Aku menatap kertas yang tengah kupegang ini dengan nanar. Tidak, kertas itu tidaklah berisi surat putus cinta dari seseorang atau apa, namun tetap saja hatiku gelisah saat mengetahui isinya.

Diriku menampilkan sebuah drama di pentas sekolah? Aish, sungguh! Aku demam panggung! Mana tahan aku melihat orang banyak yang akan menontonku. Membayangkannya saja sudah membuatku pusing. Tidak, jika kalian tidak ingin melihatku pingsan maka sebaiknya kita lupakan saja ide bodoh ini. Lagipula bagaimana bisa aku bermain dalam drama? Aktingku saja jelek. Yah, mungkin tidak terlalu jelek juga sih. Aku tidak tahu, karena aku belum pernah mencobanya. Lagian aku tidak tertarik melakukan hal seperti itu. Nope, aku tak akan ikut. Aku yakin Baekhyun, sahabatku juga tak akan ikut andil bermain dalam drama ini. Aku akan menentang ide bodoh Key itu!

Ya, Key-lah dalang dibalik semua ini. Makhluk astral yang satu ini… maksudku, sahabatku yang satu ini memang tidak pernah kehabisan ide-ide absurd di benaknya. Kali ini dia melaporkan pada songsaenim bahwa kelompok kami akan mengisi acara pementasan drama pada pentas sekolah tahun ini. Kebetulan sekali kelompok yang awalnya bertugas untuk mengisi pentas itu berhalangan untuk hadir.

“Ini kesempatan emas!” Ujar Key kemudian. Ia pun tanpa ‘ba-bi-bu’ langsung mengikut-sertakan kami untuk menggantikan kelompok tersebut tanpa membahasnya dengan terlebih dahulu, terutama denganku. Seharusnya ia membahasnya terlebih dahulu denganku, karena aku-lah yang menderita demam panggung kronis stadium 4! Apakah ia tak memikirkan hal itu? Ah ya, ia memang tak memikirkannya karena ia memang tidak tahu. Selain pada Baekhyun, aku tak pernah menceritakan pada siapapun lagi mengenai fobia anehku itu. Jika aku menceritakannya pada Key, maka aku yakin bahwa ia akan menertawakanku tepat di depan wajahku.

Key sangat berbeda denganku, ia menyukai perhatian dan ia malah sangat ingin menjadi bahan perhatian orang banyak. Oleh karena itu, ia ingin menjadi seorang artis. Ya, karena itulah drama ini merupakan kesempatan emas baginya untuk memulai karir di dunia perwatakan. Sebagai seorang sahabat, bukannya aku tidak mendukung langkahnya ini, namun… tetap saja…

“Kau ini kenapa sih?!”

Aku menyenggol Baekhyun dengan kesal. Dari tadi ia hanya senyam-senyum sendiri yang membuatnya tidak beda jauh dengan orang  gila. Sebenarnya tidak terlalu masalah juga sih, yang gila kan dia, bukan aku. Tetapi tampangnya itu, konyol sekali!

“Soo, lihatlah siapa yang Key tambahkan di kelompok kita. Khusus untukku!” Ujar Baekhyun setelah puas senyam-senyum sendiri.

Kembali kutatap kertas itu. Dibagian atasnya tertulis : “Nama Peserta-peserta Dalam Pementasan Drama Tahun 2014.” Namaku langsung tertulis di nomor satu : Choi Sooyoung. Ya, Key-ku tersayang, ini semua berkat dirimu. Mataku kembali menelusuri kertas itu, aku menatap jemari lentik Baekhyun yang berhenti tepat didepan sebuah nama. Ia menunjuk nama tersebut. Nama yang membuatnya tersenyum tidak jelas sedari tadi.

Kim Taeyeon.

“Yak! Byun Baekhyun! Kau tidak berencana untuk mengikuti pentas drama itu kan? Tidak kan?!”

Aish, bodoh. Untuk apa juga aku menanyakan hal itu padanya. Sudah jelas dari wajahnya terlihat bahwa ia tak akan menolak hal ini. Bagi Baekhyun, ini juga merupakan kesempatan emas yang tak dapat ia tolak.

Namja itu sudah menyukai Taeyeon sejak lama namun ia tak pernah berani mengungkapkan perasaannya pada gadis itu. Alhasil inilah Baekhyun sekarang, merasakan pahit dan sakitnya cinta sepihak yang harus ia lalui. Salah sendiri, mengapa dia terlalu takut untuk menyatakan cintanya?

“Key akan membantuku untuk mendapatkannya, Soo. Kali ini pasti berhasil!” Ujarnya ceria.

Aku mendesah.

“Kasian sekali dirimu Baek, menyatakan perasaan saja masih harus dibantu Key… Nanti Taeyeon malah naksirnya sama Key bukan denganmu."

“Yak! Kau sendiri, juga tidak berani mengungkapkan perasaanmu ke…” Baekhyun melirik kiri dan kanannya, khawatir ada yang menguping pembicaraan kami.

“Donghae…” Lanjutnya sembari berbisik.

“Aku kan perempuan Baekhyun! Dimana-mana juga lelaki yang menyatakannya duluan!”

“Itu zaman dulu. Ah kau ini, ketinggalan zaman sekali, Soo! Sekarang sudah serba modern. Peraturan yang menyebutkan bahwa perempuan tidak boleh menyatakan cinta lebih dulu itu sudah basi. Kadaluarsa!” Sulut Baekhyun tidak mau kalah.

“Aish, sudahlah!” Aku malas berdebat lebih lama dengan Baekki.

“Kalau cowoknya cabe seperti dirimu sih ya jelas tidak akan berani menyatakan lebih dulu. Dasar Byun Cabe!”

Dan Baekhyun pun terdiam seketika, dapat kulihat bahwa ia menggertakan giginya menahan kesal.

“SOOYOUNG!!! KAU AKAN IKUT!!!”

Aku menoleh setelah mendengar teriakan Key. Gila! Dia biasa suka nge-rap dengan suaranya yang lumayan berat, sekarang malah sebelas-duabelas suara cemprengnya Baekhyun saat menyanyikan nada-nada tinggi. Kulihat Baekhyun yang sepertinya melongo karena tampaknya ada yang bisa menyaingi 'kecemprengan' suaranya.

‘Daebak Key-ah…’ Pikirku.

“Kau pasti akan ikut pentas drama ini jika kau tau siapa yang akan menjadi anggota kelompok kita!” Key kembali berujar. Ia sudah tidak berteriak lagi berhubung jarak antar kami yang sudah dekat. Syukurlah, gendang telingaku akan pecah jika mendengar lebih lama teriakannya itu.

“Memangnya siapa anggota kelompok yang bisa membuatku ingin ikut? Bukankah semua nama sudah tertulis disini?” Kembali aku membaca kertas itu.

“Aku, Baekhyun, Kau, Taeyeon dan… Donghae?!! Yak! Sejak kapan namanya tertulis disini juga?!!”

Baekhyun dan Key hanya bisa menyengir.

“Ayolah, Soo… bergabunglah dengan kami. Pasti akan seru!” Ajak Key.

Sial, sekarang dia mengikuti Baekhyun juga memanggilku Soo. Entah mengapa panggilan itu mengingatkan ku pada Sooman, CEO S.M. Entertainment. Oke skip, itu tidak penting untuk dibahas sekarang.

Aku menatap nama yang baru saja dituliskan oleh Key tersebut.

Lee Donghae…

“Sooyoung-ah, jika kau ikut, aku berjanji akan membantumu agar bisa jadian dengan Donghae. Yaksok!” Key mengangkat dua jari tanda bahwa ia berjanji padaku.

Arghhh... dan aku dengan bodohnya mengangguk menyetujui perjanjian itu. Kini aku terjebak dengan dua sahabatku yang babo dalam urusan drama dan pentas yang membuatku mual!

-To Be Continued-