last Bouquet

Description

Aku kembali memunguti helai demi helai rambutku yang tertinggal di atas bantal .

Jika kuhitung mungkin sudah ribuan kali rambut rambut itu menjauhiku .

Aku menghela nafas ,dalam fikiranku hanya satu hal ..

Bagaimana kalau ia sedih jika melihat rambut rambut yang selalu ia suka perlahan lahan berjatuhan dari kulit kepalaku .

Aku ingat dulu sebelum rambutku masih kuat kau selalu memuji mereka

Kau mengatakan rambutku indah ,lembut dan kau senang sekali mengusaknya .

Usapanmu membuat debaran lain dalam hatiku lalu wajahku akan memerah dan kau akan menggodaku .

Aku sudah tidak begitu ingat sejak kapan mereka mulai menghianatiku .

Yang masih terngiang jelas saat aku merasa pusing beberapa hari ,namun aku tidak begitu perduli karena aku pikir

Mungkin aku hanya stress .

Namun hari itu pusingnya berbeda hongga sesuatu berbau anyir tiba tiba mengucur deras lewat hidungku dan aku tidak ingat apapun .

 

Ah ,aku masih begitu ingat wajah panikmu saat kau tiba di rumah sakit siang itu wajahmu pucat keringat mengucur deras

Dan pakaianmu kacau .

Kau membelai wajahku lembut nafasmu tersengal dan mengecup keningku lembut .

Dan berbisik .

“aku mengkhawatirkanmu baek”

 

Aku berpikir jika semuanya akan baik baik saja .

Namun ternyata dugaanku salah ....

Takdir berkata lain .

Aku pikir hari itu terakhir aku merasakan cairan merah itu keluar lewat hidungku .

Ternyata hampir setiap aku kelelahan hal itu selalu terjadi .

Aku membuatnya sedih .

Dia sering bolos kuliah hanya untuk menungguku di rumah sakit .

Dia sering lupa makan hanya sekadar memastikan aku sudah makan .

Dia meluangkan waktu di tengah jam jam kuliahnya untuk menelponku memastikan apakah aku sudah minum obat .

Dia terlalu baik ....

 

 

Sudah 2 bulan rumah sakit menjadi rumah utamaku ..

Setiap hari dia selalu datang dan akan pulang setelah memastikan aku sudah tertidur .

Dia bahkan rela tidur di sofa sekadar menemaniku agar aku tidak kesepian ..

Aku beruntung memilikinya ...

 

Aku kadang sedih ketika melihat pantulan diriku di cermin .

Wajahku kian pucat ..tapi kau selalu memujiku jika wajahku selalu cantik ..

Pipiku kian tirus dan kepalaku perlahan mulai botak

Tapi kau bilang “apa perlu aku botak juga agar kita sama

Jadi kita sama sama botak “

Aku terharu mendengar perktaanmu

Kau yang perduli

Kau yang mencintaiku .....

 

 

 

 Hari ini darah segar itu keluar lewat hidungku lagi .

Aku bingung bagaimana membersihkanya .

Kuambil sebuah tisu ..

Aku sadar jika terlalu banyak tisue yang kugunakan maka dia chanyeol akan curiga dia pasti akan sedih .

Aku tidak ingin dia sedih ..

Hingga sebuah ide muncul .

Aku melipat tisue yang bernoda darah tadi kedalam .

Berusaha sebisa mungkin menutupi noda itu ,hingga berbentuk seperti bunga .

Aku tersenyum kecil ..aku juga meminta sebuah lidi hanya untuk sebagai tangkainya kepada perawat disana .

.....dan sejak saat itu aku selalu menggunakan cara itu untuk menutupi hal itu .

Hampir setiap hari aku membuat bunga dari tisue yang bernoda darah itu ..

Setiap hari cairan merah itu keluar ..

Dan saat diamana ia datang dia akan tersenyum lembut

Lalu aku kan menyerahkan tangkai bunga buatanku dan berkata “ bunga spesial untuk yeollie ku”

Dan kau akan berkata “ kau membuatnya lagi chagiya “

Setelahnya kau mencubit pipiku gemas ...

Dan aku pun ikut tersenyum seakan tidak terjadi sesuatu ..

Beginilah hidupku ..

Penuh dengan kebohongan ...

Sandiwara ..

Tapi asalkan dia tidak sedih asalkan dia tetap disampingku

Dia harus tetap bahagia ....

Aku tersenyum hambar kala ia berkata jika kondisiku mulai membaik ..

Yeollie aku akan tetap baik baik saja untukmu

Tak perduli berapa lama lagi Tuhan memberiku kehidupan

Aku tetap akan mencintaimu ...

Saranghaee

Comments

You must be logged in to comment
nightStar
#1
congrats :)
elliptical #2
congrats x