Almond’s Kiss

Main Cast’s:

Choi Minho SHINee

Park Ji Yeon T-Ara

 

Author:

Park Leni

@242608068494

 

Genre:

Romance

 

Happy reading^^

 

 

 

                Seorang yeoja cantik dan manis dengan gaya casual dilengkapi tas selendang berwarna hijau muda, tangan kanannya membawa buku yang cukup tebal dan tangan kirinya menjinjing sekantung plastik yang berisi banyak cokelat kacang almond. Dia  baru saja duduk manis di sebuah bangku panjang terbuat dari kayu dengan hamparan rumput hijau segar meneyelimuti tanah yang diinjaknya. Terlihat jelas mimik kekesalan di wajah cantik dan manisnya itu.

 

                “Menyebalkan!!! Dia sangat menyebalkan!!” yeoja cantik itu menaruh buku tebal dan sekantung cokelat kacang almond di sampingnya. Kemudian dia mulai mengeluarkan semua cokelat kacang almond dari kantung tersebut dan membukanya satu per satu.

                “Sangat menyebalkan!! Seharusnya dari awal aku berhenti untuk menyukainya!!” gerutunya sambil memakan satu per satu cokelat kacang almond tersebut. Dia terus saja menggerutu dan mendengus kesal sambil memakan cokelat- cokelat itu.

               

                Tanpa dia sadari seorang namja tampan duduk manis begitu saja di sampingnya. “Yak!! Bukankah kau ini calon dokter?? Seharusnya kau jaga kesehatan gigimu dan apa kau mau jika tubuhmu jadi lebar??” sindir namja itu santai. Yeoja cantik itu menghentikan aktivitas mengunyah cokelatnya itu, namun beberapa saat kemudian dia kembali memakan cokelat- cokelatnya itu tanpa mengubris ucapan namja tampan itu.

                “Yak!! Park Ji Yeon!! Berhenti memakan cokelat itu!!” namja tampan itu merampas paksa cokelat yang sebentar lagi masuk ke dalam mulut mungilnya. Dengan pergeseran kasar kepalanya, yeoja cantik itu terpaksa menoleh ke arah namja tampan yang sudah mulai geram padanya karena diacuhkan.

                “Apa maumu, huhh?? Ini bukan urusanmu!! Jadi, kau tidak usah mencampuri urusanku!!” bentak yeoja cantik bernama Park Ji Yeon.

                “Kau lupa padaku, huhh?? Aku C H O I  M I N H O.” namja tampan itu mengeja huruf demi huruf nama lengkapnya. “Aku Choi Minho, namjacingu Park Ji Yeon!!!” timpalnya lagi penuh penekanan.

                “Aisss.. Aku masih punya banyak cokelat. Jadi, jika kau mau cokelat bekasku itu, silahkan untukmu saja.” Kesal Ji Yeon pada Minho yang mengaku sebagai namjacingunya. Ji Yeon membuka kemasan cokelat kacang almond yang masih tersisa dan memakannya.

                “Kau kenapa Ji Yeon-ahh. Apa aku menyakitimu?? Katakan apa kesalahanku?? Ku mohon Ji Yeon-ahh, jangan membuatku bingung. Hubungan kita sudah berjalan hampir tiga tahun, Ji Yeon-ahh dan ku mohon kau jangan marah tanpa alasan seperti itu.” ucap Minho melembut. Namun, Ji Yeon masih tetap asyik dengan aktivitas menikmati cokelat kacang almondnya.

                “Ji Yeon-ahh..” ke dua tangan Minho meraih ke dua bahu Ji Yeon dan memutarnya sehingga berhadapan dengannya.

                “Kau ini calon dokter, kau mau merusak gigimu sendiri, eoh?? Makan cokelat itu tidak baik untuk kesehatan, terutama gigimu. Cokelat juga akan membuat tubuhmu melebar. Kau mau??”

                “Cokelat yang ku makan ini bukan sembarang cokelat. Ini cokelat kacang almond. Kacang almond itu banyak mengandung asam amino triptofan. Kacang almond termasuk ke dalam daftar makanan yang memiliki tingkat asam amino cukup tinggi. Ketika kita memakan almond, triptofan masuk ke otak dengan cepat dan tingkat seratonin pun meningkat, SEHINGGA BISA MENJAUHKAN DARI AMARAH DAN KESAL!!!!!”

                “Ishh.. Aku tidak mengerti tentang kata- kata ilmiah itu. Namun, aku bisa menyimpulkan jika kau marah dan kesal padaku sehingga kau membeli banyak cokelat seperti ini??” Minho menggeleng- gelengkan kepalanya.

                “Ne, aku marah dan kesal padamu!!” Ji Yeon mengerucutkan bibir mungilnya. Minho hanya terkekeh pelan melihat ekspresi yeojanya itu.

                “Wae?? Kenapa terkekeh seperti itu?? Kau pikir aku pura- pura marah dan kesal padamu?? Aku sudah bosan memendam sendiri rasa marah dan kesalku ini padamu.”

                “Anniya.. Kau ini seperti anak kecil..” jari telunjuk kanan Minho menyentuh sudut kanan bibir mungil Ji Yeon dan mengelap noda cokelat yang tersisa disana. “Sisa cokelat menempel di sudut bibirmu.” Ucapnya setelah mengelap noda cokelat di sudut bibir mungil Ji Yeon, kemudian telapak tangannya membelai lembut pipi halus, putih susu milik Ji Yeon dan berhasil menimbulkan rona merah di sepasang pipinya, membuat wajahnya semakin cantik dan Minho sangat menyukai itu.

                “Apa yang membuatmu marah dan kesal padaku, eoh??”

                “Kenapa aku selalu memergokimu sedang jalan bersama sekretaris barumu itu, huhh?? Kau selingkuh dengannya??”

                “Mwo?? Jadi, hal sepele seperti ini yang membuatmu cemburu padaku??”

                “Aku bukan cemburu!! Aku marah dan kesal padamu, Minho sajangnim!!!”

                “Dia itu sekretarisku dan tentu saja dia harus menemaniku kemana pun aku pergi. Ku mohon jangan cemburu padanya lagi, ne?? Hubungan kita itu sudah berjalan hampir tiga tahun, tidak mungkin begitu saja mempermainkan setiap kebersamaan yang telah kita lewati selama itu.” ucap Minho menenangkan Ji Yeon, kemudian dia peluk tubuh mungil Ji Yeon. Sepasang mata indah Ji Yeon sudah mulai berkaca- kaca.

                “Mianhae, oppa..” ucap Ji Yeon menyesal di sela- sela dekapan pelukan Minho.

                “Gwaenchana. Kau patut cemburu seperti itu. Aku ini memang sangat tampan hingga banyak sekali yeoja yang menyukaiku.”

                “Aku itu marah dan kesal padamu, oppa. Kau menyebalkan!!!” Ji Yeon melepaskan pelukannya dan mengepalkan ke dua telapak tangannya dan memukul- mukulkannya pada dada bidang milik Minho. ke dua tangan Minho berusaha untuk menghentikan aksi pukul yang dilakukan yeojanya itu dengan cara menggenggang ke dua pergelangan tangan Ji Yeon dengan sangat erat.

                “Oppa, kau sangat menyebalkan!! Pergi saja sana pada yeoja yang mengejar- ngejarmu itu. Aku sudah sangat bosan melihat yeoja- yeoja itu terutama sekretaris barumu itu mendekatimu. Padahal mereka sudah tahu jika oppa adalah namjacinguku. Menyebalkan!!” dengus kesal Ji Yeon. Namun, Minho semakin terkekeh geli melihat sikap yeojacingunya ini.

                “Tidak masalah bagiku. Asalkan kau tidak akan pernah merasa bosan padaku. Ma’af jika karena ketampananku ini menyulitkanmu.” Ucap Minho dengan nada penuh keangkuhan.

                “Isshhh.. Kau menyebalkan!!!” Ji Yeon mengerucutkan bibir mungilnya lagi, kyeota. Hanya dengan satu gerakan cepat, tiba- tiba Minho berhasil mendaratkan bibir tebalnya di bibir mungil Ji Yeon. Ji Yeon terbelalak kaget dengan ciuman tiba- tiba ini dan mencoba untuk melepaskan ciuman ini, namun Minho semakin memperdalam ciumannya sehingga Ji Yeon hanya bisa pasrah, memejamkan ke dua matanya menikmati setiap sentuhan bibir Minho yang menjelajahi setiap lekuk bibir mungil Ji Yeon.

                “Mianhae, membuatmu memendam rasa cemburumu sendiri selama tiga tahun ini. Aku senang selama tiga tahun ini kau tidak pernah mengomel padamu dan kau hanya memberikan senyuman manis dan lembutmu yang sangat ku sukai. Meskipun banyak sekali yeoja yang mengejar- ngejarku, tapi satu- satunya yeoja yang ada di hatiku hanya seorang Park Ji Yeon.” ucap Minho lembut pada Ji Yeon dengan tatapan teduh ke arah Ji Yeon. Refleks Ji Yeon memeluk tubuh Minho erat.

                “Ji Yeon-ahh..” bisik Minho tepat di telinga Ji Yeon.

                “Ne??”

                “Gara- gara ciuman tiba- tibaku padamu itu, membuatku ikut merasakan cokelat kacang almondmu itu. Ternyata sangat enak dan manis.” Sontak Ji Yeon mendorong keras tubuh Minho agar menjauh darinya.

                “Isshh.. Kau merusak suasana romantis diantara kita..”

                “Hahhaha^^ Aku ingin menciummu lagi, Ji Yeon-ahh.. Merasakan cokelat kacang almond melalui mulutmu..” goda Minho. Minho bergidik malu dan berusaha berlari menghindari Minho.

                “Yak!! Park Ji Yeon, my baby... Jangan lari..... Ayolah give me a kiss again.. hahhhahha^^”

 

 

THE END ^^

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet