Pollaroid Girl

Description

Chanyeol merasa hidupnya begitu berantakan begitu sosok yang bernama Kris Wu hadir dalam hidupnya.

Mengambil semua milik chanyeol. . .

Kris merebut sebagian peggemarnya, ya karena kris itu tampan dan memiliki wajah eropa-oriental

Kris merebut posisi ketua tim basket miliknya, ya karena kris mantan atlit basket saat masih Junior high school

Kris merebut peringkat 1 ranking kelas yang tadinya milik chanyeol, ya karena kris itu sangat pintar sekaligus jenius

Chanyeol benci mengakuinya dan semakin membenci kris saat satu per satu kehidupan indahnya dihancurkan oleh pria blasteran itu.

Tapi chanyeol tak tahu, apakah ia harus senang atau membenci fakta kalau kris juga telah mengambil salah seorang sesaeng fans’nya yang selama ini ingin chanyeol singkirkan.

Haruskah chanyeol senang karena hidupnya tak akan terganggu? Atau haruskah Chanyeol sedih saat sosok mungil itu tidak lagi mengganggunya dan membuat harinya berantakan dengan kamera polaroidnya?

Foreword

.

.

“Kau kenapa hyung?” chanyeol menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri seolah tengah mencari sesuatu, membuat teman satu geng’nya menatapnya heran. Ada apa?

“Entahlah, seperti ada yang salah” chanyeol masih dengan pose berfikirnya, berusaha mengingat apa yang kira-kira kurang “Hun, kau merubah posisi benda di ruangan ini?” chanyeol memperhatikan sekitar, apa posisi barang-barang disini bergeser?

“No hyung, seperti kurang kerjaan saja” sehun mendudukan diri di sebelah chanyeol, mengeluarkan smartphone putih miliknya

“Hyung, ini tidak seperti dirimu. Kau tahu? Belakangan ini kau bertingkah aneh dan lebih terlihat seperti orang depresi” seseorang pria berkulit tan berjalan menghampiri chanyeol yang masih mengedarkan pandangannya, entah mencari apa.

“Tutup mulutmu hitam!” balas chanyeol sengit, merasa tersindir dengan ucapan adik kelas sekaligus sahabatnya itu.

“Hell hyung, aku bicara fakta!” balasnya tidak terima “Lagipula ini namanya tan, bukan hitam” pria itu –jongin- menunjuk lengannya tidak terima.

“Aku lapar, kalian mau ikut?” ah chanyeol baru ingat, dia lupa sarapan pagi ini. Apa perasaannya tidak tenang karena lupa sarapan? Entahlah

“Aku baru dari kantin hyung” jongin mendudukan pantatnya tepat di sebelah sehun, kursi yang di duduki chanyeol tadi

“Aku tidak lapar” sehun ikut menjawab dengan mata masih terfokus pada smartphone miliknya.

“Baiklah”

.

.

“Baek, kau serius berhenti mengikuti chanyeol?” chanyeol menghentikan langkahnya ketika melewati ruang music, mendengar namanya disebut-sebut. Merasa penasaran, chanyeol berjalan mendekati pintu yang tadi di lewatinya. Mugkin sedikit menguping tak apa, lagipula mereka sedang membicarakan dirinya.

“Iya, serius lulu” chanyeol melihat dua orang gadis mungil sedang duduk berhadapan di sebelah piano. Matanya memicing, merasa mengenal salah satu dari dua gadis tersebut.

“Baekhyun, kau serius?” tanya seorang gadis dengan rambut kuncir kuda kepada si gadis berambut pendek sebahu

“Iya luhan iya! Apa aku terlihat main-main?” balas gadis berambut pendek itu, mempoutkan bibir pink mungilnya. Sementara chanyeol masih berusaha megingat gadis tersebut, sepertinya pernah liat.

“tidak sih”

“Aku bahkan sudah membakar hampir seluruh potonya yang ada di kamarku” ucapnya bangga, membuat chanyeol yang masih berdiri di depan pintu itu menganga, foto?

‘si stalker rupanya’ ucapnya bangga saat berhasil mengingat siapa gadis berambut pendek sebahu di dalam sana

“Baek, itu serius? Maksudku, bukannya kau sudah mengumpulkan foto-foto itu dari Junior High School? Sudah 3 tahun kan? dan kau membakarnya begitu saja?” tanya gadis berambut kuncir itu, mengguncang bahu baekhyun berusaha menyadarkan baekhyun yang sepertinya sedang dalam mode frustasi

“Iya lulu, bahkan abunya sudah aku letakkan dalam toples” ucapnya antusias, membuat gadis berkuncir kuda –luhan- menatapnya antara percaya-tidak-percaya

“Seperti abu orang meninggal saja” celetuk luhan tiba-tiba

“Iya, perasaanku padanya yang meninggal lulu” gadis itu tiba-tiba terlihat lemas saat mengatakannya, sementara lulu hanya mengusap bahunya. Gestur seorang sahabat menenangkan sahabatnya yang sedang galau berat.

Sementara chanyeol sudah merinding sendiri di depan pintu, membayangkan kalau –ternyata- gadis itu sudah menguntitnya sejak lama(hell 3 tahun!) dan chanyeol baru sadar akan keberadaannya beberapa bulan terakhir.

“Sudahlah, lagipula kris lebih tampan daripada chanyeol-chnayeol itu! Lebih baik kau jadi fansnya saja” chanyeol kembali menganga melihat adegan drama di depannya

“Kau benar lulu, kris oppa bahkan lebih tampan dari chanyeol si telinga lebar itu. Bahkan aku saja heran melihat namja sudah sebesar itu masih mengikuti ibunya kemana-mana” kemudian tawa mereka pecah, tanpa menyadari objek yang mereka tertawakan sedang berdiri di depan pintu dengan wajah tertekuk, mata memicing kesal dan mengeluarkan api imaginer yang membalut tubunya.

.

.

“Chanyeol?” chanyeol menoleh saat seseorang memanggil namanya, sedikit membungkuk hormat saat menyadari yang memanggilnya adalah sunbaenya Choi Minho.

“ada apa sunbae?”

“Pelatih choi memanggilmu, kau disuruh mengahadap ke stadion” namja jangkung bernama minho itu menepuk bahu chanyeol, berjalan melewati chanyeol. Melambaikan tangannya pada gadis dengan lesung pipi di belakang chanyeol. Membuat chanyeol yang ingin melontarkan pertanyaan terpksa menelannya kembali.

Sementara chanyeol hanya mengedikkan bahu tak peduli dengan tingkah sunbaenya yang memang terkenal suka aneh-aneh itu.

.

.

Sehun mengernyit saat melihat sahabat-hyung nya berjalan memasuki markas mereka dengan wajah tertekuk menyeramkan. Apa yang salah? Apa menu di kantin tidak enak?

“Ssttt, hitam. Chanyeol hyung kenapa?” sehun berbisik sepelan mungkin pada sahabat hitamnya yang masih seru membaca majalah di sebelahnya.

“Sialan kau albino!” seru jongin protes saat lagi-lagi ada yang mengatainya hitam ‘Demi tuhan! Kulitku eksotis bukan hitam!’ seolah berusaha mengatakan hal itu pada sehun lewat tatapan tajamnya.

“Sehun bertanya, katanya ‘ada apa dengannya’ hyung?” ucap kau polos dan kembali focus pada majalah di depannya

“Aku ingin membunuh seseorag!” ucap chanyeol dingin melemparkan pisau yang tadi digunakan sehun untuk mengupas apel ke papan sasaran di sudut ruangan

Menimbulkan suara ‘sleb’ yang sangat kentara saat pisau itu menusuk papan sasaran itu dan menancap dengan apik disana.

Sehun dan jongin saling melempar tatapan ngeri. Ada apa ini?

“Aku baru saja mendengar kabar bahagia tadi saat sesaeng gila itu berhenti mengikutiku, dan tiba-tiba Choi tua bangka itu mengumumkan kalau aku dan Kris –sialan- itu harus bertanding untuk memperebutkan posisi ketua tim basket yang sebentar lagi akan ditinggalkan minho sunbae! Tak habis fikir, padahal aku sudah mengikuti klub itu dua tahun, dan sekarang aku harus berebut posisi dengan orang yang bahkan belum genap sebulan bergabung! Tidakkah itu terdengar konyol?!”

Sehun dan jongin kembali saling melempar pandang ‘woow chanyeol hyung berbicara panjang lebar’

“Lalu masalahnya dimana hyung? Bukankah cuma mengalahkan bule itu saja?” sahut jongin enteng

‘huh?’ chanyeol memiringkan kepalanya. Kenapa ia berfikir sangat rumit? Kenapa kesannya ia takut dikalahkan oleh Kris?

“Kau benar! Jabatan itu milikku!” chanyeol tersenyum penuh kemenangan, berdiri dan kembali melangkah keluar ruangan.

 

=TBC? END?

RNR. . . . .

pleaseee review :') satu komen sangat berarti, plissss don't be silent reader :*

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet