The Last Flower for My Last Love

Description

I wrote this fanfiction while listening to Kim Bumsoo - Last Love and Afgan (Bebi Romeo) - Bunga Terakhir. Ryeowook sang Last Love at SS6 Seoul Encore and Bunga Terakhir (Last Flower) at SS6 INA.

Ryeowook really fallin for Yoona. Because of that, he would do everything for her as long as she is happy, although he should go away from her life.

 

Foreword

 

"mianhae. oppa masih saja menyukaimu." 

 

deg.

 

"hajiman, oppa tidak akan mengganggumu" 

 

ia tersenyum. kemudian bangkit berdiri.

 

"kau sudah memiliki yang kau cintai. oppa cukup tahu diri."

 

"opp-"

 

"oppa pamit. Kyuhyun pasti sudah tidak sabar menunggu di mobil. annyeong."

 

dan setelah tersenyum sekilas sembari membungkukan tubuhnya sedikit, ia berjalan menjauh dan perlahan menghilang dari pandangan.

 

----

 

Ryeowook membuka pintu mobil, kemudian duduk dan kembali menutup pintunya. Kyuhyun yang berada di balik kemudi, menatap Ryeowook.

 

"Hyung.."

 

"Kajja. Aku tidak ingin berlama-lama disini." 

 

Sebelum Kyuhyun kembali bicara, Ryeowook sudah memejamkan matanya sembari menyenderkan tubuhnya pada senderan jok. 

Melihat ekspresi Ryeowook, membuat Kyuhyun hanya diam dan memutuskan untuk menyalakan mesin mobil dan kemudian mereka melaju pergi.

 

/Berakhir lewat bunga, seluruh cintaku untuknya.../

 

Ia memandangi sebuket bunga mawar ditangannya. mawar putih yang cantik. 

 

"Yoona-ya, sedang apa kau disana?" suara Yuri membuyarkan lamunan yeoja yang bernama Yoona itu.

 

"Eo-eonnie...." 

 

Yuri berjalan mendekat dan ia tersenyum saat melihat sebuket bunga di tangan Yoona.

 

"Ah, apa baru saja namja mu itu datang?" 

 

"A-aniyo, aniyo. Bukan dia." sergah Yoona dengan cepat, membuat Yuri mengerutkan keningnya.

 

"Lalu siapa yang memberimu bunga ini?" 

 

Yoona terdiam. Kemudian ia menggeleng.

 

"Molla. Mollayo.." Dan tanpa menunggu respon dari Yuri, Yoona segera berjalan masuk ke dorm.

 

---

 

'Bunga ini, adalah tanda bahwa seluruh cinta oppa untukmu, sudah berakhir.' 

 

Mata nya masih menatap bunga mawar putih itu dengan lekat. Kini bunga bunga cantik itu ia letakkan di dalam sebuah vas kristal sederhana, yang saat ini berada di kamarnya.

 

'Aku selalu menyakitinya. Aku tidak pernah memberinya jawaban atas seluruh perasaan yang telah ia tunjukkan padaku. Aku mengabaikannya, dan pergi meninggalkannya dengan namja lain.' 

 

"Eonnie, apa bunga itu darinya?" 

 

Yoona mengalihkan pandangannya ke asal suara dan ia melihat Seohyun, yang kini duduk di tepi ranjangnya.

 

"Aniyo. Bukan dari Seu-"

 

"Maksudku, Ryeowook oppa?" 

 

Perkataan Seohyun membuat Yoona terkejut. Entah bagaimana Seohyun mengetahui asal bunga itu.

 

"M-mwo?"

 

"Apa itu darinya, Eonnie?" 

 

Yoona menghela napasnya dan tersenyum seceria mungkin.

 

"N-ne. Tadi ia datang dan sepertinya ingin mengucapkan selamat atas comeback kita." 

 

Seohyun menatap mata Yoona sejenak kemudian ia kembali bicara.

 

"Dia masih mencintai eonnie, ya?" 

 

Senyuman dan ekspresi ceria yang sejak tadi berusaha Yoona tunjukkan, kini menghilang dalam sekejap saja.

 

"Sekalipun eonnie mengabaikannya, dan memilih namja lain, ia masih saja mencintai eonnie." 

 

"Joohyun-ah, apa maksud-"

 

"Bunga itu mungkin menjadi tanda seluruh cintanya. Dan ia ingin mengakhiri seluruh cintanya untuk eonnie. Jadi ia memberikannya." 

 

Seohyun tersenyum sejenak.

 

"Eonnie, Ryeowook oppa memang tidak seperti namja namja lain yang Eonnie idamkan. Ryeowook oppa juga tidak setampan namja lain yang menyukai Eonnie. Tapi cintanya untuk Eonnie, adalah yang paling tulus." 

 

Seohyun beranjak bangkit berdiri dan hendak meninggalkan kamar Yoona, namun Yoona memanggilnya.

 

"Seohyun-ah, bagaimana kau bisa menilai-"

 

Sebelum Yoona menyelesaikan kalimatnya, Seohyun kembali berbicara.

 

"Lagu yang ia tulis untuk Eonnie, menggambarkan seluruh perasaannya. Disana ia berkali kali berkata, bahwa ia akan menunggu untuk Eonnie. Sampai selamanya." 

 

Seohyun menundukkan kepalanya sejenak, lalu kembali menatap Yoona dengan hangat.

 

"Seandainya aku bisa memiliki namja setulus ia, aku tidak akan pernah melepaskannya." 

 

Kemudian, tanpa berkata apapun lagi, Seohyun segera keluar dari kamar Yoona.

 

-----

 

"Hyung, sudahlah. Setelah ini kita pulang." Kyuhyun merasa kesal pada hyung nya yang sejak tadi hanya diam dan sesekali meneguk wine nya.

 

"Kyuhyun-ah, bahkan satu botol saja belum habis" ujar Ryeowook sambil mengangkat botol wine nya yang nyaris kosong.

 

"Aniyo, hyung. Tidak boleh terlalu banyak minum." Kyuhyun baru saja akan menarik tangan Ryeowook, namun Ryeowook mulai berbicara.

 

"Aku merasa bodoh, Kyu."

 

Kyuhyun terdiam, menunggu Ryeowook kembali berbicara. 

 

"Sejak dulu aku menunggunya. Tapi ia bahkan tak pernah melihatku. Melihat hatiku." 

 

Ryeowook kembali diam, kemudian meneguk wine nya sedikit.

 

"Walau aku mulai jatuh cinta pada yeoja lain dan menjalin hubungan dengan mereka, kau tau? aku masih mencintainya dan memikirkannya." 

 

Kyuhyun masih terdiam. 

 

"Mungkin itulah alasan mengapa hubunganku tidak pernah berjalan dengan baik dan selalu berakhir. Karena hatiku masih untuknya." 

 

Ryeowook menuang isi botol wine nya ke dalam gelas hingga habis.

 

"Hmm.. Dan walaupun ia sudah bersama Donghae hyung dulu, aku masih menyayanginya."

 

Ryeowook meneguk wine nya hingga habis tak tersisa. Kemudian ia mengambil sebotol wine lagi dan menuangnya ke dalam gelas.

 

"Dan kini, ia bersama namja itu. Aku masih saja mencintainya. Aku masih menunggunya." 

 

Kyuhyun mulai merasa sangat iba mendengar seluruh perkataan Ryeowook. Ia memang tau, kisah cinta hyung nya itu sangatlah rumit.

 

"Aku sudah menceritakan semuanya pada Sungmin hyung. Tapi ia berkata aku harus melupakannya. Kau pikir akan sangat mudah melupakan yeoja yang sudah bertahun tahun aku sayangi?" 

 

Lagi-lagi, Ryeowook meneguk wine nya. Ia terlihat benar-benar frustasi.

 

"Hajiman, Sungmin hyung benar. Jika aku terus mencintainya, aku hanya menyakiti diriku sendiri ketika menyadari bahwa kenyataannya ia sudah bersama namja lain."

 

Kyuhyun menatap mata Ryeowook yang mulai berair. 

 

"Aku.... tapi aku mencintainya... Aku tau, aku menunggu akan sesuatu yang tidak pasti dan mungkin takkan pernah kugapai. Tapi, aku tidak ingin melupakannya..."

 

Ryeowook menatap botol botol kaca di hadapannya dengan tatapan kosong. Beberapa detik kemudian, ia menatap Kyuhyun dengan matanya yang benar benar sudah berair.

 

"Am i wrong, Kyuhyun-ah...?" 

 

Dan saat itulah, Kyuhyun menyadari bahwa hyung nya itu menangis. Kyuhyun segera memeluk Ryeowook, 

 

"Aniyo, mempertahankan perasaan yang sudah sejak lama kita miliki tidaklah salah, hyung. Tapi aku tidak mau melihat hyung terluka seperti ini. Sudah cukup selama hampir 8 tahun hyung seperti ini." 

 

Kyuhyun terdiam sejenak, kemudian menyadari bahwa Ryeowook masih menangis, bahkan sepertinya semakin menangis walau tanpa suara.

 

"Aku...aku akan membantu hyung, melupakannya..." ujar Kyuhyun akhirnya, membuat Ryeowook menatapnya.

 

"Jeongmal?" 

 

Kyuhyun mengangguk dan tersenyum. Itu adalah pertama kalinya, ia melihat hyung nya serapuh ini. Hatinya tersentuh, dan ia berjanji pada dirinya, bahwa ia akan membantu Ryeowook untuk melupakan yeoja itu, perlahan-lahan.

 

"Gomapta, Kyuhyun-ah.." 

 

-----

 

Sifat Ryeowook yang ramah dan mudah bergaul, membuatnya memiliki banyak teman, baik namja maupun yeoja. Ia juga mengenal banyak sekali hoobae maupun sunbae di dunia entertainment melalui pekerjaannya sebagai DJ tetap di Sukira. 

 

Tidak hanya itu, relasinya semakin bertambah ketika ia menerima tawaran menjadi salah satu tokoh dalam drama musical. 

 

Dan lagi-lagi, ia kembali mendapatkan job sebagai host dalam acara Super Idol Chart Show yang membuat relasinya semakin luas.

 

Siang ini, seperti biasa, Ryeowook bersiap untuk jadwalnya di SICS. Ia membaca beberapa lembar kertas yang berisi tentang apa saja yang akan ada di dalam shooting hari ini.

