IF..

H.A.P.P.Y
Please Subscribe to read the full chapter

 

Jika kita sudah menikah nanti, kau mau tinggal di rumah seperti apa eum?

Eoh? Ng.. Aku ingin tinggal di rumah dengan halaman yang luas, dimana aku bisa duduk di bangku kayu sembari melihat oppa bermain dengan anak-anak kita kelak. Hihi.. membayangkannya saja sudah membuat ku senang.

 

Keringat makin bercucuran deras di keningnya, dahinya berkerut.

 

Oppa!! Awas!!!

 

 

Akh!! Eric sontak bangun dari tidurnya dengan wajah yang sudah basah karena keringat, nafasnya terengah-engah. Perlahan ia bangun, duduk menyandar disudut tempat tidur, kenapa tiba-tiba ia memimpikan hal menakutkan itu lagi?

Segera diusapnya wajahnya yang letih, mencoba untuk menenangkan diri. Setelah sekian tahun tidak mengingat-ingat kejadian kelam dimasa lalunya dulu, kenapa malam ini ia kembali diingatkan lagi?

Diraihnya segelas air yang ditaruhnya di meja kecil disamping tempat tidurnya, segera diteguknya setengah. Setelah merasa tenang perlahan ia bangkit, jalan kearah jendela. Dibukanya tirai besar itu, hamparan bintang dilangit langsung terpampang jelas didepan matanya.

“Semua tidak akan seperti ini jika dulu aku lebih berhati-hati” Gumamnya, tak melepas pandangannya dari langit.

Sorot matanya yang biasa hangat dan bersahabat kini memancarkan  kepiluan yang luar biasa, tampak seperti menahan beban yang sangat berat selama ini. “Aku tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah yang terus menghantui ku seperti ini” Ucapnya lemah, terdengar begitu tak berdaya.

Ia kembali ke tempat tidur untuk mengambil ponsel yang ditaruhnya disamping bantal, diliriknya jam yang tertera si screen, menunjukkan pukul 01.24. Ia menghela nafas pelan, tak mungkin jika sepagi ini ia menelphone seseorang.

 

***

 

Key berjalan ke dapur, pagi ini ia tidak begitu berselera, jadi diputuskannya hanya minum segelas susu hangat. Ia melirik ke anak tangga, apa Amber masih belum bangun? Padahal beberapa hari terakhir ini adiknya itu sudah rajin bangun pagi, tidak seperti dulu yang selalu malas kalau disuruh bangun pagi.

Setelah menghabiskan segelas susunya, Key berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Amber.

“Am, apa kau masih tidur?” Panggil Key sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Amber, namun tak ada sahutan dari dalam.

Key memutar kenop pintu, dahinya berkerut saat menyadari pintu itu dikunci dari dalam. Tidak biasanya Amber mengunci pintu kamar seperti ini, biasanya Key selalu bisa masuk ke kamar adiknya itu, berpamitan saat ia hendak pergi ke kantor.

“Am, aku tahu kau pasti sudah bangunkan? Tolong bukakan pintunya” Ucap Key, entah kenapa ia yakin Amber pasti sudah bangun dan sengaja mengunci pintu kamarnya.

Tetap tak ada sahutan.

“Kau masih marah padaku? Maaf karena aku melupakan hari ulang tahun mu, tapi sungguh aku tak bermaksud melupakannya. Aku memang bukan kakak yang baik, jadi kau bisa memarahi ku, kau juga bisa memukul ku jika kau mau, jadi tolong buka pintunya” Pinta Key sambil terus memutar-mutar kenop.

Namun tetap tak ada sahutan.

Key mengusap mukanya, sekeras apapun usahanya tetap saja tak berhasil membuat Amber membuka pintu kamarnya. “Tak apa jika sekarang kau masih tak mau bicara dengan ku, tapi nanti malam tolong jangan menghindari ku lagi” Ucap Key, ia berbalik badan meninggalkan kamar Amber hendak pergi ke kantor.

Ketika Key baru saja mau masuk kedalam mobil, tiba-tiba sedan hitam memasuki perkarangan rumahnya. Ia kembali menutup pintu mobilnya, matanya tak lepas memandangi sedan hitam itu.

Eric keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa, diliriknya Key yang sedang menatapnya tajam. Ia tahu, namja itu pasti sangat tidak menyukai kehadirannya sepagi ini. Tapi masa bodohlah, saat ini itu bukanlah urusannya, ada hal peting yang harus dilakukannya terlebih dahulu.

Key dengan cepat menahan tangan Eric saat namja itu melaluinya begitu saja hendak memasuki rumah. “Apa-apaan kau ini! Siapa yang mengizinkan mu masuk ke dalam rumah ku!” Ucap Key tak suka.

Eric menatap Key tajam. “Amber yang menyuruhku” Ucapnya dingin, lalu melepaskan cengkraman tangan Key dan berlari memasuki rumah besar itu dan segera menaiki anak tangga.

Key mempelototi matanya, tak menyangka ada orang yang begitu tak sopan memasuki rumahnya tampa izin darinya. Tak peduli sudah jam berapa ini, Key dengan cepat berlari menyusuli Eric, tidak ingin tamu tak diundangnya itu semakin lancang memasuki kamar adiknya.

“Am, ini aku, bisa kau buka pintunya?” Panggil Eric saat sudah di depan pintu kamar Amber.

“Hei kau!!” Teriak Key saat melihat Eric mengetuk-ngetuk pintu kamar Amber. Baru saja ia hendak mengejar lagi, langkah kaki Key terhenti saat mendapati pintu itu terbuka, Eric

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xxxluili #1
Chapter 3: Jangan gantuung pliiis... kpan dilanjutkannya???
Rindibooc #2
Chapter 3: aku menunggu lanjutanyaaa~
icemade
#3
Chapter 3: Keyen . . Lanjut min. . Kshan si ambernya . .hikz
okeyberliu #4
Chapter 3: Ntaarrrr....
Gue masih bingung siapa eric dan nicole sebenarnya d sini.
Sumpeh..m nyesek gue... berkali kali lipat bnget nyeseknya...
dewipur
#5
Chapter 3: sebenernya Amber sakit apa??
..
Cumie26 #6
Chapter 3: Semoga Key tau yg sebenarnya secepatnya. Kasian Amber nya T.T. Ff nya jgn gantung dong authornim. Makin penasaran sama lanjutannya. Ditunggu lanjutannya authornim ;)
babyone #7
Chapter 3: kenapa sih amber gak jujur aja ke key? kasian dia menderita sendirian TT
thor ffnya jgn digantung? selesain yah sampai end dg happy ending, plis *wink wink
Loly21 #8
Chapter 2: OMG..I love this chapter!! Fighting!!
Cumie26 #9
Chapter 2: Amber sakit apa? Eric sama Nicole ada hubungan apa? Penasaran bgt. Lanjutannya ditunggu authornim ;)
anggi_tha #10
Chapter 2: Ya Tuhan!!!!!! Feel nya ngena banget!!!!!
Makin rapi, makin enak baca nya
Next chap nya Semoga bisa cepet. Thank you author-nim