A Cat that Loved A Fish

A Cat that Loved A Fish

A Cat that Loved A Fish

 

 

"Fox Fish... Grass Sea Horse... Blue Octopus Jellyfish.. Chambered Nautilus.. " aku terus memandang kagum pada hewan-hewan laut itu. "And San Haired Tail fish.. woa ikan ini kelihatannya enak kalau dimasak" aku tidak bohong, ikan ini benar-benar terlihat enak sekali.

"Hey dasar bodoh" Donghae oppa memukul kepalaku pelan. "di sini tertulis San Haired Tail Fish itu ikan laut dalam yang langka. Besarnya 10x lipat ikan sejenisnya. Dan di sini juga tertulis kalau ikan ini sangat indah bentuknya." Oppa membacakan deskripsi yang dia dapat dari pamflet yang dipegangnya.

"Dalam Bahasa Korea ini dinamakan San (gunung) Gal Chi karena mereka percaya bintang yang ada di atas gunung berubah menjadi ikan" Donghae Oppa masih melanjutkan penjelasannya.

"Apa? jadi ini dinamakan San Gal Chi bukan karena mereka hidup di gunung?! lalu bagaimana dengan yang ini? namanya Angel Fish, apa dia ikan yang baik?" aku menunjuk pada ikan lain yang berada di sebelahnya.

"Tak sesuai namanya, ikan ini sangat ganas. berbanding terbalik dengan yang ini. Dia terlihat ganas dan menyeramkan, Wolf Fish sebenarnya bukanlah ikan predator" Donghae Oppa menunjukkan Ikan dengan wujud yang mengerikan.

"Hhmmm sangat mirip dengan orang yang kukenal." Aku melirik Oppa nakal, sedikit ingin menggodanya.

"Hey kau mau memuji atau mengejekku??" Haha.. Oppa terlihat kesal.

 

•••

 

"Wah ada Coelacanth. Ikan yang hidup sebelum era Dinosaurus." kita sampai di depan sebuah kotak berisi fosil seekor ikan.

"pasti sedih sekali berada di dalam sana. Tanpa air, tanpa teman, dan menjadi pusat perhatian di tempat seperti ini. Dia pasti sangat merindukan lautan.

"Ikut aku!" Donghae Oppa menggenggam tanganku, mengajakku lari bersamanya. Oh Tuhan bisakah kau hentikan waktu sekarang juga?

"Oppa kita mau kemana?" Tak ada jawaban. Kami terus berlari.

 

•••

"Indah sekali..." Aku masih terus mengagumi ikan-ikan yang sibuk berlalu lalang di depanku. Dalam sebuah akuarium raksasa. Ya, inilah yang ingin Oppa tunjukkan padaku. tak sia-sia aku bersusah payah menyamakan kecepatan lariku dengannya.

"Bukankah tempat terbaik untuk ikan-ikan itu adalah air?" Ya. Oppa benar.

"Hey Kim So Eun! kau sudah satu jam memandangi mereka. Ayo pulang!" Benarkah selama itu? ah rasanya baru sebentar.

Mungkin karena tak ada respon, Donghae Oppa menarik tanganku dengan paksa. Meski begitu rasanya tetap saja hangat. 

"Donghae! Lee Donghae!!" seorang pria menghampiri kami. "Donghae ahh lama tak bertemu. Dia kekasihmu?" pria itu menatap ke arahku.

"ah bukan. Dia adikku" benar. Seharusnya aku sadar, aku adiknya. dan hanya akan selalu menjadi adiknya.

•••

 

Sejak ibuku menikah lagi setahun yang lalu, mendadak aku punya kakak. Seandainya kita tumbuh bersama, melewati masa kecil bersama, mungkin aku akan menjadi adik yang sebenarnya untuk Donghae Oppa.

"hey apa aku begitu tampan sampai kau tak berkedip seperti itu?"

"Ah ituuuu.... Oppa apa kau tau untuk berjumpa dengan seseorang di kehidupan sekarang kau perlu setidaknya 3000 kali pertemuan dengan mereka di kehidupan sebelumnya."

"Benarkah?"

"Kalau itu benar bukankah kita luar biasa bisa bertemu setiap hari seperti ini? bayangkan berapa kali kita bertemu di kehidupan sebelumnya."

"Kau ini kuno sekali. Sudahlah. Ayo pergi" Donghae Oppa menarik tanganku kuat. sangat kuat hingga aku sedikit kesakitan.

"Ahh Oppa sakit."

"Ohh Maaf " Oppa melepaskan genggamannya. Seperti ada yang hilang. Aku menyesal mengatakaannya.

"Mau makan apa?"

"Dimsum.."

"Kau menyukainya?"

"Tentu saja.."

"Bahkan dengan lidahmu yang seperti kucing itu??"

"Oppa kau jahat sekali.."

Mungkin memang begini lebih baik. Perasaanku pada Donghae Oppa biarlah tetap menjadi rahasia.

 

 

••• END •••

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet