Lunch Box

Lunch Box

"Kau gay ya?" 

 

Oh Jinseok tersedak mendengar pertanyaan yang tiba-tiba dari mulut teman sekelasnya. 

 

"Kau bodoh ya?" 

 

Jinseok mendelik tajam ke arah Jemi yang menaikkan bahunya cuek. Jinseok menepuk-nepuk dadanya yang sakit karena tersedak susu yang diminumnya. 

 

"Hey, aku melihatmu………", Jemi menjeda perkataannya dan menatap Oh Jinseok serius membuat yang ditatap menaikkan alisnya. "Berciuman dengan Lee Sungjae……", Jemi berbisik di telinga Jinseok. 

 

"C-candaan macam apa itu Kang Jemi??!!", Jinseok menoyor gemas kepala temannya itu. 

 

Jemi sedikit menjauh dan menggembungkan pipinya. Jinseok membuat teman-teman sekelasnya menoleh ke bangku mereka. 

 

"Kau tau? hubungan seperti itu bukan hal tabu lagi, mengaku saja…… setidaknya padaku", Jemi kembali mendekati Jinseok dan bicara pelan. 

 

Jinseok menatap Jemi jengkel. Temannya itu tidak akan berhenti sebelum rasa penasarannya terobati. 

 

"Ya ya ya! ya aku berkencan dengannya! Kau puas?", Jinseok mendesis di hadapan Jemi. 

 

"Tidak! aku belum puas" 

 

Jinseok ingin sekali meninju wajah temannya ini tapi dia punya prinsip tidak menyakiti perempuan sekesal apapun dia. Jinseok mendengus, membuang muka dan kembali meminum susunya. Abaikan saja si bodoh Kang Jemi. 

 

"Hai Lee Sungjae! kau baru datang? cih enak sekali ya ketua klub baseball bisa santai-santai masuk kelas" 

 

Telinga Jinseok berdenyut mendengar perkataan Jemi pada seseorang yang baru saja masuk kelas, salahkan letak bangku mereka yang berdekatan dengan pintu masuk kelas. 

 

"Jaga bicaramu Kang Jemi, aku habis latihan pagi" 

 

Langkah kaki berjalan mendekat ke bangku Jinseok dan Jemi. Patah-patah Jinseok menolehkan kepalanya ke arah suara. 

 

TING 

 

Bintang-bintang imajiner menjadi latar kedatangan orang yang sejak tadi di bicarakan Jemi. Ada yang salah dengan mata Oh Jinseok…… 

 

"Pagi Jinseok!!", Sungjae memukul pelan bahu Jinseok saat anak berlesung pipi itu menatapnya datar. 

 

Jinseok menepis kecil tangan Sungjae yang bertengger di bahunya. Jinseok bangkit dari bangkunya dan berjalan ke arah kotak susu yang kini berguna sebagai kotak sampah. 

 

Sungjae menaikkan alisnya bingung lalu menatap Jemi dengan pandangan bertanya. Gadis itu hanya menampakkan wajah datarnya sembari mengangkat bahu. 

Sungjae yang sebenarnya masih bingung hanya ikut menaikkan bahunya dan berjalan ke tempat duduknya di tengah kelas. 

 

Diam-diam Jinseok memperhatikan wajah Lee Sungjae dan diam-diam juga Jemi menyeringai melihat tingkah sahabatnya itu. 

 

 

*~*~* 

 

"Jinseok ayo cepat, menunya siang ini sup kepiting" 

 

Jinseok tertawa lebar saat Sanghyuk berlari melewatinya sambil teriak-teriak. 

Ah sebenarnya Jinseok juga mau sup kepiting yang jarang-jarang jadi menu makan siang dikantinnya. Tapi catatan kecil Jemi membuatnya harus menunda makan siang. Gadis itu harus ke UKS sejak pelajaran olahraga, beralasan datang bulan agar bisa bolos. 

 

"Si bodoh itu kenapa harus ke atap sih" 

 

Jinseok merutuk sambil menaiki tangga ke arah atap sekolahnya. Jemi memintanya membawakan kotak bekalnya yang tertinggal dikelas. 

 

"Kang Jemi! kau disitu? Ambil bekalmu, aku mau ke kantin", Jinseok berteriak kecil saat sampai di atap. Menelisik setiap sudut atap, mencari teman perempuannya. 

 

Jinseok mengerinyitkan dahinya saat seorang siswa berjalan mendekatinya. Orang itu membelakangi cahaya matahari sehingga Jinseok kesulitan melihat wajah orang asing itu. 

 

"Kau mencari Kang Jemi juga?" 

 

'!' Jinseok membatin saat mendengar suara orang yang dikenalnya. Dia dijebak. 

 

"Begitulah, tapi sepertinya dia tidak ada", Jinseok membalikkan badanya beranjak pergi. 

 

"Kurasa kita perlu bicara" 

 

Jinseok menghentikan langkahnya dan kembali berbalik menatap orang yang kini berjalan semakin mendekatinya. Jinseok kini bisa melihat wajah Lee Sungjae yang menatapnya datar. 

 

"Bisa kau jelaskan sikap dinginmu itu?" 

 

Jinseok mengerutkan dahinya saat mendengar perkataan Sungjae yang terdengar menyudutkan. 

 

"Apanya? aku biasa saja" 

 

Jinseok mempertahankan wajah datarnya, berusaha tidak menunjukkan wajah gugupnya saat Sungjae menatapnya semakin tajam. 

 

"Biasa saja? bagiku kau yang mendesah manja ditelingaku lebih terlihat biasa" 

 

"Jaga bicaramu Lee Sungjae! ini disekolah!" 

 

Jinseok mendelik kesal mendengar perkataan vulgar temannya itu. 

 

"Oh! kau kan siswa teladan di sekolah ya, jadi tidak terbiasa berkata kasar" 

 

Sungjae menyeringai melihat setitik rona diwajah Jinseok. Hanya setitik sih, tapi itu cukup untuknya. 

 

Jinseok berdiri tegap saat Sungjae berjalan perlahan karahnya. Defensif sebisa mungkin. 

 

"Bagaimana ya reaksi teman-teman sekelas kalau tahu ketua kelas mereka berkencan dengan ketua klub baseball yang sama-sama pria" 

 

Jinseok berdenyit geli karena Sungjae membisikkan kalimat memalukan itu tepat di telinga kanannya. Ditambah sedikit tiupan. 

 

'Brengsek!', Jinseok membatin kesal. Didorongnya tubuh Sungjae. 

 

"Bukan aku saja yang akan malu", Jinseok mendesis memperingatkan Sungjae. 

 

"Tidak masalah buatku, teman-teman tau aku gay" 

 

Jinseok merutuk dalam hati, dia lupa orang yang berdiri didepannya ini adalah tipe badak. Tidak punya malu! 

 

"setidaknya berpura-puralah kita tidak punya hubungan lain selain teman sekelas", Jinseok mempertahankan suara dinginnya. 

 

"Tidak mau! aku terlanjur kesal padamu" 

 

Jinseok mengepalkan tangannya saat Sungjae melewati tubuhnya. Jinseok segera menghadang tubuh Sungjae. 

 

"Kumohon………" 

 

Jinseok berkata pelan dengan kepala menunduk. Menyebalkan sekali harus memohon pada makhluk kurang ajar didepannya. 

 

"Cium aku!" 

 

Jinseok mengangkat kepalanya dan menatap Sungjae yang sedang tersenyum kecil. 

 

"Kau bodoh ya?" 

 

Jinseok mendengus jijik saat melihat bibir Sungjae. Jinseok paling tahu rasa bibir setan didepannya ini. Rokok. 

 

"Aku tidak mau melakukan hal gratis" 

 

Jinseok menghembuskan nafasnya kesal. Dia paling tidak suka berada di posisi terpojok. 

 

"Tutup matamu", Jinseok membuang muka saat dilihatnya Sungjae menyeringai meremehkannya. 

 

"Seperti perawan saja", Sungjae berdecak dan menutup matanya. 

 

Jinseok menatap Sungjae yang menutup matanya. Dia berjinjit sedikit menyamakan tinggi badan mereka karena dia memang lebih pendek. Dengan cepat dikecupnya bibir Sungjae. 

 

"Sudah!" 

 

Sungjae membuka matanya dan memegan bibir bawahnya mendesah kecewa. 

 

"Tidak ada perasaan" 

 

Jinseok mendecih. 

 

"Kau tau kan sebenarnya aku bisa membuatmu bonyok sekarang juga", Jinseok menatap tajam Sungjae. Mengingatkan Sungjae bahwa dia pemegang dan 3 karate. 

 

Sungjae tertawa meremehkan perkataan Jinseok. Sama sekali tidak merasa takut, pacarnya ini lupa dia juga pemagang sabuk hitam taekwondo. 

 

"Kau tau juga kan, sebenarnya aku bisa membuatmu mendesahkan namaku sekarang juga" 

 

Jinseok memundurkan tubuhnya saat Sungjae mencondongkan wajahnya kedelan wajah Jinseok. 

 

"Brengsek!" 

 

Jinseok memukul dada Sungjae dengan kotak bekal yang sejak tadi dibawanya, membuat Sungjae mengerang. 

 

"Aku ada pertandingan sore ini Oh Jinseok!!" 

 

Jinseok hanya memutar bola matanya jengah, ditendangnya lutut belakang Sungjae dan melemparkan kotak bekal yang dibawanya keatas tuh Sungjae yang terjatuh dilantai atap karena tendangan Jinseok. 

 

"Aku sekarang sedang mengasihanimu tau", Jinseok kembali menendang kecil kaki Sungjae dan berlalu saat mendengar bel istirahat berakhir.

 

"Sial! gara-gara kau aku kehilangan makan siangku!" 

 

Sungjae mendudukkan tubuhnya, cukup pura-pura kesakitannya. 

 

"Sudah puas Kang Jemi?" 

 

Jemi keluar dari tempat sembunyinya dan menatap Sungjae menganga. 

 

"Kau tau?" 

 

Sungjae memutar bola matanya malas. 

 

"Kubunuh kau kalau bicara aneh-aneh lagi" 

 

Sungjae bangkit dari duduknya dan menyerahkan kotak bekal yang tadi dilemparkan kekasihnya. 

 

Jemi masih setengah sadar saat menerima kotak bekalnya. 

 

"Apa……… apa kau sudah pernah melakukan 'itu' ?"

 

Sungjae menyeringai. 

 

"Menurutmu?" 

 

Sungjae menahan tawa geli saat melihat wajah teman sekelasnya itu memerah. Berlari turun dan kembali kekelasnya, dan lupakan fujoshi gila yang kini berteriak histeris di atap sekolah. 

 

FIN

 

AN: lalalalala~ semoga suka~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ivminu #1
Chapter 1: enaknya udh tau jinseok pas dia msh jadi crewnya adv..

hehe aku baru nemu ff ini!! dan ini ff pertama jinseok yg aku bacaa, jadi makasih udah nulis iniii.. suka banget soalnya simpel...

pengen upvote sebenernya tp karmaku gak cukup hahha