Past

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

“Apakah Sehun baik-baik saja?”

 

Krystal mengernyit ketika sang ayah menyebut nama Sehun. Dengan langkah terburu-buru, Krystal menuruni tangga. Di ujung sana sudah ada sang ayah tengah berbicara dengan seseorang di seberang telepon. Raut wajah Donghae terlihat pucat. Sorot matanya menggambarkan kekhawatiran. Membuat mau tak mau Krystal merasakan was-was. Tidak ada yang terjadi, bukan? Semoga saja tidak, pintanya dalam hati.

 

“Baiklah, mungkin nanti aku dan Jessica akan ke sana,” Donghae menghela napas di ujung kalimat. “Tentu, hyung. Salam untuk yang lain,” katanya lagi sebelum memutus sambungan telepon.

 

“Apa yang terjadi?”

 

Donghae tersentak. Secara otomatis tubuh lelaki dewasa itu berbalik. Mendapati raut penasaran dari sang putri semata wayang. Seulas senyum terpaksa tersungging. Menyembunyikan fakta bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja sekarang ini. “Tidak ada apa-apa. Mengapa belum tidur?”

 

Krystal meringis kecil, “Aku haus,” cicitnya pelan. Tetapi, pengalihan Donghae tidak mampu mengendurkan rasa penasaran Krystal yang terlanjur mencuat. “Tadi appa menyebutkan nama Sehun, kenapa?” tanyanya.

Donghae menghela napas. Pandangannya dialihkan ke lain tempat. Jika sudah begini, Krystal yakin bahwa ada yang disembunyikan sang ayah. Ayahnya tidak pandai berbohong, sekadar informasi.

 

“Appa?”

 

“Sehun baru saja dilarikan ke rumah sakit,” jawab Donghae cepat.

Krystal melebarkan kedua bola matanya. Rumah sakit? Sehun baru saja mengantarkannya pulang tadi. Dan saat ini sudah dilarikan ke rumah sakit? Apa yang sebenarnya terjadi? Tidak mungkin jika terjadi kecelakaan, bukan? Krystal menggeleng. Tidak, tidak boleh. Sehun pasti baik-baik saja. Ayahnya pasti sedang berbohong.

 

“Dia pingsan setelah mengalami sakit kepala berat,” terang Donghae seolah menjawab semua pertanyaan yang terus hadir dalam benak Krystal.

 

“Antarkan aku ke sana, appa. Kumohon,” pinta Krystal dengan sangat. Tetapi, Donghae menggeleng, “Tidak, ini sudah larut. Kita ke sana esok saja.”

 

“Jika appa tidak mau mengantar, aku akan pergi sendiri,” Krystal tetap bersikukuh dengan keinginannya. Dia mengkhawatirkan Sehun. Tentu dia tidak akan tenang sebelum mengetahui kondisi Sehun yang sebenarnya.

Donghae menghela napas berat. Sifat keras kepala Krystal muncul lagi. Dan sepertinya tidak dapat diganggu gugat. Akhirnya Donghae menyerah, “Baiklah, ayo kuantarkan kau ke sana.”

 

O0O

 

Suho menatap iba ke arah Siwon. Lelaki yang lebih dewasa darinya itu tengah terduduk dengan wajah yang tertutup dengan tangkupan tangan. Siwon terlihat frustasi. Di sebelah Siwon sudah ada ayah Suho dan beberapa rekannya yang lain kecuali Donghae. Mereka memberikan sedikit motivasi agar Siwon tidak terpuruk.

Pandangannya beralih pada Luhan. Pemuda seusianya itu tengah menyandarkan diri di dinding. Kepalanya tertunduk dalam. Terlihat ada penyesalan dalam sorot mata Luhan. Suho memaklumi itu. Apalagi setelah mengetahui apa yang menyebabkan Sehun hingga dilarikan ke rumah sakit.

 

“Oppa!”

 

Suho menoleh. Seorang gadis menghampirinya dengan terengah-engah. Kedua lensa kecokelatannya berbalut lapisan bening tipis. Dengan napas tercekat dia tetap berusaha mengeluarkan suara, “Apa yang terjadi? Apa Sehun baik-baik saja? Di mana dia?”

 

“Tenangkan dirimu, Krys. Sehun baik-baik saja,” ujar Suho menanggapi semua pertanyaan Krystal. Pemuda itu memegangi bahu Krystal erat. Menepuknya sebentar dan memberikan waktu pada Krystal untuk mengambil napas.

“Bergabunglah dengan yang lain,” ujar Suho sembari menghela Krystal menuju ke tempat di mana para bodyguardnya berada. Mereka semua ada di sana. Pertama kali Chanyeol menyambut Krystal dengan senyuman lebar dan pelukan hangat. Krystal memejamkan mata sejenak. Membenamkan wajah ke dada bidang Chanyeol. Dia membutuhkan ini. Pengalihan dari rasa khawatir.

 

.

.

.

“Dokter Oh.”

 

Seorang dokter cukup muda keluar dari ruang rawat Sehun. Membuat beberapa orang terkesiap hingga menghampirinya dengan tergopoh-gopoh. Helaan napas keluar dari bibir sang dokter. “Kami sudah memberinya obat penenang.”

 

Krystal menahan napas. Obat penenang?

 

“Mungkin dia akan kembali histeris seperti sebelumnya. Tetapi, kita lihat saja nanti bagaimana perkembangannya. Saya mohon diri,” ujarnya seraya menepuk bahu Siwon pelan.

 

Krystal mengedip beberapa kali sebelum beradu pandang dengan Luhan yang berada si sana. Krystal baru menyadarinya. Ada Luhan di sana dengan raut wajah penuh penyesalan. Banyak pertanyaan yang timbul mengenai insiden ini. Dan Krystal rasa dia tahu harus bertanya kepada siapa.

 

“Apa yang terjadi, Luhan?” tanya Krystal dengan tatapan menyelidik. “Kau pasti mengetahui sesuatu, bukan?”

 

Luhan membuang muka. Tidak sanggup menatap kedua mata tajam Krystal yang mengintimidasi. “Dia mendengarnya. Ketika aku menyebut bahwa bibi Yoona meninggal karena Sehun,” jawab Luhan pelan nyaris seperti bisikan.

Kedua bola mata Krystal membulat. Nyaris keluar dari tempatnya. Tangannya terkepal. “Kau menyuruhku menjauhinya karena masalah ini. Tetapi, kau sendiri yang membeberkan kepada Sehun?!” seru Krystal tertahan. Tetapi, masih cukup keras terdengar. Kini semua orang memandangnya dan Luhan.

 

“Apa ini yang kau sebut ingin melindungi Sehun?!”

 

“Aku tidak sengaja, Krys! Kau tahu, aku juga menyesal!” seru Luhan tak kalah keras.

 

Suho segera menarik Krystal menjauh dari Luhan. Pemuda itu lantas mengusap pelan puncak kepala gadis itu. Membisikkan sesuatu yang mungkin memberi pengertian pada gadis itu. Luhan menghela napas berat. Rasa penyesalan semakin bertambah apalagi setelah Krystal memarahinya tadi. Tanpa daya Luhan melangkahkan kaki menjauhi ruangan tempat Sehun berada. Dia butuh mencari ketenangan seorang diri.

 

“Aku ingin masuk ke dalam,” ujar Krystal setelah mampu mengendalikan emosinya. Suho ingin sekali melarang. Tetapi, melihat Krystal yang akan kukuh dengan keinginannya, membuat pemuda itu berpikir ulang. Yah, membiarkan Krystal menemani Sehun di dalam adalah pilihan terbaik untuk saat ini.

 

“Masuklah.” Krystal mengangguk dan bergegas memasuki ruang rawat Sehun.

 

Suho menarik napas dalam. Semoga saja ketika sadar nanti Krystal mampu mengendalikan Sehun. Semoga saja.

 

“Suho.”

 

Suho berbalik. Ternyata sudah ada keempat sahabatnya yang menatap Suho penasaran. “Apakah ada yang tidak kami ketahui?” tanya Baekhyun penuh tuntutan. Suho menelan ludahnya susah payah. Ah, mungkinkah ini saat yang tepat baginya untuk berbagi rahasia?

 

“Hyung, jelaskan pada kami,” kini Kyungsoo yang bersuara.

 

Dengan berat hati, Suho mulai menerangkan. “Ini akan jadi kisah yang panjang. Semoga kalian tidak bosan mendengarnya.”

 

O0O

 

“Eomma.”

 

Yoona tersenyum saat melihat senyum putra semata wayangnya. Bocah berusia 6 tahun itu berlari menuju ranjangnya dan segera menjatuhkan diri dalam dekapan Yoona. Yoona mengusap pelan surai kelam milik putranya. “Kau merindukan eomma, Hunnie?”

Sehun mengangguk, “Hunnie sangat-sangat merindukan eomma,” cicitnya dengan suara menggemaskan. Yoona terkekeh mendengarnya. Pipi gembul Sehun tidak luput dari cubitan gemas Yoona. Ahh, dia sangat beruntung memiliki putra semanis Sehun.

 

“Oh, apa istriku baru saja diambil oleh putraku sendiri?”

 

Yoona menoleh. di ambang pintu sudah ada sang suami yang tengah menatap cemburu ke arah mereka. Di sebelahnya, sudah ada bocah lelaki lain tengah bersedekap seraya menggelengkan kepalanya pelan. “Cinta segitiga yang menggelikan,” gumamnya. Membuat jitakan mendarat tepat di atas kepalanya.

 

“Bibi, lihat! Paman Siwon memukulku,” bocah itu mengadu sambil berlari ke arah Yoona. Dia lantas menaiki ranjang yang Yoona tempati dan berusaha mengambil tempat Sehun di sana. Tetapi, sayang tidak berhasil, karena Sehun dengan tegas mengusir bocah itu.

 

“Luhan, dia eomma-ku. Kau pergilah ke eomma-mu sendiri,” gerutu Sehun kesal. Luhan menggeleng segera. “Tidak mau, eomma  sudah menitipkanku selama sebulan ini. Jadi, sementara bibi Yoona akan menjadi eomma-ku,” ujarnya kukuh.

 

Siwon mendecih malas, “Haruskah aku berebut juga dengan mereka?” tanyanya sambil mendekat ke arah Yoona. Mengecup singkat kening istrinya dan tersenyum manis.

“Tidak perlu,” sahut Yoona. “Kau sudah terukir indah di dalam sini. Sudah punya tempat,” ujar wanita itu.

Senyum Siwon melebar. Kebahagiaannya begitu utuh. Ada Yoona dan juga Sehun di sisinya. Dan kebahagiaannya semakin utuh ketika dia memberi kabar bahagia sekarang ini. “Aku mempunyai pengumuman penting,” tuturnya. Membuat setidaknya perdebatan kecil antara Sehun dan Luhan terhenti.

 

“Kau sembuh, sayang,” gumam Siwon. Sekali lagi dia mengecup puncak kepala istrinya. “Kemonya berhasil. Kau terbebas sepenuhnya dari sel kanker itu.”

 

Yoona menatap suaminya dengan pandangan berkaca-kaca, penuh haru. “Benarkah? Kau tidak berbohong?”

 

Siwon mengangguk. “Selamat nyonya Oh. Kanker payudara anda sudah sembuh,” ujarnya lagi. Yoona segera berhambur memeluk Siwon begitu erat. Penyakit yang dideritanya hampir satu setengah tahun lenyap. Ini kabar menggembirakan. Terlebih setelah operasi pengangkatan payudara, Yoona sempat patah semangat ketika Siwon memberitahu bahwa sel kanker masih tersisa. Hingga membuatnya terpaksa mengikuti serangkaian kemoterapi yang menyiksa.

 

“Apa eomma sudah sembuh?” tanya Sehun dengan kedua kelopak yang mengdip pelan.

Siwon mengangguk. Dibawanya sang putra dalam gendongannya. Mengecup singkat pipi Sehun dengan penuh rasa bahagia. “Eomma-mu sembuh Sehun. Appa berhasil,” katanya lagi.

Sehun segera mengalungkan lengan di leher Siwon. Mendekap tubuh ayahnya erat. “Terima kasih, appa. Terima kasih karena telah menyembuhkan eomma.”

 

Yoona dan Siwon tersenyum. Pandangan mereka saling beradu. Menunjukkan kasih yang terpancar dari kedua pasang manik milik mereka. Kebahagiaan bermula dari sini. Setelah ini baik Siwon maupun Yoona berjanji, tidak akan ada lagi kesedihan yang menghampiri keluarga kecil mereka.

 

O0O

 

Krystal menggenggam erat telapak tangan Sehun. Jemarinya terkait sempurna dengan jemari milik lelaki itu. Diamatinya dengan saksama perubahan raut wajah Sehun. Tidak terlalu berubah banyak. Dia masih Sehun dengan wajah malaikatnya ketika sedang tertidur. Krystal membelai pipi Sehun dengan sebelah tangan yang bebas. Menghapus jejak keringat dingin yang entah sejak kapan keluar.

 

“Apa kau bermimpi buruk?” gumam Krystal dengan sorot mata teduhnya. “Atau merasa kesakitan?” tanyanya sekali lagi, meski Sehun tidak mampu menjawab.

 

“Semua akan baik-baik saja, Sehun. Aku berjanji. Aku akan selalu berada di sisimu,” ujar Krystal dengan suara yang parau.

 

“Dunia tidak membencimu, asal kau tahu,” katanya lagi. “Itu bukan salahmu. Semua yang terjadi bukanlah kesalahanmu, Sehun.”

 

“Kumohon, bangunlah,” Krystal mengecup punggung tangan Sehun sembari memejamkan mata. Tak kuasa air matanya ikut meleleh. Menggambarkan bahwa dia juga mengalami rasa sakit yang Sehun rasakan.

.

.

.

.

“Eomma.”

 

Krystal terkesiap. Dipandanginya Sehun lekat. Pemuda berkulit putih itu tampak gelisah. Tubuhnya bergerak perlahan. Kepalanya ikut bergerak, melakukan gerakan menggeleng tak teratur. “Eomma,” gumam Sehun lagi teramat lirih.

Dengan segera Krystal menekan tomb

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D