Park Kyung terperanjat. 

Disambarnya snapback dan kunci mobil yang tergeletak di meja. Tergesa diperbaikinya letak snapbacknya. 

"Woo Jiho… kuharap kau baik-baik saja… Kubunuh kau kalau sampai luka-luka", Kyung memencet tombol lift tidak sabaran. 

Pengaruh alkohol masih membayangi arah pandangnya. Dia tidak sadar sahabatnya Bang Misoon sudah berdiri disampingnya dan mengambil alih kunci mobilnya. 

"Aku tidak mau ada Block B lain yang menabrak tong sampah umum karena mabuk dan gelisah pacarnya luka-luka" 

Bang Misoon alias C.A.P berkata saat melihat tatapan protes Kyung. 

Kyung hanya menganggukkan kepalanya, karena tepat setelah C.A.P selesai bicara liftnya terbuka. 

Park kyung berlari memasuki gedung apartemen dorm Block B. C.A.P yang harus memarkirkan mobil sahabatnya itu dengan aman hanya menggelengkan kepala. 

"Cinta memang bisa membuat si bodoh itu menjadi idiot" 

"Woo Jiho!!! kau dimana? kau tidak apa-apa?", Kyung membuka pintu dorm dengan kasar. 

Mengabaikan manager hyung yang sedang mengompres luka di dahinya, diterjangnya Jiho yang sedang menengadahkan kepalanya. Dipeluknya Jiho erat. 

"YA!!! APA YANG KAU………", Jiho yang terkejut spontan berteriak. Bayangkan saja, dia masih hangover karena alkohol dipesta pria yang sedang memeluknya lalu terjadi kecelakaan kecil saat perjalanan pulang dengan manager hyung, sekarang dia dipeluk dengan sangat tidak lembut.

"Syukurlah… syulurlah kau baik-baik saja Woo Jiho~" 

Jiho mengerutkan dahinya. Dia bukan orang bodoh yang tidak menyadari bahwa suara tertahan itu menandakan Park Kyung menangis. Diusapnya punggung Kyung lembut, berusaha menenangkan pria mungil itu. 

"Aku tidak apa-apa Kyung, jangan menangis", Jiho manepuk belakang kepala Kyung lembut. 

Park Kyung melepaskan pelukannya dan memperhatikan wajah dan tubuh Jiho seksama. 

"Syukurlah kau tidak terluka…", Park Kyung menghembuskan nafas lega. 

"Lagi pula kenapa kau memaksa pulang malam ini, kau bisa tidur bersama kami ditempat party… kenapa ngotot meminta manager hyung mengantar pulang? seperti tidak ada esok hari. Untung saja kau dan manager hyung tidak apa-apa, bagaimana kalau kau terluka dan cedera? manager hyung yang akan kena getahnya karena dia yang menyetir!! lalu bagaimana denganku? Aku hampir mati karena mencemaskanmu…" 

Park Kyung kembali menangis setelah menyampaikan unek-unek panjangnya didepan kekasih pirangnya itu. 

Jiho yang masih didera hangover sedikit kesal karena omelan panjang pacarnya, tapi sadar dengan keadaan yang tidak memungkinkannya berdebat. Dipeluknya lagi Park Kyung, membiarkan kekasih mungilnya menangis karena lega. 

"Ssttt… aku tidak apa-apa", diciuminya puncak kepala Kyung lembut dan bertubi. Menyalurkan ketenangan dan perlindungan. 

Menyampaikan pada Kyung bahwa Woo Jiho sanggup melindungi Park Kyung, Block B, dan dirinya sendiri. Menyampaikan dalam diam dan ketulusannya. 

Terus diusapnya punggung Kyung lembut sampai Kyung tertidur dipelukannya. Jiho menganggukkan kepalanya saat manager hyung pamit pulang dan saat C.A.P meletakkan kunci mobil Kyung diatas meja. Jiho meletakkan telunjuknya di bibir saat C.A.P membuka mulutnya. 

Perlahan dengan sedikit sempoyongan di raihnya bahu dan tungkai Kyung, menggendongnya memasuki kamar mereka. 

Perlahan meletakkan pria yang baru berulang tahun itu diatas ranjang mereka. Dihapusnya sisa-sisa air mata di pipi sahabat kecilnya itu. 

"Terima kasih sudah mencemau…" 

FIN