Chapter 1

Night Visitor ( The Bad Boy Magnet )

Within 24 Hours

Part 1

 

Aku percaya pada nasib baik. Juga percaya bahwa takdir itu tidak akan berubah dalam 24 jam. Tapi untuk pertama kalinya, dengan mata kepalaku sendiri aku melihat perubahan itu terjadi. Only within 24 hours sejak aku menjejakkan kaki di tempat ini. Apa yang kulihat dihadapanku benar-benar membuatku terpana .

Aku tidak tahan lagi

Chaos terjadi di aula besar itu. Suaraku menggema, mendiamkan ratusan mulut di dalamnya. Lalu ada sirine ambulans, ada sepatu melayang . . . orang pingsan dan all hell broke loose!

1 hari sebelum insiden

            “ You Fine ? “ aku menggerakkan jempol kaki kananku. Mengangguk, sambil mencoba menyungging senyum sealami mungkin. Kesebelas.  ini kesebelas kali menurut jariku, bibi Liza ngomong ‘you fine‘.  Kekhawatirannya mungkin sedikit berlebihan. Tapi aku mencoba mengerti. i’m new to this city. Dia freak-out sedikit -kebanyakan- memang beralasan. Orang baru di kota baru, Rumah baru, Sendirian, Anak gadis, dan Jauh dari keluarga, Sudah lebih dari cukup untuk memunculkan imajinasi-imajinasi liar di kepalanya.

            “ Tidak mau tinggal sama bibi aja ? “ dan masih persistent. Bibi tidak menyerah membujukku dan sebagai keponakan yang baik, aku menggelengkan kepalaku. No offense, tapi prospek untuk tinggal bersama putri tirinya, yang sangat tidak menyenangkan itu by the way, selama 4 tahun membuatku meringis. Belajar COC lebih baik dari pada itu.

            “ Tapi, Kee- “

            “ I’m fine Aunty “ aku memotongnya sebelum ia memulai ceramahnya lagi. “ Rumah ini nyaman dan dekat kampus. Ini cukup. “

            Bibi liza memandangiku sebentar, sebelum akhirnya menghela nafas panjang. Itu seharusnya menjadi penanda persetujuan. Dia melepaskan koperku yang sedari dipegangnya dan meraih tanganku.

            “ Oke. Bibi setuju untuk kali ini. Tapi, kalau sampai bibi dengar kamu ada masalah disini, saat itu juga bibi akan datang dan menjemput kamu. Agree ? “ Ia mencari persetujuan dimataku. Aku meletakkan tanganku diatas tangannya. 

            “ Mmmmh. Agree. “

 

            _____________________________________________________________________

 

            Jadi, ini aku. Berdiri sambil bertolak pinggang, dengan masker yang menggantung malas di leherku. Sesaat setelah bibi Liza pergi. Aku memutuskan untuk mulai unpacking dan mendekorasi ulang rumah kecilku ini. Well, ketika aku bilang kecil, memang benar-benar kecil. Meskipun berlantai dua, dibanding rumah-rumah yang lain di sekitar sini, ini seperti rumah anjing. Tapi karena rumah ini sangat keren ( pemiliknya adalah seorang arsitek) akhirnya pilihanku jatuh ke Mini house ini. Satu kamar tidur dan balkon di lantai dua ( tanpa dinding, aku bisa melihat seisi rumah dari ranjangku ) , kamar mandi, satu dapur dan satu ruang buat tepar, maksudku ruang tamu yang merangkap studio dan malas-malasan di lantai satu ( lagi-lagi tanpa dinding pembatas antar ruang), dengan nuansa natural ( banyak furniture menggunakan kayu dan interior batu alam ). Aku sangat yakin akan menikmati hari-hari disini. Hari yang damai tanpa gangguan, hanya ada aku, Nemo-chan dan suara jangkrik. Pasti akan sangat menyenangkan. Ya, sangat menyenangkan . . .

Dan andai saja aku tahu bahwa persepsi takdir tentang 'menyenangkan' berbeda denganku, aku pasti akan keluar dari rumah ini sebelum terlambat, tapi sayang, semuanya sudah terlambat . . .

24 jam penentu hidupku, sudah dimulai sejak malam itu. Sejak angin menghempas masuk pintu balkon yang lupa ku kunci, membuatku merinding dan meringkuk semakin dalam dibalik selimut, dan sejak hentakan kaki itu memaksaku membuka kedua mata dengan perasaan was-was, aku tahu, semuanya sudah terlambat !

 


First Chap, hehe, thanks to SungJeJin. karena sudah subcribe dan sabar menanti chapter yang pendek ini.

semoga cukup sebagai pengganjal sebelum chapter selanjutnya keluar.

semoga suka !

                                                             

           

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet