one

Envelope
Please Subscribe to read the full chapter

Oh Sehun sedang dalam perjalanan pulang dari sekolahnya, awalnya semua terasa membosankan meskipun dia ditemani oleh ocehan Isabell teman masa kecilnya yang riang dan gemar makan itu. Hening menyapa mereka berdua , melewati Big Ben yang berdiri dengan megah, jam besar itu sejak dulu menarik perhatian Sehun dan keuntungan baginya karena dapat melihat bangunan itu dengan leluasa.

“Hey, ada waktu main ke rumah tidak?”

Sehun mengangkat bahu.

“Oh ayolah! Ada apa dengan mu? Biasanya kau paling bersemangat di antara aku dan Norway”

Isabell kelihatan kesal.

Yang benar saja? Dia tidak pernah semangat untuk kegiatan seperti itu.

“Aku sedang tidak ada mood”

“Hah, yang benar saja! Mana ada Sehun punya mood”

Mereka berpisah di perempatan. Sehun tinggal di daerah pinggiran kota London, meskipun sekolahnya jauh sekali dari rumah, dia tetap ingin sekolah di sana. Kenapa? Karena sekolah itu satu-satunya sekolah terbaik dan menjamin masa depannya meskipun dia harus naik bus 2 kali setelah mengambil jalan bagian perempatan sebelah kiri.

Setelah turun dari bis terakhir, Sehun segera berjalan cepat melewati kebun kecil milik tetangga sebelahnya keluarga Lu. Mereka baru pindah sekitar 2 minggu yang lalu dan termasuk golongan keluarga kaya dan harmonis, sesekali dia iri pada Luhan anak satu-satunya dikeluarga Lu. Luhan itu pindahan dari China, wajahnya tidak terlalu oriental dan umurnya lebih tua dari Sehun 4 tahun. Orangnya pendiam, anti sosial dan tidak pernah bicara di depan orang bahkan keluarganya. Sehun baru sekali bertemu dengan Luhan dan dia sedikit merasa lega. Lagi pula apa yang mau dibicarakan?

“Sehun! Ayo masuk, aku membuat kue jahe kesukaan mu!” Nyonya Lu memanggilnya dari depan rumah keluarga Lu.

“Terimakasih Bibi Lu, tapi aku harus segera pulang. Sebentar lagi ibu pulang” Sehun tersenyum canggung lalu pamit pulang. Sayup-sayup ia masih mendengar suara bibi lu yang memanggil Luhan untuk keluar.

Tepat di samping rumah keluarga Lu disitulah rumah Sehun, rumahnya tidak sebesar milik keluarga Lu. Hanya saja rumahnya cukup untuk dia , orangtuanya dan Jongin kakaknya.Baru ingin membuka gerbang, suara pintu dibuka membuatnya kaget. Sehun melihat ke depan pintu yang terbuka dan menampakan kakaknya Jongin yang sudah berpakaian rapi.

“Jongin, mau kemana?” Sehun menghampiri kakanya yang sedang menali sepatu sebelah kirinya.

“Panggil aku kakak bocah!” Jongin meli

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 3: haduuh....jdi penasaran sendiri sama si pengirim...pengirimnya bukan luhan kan ya??
keyhobbs
#2
Chapter 2: hai,i'm new reader here haduh...siapa ya pengirimnya??eh ngomong2 ada negara Norwegia d sebut, pas baca fanfic ini jd berasa baca novel dunia sophie, hehe keep writing ya??d tunggu bnget kelanjutannya pokoknya^^
sehapark #3
Chapter 1: waaaaahhh, aku bacanya juga jadi setegang sehung baca suratnya. kayaknya mulai bisa ditebak siapa pengirim surat itu, hmmm luhankah? /aku sok tahu haha / bikin penasaran banget, gak sabar di chapter selanjutnya. Fighting authornim~
sehapark #4
omg i love mystery and fantasy fanfic. ini bikin penasaran abis setelah baca forewordnya. di lanjut ya author-nim :--D