___2___

The Tomboy Girl
Please Subscribe to read the full chapter

             Keesokan harinya, Amber yang sudah terbangun pagi itu pun bergegas menuju sekolahnya. Hari ini hari kedua dirinya membimbing adik kelasnya untuk mengikuti MOS di sekolahnya. Amber merapihkan rok pendek yang ia pakai. Tentunya dibaik rok itu ia memakai celana untuk menutupi kaki dan pahanya. Sayangnya, sekolahnya tidak memperbolehkan siswi untuk memakai celana.
            

             Setelah selesai, Amber keluar dari kamarnya, dilihatnya rumahnya yg sangat sepi. Namun terdengar dari arah dapur dentingan spatula dan katel begitu jelas terdengar di telinganya. Pasti suara ini berasal dari adiknya yang sedang memasak untuk sarapan pagi. Dirumah sederhananya ini, dirinya hanya tinggal bersama adik tercintanya Jeno. Sudah menjadi rutinitas di pagi hari Jeno selalu membuatkan sarapan untuk kakak satu satunya yang ia punya. Jeno ingin meringankan beban kakak nya tersebut yang sudah susah payah bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah hanya untuk mencari biaya sekolahnya dan Jeno, juga makan sehari – hari. Sangat berat tanggung jawab Amber sebagai kakak dan tulang punggung untuk adiknya.

              Orang tua mereka sudah tiada kala mereka masih berusia balita, Amber dan Jeno saat itu akhirnya dititipkan kepada neneknya, namun hingga Amber menginjak sekolah menengah pertama, neneknya menyusul kedua orang tua mereka dan kini, Amber hanya tinggal berdua dengan adiknya dan harus mencari uang untuk hidup mereka.
Amber tersenyum kala melihat Jeno dengan telatennya menyiapkan makanan untuknya, adiknya ini sangat perhatian Amber bangga mempunyai adik seperti Jeno. Amber mendekati meja makan dimana Jeno sedang menata makanan

“ah, noona sudah siap? Kebetulan aku baru saja menyiapkan sarapan” ucap Jeno dan duduk di lantai. Dirumahnya ini bergaya khas oriental, tidak ada kursi di meja makan melainkan bantal tipis untuk diduduki.

“terimakasih, seharusnya noona yang menyiapkan ini semua” ucap Amber dan duduk dihadapan Jeno

“tidak usah, Jeno saja yang menyiapkan sarapan dan jam makan selanjutnya. Noona hanya tinggal mencari uang dan belajar dengan rajin oke?” Jeno mengangkat tanganya menjadi membentuk huruf O. Amber tersenyum lalu menganggukan kepalanya. Mereka pun memulai hari dengan sarapan sederhana di rumah sederhananya.


                 Disekolah, Amber memulai kedisiplinannya. Dirinya sudah berdiri di depan gerbang sekolah menatap siswa siswi yang akan memasuki lingkungan sekolah. Ketika Amber sedang beraksi, seorang siswa mengendarai motor besarnya dengan suara bising yang memekikan telinga. Amber langsung menghampiri siswa itu dan menghalangi jalan salah satu siswa tersebut. Amber menatap dengan sangar siswa tersebut namun yang ditatap malah mengacuhkan tatapannya. Gadis tomboy itu mengambil paksa kunci motor yg tergantung.

“dilarang mengendarai kendaraan dengan suara yang berisik seperti ini!” ucap Amber memperingati, dengan wajah yang memerah karena emosi yang memuncak. Ini bukanlah sekali atau dua kali Amber memperingati siswa bandel itu, tapi ini sudah yang ke seribu kalinya Amber memperingatinya tapi tetap saja dia mengabaikan

“kembali ke rumah mu, simpan motor ini dan kembali ke sekolah menggunakan transportasi umum”

“huh, kau ini sungguh galak. Kau tau? Rumahku sangat jauh dan jika aku menggunakan transportasi umum, aku bisa terlambat datang ke sekolah” ucapnya tanpa ada nada ketakutan sama sekali.

“aku tidak peduli, rumah mu jauh atau tidak” balas Amber dengan nada marahnya. Pria itu turun dari motornya dan melangkah lebihdekat ke arah gadis yang memarahinya hingga kini tepat berada di hadapan Amber membuat gadis itu harus menengadahkan kepalanya hanya untuk menatap mata lawan bicaranya karena terlalu tinggi

“baiklah, kalau kau tak peduli. Aku juga tak akan peduli reaksimu nanti” ucapnya dengan kata kata yang membuat Amber mengerutkan dahinya terheran heran dengan ucapan pria didepanya ini.

“apa maks- hmpp!!” mata Amber langsung terbuka lebar ketika dengan tiba tiba pria itu menciumnya tepat dibibir. Ciuman kilat itu langsung membuat para siswa lainya yang berada di sekitar langsung membulatkan mata mereka tak disangka Amber ketua tergalak di sekolahnya itu melakukan hal yang tak wajar di lingkungan sekolah.

“sampai bertemu di kelas sayang~” pria itu pun meninggalkan Amber yang masih saja terpaku di tempatnya. Beberapa detik kemudian, Amber tersadar dari keterpakuannya akan ciuman kilat dipagi hari itu

“KRISSSSSSS !!!!!!!!!!!” teriaknya kesal.

                     Kris adalah teman sekelasnya yang sering kali membuat emosi Amber memuncak. Pria itu sering membuat masalah denganya, entah u

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Stefyasan
#1
Chapter 2: Chapter 2 : Lanjutin lagi thor.... Ngga sabar baca lanjutannya.... Sumpah penasaran sekali.... Bagaimana yah jadinya Amber dan kris????
youngii_25 #2
Chapter 2: Lanjut plis thor jgn gantungin rasa kepo diriku
llamajol_spark #3
Chapter 2: Kok gw ngakak sih liat kris goda amber hahahahah lucu ih, greget sama krisber.... Next mana ayo next
krisber_1806 #4
Chapter 2: si kris seneng banget bikin ambaby emosi XD
curcol lu jg lucu banget.
kadang penyesalan memang selalu datang belakangan XD
Shyndikrisber #5
Chapter 2: Hahahahahaha. Kocak banget kris. Si amber marah2 mulu lagi :D.
Amber jadi ketua mpk ya? Samaan dong ama aku. Aku juga (mantan) ketua mpk.cz dah kelas 3 sma ,jd udah pensiun/?.
Ketua mpk memang terkenal sangar sih. Heheheh
vickywahyu #6
Chapter 2: Ahahaaha si kris mahhh mesum bgt. Kasian lu Amb :D
dewipur
#7
Chapter 2: Kris.nya muncul..

gila Amber darting tiap hari kalo gitu mah.
ajol_fxonee
#8
Chapter 2: Hahhahaa seru jg ceritanya... fangirling km lagi mode ON kayaknya...
Sukses deh yah.... semangat^^
vickywahyu #9
Chapter 2: Emang bener'' mirip ya. Sampai semuanya suka. Keren lahhh