun, tapi Woohyun menahannya, ia melihat Chorong membawa perbekalan. “Oh, kamu membawa bekal makanan? Baiklah, kita cari tempat yang bagus untuk makan kalau begitu!” ujar Woohyun antusias, lagi-lagi tangannya menarik tangan Chorong.

Chorong menghempaskan tangan Woohyun. “Sudah ku bilang jangan memegang tanganku.”

“Kenapa begitu saja kamu marah? Hey! Chorong!” Woohyun sekarang berada di depan Chorong. “Sebegitu bencinya kah kamu sama aku?”

Chorong menghembuskan nafas panjang, menahan emosinya “Aku mohon, Woohyun-ssi, aku tidak mau mengganggu hubungan orang dan aku juga tidak mau disebut sebagai penggoda pacar orang lain. Oke, jadi biarkan aku pergi.”

“Apa? Pacar orang lain? Pacar siapa? Siapa yang punya pacar? Aku? Aku ngga punya pacar.” Woohyun bingung dengan arah pembicaraan Chorong.

“Mwo? Jadi sekarang kamu sedang berakting seolah-olah kamu ga punya pacar? Kalian bahkan baru jadian seminggu yang lalu! Ckckck.”

“Hah? Seminggu yang lalu? Seminggu ini aku tidak masuk dan aku tidak tahu pacar yang kamu maksud..”

Chorong menghembuskan nafas panjang untuk kesekian kalinya, mengambil handphonenya, mencari sesuatu disana dan kemudian menunjukkan kepada Woohyun. Jadi ini yang membuat Chorong mengira aku sudah jadian, pikir Woohyun.

“Oh, jadi karena foto itu? Oke, aku jelaskan, jadi—”

Chorong memotong penjelaskan yang bahkan belum dimulai oleh Woohyun, “Stop! Aku ngga perlu penjelasan apapun, karena aku tidak peduli, oke? Jadi biarkan aku pergi.”

“Aku ngga akan biarin kamu pergi sampe kapanpun.” Woohyun menahan Chorong. “Jadi, waktu festival kemarin ada junior yang menyatakan cinta kepadaku, tapi karena aku sudah jatuh cinta pada satu cewek di depanku yang lagi menekuk mukanya ini, jadi aku menolaknya, tapi dia punya satu permintaan yaitu aku untuk memeluknya, yaudah karena aku orang yang baik jadi aku memeluknya, begitu saja. Tapi tidak disangka ada orang yang mengambil foto saat itu dan membuat seolah-olah kalau aku jadian. Selesai.”

Air muka Chorong berubah ketika mendengar Woohyun berkata “aku sudah jatuh cinta pada satu cewek di depanku yang lagi menekuk mukanya ini”, Chorong tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya, ia merasakan darah menjalar dipipinya, tapi sedetik kemudian Chorong memasang muka datar kembali.

“Yaaa! Mau kemana Chorongie?” begitu mendengar penjelasan Woohyun, Chorong tidak berani menatap cowok itu, bahkan dia tidak tau harus menjawab apa, karena, dia ngga lagi nyatain kan? Dia cuma menjelaskan kejadian waktu itu kan? Lagipula pasti dia bercanda nyelipin kalimat itu. Iya, Park Chorong, sudahlah, lebih baik kamu makan bekalmu saja, tegas Chorong pada dirinya sendiri dan langsung berjalan secepat mungkin yang ia bisa.

“Apa kamu masih marah? Apa ada yang salah dengan kata-kata ku tadi?” ucap Woohyun yang sekarang sudah berada disamping Chorong.

Woohyun menggenggam tangan Chorong lembut. Langkah mereka terhenti. Entah mengapa Chorong kali ini tidak melepaskan genggaman tangan mereka, dan tidak juga berteriak seperti tadi. Otaknya mengatakan untuk melepaskan genggaman tangan Woohyun, tapi tidak dengan hatinya. “Aku rasa tadi kamu ngga menangkap maksud ucapanku. Aku menyukaimu, Chorong.” Ucap Woohyun dengan tulus, menatap teduh pada kedua bola mata Chorong.

“Eh?” hanya itu yang bisa keluar dari mulut Chorong. Dia tidak menyangka Woohyun benar-benar menyukainya, dan dia menyatakannya rasa sukanya disaat Chorong telah putus harapan. Tiba-tiba suara perut Chorong berbunyi, memecah kesunyian diantara mereka.

“Hahaha baiklah, baiklah, ayo kita cari tempat makan.” Woohyun menuntun Chorong ke suatu tempat.

“Hmm, bagaimana, bagus kan? Aku sering kesini setelah menjenguk Ibuku.”

“I-bumu?”

“Iya, Ibuku meninggal dalam kecelakaan pesawat tiga tahun yang lalu.” Jawab Woohyun tenang.

“Ibumu juga—”

“Ah sudahlah, Ibuku sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Dan sekarang aku lapar. Waaah sepertinya enak.” Woohyun mulai membuka satu per satu kotak makan Chorong.

“Y-yaaa! Kenapa kamu membukanya?”

“Bukannya kita mau makan? Karena aku ngga membawa bekal jadi aku makan bekalmu hihihi.”

“Seenaknya saja”

“Hmm kalau begitu, karena kamu belum menjawab pertanyaanku tadi.. Kalau kamu membolehkan aku memakannya, berarti aku menjadi pacarmu, tapi kalau kamu tidak membolehkannya, kamu menolakku.”

Chorong membulatkan matanya. Bukannya Woohyun tidak mau memberi waktu untuk Chorong memikirkan jawabannya, tapi dia sudah tau kalau Chorong pasti menerimanya. Woohyun menyadari sikap Chorong yang berubah kikuk, mukanya yang memerah, dan juga Chorong yang tidak sanggup menatap matanya.

Woohyun tersenyum ketika Chorong menggeser kotak makan kearahnya, dengan kepala tertunduk, pasti mukanya sangat merah sekarang, ah imut sekali pacarku.

“Gomawo Chorongie.”

“O-oh? Nde..”

“Oppa, panggil aku oppa.”

“Oppa, Woohyun oppa.” Kali ini Chorong berani matap Woohyun untuk yang pertama kalinya, sejak penjelasan Woohyun yang bermakna ganda tadi.

“Aigoo, imut sekali pacarku.” Woohyun mencubit pipi Chorong ringan.

“Yaaa! Jangan sembarangan menyentuhku.” Chorong sudah kembali ke dirinya lagi.

“Arra, arra. Aku mau disuapi.” Woohyun mengeluarkan jurus aegyonya.

”Ngga mau! Makan sendiri. Yasudah kalau ngga mau.”

“Chorongie…”

Shirreo!”

“Cho—” Chorong memasukkan satu potong kimbap ke mulut Woohyun. Woohyun tersenyum puas.

 

THE END

 


Huwaaaa huwaaaa jadi juga cerita ini di publish disini wkwkw tadinya berniat dibiarin aja di dalem laptop xD Maafkan dengan segala ke-cheesy-an di cerita ini, serius, ga bermaksud hihihi :D Thanks thanks for reading~

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Alvin_19 #1
Chapter 2: Yaaa... Mesra bgt deh... Woorong!!!! Daebakk!!!