someone special to miss

Someone Special to Miss

Namjoo segera mematikan laptopnya dan bergegas untuk tidur. Matanya mengantuk setelah menangis hampir satu jam. Ia baru saja mengkahiri video call dengan kekasihnya Hyuk yang sekarang tinggal di Seoul karena melanjutkan pendidikannya ke universitas. Baru sembilan bulan mereka memiliki hubungan jarak jauh tetapi sikap Hyuk sudah banyak berubah. Sekarang, untuk mendapat balasan pesan dari Hyuk, Namjoo harus menunggu sampai larut malam. Saat di telepon pun Hyuk lebih sering menyudahi percakapan lebih dulu karena alasan sedang sibuk. Sama seperti tadi, ketika Hyuk menghubungi dirinya lewat video call setelah tiga hari tidak ada kabar. Hyuk mengakhiri percakapan karena Namjoo merajuk agar Hyuk memberi kabar lebih sering. Akan tetapi bukan kata-kata manis seperti aku merindukanmu atau aku mencintaimu dari Hyuk seperti yang diharapkan Namjoo, Ia malah mendengar omelan Hyuk tentang dirinya yang egois.

***

Hari ini adalah hari ulang tahun Namjoo, sejak tadi pagi di sekolah, ia sudah menerima  banyak ucapan ulang tahun, hadiah, dan kue tetapi itu semua tidak membuatnya bahagia. Namjoo hanya menginginkan Hyuk. Ia sangat merindukan kekasihnya yang sudah tidak ia temui selama sembilan bulan ini. Ia memandangi  layar handphonenya berharap ada pesan masuk atau sebuah panggilan tidak terjawab tetapi hasilnya nihil. Ia melangkah gontai menuju rumahnya. Namun sialnya hujan turun tiba-tiba memaksa ia berteduh di depan sebuah toko kue. Dilihatnya satu persatu kue di etalase dengan berbagai bentuk dan berbagai warna yang sangat menggiurkan. Matanya tiba-tiba menangkap sesuatu atau lebih tepatnya seseorang yang sedang membayar di kasir yang sangat mirip dengan Hyuk. Ia bergegas masuk untuk menghampiri orang tersebut tetapi orang yang mirip dengan Hyuk tersebut tidak ia temukan. Karena sudah terlanjur masuk ke dalam toko, Namjoo memutuskan untuk membeli cheese cake dan segelas kopi sambil menunggu hujan reda.

***

Hingga malam harinya, masih tidak ada pesan ataupun panggilan dari Hyuk. Meski begitu, Namjoo tetap tidak ingin menghubungi Hyuk lebih dulu. Anehnya ia tidak merasa kesal atau malah sebaliknya ia malah merasa khawatir. Padahal ini bukan kali pertama Hyuk tidak memberinya kabar. Sambil memandangi layar handphone-nya, tiba-tiba terdengar suara seseorang sedang bermain gitar sambil bernyanyi di depan rumahnya. ia memberanikan diri untuk mengintip melalui jendelanya tetapi ia tidak menemukan siapa-siapa. Ia yakin mendengar suara orang bernyanyi, tetapi saat ini hanya dialah satu-satunya yang masih terjaga di rumah. Ayah dan Ibu langsung tidur setelah kembali dari merayakan ulang tahunnya tadi begitupun dengan kakaknya. Ia melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul sebelas malam. Karena perasannya yang tidak nyaman, ia memutuskan untuk tidur. Otaknya meminta untuk istirahat tetapi matanya tidak mau terpejam. Akhirnya, setelah menyingkirkan semua rasa gengsi dan karena rasa khawatirnya terhadap Hyuk yang melebihi rasa gengsinya, Namjoo memutuskan untuk menghubungi  Hyuk. Nada sambung pertama terdengar, disusul nada sambung kedua, dan terdengar seseorang berbicara di ujung telepon. Suara di ujung telepon tersebut bukanlah suara Hyuk. “ Nona, apa anda keluarga dari pemilik handphone ini?” Tanya suara di ujung sana. “ Saya temannya Pak.” Jawab Namjoo. “ Pemilik telepon ini tadi pingsan di depan rumah sakit. Saya dokter yang sedang menangani pemilik telepon ini. Kami sudah berusaha menghubungi keluarganya tetapi teleponnya dalam keadaan terkunci." Dokter memberi penjelasan. “ Se..sekarang dirawat dimana ya dok?” Tanya Namjoo panik ia segera menutup teleponnya sesaat setelah suara di ujung sana memberitahu rumah sakit yang dimaksud.Ia segera membangunkan keluarganya dan berangkat menuju rumah sakit. Sesampainya di sana, ia melihat Hyuk terbaring tak sadarkan diri. Namjoo menatapnya dengan hati yang terluka. Ia tidak menyangka akan bertemu Hyuk dalam keadaan yang seperti ini. “ Permisi nona, ini barang yang tadi dibawa oleh pasien ini.” Kata seorang suster sambil memberikan sebuah bungkusan.Namjoo pun membuka bungkusan tersebut yang ternyata berisi kue yang persis seperti yang ia lihat di toko kue tadi siang dan sebuah tape recorder. saat ia akan memutar tape tersebut orang tua Namjoo memanggilnya setelah kembali dari menemui dokter. “ Namjoo, kami sudah menghubungi orang tua Hyuk. Mereka bilang kalau sejak pagi mereka sedang mencari Hyuk yang pergi dari rumah sakit untuk menemui kamu. Padahal keadaannya sedang tidak sehat . Selama ini di Seoul ternyata ia sedang menjalani perawatan penyakit kanker hati." Ucap ayah Namjoo panjang lebar sambil memeluk anak perempuannya. Namjoo tidak dapat berkata apa-apa ia hanya menangis dan terus menangis. Ia baru sadar saat video call terakhir kali Hyuk menggunakan pakaian pasien rumah sakit. ia menyesali kebodohannya yang baru menyadari hal itu sekarang. Sambil memandangi Hyuk dengan wajah pucatnya Ia teringat dengan tape recordernya. Ia menyalakannya dan terdengar sebuah lagu.

“lagu ini.. lagu ini yang tadi aku dengar…..” Namjoo berkata dalam hati sambil menatap Hyuk.  Setelah lagu selesai, terdengar lagi suara dari tape recorder itu

“Namjoo, untuk menyakitimu aku minta maaf”

“ untuk tidak memberitahu kamu tentang penyakitku aku minta maaf”

“ untuk membuatmu bersedih aku minta maaf”

“ untuk hadiah yang tidak dapat aku berikan secara langsung aku minta maaf”

“ untuk membuatmu menyukaiku aku minta maaf”

“ untuk membolehkan aku menyukaimu terima kasih”

Tepat setelah pesan itu selesai elektrokardiografi itu akhirnya mengeluarkan suara yang paling dibenci semua orang. Garis lurus tampak di layar tersebut dan seketika semua orang yang ada di ruangan tersebut menangis. Menangisi kepergian Hyuk untuk selamanya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chocobox #1
Chapter 1: hyuknya kenapa meninggal??? :'( Suka banget yang bagian ini " untuk membolehkan aku
menyukaimu terima kasih" !!! Bagus thor! Bikin fanfic tentang mereka lagi ya!!