Prologue

Cypher
Hari ini, tanggal sepuluh Januari, bertempat di apartmentku kawasan Cheongdam-dong, aku sedang duduk di ranjang memangku laptop dengan penampilan yang berantakan. Kantung mataku berlipat-lipat, entah karena kurang tidur atau efek menangis semalaman selama sepuluh hari berturut-turut, atau keduanya. Dengan mengenakan kaus oblong dan celana pendek yang sudah kusut, rasanya semakin membuatku tampak menyedihkan. Mungkin kalian juga pernah mengalami hari yang sama sepertiku, hari dimana kalian terlalu malas untuk beranjak dari tempat tidur, ketika kalian sedang patah hati.
 
Hari ini, tanggal sepuluh Januari, aku ingin berbagi kisahku kepada kalian. Tapi janji ya, jangan tertawa saat kalian tahu seperti apa aku ketika benar-benar jatuh pada seseorang. Karena kadang, kurasa, itu sedikit memalukan. Oh, ya.. namaku Hanjun Lee, tahun ini usiaku menuju seperempat abad. Pria libra yang memiliki hobi duduk tenang dan melihat-lihat kehidupan diluar sana melalui jendela kamar ketika sedang capek. Aku selalu terseyum, bahkan ketika sedang marah. Tinggiku diatas seratus delapan puluh senti, banyak orang yang bilang aku tampan dan memesona, okay... ini kata orang, bukan pendapatku sendiri –aku bukan penganut paham narsisme.
 
Aku menyukai wanita cantik dan lembut. Aku adalah orang yang mudah merasa canggung apabila bertemu dengan orang baru dan tidak terlalu pandai mengakrabkan diri. Karena itulah, biasanya aku memiliki kekasih dari kalangan teman sendiri. Terakhir kali aku jatuh cinta, bukan sosok wanita cantik yang berhasil memikatku, melainkan seorang pria. Oh ayolah.. jangan memasang mimik kaget seperti itu, aku tahu ini mengejutkan. Tapi, aku yakin dua ratus persen jika kalian bertemu dengannya, kalian juga akan menyukainya tanpa peduli apa jenis kelaminnya.
 
Berawal dari perayaan ulang tahun hoobaeku dipertengahan tahun 2013, aku bertemu dan berkenalan dengannya.
 
“Eo.. hyung! Kenalin, nih, Jinseok.”
 
Aku masih ingat betul bagaimana cara kami bertemu. Awalnya Kibum, hoobaeku, yang kala itu merayakan ulang tahun ke delapan belas, datang menghampiriku bersama teman sekelasnya semasa sekolah menengah pertama, Jinseok Chae namanya. Saat itu, untuk pertama kalinya, aku tidak merasa canggung saat berbincang dengan orang yang baru kukenal. Dia benar-benar sosok yang hangat dan pandai bersosialisasi. Berbanding terbalik denganku, bukan?
 
Karena sifatnya yang menyenangkan itulah akhirnya kami saling bertukar ID Kakaotalk untuk tetap berhubungan. Dan kisah kami dimulai dari situ...
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet