Same As You

Same As You

Gadis itu masih betah dengan kegiatannya sejak satu jam yang lalu. Ia terus saja berputar-putar di depan cermin, meneliti setiap bagian dirinya. Sesekali ia merapikan rambutnya yang padahal sudah sama rapinya dengan susunan buku di rak yang ada di kamarnya.

Masih asyik dengan cermin di depannya tiba-tiba ponsel di atas kasurnya berdering. Ia segera mengambil dan membuka pesan yang baru saja masuk.

 

Aku sudah berada di depan rumahmu. Cepat turun sebelum aku tinggal!

 

“Berani-beraninya dia mengancamku, sial!” Gadis itu mengutuk sesaat sebelum ia bergegas mengambil tasnya dan turun menghampiri seseorang yang menjemputnya.

Ia bisa melihat seorang laki-laki sedang duduk di atas motornya sambil memainkan ponsel. Tanpa basa-basi ia langsung menghampiri orang tersebut.

“Kau Namjoo kan? Kim Namjoo?” Gadis itu memutar bola matanya malas. “Tentu saja! Kau pikir aku siapa?” Laki-laki itu tersenyum  lebar tampak seperti orang bodoh.

“Kau cantik.” Pipi Namjoo memerah mendengarnya. “Untuk malam ini saja sih.”

‘Han Sanghyuk sialan’ pikirnya. “Sudah cepat jalan nanti kita terlambat!” Namjoo memukul kepala Sanghyuk yang untung saja sudah terlindungi helm.

“Iya astaga! Kau galak sekali!”

 

***

 

Gedung aula sudah ramai dengan orang-orang berpakaian hitam putih. Namjoo melihat ke sekelilingnya. Tidak ada satu pun yang mengendarai sepeda motor! Sepertinya semuanya membawa mobil atau diantar karena hanya ada mobil yang berjejer rapi di parkiran. Satu-satunya sepeda motor adalah milik Sanghyuk. Harusnya ia menyuruh Sanghyuk membawa mobil.

“Kenapa kau bawa motor sih? Mereka semua membawa mobil!” Namjoo menatap Sanghyuk sebal. “Memangnya kenapa? Kau malu? Siapa suruh kau minta aku jemput.” Sanghyuk membalasnya dengan cuek. “Sudahlah ayo masuk.” Namjoo menghela napas kesal.

Tidak ada yang berubah dari aula ini. Padahal sudah hampir tujuh tahun mereka tidak ke sana. “Tidak ada yang berubah ya, masih sama.” Sanghyuk mengangguk, menyetujui ucapan Namjoo.

“Hei! Sanghyuk, Namjoo, di sini.” Seorang laki-laki berambut brunette melambai-lambaikan tangannya ke arah mereka.

Keduanya pun menghampiri laki-laki yang merupakan teman lama mereka tersebut. Ternyata teman-temam mereka sudah berkumpul di sana.  Ada beberapa wajah baru yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

“Namjoo!! Ah sudah lama sekali tidak bertemu.” Gadis berambut panjang itu memeluk Namjoo erat. Namjoo membalasnya tidak kalah erat. “Aku juga, Seolhyun. Ya ampun.”

“Kalian datang berdua? Mana pasangan kalian?” Tiba-tiba temannya, Taehyung,  bertanya membuat Namjoo dan Sanghyuk terkejut.

“Kami masih single! Hahaha ya single.” Sanghyuk menjawabnya sambil tertawa canggung. Namjoo hanya menganggukan kepalanya semangat dengan senyum bodoh terpasang di wajahnya.

“Aku tidak percaya gadis secantik dirimu belum memiliki kekasih!” Seolhyun menatap Namjoo tidak percaya. “Apa sih, kau lebih cantik tahu!” Namjoo memukul lengan Seolhyun pelan.

“Hahaha. Oh iya kenalkan, ini Jonghyun kekasihku.” Jonghyun tersenyum ke arah Namjoo dan Sanghyuk.

“Yang bersama Taehyung itu Hayoung, kekasih Taehyung. Lalu yang di sebelah Sungjae adalah Chanmi, kekasih Sungjae. Kemudian yang di samping Jimin itu Sujeong, kekasihnya. Dan yang bersama Minwoo adalah Sooyoung, kekasih Minwoo.” Seolhyun memperkenalkan orang-orang yang berkumpul bersama mereka .

Sanghyuk dan Namjoo hanya bisa tersenyum melihat teman-temannya yang sudah mempunyai pasangan. Mengapa hanya mereka yang masih sendiri?

“Aku harap kalian segera menyusul kami.” Sanghyuk rasanya ingin memukul wajah Sungjae yang sombong itu.

“Ya semoga, haha.” Namjoo tertawa dipaksakan.

 

***

 

Namjoo merengut, mengutuk sang panitia acara ini dalam hati. Ia kesal karena rata-rata permainan yang diadakan adalah permainan khusus untuk mereka yang telah mempunyai pasangan. Semua teman-temannya ikut sementara dirinya hanya bisa duduk dan menonton teman-temannya yang bermain game di atas panggung. Hadiah yang ditawarkan juga menarik. Paket liburan ke Paris! Entah siapa yang menanggung biaya hadiah tersebut, Namjoo tidak ingin tahu. Yang ia inginkan adalah hadiahnya.

“Ah sial, kenapa permainan ini hanya untuk pasangan sih? Memangnya mereka tidak memikirkan yang belum mempunyai pasangan?” Namjoo berbicara sendiri. Sebenarnya niatnya adalah berbicara dengan Sanghyuk di sampingnya tetapi melihat Sanghyuk hanya diam jadilah ia bicara sendiri.“Hei, Sanghyuk! Kalau diajak bicara perhatikan dong!” Sanghyuk terlonjak ketika mendapatkan pukulan Namjoo di punggungnya.

“Apa sih? Kenapa kau marah-marah padaku? Mana aku tahu! Kau tanya saja ke panitianya!” Sanghyuk menatap Namjoo kesal. Namjoo yang melihat respon Sanghyuk padanya menjadi semakin kesal. Bukannya menghiburnya Sanghyuk malah membuat moodnya semakin buruk.

“Kau adalah lelaki terburuk yang ada di dunia, Han Sanghyuk.” Perkataan Namjoo barusan membuat Sanghyuk langsung menoleh pada gadis itu.

“Memangnya kau mengenal semua lelaki yang ada di dunia? Lagipula yang tidak bisa mengikuti game itu bukan hanya kau, bodoh. Aku juga termasuk yang tidak bisa mengikuti permainan konyol itu.”

Namjoo menatap Sanghyuk tidak pecaya. Sanghyuk menganggap itu adalah permainan konyol sementara Namjoo sangat ingin mengikuti permainan tersebut. “Apa kau bilang? Permainan konyol? Hadiahnya adalah liburan ke Paris! Kau gila.” Gadis itu mengatakannya tanpa berkedip.

“Kau bisa pergi ke Paris tanpa mengikuti permainan konyol itu, Namjoo. Ya ampun.” Sanghyuk dengan santai mengatakannya.

“Ya dan aku harus menabung seumur hidupku untuk mewujudkannya.” Laki-laki itu hanya menggeleng-gelengkan kepala dengan wajah sombongnya.

 

***

 

“Wah, benar-benar. Kau benar-benar beruntung!” Jimin menepuk bahu Taehyung yang baru saja memenangkan game dan mendapatkan hadiah liburan ke Paris bersama Hayoung.

“Aku bukannya beruntung tapi hebat.” Taehyung melirik Hayoung dengan senyum congkak di wajahnya.

“Tapi apa itu sungguhan? Maksudku.. wah siapa yang mau mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk permainan konyol seperti tadi.” Suara Sanghyuk mengalihkan perhatian mereka. Namjoo meliriknya malas. ‘Bilang saja kau iri!’ umpat Namjoo dalam hati.

“Tentu saja Kwangmin. Siapa lagi kalau bukan orang terkaya di angkatan kita?” Sungjae menjelaskan namun Sanghyuk masih memasang tidak percaya.

“Kau iri? Makanya cepat-cepatlah punya pasangan!” Sanghyuk mengibas-ngibaskan tangannya, tidak mempedulikan ucapan Taehyung.

Sungjae yang melihat Namjoo berdiri di samping Sanghyuk tiba-tiba menyeletuk. “Bukankah Namjoo juga masih sendiri? Jadian saja dengan Namjoo. Aku pikir kalian cocok. Hahaha.”

Sanghyuk melirik Namjoo yang juga meliriknya. “Aku pikir-pikir dulu deh.” Ucapan Sanghyuk berhasil membuat Namjoo menendang tulang keringnya dengan sepatu high heelsnya.

“Astaga Namjoo ini sakit sekali!”

“Aku tidak peduli.”

 

“Tuh kan kalian memang cocok.”

 

***

 

 Akhirnya acara reuni itu pun selesai. Seolhyun pulang bersama Jonghyun, Chanmi bersama Sungjae, Hayoung bersama Taehyung, Sujeong bersama Jimin, Sooyoung bersama Minwoo, dan ya Namjoo bersama Sanghyuk.

Mereka memasuki mobil masing-masing membuat Namjoo sedikit iri karena ia harus pulang menggunakan sepeda motor. Siapa sih yang tidak iri jika menjadi Namjoo?

“Mereka semua naik mobil,” kata Namjoo ketika ia hendak memakai helm yang diberikan Sanghyuk.

“Lalu? Kau iri? Tadi kan aku sudah tanya, memangnya siapa yang memintaku untuk menjemputmu?” Pertanyaan Sanghyuk malah membuat mood Namjoo semakin buruk.

Namjoo hanya diam dan memakai helmnya. “Kau iri karena mereka pulang menggunakan mobil atau kau iri karena mereka sudah mempunyai pasangan?”

Gadis itu terkejut mendengar pertanyaan Sanghyuk. Sebenarnya ia pun tidak yakin. Ia iri karena mereka pulang dengan mobil atau karena mereka sudah mempunyai pasangan.

“Mungkin dua-duanya.” Jawab Namjoo terdengar tidak yakin. Sanghyuk terkekeh mendengar jawaban Namjoo. Ia tidak menyangka Namjoo benar-benar mempermasalahkan hal ini. Padahal sebelum datang ke acara reuni, Namjoo tidak sedikit pun membahasnya.

Sanghyuk menatap gadis itu lembut. Ia dapat melihat ada rasa penuh harap di manik Namjoo. “Kau menyukaiku?” tanya Sanghyuk membuat hati Namjoo berdesir.

“Apa?” Namjoo mencoba meyakinkan apa yang didengarnya tadi.

“Apa kau menyukaiku?” Gadis itu tidak salah dengar. Sanghyuk benar-benar menanyakan hal itu.

“Apa kau menyukaiku? Aku menyukaimu. Apa kau mau menjadi kekasihku?” Tatapan lembut Sanghyuk membuat Namjoo diam layaknya patung.

Namjoo tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia sangat terkejut.

“Apa sih! Kau bercanda hahaha. Kenapa kau melakukan ini?” Namjoo tertawa mencoba memperbaiki suasana yang terasa canggung.

“Karena aku menyukaimu.”

Sekarang Namjoo benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Ia bingung namun sekaligus senang. Senang?

“Sanghyuk.. aku..”

Sanghyuk diam menunggu jawaban Namjoo. Tidak bisa dipungkiri bahwa jantungnya sekarang berdetak begitu cepat sama seperti Namjoo.

“Kau bercanda ya? Mana mungkin kau menyukaiku! Aku tahu apa niat burukmu Sanghyuk!” Namjoo memutuskan kontak matanya dengan Sanghyuk. Ia tidak bisa menatap mata itu terlalu lama. Takut apabila ia akan jatuh ke dalamnya.

“Bukankah tadi aku bilang kalau aku akan mempertimbangkan kau untuk menjadi kekasihku? Sekarang aku sudah memutuskannya. Aku sadar. Aku menyukaimu.”

Kata-kata Sanghyuk barusan benar-benar seperti sihir yang membuat Namjoo menjadi benda mati. Ia tidak bergerak sedikit pun ketika mendengarnya. Bahkan ia tidak bernapas tadi.

Melihat Namjoo yang diam saja akhirnya Sanghyuk menyerah. “Maaf ya. Aku pikir kau menyukaiku. Tapi ternyata tidak. Lupakan saja yang tadi. Aku harap tidak ada yang berubah di antara kita.” Tersirat kesedihan di setiap kata yang diucapkan Sanghyuk. Ia sungguh tidak menyangkan  akan menerima penolakan dari Namjoo. Selama ini memang ia merasa ada yang berbeda jika berada dekat Namjoo. Ia merasa senang hanya saja ia justru menampilkan sikap yang jauh sebaliknya pada Namjoo.

“Maaf ya Sanghyuk...”

“Maaf karena aku rasa akan ada yang berubah  di antara kita.”

Sanghyuk hanya tersenyum matanya memandang ke bawah. Tidak berani melihat wajah Namjoo. Ia merasa kalah.

“Aku ingin hubungan kita naik satu tingkat.” Sanghyuk langsung menatap Namjoo setelah mendengar perkataan gadis itu.

“Aku sadar. Tidak. Tapi.... selama ini aku memang menyukaimu.”

Wajah Namjoo bersemu. Sanghyuk dapat melihat rona merah di pipi Namjoo walaupun gadis itu menunduk.

Beruntung sudah tidak banyak orang di sana. Hanya ada orang-orang yang tidak begitu dikenal mereka berdua. Itu membuat mereka lebih nyaman.

Keduanya bertatapan menyatukan manik mereka. Tangan mereka berpengangan. Namjoo bisa merasakan sentuhan lembut Sanghyuk di tangannya. Ia bisa merasakan kepastian di sana.

“Jadi sekarang kita resmi ya?” tanya Sanghyuk.

“Hahaha iya iya.”

“Besok besok aku akan menjemputmu dengan mobil. Janji.”

“Liburan ke Paris juga ya?”

“Oke. Setelah kita menikah ya hahaha.”

 

Keduanya tertawa ringan. Tidak peduli kapan mereka akan liburan ke Paris yang terpenting adalah kebersamaan mereka yang tidak akan berubah.

 

 

Jika Namjoo mencintai Sanghyuk seumur hidupnya, maka Sanghyuk mencintai Namjoo hingga akhir zaman.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chanyeolove
#1
Chapter 1: omaygaddddd namjoo-hyuk again thanks authornim~
aku jadi pengen bikin ff mereka jg loh gara2 baca ff author lol

cute as usual <3 seolhyun-jonghyun (cnblue kan? XD)
dsytw09 #2
Chapter 1: Asdfghjkl. greget amat hyukjoo >< walaupun agak ganjel sungjae-chanmi. Lol
Gatau knp kalo baca ff namjoo pasti dia yg kayak di takutin gtu sama pemeran laki laki nya haha. Maap curhat :D
Keren kak. Bikin lagi ya /?