Teaser

Dia-Lo-Gue

“Anna-yah, kau menyukai Kyung Soo-oppa?”

“Akhirnya kau menyadarinya juga-eoh?”

“Kupikir ia bukan tipemu.”

♦♦♦

“Jadi tampaknya kau akan berkelompok dengan Tiffany… lagi.”

“Ya.”

“Mengapa kau menganggapku tidak ada Park Anna? Kita hampir belum pernah berbicara hingga sekarang. Terutama kau. Kau tidak pernah mengajakku berbicara duluan, bahkan bertanya padaku saja kau tidak pernah melakukannya. Tidak bisakah kita berteman seperti teman-teman kita yang lain?”

“Aku merasa tidak perlu untuk berbicara ataupun sekedar bertanya padamu.”

“Anna-yah! Ada Kyungsoo sunbae!”

Anna menolehkan wajahnya yang telah bersemu kemerahan saat menatap tepat kedalam bola mata Kyungsoo. Terlihat pula olehnya pahatan wajah lelaki itu yang sempurna baginya. Bibirnya membentuk sebuah senyum tipis saat ia lewat didepan kelas Anna. Sayang, kejadian itu hanya berlangsung selama beberapa detik. Bayang Kyungsoo sudah berjalan meninggalkan jarak pandang Anna. Gadis itu hanya dapat mendesah, mencoba menata ulang jantungnya yang tengah berdebar kencang.

“Kau tidak akan mendapatkannya, Park Anna… Tidak akan! Aku sendiri yang akan memastikannya.” Hembusan nafas Kai terdengar didekat telinga Anna usai ia membisikan kata-kata itu.

“Kau tahu anak baru yang bernama Kai itu?”

“Dia sungguh menyebalkan.”

“Hei, sebaiknya kau jangan menjelek-jelekkan dia seperti itu.”

“Mengapa?”

“Kai itu adiknya Kyungsoo.”

“Sebelum dia dapat memilikinya, kumohon jagalah dia untuknya. Jangan biarkan seorang lelaki lain mendekatinya. Hanya inilah yang dapat kulakukan untuk membantu adikku. Maafkan aku jika ini membuatmu risih Hyoseon-ssi...”

Hyoseon tersenyum kecil. Ia begitu mengenal orang yang mengirim surat tersebut, walaupun ia tidak mengerti maksud yang diutarakan si penulis surat. Terlalu banyak makna tersirat yang digunakannya. Hal itulah yang membuat hati Hyoseon gundah. Kyungsoo tidak berterus terang mengenai perasaannya, apakah ia mencintai gadis yang dimaksud dalam surat tersebut? Lantas mengapa Kyungsoo meminta maaf padanya?

Jika memang begitu, tampaknya cinta kembali bertepuk sebelah tangan bagi hati Hyoseon. Namun hati kecilnya masih bergulat dengan perasaannya. Ia menyesal karena selalu menyembunyikan perasaannya, andai saja ia mengakuinya pada saat itu, mungkin saja Kyungsoo sudah menggandeng tangannya saat ini. Bodoh memang, ia merutuki dirinya sendiri. Haruskah ia menyuarakan cintanya? Mungkin dengan begitu lelaki yang ia cintai tidak akan berlutut pada adiknya sendiri.

Ia menggigit bibir. Menahan air mata agar tidak menetes membahasi kedua pipi putihnya itu. Berkali-kali ia mencintai, sebanyak itu pula tak terbalas. Ia masih bisa menerimanya selama ini, namun entah mengapa perasaannya pada Kyungsoo begitu kuat. Ia yakin Kyungsoo berbeda. Ia mengira dengan perlakuan Kyungsoo padanya selama ini, cintanya akan terbalaskan. Sayangnya kenyataan berkata lain.

Terkadang Hyoseon kesal sekali. Apa sih yang Kyungsoo lihat dalam diri Park Anna? Apa yang membuat Kyungsoo memilih Anna dibanding dirinya? Kelebihan apa yang dimiliki Anna sehingga membuat Kyungsoo berlutut pada pesona gadis itu? Mengapa lelaki itu tidak memilih dirinya?

Hyoseon menggelengkan kepalanya. Tidak. Ia tidak boleh seperti itu. Anna tidak salah apa-apa. Kyungsoo juga tidak. Semua kesalahan terletak pada dirinya. Karena dialah yang terlalu menutup diri pada Kyungsoo. Ia terlalu malu untuk menunjukkan perasaannya pada setiap detik yang ia lalui bersama Kyungsoo dulu. Ia menyia-nyiakan semuanya. Selalu berpikir untuk menundanya dan melakukannya nanti ketika ia sudah sepenuhnya siap, sayangnya ia tidak tahu bahwa cinta tak selalu bisa menunggu. Apalagi jika cinta menawarkan sesuatu yang lebih dibanding dirinya saat ini. Ya, semua kesalahan memang terletak pada dirinya. Kini, ia hanya bisa mengharapkan segala kebahagiaan untuk Kyungsoo dan Anna kelak.

To Be Continued

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet