First Meet

Remember Me?

Remember Me?

-Byun Baekhyun

-Kim Jongin

.

.

Cast akan bertambah di cahpter-chapter mendatang..

Cerita pasaran, , Boys Love

Mohon maaf jika terdapat typo dan tidak sesuai EYD

.

Happy Reading ^^

.

.

 

 

 

Baekhyun menggeliat dalam balutan selimut berwarna biru muda dengan motif anak ayam. Suara dengkuran halus masih terdengar dari bibir tipisnya yang sedikit terbuka. Alam bawah sadar masih menguasai seluruh tubuhnya. Bahkan tepukan dipipinya tidak mampu membuatnya sadar

“Baekhyun hyung! Ayo main!”

Suara melengking yang terdengar ceria itu sayup-sayup memasuki telinga Baekhyun.

“Baekhyun hyung ayo main. Kau kan sudah janji”

Suara ceria itu kemudian terdengar sedih, Baekhyun sedikit mengernyit mendengarnya. Tepukan dipipinya kini berganti dengan usapan pelan, sangat pelan bahkan sampai tidak terasa lagi. Lalu terdengar suara wanita sayup-sayup sepertinya memanggil nama bocah yang tadi menepuk pipi dan merengek memintanya bangun.

Jongin ayo kita berangkat”

“tidak mau. Aku ingin bermain dengan Baek hyung”

“Ayo Jongin...”

Hening beberapa saat, lalu Baekhyun merasakan tangannya digenggam erat.

“Baekhyun hyung tidak boleh melupakanku sampai kapanpun. Kata ayah, aku akan diajak pergi ke tempat yang jauh, yang banyak salju dan orang-orang berambut pirang. Aku tidak tau itu tempat seperti apa tapi aku berharap hyung mau bermain denganku lagi saat aku pulang kesini nanti. Janji ya hyung”

Baekhyun bergerak gelisah, alisnya bertaut, hatinya berteriak seolah tidak rela saat bocah yang dipanggil Jongin itu berkata jika ia akan pergi jauh. Keningnya mulai dipenuhi keringat dingin, tangannya mendadak mati rasa saat akan digerakkan untuk menggapai bocah yang ia rasa masih didekat tempat tidurnya.

“Jongin sayang hyung... Jongin pergi dulu ya hyung...”

Keadaan  kembali hening menyisakan Baekhyun yang bergerak gelisah dengan kedua tangan yang terjulur keudara, nafasnya memburu dengan kening penuh keringat. Tenggorokannya mendadak kering.

“Jo...ngin... J-jangan....tidak...”

“Baekhyun”

“Tidak! Jangan! Tolong!”

“Baekhyun!”

Badannya terasa berguncang.

“Tidak!”

“Akh”

Baekhyun duduk ditempat tidurnya dengan wajah dan kaos yang basah. Sementara mengumpulkan nyawa, ia menyeka air  yang menghalangi penglihatannya. Matanya menelusuri tempanya sekarang, masih dikamar yang sama dengan semalam ia tidur. Berarti tadi hanya mimpi.

“Kau mimpi buruk ya”

Suara ibunya menginterupsi kebingungan Baekhyun dan hanya dijawab dengan gelengan pelan.

“Cepatlah mandi dan tolong ibu. Jemput anak teman ibu di bandara, pesawatnya akan tiba jam 8 nanti”

Baekhyun kembali berbaring dengan menutupkan selimut keseluruh tubuhnya.

“Ah aku malas. Kenapa ibu tidak menyuruh hyung saja”

“Kakakmu itu butuh istirahat setelah seminggu penuh bekerja. Cepat bangun kau ini pemalas sekali”

Ibunya menepuk-nepuk pantatnya dengan bantal.

“Aku tidak mau ibu! Aku ngantuk!”

“Bangun atau kusebarkan foto aibmu ke teman-temanmu”

“Baiklah-baiklah aku bangun”

Baekhyun segera bangun dari posisi tidurnya kemudian berjalan dengan sedikit terhuyung kekamar mandi.

.

.

.

.

 

***

.

.

.

.

.

 

“Ini, angkat ini tinggi-tinggi saat kau disana. Jika ada yang mendekat segera kau pakaikan helm ini dan bawa dia pulang dengan baik. Jangan sampai kulitnya lecet satumilipun. Jika itu terjadi..fotomu...”

Baekhyun segera merebut spanduk kecil dan helm dari tangan ibunya.

“Akan kulakukan sesuai perintahmu ibuku sayang”

Lalu berjalan keluar rumah, menaiki motor maticnya dan melaju kencang meninggalkan kediaman keluarga Byun.

.

.

.

Tigapuluh  menit sudah Baekhyun berdiri bersama beberapa orang yang melakukan kegiatan yang sama dengannya, mengangkat spanduk berukuran 50x30cm keatas kepalanya. Spanduk yang berisi tulisan-yang sangat memalukan bagi Baekhyun- ‘Keluarga Byun menyambutmu dengan senang hati sayang~’ dengan background hitam dengan  huruf besar  yang di bold dan warna merah menyala sebagai penyempurnanya. Astaga selera ibunya benar-benar menyeramkan.

Limapuluh  menit berlalu dan orang yang dimaksud ibunya belum juga kelihatan batang hidungnya. Baekhyun lelah, ia lapar karena tidak sempat sarapan tadi, tapi kembali ia angkat spanduknya tinggi-tinggi begitu ingat ancaman ibunya jika akan menyebarkan foto aibnya jika tidak menjalankan perintah ibunya dengan baik. Baiklah mungkin sebentar lagi. Begitu pikir Baekhyun.

Orang-orang yang datang bersamaan dengannya tadi telah berganti, kepalanya terasa sedikit berat. Ah sialan, bahkan belum bertemupun orang itu telah menyusahkanya. Baekhyun merogoh saku mantelnya untuk mengambil ponsel, tidak ada tanda-tanda ibunya memberi pesan mungkin saja orang yang ditunggunya ini salah jadwal penerbangan atau mendadak membatalkan keberangkatannya karena diare. Baiklah abaikan pikiran konyol seorang Byun Baekhyun yang kelaparan.

Saat matanya mulai sedikit berkunang-kunang, Baekhyun melihat rombongan yang sepertinya baru saja turun dari pesawat, dengan satu tangan Baekhyun mengangkat spanduknya hanya sebatas wajah, tenaganya serasa habis karena terlalu bersemangat mengangkat spanduk hampir dua jam tanpa henti. Tubuhnya sedikit terdorong orang disampingnya yang merangsek maju. Tidak seperti tadi, orang-orang disekitarnya kini didominasi oleh gadis seumurannya dengan kamera berlensa panjang ditangan mereka, sedikit menebak jika ada artis yang akan lewat didepannya beberapa saat lagi.

“Hey spandukmu menghalangi kami mengambil gambar”

Seorang gadis dibelakangnya menyerukan protes.

Baekhyun sedikit bergeser kesamping kemudian kembali mengangkat spanduknya.

“Pendek! Disini bukan kau saja yang ingin melihat Kai. Menyingkir!”

Baekhyun terdorong kedepan begitu orang yang mengatainya pendek maju menabrak tubuhnya. Baekhyun rasa tubuhnya akan ‘berpelukan’ dengan lantai, reflek matanya terpejam lalu pipinya menabrak ‘benda’ yang terasa empuk dan hangat.

Baekhyun sedikit mengendus bau dari ‘benda’ yang sekarang menjadi tempat pipinya bertumpu. Wangi musk dengan campuran sedikit stroberi. Menciptakan wangi yang...lucu?

Baekhyun masih memejamkan matanya dan menikmati bau yang menurut indera penciumannya terasa baru ini, tidak merasakan jika spanduk yang masih digenggamnya daritadi telah berpindah tangan.

“Jadi kau tour guideku selama dikorea ya.. Tuan Byun?”

Baekhyun tersadar dari acara-mari menikmati aroma baru-saat suara berat itu menginterupsinya. Kepalanya mendongak dengan slowmotion lalu matanya membulat.

“Siapa kau!”

Baekhyun menemukan pria gendut dengan kumis tebal yang menutupi sebagian wajah, dan hanya menampakkan kedua matanya lalu mundur selangkah, sedikit takut jika orang didepannya akan berbuat jahat.

“Tulisan ini, kau yang bertugas menjemputku kan tuan?”

Baekhyun bingung, apa ibunya ini tidak salah orang? Tadi pagi dia menyuruhnya menjemput anak temannya, bukan suami temannya. Baekhyun berinisiatif untuk menelpon ibunya, menanyakan jika dia benar menjemput orang yang ibunya maksud atau tidak tapi tarikan ditangannya tidak membiarkannya melakukan itu.

“Hey! Apa yang kau lakukan, aku harus menghubungi ibu...”

“Tidak ada waktu, cepat bawa aku kerumahmu”

Baekhyun panik dengan aksi tiba-tiba orang didepannya, ia takut menjadi korban kejahatan. Dengan brutal Baekhyun memukul-mukul tangan orang yang masih menariknya keluar bandara.

“Orang jahat! Lepaskan aku! Tolong, tolong aku! Toloonmmphh”

Pria gemuk yang menariknya segera membekap mulut Baekhyun yang berteriak. Lalu dengan susah payah menyeret Baekhyun hingga parkiran bandara.

“Argh!”

Baekhyun segera menggigit tangan lelaki itu ketika bekapan dimulutnya sedikit mengendur.

“Rasakan itu pria jahat”

“Apa yang kau lakukan hyung. Kau menyakitiku”

“H-hyung? Siapa kau sebenarnya?”

Laki-laki didepan Baekhyun segera menarik jenggot yang menutupi sebagian wajahnya.

“Kau benar-benar tidak ingat permintaanku dulu ya... Baekhyun hyung... ”

Baekhyun mundur beberapa langkah. Pria didepannya tersenyum kecil mendekatinya kemudian menarik telapak tangan Baekhyun, menaruh diatas kepalanya dengan sedikit menunduk pria itu menatap Baekhyun dari bawah.

“Aku tidak menyangka dapat melihatmu lagi, sdekat ini. Dan kau makin imut dari waktu terakhir aku melihatmu”

“KAI!!”

 .

.

.

To Be Continue                                                                                                                        

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet