PART 7 : THE ROSE AND THE THORN ARE LINKED TOGETHER

SOMETHING BORROWED

THE ROSE AND THE THORN, AND SORROW AND GLADNESS ARE LINKED TOGETHER (Saadi)

Cherryl duduk dengan wajah sudah bersimbah tangis menunggu pesawat yang dikendarainya mendarat dengan selamat, sementara disampingnya, Luhan nampak pucat pasi dan hanya terus menggenggam jemari Cherryl lebih kuat. Merasakan genggaman tangan Luhan terus mengerat, Cherryl menoleh dan kemudian hatinya nelangsa, dipeluknya lengan Luhan.

“Ibu akan baik-baik saja, oppa.” Bisik Cherryl lembut, menyembunyikan tangisnya sendiri. Luhan menoleh dan mencium puncak kepala Cherryl, dia selalu menemukan ketenangan disana. Dua jam yang lalu Cherryl dan Luhan sama-sama mendapatkan telepon dari ponsel ibu Luhan, tepatnya seorang dokter dari ruang Gawat Darurat yang menghubungi keduanya. Ibu Luhan ditemukan tak sadarkan diri oleh seorang dokter muda yang berada di toilet yang sama dengannya.

Maka tanpa banyak berpikir, Luhan dan Cherryl langsung kembali ke Beijing untuk memastikan keadaan ibu Luhan. Sementara itu ayah Luhan tengah berada di Belgia sedang menunggu penerbangan tercepat menuju ke Beijing. Ada sebersit rasa takut bagi Luhan, dia takut kehilangan ibunya sekarang, dia tidak pernah siap. Sementara Cherryl yang sudah pernah kehilangan kedua orang tuanya selalu merasa ibu Luhan adalah ibunya sendiri, karena itu hatinya tak pernah tega membiarkan sang ibu menderita.

…….

 

Kris tersentak kaget saat mendengar kalimat demi kalimat yang diutarakan Xiumin. Kabar bahwa Bibi Huiyan, yang tak lain adalah ibu Luhan terkena saat sedang melakukan aksi social membuatnya tak bisa berpikir. Bagi Kris bibi Huiyan adalah ibu keduanya yang tak pernah berhenti memberinya kasih sayang. Meskipun pernah beberapa tahun Kris menghilang ke kanada. Setidaknya Kris tahu, bibi Huiyan masih terus menyayanginya.

Kris ingat, ada malam-malam ketika kedua orang tuanya tak pulang kerumah, maka dirumah Luhanlah dia diterima. Sempat tinggal beberapa tahun di Beijing membuat Kris makin dekat dengan bibi Huiyan. Maka sekarang saat mendengar kondisi terakhir bibi Huiyan, Kris langsung berusaha mengontak nomor telepon Luhan.

Kris menekan deret nama Luhan, dan mendekatkan ponselnya ketelinganya sendiri. Terdengar nada sambung. “Halo?” seorang gadis menyapanya, nampak suaranya agak sengau seperti baru menangis.

“Halo. Apakah ini ponsel Luhan?” tanya Kris. “Ya, benar. Ini siapa?” seseorang diseberang bertanya.

“Aku Kris, teman Luhan dari SMA, kami bersahabat. Apa Luhan ada?” ujar Kris. “Oppa, sedang didalam mengecek kondisi ibu.” Seseorang itu menjawab. Dahi Kris mengernyit, ‘ibu?’ batinnya.

“Apa kau adik Luhan?” tanya Kris. “Oh, bukan. Aku tunangannya. Adakah pesan? Nanti aku sampaikan ke oppa.”

“Oh, begitu. Katakan saja, aku dengan Xiumin dan Chen akan segera ke Beijing.” Jawab Kris. “Terima kasih, nanti aku sampaikan.” Gadis itu menyahut. Lalu sambungan terputus. “Kenapa suaranya familiar sekali.” Kris bergumam.

……

 

Cherryl mengulurkan satu box mangga dan kiwi yang sudah dipotong untuk Luhan, senyumnya merekah. Sementara Luhan masih duduk menatap jendela ICU dimana dibalik sana ibunya tengah terbaring. “Oppa…” ujar Cherryl. Luhan menoleh dan kaget mendapati uluran tangan Cherryl.

Cherryl memutuskan duduk disamping Luhan dan mengamit lengannya dengan tangannya yang bebas. “Aku tahu oppa tidak selera makan, tapi ini buah kesukaan oppa. Makan ya.” Ujarnya. Luhan merasa hangat disapa demikian. 7 tahun terakhir, Cherryl tidak pernah berhenti memperhatikannya dalam kondisi apapun. Dan bagi Luhan, itu semua sudah cukup.

“Thank you, love.” Bisik Luhan. Dan bagi Cherryl, panggilan ‘love’ dari Luhan sudah cukup baginya untuk menunjukkan betapa dia begitu dicintai oleh laki-laki ini. Setidaknya selama 7 tahun terakhir, Luhanlah yang selalu ada untuk Cherryl. “Ibu akan segera membaik, oppa.” Ujar Cherryl pelan. Luhan menoleh dan kemudian mencium pipi Cherryl lembut, “Tentu. Berkat doamu.”

……

 

Kris melangkahkan kakinya secepat yang dia bisa sata menuju rumah sakit dimana bibi Huiyan dirawat,s sementara dibelakangnya menyusul Xiumin dan Chen. “Sabar, Kris.” Begitu ujar Xiumin tenang. Kris tau, diantara mereka berenam , Xiuminlah yang paling kepala dingin dalam menghadapi sesuatu sementara Luhanlah si otak penuh pertimbangan sementara dirinya dikenal sebagai si tergesa-gesa. Karena itulah sejak SMA, Kris selalu banyak belajar dari teman-temannya. Meskipun berbeda universitas tapi komunikasi mereka tak pernah berhenti.

Mereka bertiga naik ke lift menuju lantai ruang ICU berada setelah berbelok, dan lift membawa mereka. Saat keluar lift seorang perempuan yang sedang menelepon menabrak Kris, namun Kris mengabaikannya, karena dia terburu-buru untuk menemui bibi Huiyan dan juga Luhan, pun gadis itu nampak juga terburu-buru.

“Hey Cher..” suara Chen terdengar namun tertahan saat ppintu lift sudah menutup dan berdesing menuju lantai dasar. Kris mengernyit, “Siapa Chen?” tanya Kris. Chen menoleh, “Eh, kau belum mengenalnya ya? Dia tunangannya Luhan, namanya Cherryl.” Ujar Chen santai sambil terus melangkah mengekori Xiumin.

Kris mengangkat bahunya, merasa itu atk terlalu penting. Langkahnya kembali pada tempatnya, menunu Luhan berada. “Luhan, are you okay dude?” sapa Kris setelah melihat Luhan selesai memeluk Xiumin dan Chen bergantian. Luhan menoleh padanya, tersenyum dan mengangguk, menjabat tangannya dan memeluk Kris singkat.

“Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah datang.” Ujar Luhan. Kris dan lainnya mengangguk. “Bagaimana kondisi bibi?” tanya Kris. Luhan menatap mereka bertiga muram, “. Itu kemungkinannya. Karena sampai detik ini ibu belum sadar. Hanya saja, saat Cherryl memanggil nama ibu semalam, ibu menggerakkan tangannya, menggenggam tangan Cherryl meskipun tidak kuat.” Jawab Luhan.

“Ah, karena kau berkata Cherryl, hyung. Aku tadi melihatnya masuk Lift, berpapasan dengan kami.” Uajr Chen. Luhan mengangguk, “Ah iya. Dia harus mengirim beberapa file pekerjaannya. Tabletnya tertinggal di apartemenku, jadi dia mengambilnya.” Jawab Luhan. Lalu suasana kembali temaram dan sendu. Tak ada yang bersuara dan berani berbicara.

Baik kris, XIumin maupun Chen tahu dengan pasti. Luhan lebih suka diam ketika dirundung masalah. Cukup mereka hadir disampingnya.

…….

 

Cherryl mengemas pakaian bersih untuk Luhan, dia bahkan menyiapkan makanan ringan namun bergizi untuk Luhan. Karena Cherryl tahu, Luhan tak akan pernah mau beranjak dari samping ibunya sampai ibunya sadar dari komanya. Setelah merasa semua bawaannya siap, Cherryl meraih kunci mobil dan bergerak menuju kembali ke Rumah Sakit.

 

“Hyeshin-ah?” suara Luhan memanggilnya membuat Cherryl seketika tersadar dia tidak sendirian didalam ruangan itu. Cherryl menoleh dan sepasang matanya menemukan wajah Luhan. Mata Luhan yang bulat nampak masih berair, tapi senyumnya lebar. “Eomma dan Abeoji sudah dikremasi.” Ujar Luhan.

Cherryl tersenyum singkat, “Thank you, oppa. Aku tahu aku bisa mengandalkanmu.” Ujar Cherryl, sembari tangannya kembali melipat-lipat pakaiannya. Dahi Luhan mengernyit, “Kau mau kemana?” tak kuasa Luhan menyimpan rasa penasarannya.

Cherryl menoleh sebentar namun kembali focus dengan apa yang dikerjakannya. “Tokyo. Aku akan pindah kesana.” Ujarnya ringan, seolah kepergiannya hanyalah sebuah tamasya. Luhan tercekat, dengan sigap dia menahan tangan Cherryl, mencoba menghentikannya.

“Lepaskan aku, oppa. Kumohon.” Bukan suara ketus yang keluar dari bibir CHerryl, tapi ucapan permohonan yang justru membuat Luhan terluka berkali-kali. Serta merta Luhan menarik tubuh Cherryl yang tadinya duduk di lantai sembari menghadap lemari putih besar untuk melipat pakaiannya dan memasukkannya kedalam koper besar warna coklat, tubuh Cherryl terangkat dan otomatis menubruk tubuh Luhan.

“Opp…” “Kau tak akan meninggalkanku, kan?” Luhan memotong kalimat Cherryl. Cherryl diam menggigit bibirnya. “Jawab Hyeshin-ah, aku tak bisa melepaskanmu kalau kau diam begini.” Paksa Luhan sambil mempererat pelukannya. Cherryl terisak dan terisak, butuh waktu baginya untuk menghentikan tangisnya. Dan Cherryl menangis.

Hati Luhan pedih mendapati gadis dipelukannya menangis begitu. Sejak dua hari lalu mendapatkan berita kedua orang tuanya mengalami kecelakaan setelah tinggal landas dari Taipei International Airport menuju Seoul, Cherryl hanya terpaku, tidak menangis. Luhan yang kebetulan sedang mengikuti pertukaran mahasiswa di Seoul sampai terkaget melihat reaksi Cherryl.

Tatapannya hanya kosong ke depan tanpa berkata apapun, tanpa berniat melakukan apapun, Cherryl hanya diam. Maka dari itu Luhan berinisiatif mengurus semua proses kremasi dan juga dibantu kedua orang tuanya sendiri. Maka bila saat ini Cherryl mulai berbicara namun membciarakan hal tak mungkin seperti pindah ke Tokyo bukanlah scenario yang diinginkan Luhan.

“Aku akan selalu bersamamu, oppa. Bukankah kita pernah berjanji.” Hanya itu yang terucap dari Cherryl. Luhan akhirnya melepaskan pelukannya namun mendudukkan Cherryl di tempat tidurnya. “Dengar, kau selalu akan mengatakan apapun padaku kan? Kau akan berjanji menjaga dirimu dengan baik kan? Ya kan, Cherryl? Jawab aku Lee Hyeshin.”

Cherryl menganggukkan kepalanya, menunduk kemudian. Luhan mengulas senyumnya tipis, lalu tangannya mengeluarkan ponselnya, menunjukkan sebuah foto. “Lihat Hyeshin-ah, ingat kah kalau sejak aku pindah ke Beijing dulu aku menceritakan 5 orang sahabatku? Salah satu diantara kami, namanya Kris, nama lahirnya Yifan, dia ada di Tokyo juga. Kumohon hubungilah dia begitu kau sampai disana, oke? Aku akan memberikan kontaknya padamu. Tapi berjanjilah untuk bertemu dengannya, aku akan menitipkanmu padanya.” Ujar Luhan.

Cherryl menatap Luhan yang serius menatapnya kemudian perlahan dia mengangguk dan memeluk leher Luhan, “Gomawo oppa.”

 

“Oppa…” Cherryl memanggil Luhan. Luhan yang tengah menyesap kopi seketika menoleh, Cherryl menyadari Luhan tidak sendirian. Cherryl bergegas menghampiri Luhan dan teman-temannya. “Selamat malam.” Sapa Cherryl sopan.

“Wow, kita bertemu lagi, Cherryl Xi.” Seru Chen, menyapa lebih dulu. Cherryl tersenyum dan mengangguk, dia memang baru sekali bertemu dengan Chen tapi mereka sering berkontak via chat kakao atau email. “Apa kabar, Chen oppa?” tanya Cherryl.

“Baik, Cher.”

“Hey, cheonsa.” Cherryl menoleh kearah sampingnya menemukan Xiumin tersenyum. Cherryl menghampiri Xiumin dan memeluknya singkat. “Oppa.. apa kabar?” sapanya pada Xiumin. “Buruk jika tanpamu.” Godanya.

“Kim Minseok..” Luhan berdesis. Cherryl tersenyum, lalu tanpa diinstruksi dia sudah berada disebelah Luhan, memeluk pinggangnya.

“Lay oppa, Tao oppa, kalian apa kabar?” sapanya kembali. Lay dan tao tersenyum, “Baik.” Ujar keduanya bergantian. Cherryl tersenyum, “Ah iya. Aku membawakan salad buah dan sayur, mari makan bersama. Untunglah oppa sekalian datang, biar menemani Luhan oppa makan.” Ujar Cherryl. Keempat laki-laki selain Luhan itu begitu bersemangat menghampiri Cherryl dan menerima box makanan yang dibawanya.

Mereka mulai makan sementara Luhan menunggu Cherryl menyuapinya, “Aigoo, kalian ini.” Hanya Tao yang menggerutu. Sementara yang lainnya hanya tersenyum memaklumi.

“Ah Kris lama sekali sih ke toilet saja.” Kali ini Lay yang berujar. Cherryl menoleh, “Kris?” tanyanya tak mengerti. Luhan menyelesaikan kunyahannya baru berkata, “Ingat tidak sahabat kami yang lain, yang kami panggil duizhang?” uajr Luhan mengingatkan. Seketika Cherryl mengangguk, “Aku ingat. Tapi aku belum pernah bertemu dengannya. Dia kesini?”

“Ya, tadi dia bersamaku dan Xiumin hyung, bahkan tadinya kita bertiga berpapasan denganmu di lift.” Ujar Chen. Mata Cherryl membulat, “Oh benarkah? Aku tidak sadar.”

“Tak masalah. Aku rasa kau akan segera bertemu dengannya.” Ujar Xiumin. Tepat setelah itu seorang dokter muda keluar, “Nona Cherryl, bisa masuk kedalam? Kita perlu mengganti pakaian Nyonya Xi.”

Cherryl mengangguk tapi Luhan menahan, “Biar aku saja.” Ujar Luhan, Cherryl menepis genggaman Luhan. “Oppa makan saja. Aku akan ikut dokter Shendy, lagipula dokter Shendy memanggilku.” Ujar Cherryl sambil mengulas senyumnya. Maka menghilanglah Cherryl dibalik pintu kaca.

Meninggalkan 5 orang laki-laki kembali menikmati makan malam sehat mereka. “Guys, aku harus kembali ke Seoul sekarang. Ada masalah di saham kami. Aku akan kembali kesini dua atau tiga hari lagi, oke.” Suara Kris mendadak menginterupsi. Luhan menoleh mendapati sahabatnya yang berwajah panik berjalan menghampirinya, “Begitu. Ya sudah kau hati-hatilah.”

Kris mengangguk, “Kabari apapun perkembangan dari bibi, oke.” Maka menghilanglah Kris dari sahabat-sahabatnya.

……

 

Luhan tersenyum hangat saat menumkan wajah Cherryl nampak pulas masih dengan mengenakan paiakan lengkap khas ruangan ICU. Tangannya terlipat dipinggiran kasur dimana ibunya berada, Cherryl tidur berlasakan kedua tangannya yang mungil. Wajahnya nampak damai. Luhan mengusap pipi Cherryl yang merona meski saat tidur sekalipun, wajahnya yang cantik natural tanpa make up dan menyenangkan bahkan saat terpejam seperti ini.

“Benar kata, Xiumin. Kau adalah Malaikat kami, Cheonsa.”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

The garden of love is green without limit and yields many fruits other than sorrow or joy. Love is beyond either condition: without spring, without autumn, it is always fresh.

(Rumi)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
tiffanciel
Aku membuat perubahan di foreword ^^ selamat membaca. ^^

Comments

You must be logged in to comment
Galaxy_FanHan007
#1
berharap banget ini hmm
JSYStories
#2
Chapter 13: Wahhh makasih updateannya ^^ tapi ini udah tamat ceritanya? .-.
JSYStories
#3
Chapter 11: still waiting for nexr chapter T-T it's a year and a half now kkk bless my heart...
vivie_galaxyluhan #4
Chapter 9: wahhhhh jadi gini ceritanya cheryl sama yifan jadian,,jadi mbayangin nih tampangnya si daddy wu,,
keren unnie ditunggu lanjutanya,masih penasaran kalau mereka ketemu lagi,trs kenapa mereka pisah T.T
JSYStories
#5
Chapter 9: waaaaa akhirnya update lagi kwkwk kangen banget sumpah xD semangat yaaaa chinguu.. selalu ditunggu updateannya :3
JSYStories
#6
Chapter 7: Yahhhh, itu Cherryl sama Kris gak ketemu mulu ya? Kkk bacanya sampe gregetan sendiri aku ><
Thank you udah update :D
vivie_galaxyluhan #7
Chapter 6: yahhh ga jadi ketemu deh,,kalau ketemu gimana ya,penasaran,hehhe
JSYStories
#8
Chapter 6: ahhh padahal hampir aja ketemu Kris and Cherrylnya huhuhu... ada sesuatu yang terjadi nih pas ibunya Cherryl telp :/
berhubungan dengan Luhankah?? thaks for the update ciel.. and Update soonnnnnnnn ><
vivie_galaxyluhan #9
belum mudeng sih,,hehe
ayoo lanjutkan,penasaran,,
JSYStories
#10
okay.. confused confused.. bukannya Kenzhou namanya anak si Kei? kenapa Luhan yang jadi bapaknya? '-'?
apa mungkin nama anaknya key sama kayak nama anaknya Luhan and Cherryl?