 

Namun, matanya secara tidak sengaja terkunci pada sederet tulisan disana.

'SNSD Yoona terpilih sebagai Idol dengan lengan yang paling seksi.'

 

Ryeowook terdiam sejenak. Matanya berulang kali membaca kalimat itu, berharap ada kesalahan. Namun ternyata tidak. 

 

Dalam acara SICS, Host akan menelepon para idol yang terpilih sebagai pemenang dalam setiap kategori yang mereka adakan. 

 

Itu berarti, Ryeowook harus menelepon yeoja itu ketika shooting berlangsung.

 

Dan benar saja. Ryeowook harus menelepon yeoja itu, dan seketika sikap fanboy nya muncul. Namun ia tetap bercanda ketika menelepon Yoona untuk menenangkan dirinya yang gugup.

 

"Yoona-ya, apa kau merindukan Oppa?" tanya Ryeowook ketika telepon tersambung.

 

Hening sejenak, sebelum akhirnya Yoona menjawab di sela tawanya,

"Mwo? Mengapa kau menanyakan sesuatu yang tidak pernah kau katakan sebelumnya?"

 

Dan mendengar itu, Ryeowook tertawa dan segera memberi tahu Yoona mengenai kategori idol dengan lengan terbaik yang dimenangkan olehnya. 

 

/skip/

 

 

Ryeowook memutuskan untuk pulang ke dorm sebelum nanti ia harus kembali berangkat ke KBS Building untuk Sukira.

 

Ia membuka pintu dorm dan melihat Kyuhyun sedang duduk di ruang tengah, menonton televisi.

 

"Kyuhyun-ah, apa kau menonton SICS?" tanya Ryeowook sembari duduk disamping Kyuhyun dan melepaskan mantelnya.

 

"Ne. Bahkan aku masih menonton channel yang sama walau acaranya sudah berakhir." jawab Kyuhyun sambil menunjuk televisi dengan remote yang ia pegang.

 

"Tadi....aku menelepon Yoona disana." 

 

Kyuhyun menatap Ryeowook lalu mengangguk.

 

"Hmm, tadi aku melihatnya."

 

"Dan kata-kataku di awal perbincangan dengannya tadi, sebenarnya hanyalah candaan agar aku tidak gugup." 

 

Ryeowook menyenderkan kepalanya pada sofa. 

 

"Sulit sekali rasanya menghapus perasaan ini." 

 

Kyuhyun menatap layar ponselnya lalu kembali menatap Ryeowook.

 

"Apa kau sudah lihat komentar para fans dari couple Yoona dan-"

 

"Aniyo, jangan sebut nama namja itu." potong Ryeowook cepat.

 

"Hmm, ne. Apa kau sudah lihat komentar mereka?"

 

Ryeowook menggeleng.

 

"Apa yang mereka komentari?"

 

"Tentang perkataanmu di awal pembicaraan dengan Yoona tadi. Sepertinya mereka cemburu dan disini mereka menekankan bahwa Yoona sudah memiliki.....kau tau maksudku." jelas Kyuhyun sambil mematikan ponselnya dan melemparnya sembarang ke sisi sofa lain.

 

Ryeowook tersenyum tipis.

 

"Konyol sekali. Tidak bisakah mereka berpikir bahwa itu hanyalah candaan bodoh antara sunbae dan hoobae nya?" 

 

"Mereka mungkin berpikir , kau menyukai Yoona, hyung." Kyuhyun tersenyum sembari menatap hyungnya.

 

"Ah, jika mereka berpikir seperti itu, mereka salah." ujar Ryeowook cepat dengan senyuman cerianya.

 

"Mwo? Jadi hyung sudah-"

 

"Aniyo. Aku tidak menyukainya, tapi aku mencintainya." jawab Ryeowook, kali ini dengan senyuman tipisnya.

 

"Setelah kupikirkan lagi, dengan semua kesibukanku, aku berhasil melupakannya. Tapi hatiku tidak bisa melupakan pilihannya. Jadi, aku berpikir untuk tetap menjaga perasaan ini, namun aku akan menjauh darinya."

 

Kyuhyun terdiam mendengar perkataan Ryeowook. Kemudian , ia melihat Ryeowook kembali tersenyum,

 

"Dan membiarkannya bahagia bersama yang ia cintai." 

 

Kyuhyun masih terdiam, namun beberapa detik kemudian, ia tersenyum.

 

"Aku mengerti, hyung. Jika itu keputusan hyung, aku akan mendukung dan selalu membantu hyung." 

 

Ryeowook memeluk Kyuhyun dan kembali berucap pelan,

 

"Gomawo, Kyuhyun-ah.."

 

Kemudian ia mengusap matanya yang mulai basah. 

 

----

 

Sejak itu, Ryeowook benar-benar menjauh dari Yoona. Tidak ada lagi interaksi yang berarti diantara mereka. 

Sebisa mungkin, Ryeowook menghindari untuk bertemu dengannya.

 

Ryeowook juga menyibukkan dirinya agar tidak memiliki waktu luang sehingga pikirannya akan terus terfokus dengan seluruh pekerjaan dan jadwal nya yang padat.

 

Waktu terus berjalan dengan cepat. Hingga tak terasa sudah waktunya Ryeowook harus menjalankan kewajibannya sebagai lelaki korea selatan, yaitu mengikuti wajib militer.

 

Walau Ryeowook tidak diwajibkan untuk mengikuti wajib militer karena ia adalah anak tunggal, namun Ryeowook berpikir, semakin sibuk, ia akan semakin mampu melupakan Yoona dan semua tentang yeoja itu.

 

Kepergian Ryeowook dan 3 member Super Junior lainnya, Eunhyuk, Donghae dan Siwon untuk wajib militer diiringi dengan vakumnya Super Junior selama 2 tahun. 

 

Berita tentang vakumnya Super Junior dan 4 membernya yang pergi wajib militer, tentu disorot oleh berbagai media termasuk televisi.

 

"Ah, Super Junior sunbaenim akhirnya vakum selama 2 tahun." ujar Sooyoung memecah keheningan diantara member lainnya yang hanya diam menatap televisi.

 

"Ne. Mereka pasti akan sangat dirindukan oleh banyak orang." kali ini Hyoyeon ikut berbicara.

 

"Apa kau akan merindukan Eunhyuk oppa, Hyoyeon-ah?" tanya Taeyeon sambil tersenyum jahil.

 

"Aniyo, kami hanyalah masa lalu, Taeng." jawab Hyoyeon cepat kemudian ia tertawa.

 

"Dan kau Fany-ya, apa kau akan merindukan Siwon oppa?" kali ini Taeyeon juga menjahili Tiffany yang sejak tadi hanya diam dan menekuk lututnya sembari duduk menatap layar televisi.

 

"M-mworago? Aniyo, kami tidak ada apa-apa" jawab Tiffany dengan tawa dan eyesmile yang khas.

 

"Tiffany akan lebih merindukan Ryeowook oppa, kurasa" ujar Sunny yang disambut lemparan bantal dari Tiffany. 

 

"Sunny-ya, jangan bicara sembarangan!" seru Tiffany dengan wajah yang memerah.

 

"Mwo? Fany kau tidak pernah bercerita padaku. Apa kau ada sesuatu dengan Ryeowook oppa?" Taeyeon terlihat semakin bersemangat menggoda Tiffany yang wajahnya semakin memerah.

 

"Aniyo, aku tidak peduli padamu Taeng!" 

 

Kini seisi dorm tertawa melihat reaksi Tiffany yang semakin menyembunyikan wajahnya dibalik kemasan keripik.

 

"Ah, kau sendiri, Seohyunnie, bagaimana denganmu?" kini Yuri yang berbicara.

 

"Aku pasti akan merindukan penampilan mereka semua, Eonnie. Mereka adalah sunbaenim yang hebat." jawab Seohyun dengan lembut.

 

"Ah, bagaimana dengan Kyuhyun?" Taeyeon terlihat tidak sabar. 

 

"Kyuhyun oppa juga sangat baik, Eonnie. Ia sangat dekat dengan Ryeowook oppa dan-"

 

"Tunggu. Kenapa tibatiba kau membawa nama Ryeowook? Aigoo apa kau juga ada sesuatu dengannya?" sela Sooyoung yang membuat Seohyun terdiam sejenak kemudian tertawa malu.

 

"Aniyo, aniyo, ia hanya oppa yang sangat baik. Itu saja" 

 

"Ah, kupikir Ryeowook sunbae berhasil memikat beberapa member kita" ujar Yuri yang disambut tawa oleh semua member yang lain, kecuali Tiffany yang masih menutupi wajah memerahnya dan Seohyun yang hanya tersenyum malu.

 

"Itu wajar saja. Kau tau? Ia baik sekali. Aku pernah menyukainya." kata Sooyoung tibatiba yang membuat Taeyeon segera mengalihkan pandangan kepadanya dengan sangat antusias.

 

"Mwo? Sooyoung-ah kau tidak pernah menceritakan itu pada kami!" seru Taeyeon kesal.

 

"Mianhae, karena kupikir saat itu Yoona sudah menyukainya lebih dulu." ujar Sooyoung yang membuat semua member menoleh pada yeoja yang sejak tadi hanya diam dengan mata yang melekat erat pada tv.

 

"Mwo? Yoona-ya?" seru Taeyeon dan Yuri hampir bersamaan.

 

Yoona memasang wajah bingung dan baru saja ia akan berbicara, Sooyoung kembali mendahuluinya.

 

"Ne, tapi kupikir itu dulu. Lagipula sekarang Yoona sudah memiliki yang lain." Sooyoung berbicara dengan santai sembari mengunyah keripik milik Sunny.

 

Sementara itu, Yoona kembali terdiam dan menatap tv dengan lekat. Tidak mendengarkan pembicaraan para eonnie nya yang lain. Ia hanya fokus melihat televisi yang sedang menampilkan para penggemar serta beberapa member Super Junior lainnya mengantar 3 member mereka, kecuali Donghae yang berada di bagian kepolisian, untuk pergi wajib militer.

 

Matanya terfokus pada sebuah objek. Objek yang sudah lama menghilang dari pandangannya. Sudah lama rasanya ia tidak melihat wajah itu secara langsung. Sudah lama ia tidak mendengar suara indah milik namja itu yang dulu sering sekali terdengar. Sudah lama rasanya namja itu tidak pernah memberikan senyumannya lagi. Senyuman yang selalu Yoona jumpai dan dapatkan ketika ia menatap namja itu. Sudah lama ia tidak melihat wajah yang kekanakkan itu.

 

Kini terlihat para member sedang berfoto bersama dengan 3 member mereka yang sudah mengenakan seragam tentara militer. 

Terlihat 3 member itu berdiri tegap dengan senyuman yang tegas namun tetap memikat.

 

"Aigoo, lihat itu Ryeowook sunbae! Dia terlihat lucu sekali dengan seragam itu" seru Yuri sambil menunjuk televisi.

 

"Ne, ia seperti anak kecil yang sedang mengenakan kostum tentara" 

 

"Tiffany-ya, Seohyun-ah, lihatlah, ia imut sekali. Kenapa kalian tidak mengantarnya?" seru Taeyeon dengan mimik wajah serius, namun tetap mendapat lemparan bantal dari Tiffany.

 

"Ah, Yoona-ya, apa kau sudah menyiram bungamu?" tibatiba Hyoyeon menepuk pundak Yoona.

 

"Ah? Aigoo aku lupa, Eonnie." Yoona segera bangkit berdiri.

 

"Aku sudah meletakannya di balkon, Eonnie. Karena matahari sedang cerah." kata Seohyun sebelum Yoona berlari menuju kamar untuk mengambil bunganya.

 

"G-gomawo, Seohyun-ah!" kemudian Yoona segera mengambil semprotan air untuk menyiram bunganya.

 

"Aku heran kenapa Yoona sangat menjaga bunga itu. Aku yakin bunga itu akan layu tapi sudah bertahun-tahun, bunga itu masih segar." kata Taeyeon ketika Yoona sudah pergi ke balkon.

 

"Bukankah bunga itu dari namjanya? Tentu saja ia akan sangat menjaganya." kata Tiffany, mulai memunculkan wajahnya.

 

"Tapi sebelumnya ia juga menerima bunga dari namjanya dan hanya ia pandangi beberapa menit, lalu diletakkan begitu saja di meja." Sooyoung ikut berbicara.

 

"Mungkin itu bunga langka?" pertanyaan Sunny segera dijawab oleh Taeyeon.

 

"Aniyo, itu hanya bunga mawar putih biasa!"

 

"Mungkin ada makna yang sangat berarti dibalik bunga sederhana itu, Eonniedeul.." kata Seohyun tibatiba, membuat semuanya terdiam.

 

"Hmm, ne... Sesederhana apapun, jika maknanya sangat besar, pasti akan kita jaga dengan sebaik mungkin." perkataan Yuri mendapat anggukan persetujuan dari semua member disana. 

 

----

 

2 tahun berlalu.

 

Seiring dengan kembalinya Super Junior dengan member yang utuh, tahun ini merupakan tahun dimana berakhirnya kontrak Super Junior dengan SM Ent.

 

Hari ini, 4 member Super Junior, Donghae, Eunhyuk, Siwon dan Ryeowook, menyelesaikan kewajiban militer mereka. 

Para member Super Junior serta beberapa penggemar tentu saja menjemput mereka. 

 

Ketika baru saja Ryeowook berjalan keluar, ia melihat Kyuhyun yang segera menghampirinya.

 

"Hyung! Aku sangat merindukanmu!" 

 

Kyuhyun segera memeluk Ryeowook.

 

"Ah, aku juga merindukanmu, Kyuhyunnie..." Ryeowook membalas pelukan Kyuhyun.

 

"Ah, kau terlihat hebat dengan pakaian militer ini, hyung.." 

 

Ryeowook tertawa. Kemudian mereka segera berkumpul dengan member lain untuk pulang bersama.

 

Ketika mereka sudah bertemu dengan para penggemar dan media, mereka memasuki mobil untuk segera pulang. 

Eunhyuk ikut bersama mobil yang dibawa oleh Leeteuk, sementara Siwon dan Ryeowook ikut bersama mobil yang dibawa oleh Sungmin. Mereka akan menjemput Donghae yang berada di bagian kepolisian.

 

Baru saja Ryeowook menundukkan kepalanya sedikit untuk masuk ke mobil, tibatiba sebuah tangan menahan lengannya yang kekar.

 

Sontak, Ryeowook menoleh dan ia sangat terkejut saat melihat siapa yang menahannya.

 

"Y-Yoona-ya?"

 

Ryeowook mengalihkan pandangannya pada Kyuhyun. Kyuhyun hanya menghendikkan bahunya tanda bahwa ia tak mengetahui apapun, namun ia tersenyum. Ryeowook menatap Sungmin, dan hyungnya itu juga tersenyum. 

 

"Hyung akan menunggumu di pintu gerbang depan. Pergilah." ujar Sungmin akhirnya. 

 

Ryeowook tersenyum gugup dan ia berjalan mengikuti Yoona, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang cukup sepi.

 

Yoona menatap Ryeowook dengan lekat. Wajah yang sudah lama tidak ia lihat. Tiba-tiba, Yoona menyentuh pipi Ryeowook. 

 

"Y-Yoona-ya, apa yang kau lakukan?" Ryeowook terlihat panik namun belum sempat ia menepis tangan Yoona, yeoja itu membuka mulutnya dan berbicara.

 

"Kau terlihat lebih tirus, Oppa." 

 

Ryeowook terdiam sejenak, kemudian tersenyum.

 

"Dalam beberapa bulan pasti akan kembali seperti semula."

 

"Suaramu juga berbeda, terdengar lebih tegas."

 

"Apakah menyeramkan? Mianhae, ini kebiasaan. Oppa akan mengubahnya agar kembali seperti semula."

 

"Aniyo. Kau sudah sempurna untukku." perkataan Yoona membuat Ryeowook mengerutkan keningnya, heran.

 

"Yoona-ya, apa kau sedang mengerjaiku? Atau apa?" 

 

Grep..

 

Tiba-tiba, Yoona memeluk Ryeowook dengan erat, sangat erat. 

Ryeowook terlihat kebingungan, ia menoleh ke kanan dan kiri, khawatir jika ada seseorang yang melihat.

 

"Yoona-ya? Yoona-ya, waeyo?" 

 

Namun Yoona tidak menjawab. Ia hanya terus memeluk Ryeowook dengan erat, seolah enggan untuk melepaskannya.

 

"Yoona-ya, wae? Bagaimana kalau ada yang melihat?" Ryeowook berusaha melepaskan pelukan Yoona, namun yeoja itu mempererat pelukannya.

 

"Bogoshipeo..." ucap Yoona pelan, seperti berbisik.

 

Ryeowook terdiam. Namun Yoona kembali berucap, seolah ingin meyakinkan Ryeowook.

 

"Bogoshipeoseo, Oppa..." 

 

"Y-Yoo-"

 

"Jangan pergi lagi, Oppa. Jebal..." 

 

Ryeowook kembali diam terpaku. Perlahan, ia mulai membelai rambut Yoona dengan lembut.

 

"Mianhae" ucap Yoona lagi.

 

"Mianhae? Untuk apa?" 

 

Yoona terdiam sejenak kemudian ia merenggangkan pelukannya dan menatap Ryeowook,

 

"Untuk selalu mengecewakan Oppa."

 

"Aniyo, kau tidak pernah mengecewakan Oppa. Oppa tidak apa-apa.." Ryeowook menunjukkan senyum terbaiknya.

 

"Geojitmal. Oppa angwaenchana. Aku tidak pernah memberi Oppa kepastian, sekalipun Oppa sudah menunjukkan seluruh isi hati Oppa." 

 

Ryeowook menatap Yoona yang menunduk, seperti menahan tangis. Dengan sigap, Ryeowook memeluk Yoona. Kemudian ia mengusap rambut yeoja itu dengan lembut.

 

"Uljima. Nan gwaenchana. Oppa hanya ingin kau bahagia, itu saja. Oppa sudah tidak mengharapkan apapun lagi sekarang."

 

Yoona terdiam. Perlahan, ia mulai melingkarkan tangannya pada pinggang Ryeowook.

 

"Kau tidak perlu seperti ini hanya untuk meminta maaf. Oppa tidak pernah menganggap semua salahmu. Sejak awal semua adalah kesalahan Oppa karena masih saja mencintaimu dan menunggumu, padahal Oppa tau, kau sudah bahagia dengan pilihanmu. Jeongmal mianhae..." 

 

Dengan lembut, Ryeowook melepaskan pelukannya, kemudian ia tersenyum.

 

"Apa kau datang bersama seseorang?" 

 

Yoona menggeleng.

 

"Dengan eonnie mu?"

 

Namun lagi-lagi, Yoona menggeleng.

 

"Apa kau datang sendiri?"

 

"Aku menggunakan taksi." jawab Yoona akhirnya.

 

"Araseo, kita bisa pulang bersama. Oppa dan Sungmin hyung akan mengantarmu." Ryeowook mulai melangkah meninggalkan tempat itu, namun Yoona memeluknya dari belakang.

 

"Saranghae..." 

 

Ryeowook mengerjapkan matanya, berusaha meyakinkan bahwa ia tidak sedang bermimpi.

 

"Oppa, saranghae.." Yoona mengeratkan pelukannya, kali ini ia berbisik pelan tepat di telinga Ryeowook.

 

"Yoona-ya, kau pasti-"

 

"Aniyo Oppa, aku tidak bercanda. Apa Oppa sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi kepadaku?" 

 

"Yoona-ya jangan macam-macam, kau sudah memiliki namja dan semua tau itu" Ryeowook tersenyum tipis, sebab ia tau bahwa Yoona takkan melihatnya.

 

"Aku sudah tidak ada apapun lagi dengannya. Aku memang terlambat menyadari semuanya, Oppa." 

 

Setelah berpikir sejenak, Ryeowook melepaskan tangan Yoona yang melingkar di tubuhnya, kemudian ia berbalik dan menatap Yoona dengan tulus.

 

"Kau...kau mengakhiri semuanya?"

 

Yoona menatap Ryeowook perlahan, namun ia hanya diam.

 

"Wae? Bukankah kau sangat menyayanginya?"

 

Perlahan Yoona menggeleng, dan ia menatap Ryeowook dengan tatapan kecewa.

 

"Aku pikir, Oppa mengerti perasaanku sekarang. Tapi aku sadar semua pasti karena aku selalu mengecewakan Oppa. Mianhae.." 

 

Dengan cepat, Yoona berlari meninggalkan Ryeowook, namun hanya dengan beberapa langkah lebar, namja itu berhasil menggapai tangan Yoona dan menarik yeoja itu ke dalam pelukannya. 

 

"Mianhae.. Oppa memang kecewa. Tapi Oppa tidak mungkin memaksakan perasaan seseorang, ne?" kata Ryeowook ketika ia mendekap Yoona, membiarkan yeoja itu menangis di dadanya.

 

"Uljima.. Mianhae, Oppa membuatmu menangis..."

 

Ryeowook membelai lembut kepala Yoona, namun yeoja itu masih menangis.

 

"Saranghae, saranghae.." bisik Ryeowook akhirnya.

 

Dan Yoona terdiam, tangisnya mulai mereda. 

 

"Saranghae, Yoona-ya.." Ryeowook kembali membelai rambut Yoona dan mengecup puncak kepalanya.

 

Perlahan, Yoona tersenyum dan ia memeluk Ryeowook dengan erat.

 

/skip/

 

Beberapa hari kemudian, Ryeowook mulai memperhatikan Yoona yang seringkali terlihat melamun dan lebih tertutup.

 

Siang itu, Ryeowook bermaksud untuk memberi kejutan pada Yoona. Ia datang tibatiba ke dorm dan setelah memberi tau maksud kedatangannya pada member yang lain, ia membuka pintu kamar Yoona perlahan.

 

Ia melihat Yoona yang sedang tertidur diatas ranjangnya. Awalnya Ryeowook ingin membangunkannya dengan mengejutkan Yoona, namun ia mengurungkan niatnya ketika melihat betapa pulas nya yeoja itu tertidur.

 

Ryeowook memutuskan untuk duduk disebuah kursi yang berada di samping ranjang Yoona. 

Kemudian ia menyadari Yoona sedang tertidur sembari mendengarkan lagu dari handphone nya.

 

Ryeowook berniat melihat lagu apa yang Yoona dengarkan dan ketika ia melihatnya, ia terdiam. 

 

Kemudian Ryeowook menyadari bahwa ada banyak buku berserakan di ranjang Yoona. Ia mengambil satu persatu buku itu lalu membacanya.

 

Ketika membaca semua tulisan yang tertulis disana, perlahan, air mata menetes dari sudut mata Ryeowook.

 

"Yoona-ya, sejak awal Oppa sudah mengetahui hatimu." kata Ryeowook lirih. Ia merapikan buku buku itu, kemudian ia menatap wajah Yoona lekat.

 

"Oppa ingin kau bahagia." 

 

Ryeowook memberanikan dirinya untuk mengecup kening Yoona, kemudian ia berkata pelan, nyaris tak terdengar.

 

"Saranghae.. Jebal haengbokhagireul.."

 

Dan tanpa membuang waktu, ia segera keluar dari kamar Yoona.

 

--------------

 

"Oppa, Kau mau membawaku kemana?" 

 

"Nanti kau akan tau.."

 

Perlahan, Ryeowook menuntun Yoona ke sebuah tempat.

 

"Tapi kenapa kau harus menutup mataku? Aku jadi tidak bisa melihat" protes Yoona.

 

"Sstt..." Ryeowook menghentikan langkahnya, membuat Yoona ikut menghentikan langkahnya.

 

"Sudah sampai." ujar Ryeowook. Perlahan ia membuka penutup mata Yoona.

 

Yoona membuka matanya dan tersenyum, namun senyumannya hilang seketika.

 

"O-oppa... Wae....?"

 

Ryeowook hanya terdiam. Ia masih berdiri di belakang Yoona. 

 

"Oppa, waeyo?" Yoona berbalik dan menatap Ryeowook. Mata yeoja itu tampak berkaca kaca.

 

Dengan lembut, Ryeowook memeluk Yoona.

 

"Oppa mencintaimu."

 

Yoona terdiam. Ia tak mengerti apa tujuan Ryeowook membawanya ke tempat itu.

 

"Oppa ingin kau bahagia karena oppa mencintaimu."

 

Ryeowook menghela napasnya sejenak, berusaha menahan dirinya untuk menangis. 

 

"Oppa tau, kau masih mencintainya. Jadi, pergilah. Hanya dengannya kau akan bahagia, ne?" 

 

'Uljima. Uljima. Kim Ryeowook-ah uljima!' Ryeowook berusaha memberi perintah kepada dirinya sendiri untuk tidak menangis.

 

Ya. Ia melepaskan Yoona untuk kebahagiaan yeoja itu. Jika Yoona bahagia, maka ia harus ikut bahagia. Bukankah kebahagiaan terbesar adalah melihat orang yang dicintai bahagia bersama yang lain?

 

Namun bagaimanapun, Ryeowook tak dapat menahan sakit yang memilukan hatinya. 

 

Dengan kasar, ia mengusap matanya yang basah dan menghapus air mata di pipinya. Ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis.

 

"Oppa...."

 

Ryeowook melepaskan pelukannya dan ia tersenyum tipis. Karena saat ini hal tersulit baginya adalah tersenyum. 

 

"Ini memang menyakitkan, tapi apa yang harus Oppa lakukan? Oppa tidak mungkin memaksakan perasaan siapapun. Oppa tidak boleh bersikap egois." 

 

"O-oppa... Aniyo, aku tidak mencintainya, Oppa... Jeongmal... Kenapa Oppa tibatiba seperti ini?" Yoona terlihat kacau.

 

"Oppa datang ke kamarmu beberapa waktu lalu, berniat membangunkanmu namun Oppa melihat semua buku buku mu." 

 

Ryeowook masih tersenyum. Walau tanpa ia sadari, air mata mulai mengalir dari sudut matanya.  

 

"Disana, Oppa membaca semuanya. Kau merindukannya. Kau ingin melihatnya. Kau ingin memeluknya."

 

Yoona terlihat terkejut, ia baru saja akan membuka mulutnya untuk menyanggah, namun Ryeowook memotongnya.

 

"Kau juga saat itu tertidur sambil mendengarkan album nya. Dan Oppa menyadari saat itu kau menangis. Sebab masih ada bekas air mata pada pipimu."

 

Perlahan Yoona mulai menangis, namun Ryeowook menatapnya dan memegang bahunya.

 

"Oppa memang mencintaimu. Hajiman, jangan pernah mengasihani Oppa."

 

Yoona menatap Ryeowook dengan mata yang penuh dengan air mata.

 

"Ini tidak seperti yang Oppa pikirkan. Jebal Oppa...."

 

"Melalui tulisan tulisan di buku itu, Oppa menyadari bahwa pikiran Oppa tidaklah salah."

 

Ryeowook menyadari air matanya menetes, sehingga ia menghapusnya dengan kasar dan kembali berbicara.

 

"Setelah ini, mungkin Oppa tidak akan bisa jatuh cinta lagi, jika bukan denganmu." 

 

"......" Yoona benar benar kehilangan katakatanya.

 

"Hajiman, nan gwaenchanha. Kau tidak perlu memikirkan Oppa. Yang terpenting adalah dirimu dan kebahagiaanmu." ujar Ryeowook dengan senyuman terbaiknya. 

 

Ryeowook kali ini berusaha keras untuk menunjukkan senyuman itu, sebab bibirnya bahkan terasa sukar untuk bergerak.

 

"Oppa...."

 

Perlahan, butiran bening mengalir dari sudut mata Yoona. Dan dengan lembut, Ryeowook menangkupkan tangannya pada pipi Yoona, lalu menghapus air mata yeoja itu dengan ibu jarinya.

 

"Uljima.. Oppa melakukan ini karena Oppa ingin kau bahagia. Jadi jangan menangis seperti ini." kata Ryeowook dengan senyuman manisnya.

 

"Mianhae....Oppa..." ucap Yoona di tengah isak tangisnya.

 

Perlahan, Ryeowook mundur satu langkah dari Yoona.

 

"Sekarang, anggaplah Oppa tidak pernah ada." 

 

Perkataan Ryeowook membuat Yoona terkejut. Ia hendak melangkah maju mendekati Ryeowook namun namja ini menahannya.

 

"Ini yang terbaik." 

 

"O-oppa....." Yoona mulai menangis lagi.

 

"Ige.." ucap Ryeowook sembari mengulurkan sebuah saputangan biru muda miliknya.

 

"Uljima.. ia akan khawatir jika mengetahui kau menangis..." 

 

Yoona menerima saputangan itu, namun ia hanya menatap Ryeowook dengan tatapan kosong dan air mata yang terus mengalir.

 

"Segera temui dia. Ia sudah lama menunggu." 

 

Ryeowook, dengan senyumannya, membungkuk pamit pada Yoona kemudian membalikkan tubuhnya dan pergi.

 

"Ryeowook oppa...." isak Yoona lirih ditengah tangisannya.

 

Setelah Ryeowook menghilang dari hadapannya, Yoona mengusap air matanya dan setelah mempersiapkan diri, ia berjalan menemui seseorang yang sejak tadi duduk menantinya di meja cafe.

 

Sementara itu, tanpa diketahui Yoona, Ryeowook masih melihatnya dari dalam mobil. Dan tentu Ryeowook juga melihat bagaimana lelaki itu memeluk Yoona begitu erat ketika melihat yeoja itu datang menghampiri meja nya.

 

Ryeowook menatap semua itu dalam diam, namun sedetik kemudian ia tersenyum. 

 

"Jeongmal saranghae, Im Yoona... Nae cheot sarang, nae kkeut sarang, jebal haengbokhagireul.... forever." ujar Ryeowook dengan suara lirih yang bahkan hampir tak dapat ia dengar sendiri.

 

Kemudian ia memejamkan matanya sejenak, membiarkan air matanya mengalir membasahi pipinya yang dingin.

 

 

'Goodbye, my love'

 

 

 

 

- the end -

20.07.15

Comments

You must be logged in to comment
kimryeowookimyoona #1
to be honest i want to write fanfic with english too but my english was not really good ㅠㅠㅠㅠㅠㅠ but i'll try it to improve my english skill.. thank you unni><
Wooksica
#2
Can you translate into English? I'm learning Korean now in school, but my Korean is not that good and I really want to read this fanfiction! It is a Yoonwook fanfiction, I must read it!!! I am excited to find out what happens in this fanfiction!!! :D