Because It's You

Please Subscribe to read further chapters

Description

▷ Prologue

 

Kau terbangun ketika mendengar suara ketukan dari pintu utama rumahmu. Tak biasanya malam-malam begini ada orang bertamu, apalagi dengan cara kasar seperti itu.

Kau duduk sejenak, mengembalikan rohmu yang tadinya berjalan-jalan mengelilingi dunia melalui dunia mimpi. Setelahnya kau pun melangkahkan kakimu menuju pintu utama.

Kau buka pintu rumahmu perlahan. Dan tampaklah 3 orang pria bertubuh kekar di sana. Kau yang tidak mengerti apapun hanya memberikan pandangan polos kepada mereka, sedangkan mereka menatapmu tajam.

"Permisi, ada apa ini?" Tanyamu.

"Kau ikut kami sekarang." Ujar salah seorang dari mereka. Kau memelototkan matamu.

"Jangan bercanda, tuan! Sebaiknya Anda semua pergi dari rumah kami dan mencari rumah lain untuk bermain!" Serumu, membanting pintu sekeras mungkin tepat di hadapan mereka.

Kau berlari menuju kamarmu, mengemasi bajumu. Kau berniat melarikan diri karena kau tahu pintu itu tak cukup kokoh untuk melindungimu dari tiga pria bertubuh kekar seperti mereka. 

Melalui pintu belakang, pelan tapi pasti kau membukanya. Berharap bahwa salah satu pria itu atau mungkin mereka tidak akan mengetahui pintu ini. Namun sialnya mereka telah berpencar, menjaga masing-masing pintu yang terdapat di rumah sederhanamu sehingga kau terkepung.

Saat hendak menutup pintu lagi, pria itu telah menyadari keberadaanmu sehingga ia langsung mengambil tindakan dengan membekapmu. Aroma menyengat dari sapu tangan tersebut perlahan membuatmu tak sadarkan diri meskipun kau telah berusaha keras agar tak menghirup aromanya.

"Yah, aku mendapatkan! Cepat! Kita harus segera menyerahkan dia pada tuan besar!" Pria itu mengucapkan kata terakhir sebelum akhirnya seluruh pandanganmu mengabur menjadi hitam.

 

"Hyeong, aku tidak mau." Tolak seorang anak laki-laki kepada anak laki-laki lainnya. Pipinya dikembungkan sebagai tanda bahwa ia tidak menginginkan sesuatu.

"Kau pasti menyukainya. Hyeong dengar hadiah Abeoji sangat istimewa." Anak laki-laki yang berusia lebih tua menepuk pundaknya. Meyakinkannya bahwa kali ini Abeoji mereka benar-benar akan memberikan hadiah yang istimewa.

"Tapi bagaimana kalau.." Sebelum Jungkook -anak yang lebih muda- menyelesaikan kalimatnya, Jimin sudah memotongnya.

"Kau pasti suka." Potong Jimin sembari menatap adiknya.

"Ya, ya, terserah saja." Ujar Jungkook dengan wajah kesal kemudian beranjak pergi dari tempat ia duduk sebelumnya.

Jimin menggelengkan kepalanya melihat tingkah kekanakan adiknya. Dia sudah biasa menerima penolakan apabila Abeoji mereka memintanya memberi hadiah pada Jungkook. Adiknya yang satu itu tidak pernah menyukai hadiah apapun. Bahkan mobil termahal di Korea pun ia tak mau.

Jungkook hanya ingin ia dan Jimin bisa terus bersama sebagai kakak adik. Dia tak ingin hubungan persaudaraan mereka rusak hanya karena hal kecil, termasuk hadiah. Dia tak ingin Hyeong-nya menganggap bahwa dirinya yang dipentingkan dan kemudian menjauhinya.

"Dasar aneh." Gumam Jimin sembari berjalan menyusul Jungkook masuk kedalam rumah mereka.

Foreword

AN : Hi, guys. Sebenernya ini fanfic mau dibuat English langsung, but because I'm lazy, so dibuat dalam Indonesia dulu. Akan dibuat Englishnya ASAP.

Semoga kalian suka dengan ff abal-abal semacam ini.

Feel free to comment, surcribe, or anything!

See you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet