1/1

# Driving Me Crazy
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

kek hari jadi itu aku pandang lama , aku rindu dia . hanya tuhan sahaja tahu betapa aku rindu wooshin , aku rindu dia sangat tetapi aku hanya manusia biasa , aku tidak boleh menghidupkan manusia yang sudah mati . betul , dia sudah pergi buat selama - lamanya dan sudah 2 tahun berlalu sejak dia mungkiri janji bahawa dia akan bersama dengan aku selama - lamanya . aku masih lagi berdiri di sini , di hadapan sungai han pada jam 12 malam tepat untuk menyambut hari ulang tahun dia , aku masih lagi menunggu dia . aku menyesal kerana semasa dia masih hidup , aku asyik sibuk dengan kerja dan belajar sehingga mengabaikan dia . mesti rasa sakit bukan ? mesti sakit sangat apabila seseorang yang kita cintai abaikan kita begitu sahaja .

" happy birthday ? happy birthday ? happy birthday ? " nafas aku mula menjadi berat apabila mendengar suara itu , suara yang buat jantung aku berdebar selama ini , suara milik wooshin . dengan harapan yang tinggi berharap bahawa itu ialah wooshin , aku memandang belakang dan wooshin . adakah betul dia wooshin yang aku kenal ? adakah dia wooshin ? mata aku mula berkaca sambil memandang lelaki yang berdiri di hadapan aku . kek yang dipegang itu jatuh , air mata mula bercucuran keluar sebelum aku memeluk wooseok dengan erat . mengapa aku terasa seperti aku sedang bermimpi di siang hari ? tolong sesiapa beritahu aku yang ini bukan mimpi .

" rindu aku sangat , eh ? aku tahu kau rindu aku " wooshin tergelak kecil , rambut aku yang berwarna coklat itu diusap perlahan . hanya tuhan sahaja yang tahu betapa aku rindu sangat dengan sentuhan hangat woohin . aku mula menangis teresak - esak , beban yang berat yang aku pikul selama ini akhirnya aku lepaskan juga . rasa rindu aku kepada wooshin akhirnya terubat apabila aku dapat berada di dalam pelukan lelaki ini lagi . " aku minta maaf , aku minta maaf sebab aku abaikan kau selama ini " getus aku perlahan diiringi dengan sedu . sekali lagi , wooshin tergelak kecil melihat kerenah aku yang seperti kanak - kanak . air mata yang tersisi itu dilap perlahan oleh wooshin menggunakan ibu jarinya . " kau abaikan aku ? oh please , aku rasa aku yang abaikan kau " wooshin tergelak besar , pipi dia akhirnya menjadi mangsa penyepit ketam aku .

" sakit ! sakit ! sakit ! bagi ubat sekarang " wooshin mencebik , faham dengan apa yang dimaksudkan , aku terus mencium kedua - dua belah pipi wooshin sambil tersenyum nipis . " wooshin , aku minta maaf sebab terlepas kek hari jadi kau jadi kau mahu makan apa ? aku belanja ! " wooshin mengangguk laju , wooshin dengan cepat menuding jari ke arah gerai - gerai yang menjual pelbagai jenis makanan sebelum menggenggam jari - jemari aku dengan erat . " jom ? " soal wooshin perlahan . " jom , jangan makan banyak sangat sebab nanti kau akan bertambah gemuk " aku tergelak besar , seronok juga mengusik wooshin kadang - kadang .

" ahjumma , dua set kimchi jigae dan dua botol soju " pesan wooshin sambil kami berdua mencari tempat duduk . kelihatan masih banyak lagi orang yang datang ke sungai han pada lewat malam , mahu menenangkan diri mungkin ? aku masih lagi tidak boleh melarikan anak mata aku dari wooshin , mengapa aku sangat sayangkan dia ? aku rasa seperti , lebih kuat usaha aku untuk melupakan dia , lebih kuat rasa cinta aku untuk dia . wooshin tersenyum nipis sambil bermain dengan jari - jemari aku yang pucat , aku hanya memandang dia dan terus memandang dia . aku ingin mengamati wajah dia satu persatu supaya wajah dia tidak akan hilang dari minda aku . i love you , so much , too much .

" kenapa tengok aku macam esok aku akan mati hmm ? " soal wooshin sambil mengukirkan senyuman sinis ala - ala gedik . dahi wooshin dijentik kuat , aku rasa dia menjadi semakin nakal dan gedik sebab sudah lama dia tidak makan penyepit ketam dan jentikan berbisa oleh aku . merungut , dia mula merungut seperti kanak - kanak , aku hanya mampu tergelak kecil melihat dia sebelum menggosok perlahan dahi dia yang mula memerah itu . " chu ! gotcha ! " satu kucupan yang cepat tetapi membawa makna untuk aku . aku tahu yang dia lebih pandai dan pro dalam bab - bab ini , pipi aku mula merona merah , kaki wooshin ditendang perlahan . " ouch , kaki aku sudah patah sekarang " lakonan murahan wooshin mula terserlah sekarang , akhirnya gelak tawa mula memecah kesunyian antara kami berdua .

" dua set kimchi jigae dan dua botol soju " makanan itu diletakkan dengan berhati - hati di atas meja . wooshin memandang aku dengan senyuman lebar , membawa maksud yang dia akan mula makan . aku terus mengangguk sambil menghulurkan sepasang chopstick untuk dia . sunyi , kami berdua hanya makan tanpa berkata apa - apa , wooshin lapar sangat mungkin ? aku hanya minum soju satu cawan sambil memandang dia makan , comel . sudah dua tahun aku tidak dapat melihat wajah wooshin semasa makan dan aku harap ini bukan mimpi atau hanya khayalan aku .

" kenapa kau tak makan ? kau demam ? " wooshin berhenti mengunyah , dia memandang aku dengan sebuah senyuman yang selalu diberikan apabila dia sedang makan . " demam ? aku sihat dan aku masih lagi boleh kejar kau " aku tergelak kecil , wooshin menggeleng - gelengkan kepala kemudian menyambung waktu bahagia dia bersama makanan . cemburu ? no way , hanya makanan okay . soju dituangkan ke dalam cawan lagi , aku meneguk secawan soju itu dengan satu tegukan , mata aku mula berkaca . mengapa aku rasa pedih sangat , adakah ini kerana tindak balas alkohol ataupun disebabkan aku terlalu gembira hari ini ? wooshin menatap wajah aku lama , dia tahu yang aku akan jadi begini bila minum alkohol , dia tahu yang aku akan menjadi jujur bila minum alkohol , dia tahu tenta

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet