FOR MY BROTHER

LITTLE SURPRISE ( Myungsoo Ver.)

-Author POV-

            Myungsoo sedang berlari kencang menghindari tetesan air hujan yang turun satu per satu. Tak ada satupun benda ditangannya untuk melindungi dirinya dari hujan. Ia berlari sekuat tenaga agar sampai ke rumah. Jas yang melekat di tubuhnya sudah mulai basah, sepatunya basah kuyup terkena cipratan air hujan. Tinggal beberapa meter lagi, ia akan sampai di rumah dengan selamat.

*BRUKKK*

            Tanpa disadari, kaki Myungsoo tersandung oleh aspal yang rusak dan membuatnya jatuh ke jalan. Sekarang pakaiannya menjadi basah kuyup, hawa dingin menusuk tubuhnya. Tubuhnya menggigil karena air hujan yang semakin membanjiri jalanan. Myungsoo tetap melanjutkan perjalanan pulangnya meski keadaannya sudah memburuk. Akhirnya ia sampai ke rumah dan langsung menuju kamarnya. Langkahnya terhenti saat Sang Ibu memanggilnya.

“Myungsoo, kenapa pakaianmu basah semua??” Ibunya heran dengan keadaan Myungsoo

“Maaf Bu, aku terjatuh di jalan....”

“Sudahlah, lekas ganti pakaianmu dan beristirahatlah...kau pasti terlihat lelah”

“Baik, Bu”

            Myungsoo berjalan ke kamarnya tanpa menanyakan kabar adiknya. Selama ini ia selalu menanyakan kabar tentangnya setiap waktu. Tetapi berbeda dengan hari ini, mungkin ia lupa atau terlalu sibuk dengan urusannya. Beberapa saat kemudian, Kei pulang ke rumah dengan membawa bingkisan yang cukup besar. Lalu Kei berjalan menuju meja makan dan membuka bingkisannya. Bingkisan itu terisi kue ulang tahun untuk Myungsoo yang berulang tahun hari ini. Kei melihat kue ulang tahun yang dibawanya. Kue itu bertuliskan “Selamat Ulang Tahun Kakak” dengan tulisan angka “23” yang berarti umurnya. Ada juga beberapa lilin dan patung kecil berbentuk anak laki-laki sedang bermain gitar.

“Kakak, inilah kejutan yang akan kuberikan sebagai tanda cintaku kepadamu... aku harap kau suka dengan pemberianku” gumamnya dalam hati dengan senyum kecil di wajahnya

“Kei, apa itu??”

            Sang Ibu penasaran dengan perbuatan Kei di dapur. Dengan sigap, Kei langsung menutup kembali kue ulang tahunnya.

“Tidak ada, Bu..” Kei tersenyum di hadapan Ibunya

“Oh... terus.. apa isi kotak itu??” Sang Ibu menunjuk bingkisan milik Kei

“Ah.. bukan Bu.. ini milik temanku” Kei tersenyum panik

            Sang Ibu heran dengan tingkah Kei yang aneh. Lalu ia meninggalkannya tanpa menanyakannya lagi. Kei mengelus dadanya karena beruntung bingkisannya tidak dibuka oleh Sang Ibu, juga tidak ingin bingkisannya diketahui oleh orang lain, Kei langsung membawa bingkisannya ke kamar dan menyembunyikannya.

            Malam hari, Kei sedang mempersiapkan kue ulang tahun untuk kakak tercintanya. Ia memasang kembali hiasannya dan menyalakan lilinnya. Kei tampak senang dengan kue yang dibelinya dengan uang sendiri, ini semua dia lakukan untuk membahagiakan kakaknya yang selama ini sudah menjaganya dan menyayanginya. Kei membawa kue itu ke kamar Myungsoo, kebetulan kamarnya tidak tertutup rapat dan membiarkan siapapun masuk.

“Selamat ulang tahun...selamat ulang tahun.... Selamat ulang tahun, Kim Myungsoo.... Selamat ulang tahun”

            Nyanyian itu membuat Myungsoo terkejut dan melihat Kei membawa kue ulang tahun. Kei menyanyikannya dengan perasaan gembira, Myungsoo terharu melihat kejutan yang dibuat oleh adik manisnya.

“Terima kasih, Kei” ujarnya dengan perasaan senang bercampur haru

“Tiup lilinnya, Kak”

            Myungsoo meniup semua lilin kue ulang tahunnya. Dalam benaknya, ia merasa senang diberikan kejutan oleh adik manisnya, belum pernah mendapatkan kejutan seperti ini darinya. Lalu Kei menaruh kue itu di meja dan memotongnya. Mereka menyantap kue tersebut dan saling menyuapi satu sama lain. Perasaan senang tergambar jelas di benak mereka. Myungsoo melihat noda kue menempel di bibir Kei lalu mengelapnya dengan jari. Kei tersenyum malu melihat perbuatan kakaknya. Kemudian mereka duduk di atas lantai, meninggalkan beberapa potong kue yang tersisa.

“Kak, apa harapanmu di ulang tahun kali ini??”

“Aku berharap kuliahku lancar, keluarga kita tetap baik-baik saja dan....”

“Apa???”

            Myungsoo ingin mengatakan harapannya untuk punya pacar. Namun ia urung mengatakannya karena tidak ingin melukai perasaan adiknya. Ia tahu bahwa cinta terlarang yang selama ini dibuat adiknya masih berjalan. Myungsoo memang gerah dengan cinta terlarangnya, tetapi adiknya terus memaksa untuk masuk ke dalamnya.

“Kakak... kenapa kau diam saja??” Kei melihat Myungsoo sedang merenung sejenak

“Oh..tidak apa-apa” Myungsoo menggelengkan kepalanya dan tersenyum ke arahnya

“Tapi kakak belum mengucapkan harapan yang terakhir...”

“Ah, iya.. aku harap... agar aku dapat diberi kesehatan yang baik”

“Semua harapanmu sungguh indah”

“Iya...”

            Kei melemparkan senyum kepada kakaknya, begitupun sebaliknya. Lalu ia menatap matanya dan mengenggam erat tangannya, seakan tidak ingin kehilangan sosok yang dicintainya.

“Kak... aku harap kau lebih mencintaiku dan menyayangiku lebih... aku menginginkannya”

“Iya, adikku yang manis” Myungsoo mengelus rambutnya

“Tetapi... ada yang ingin aku sampaikan kepadamu”

“Apa??” Myungsoo menjadi penasaran

“Aku harap hubungan kita lebih dari sekedar saudara... aku ingin hubungan kita seperti pasangan kekasih yang sesungguhnya” Kei meraba tangan Myungsoo

            Myungsoo diam seribu bahasa mendengar ucapan Kei yang ingin mengajaknya ke dalam cinta terlarang, tak tahu apa yang harus diucapkan olehnya untuk membalas jawaban itu.

“Aku.....” ucap Myungsoo dengan terbata-bata

“Iya??” Kei menatap kakaknya dan menaikkan sedikit alisnya

“Kau tahu??? Kita adalah sepasang saudara, Kei... jadi mana mungkin kau mengatakan itu dengan mudahnya... aku tidak mau bermain dalam cintamu yang penuh dosa.

“Kakak... tapi aku mencintaimu lebih dari apapun” Kei mengenggam erat tangannya, matanya mulai berkaca-kaca

“Kei... jika aku bukanlah saudaramu, kau pasti ingin menikahiku, bukan?? Tetapi kau harus terima kenyataan... bahwa kita bukanlah sepasang kekasih seperti yang kau harapkan” Myungsoo meraba pipi adiknya

“Kak, aku.... aku rela menikah denganmu... aku sudah menyukaimu sejak lama” Tetesan air bening jatuh membasahi pipinya sedikit demi sedikit

“Jangan menangis, Kei... kau harus buang keinginanmu itu!” Myungsoo memeluknya erat dan menghapus air matanya

            Kei melepaskan dekapan kakaknya dan berdiri.

“Kakak???”

“Iya??” Myungsoo juga berdiri dan menatap adiknya

“Ambillah tubuhku” isak Kei sambil membuka kancing kemejanya

            Myungsoo menahan tangan Kei agar ia tidak melakukan aksi nekatnya ingin menyerahkan keperawanannya begitu saja. Tetapi Kei menyingkirkan tangan kakaknya dan terus melakukan perbuatannya. Tinggal 3 kancing terakhir yang belum terbuka olehnya. Dengan sigap, Myungsoo menahan kedua tangan Kei dengan kuat dan menatap tajam kearahnya.

“Kei.. aku mohon jangan lakukan ini!”

“Tidak! Lepaskan aku” Kei berusaha melepaskan genggaman kakaknya

            Tiba-tiba Kei mencium bibir kakaknya dengan lembut, mereka terdiam sejenak menikmati ciumannya. Bibir Kei menjelajahi bibir atas Myungsoo, membasahinya dengan ludah. Myungsoo pun larut dengan ciuman manis adiknya, tangannya mulai lemas dan membiarkan tangan adiknya kembali melanjutkan perbuatannya. Kei sudah membuka kancing terakhir dan melepaskan kemejanya, juga melepaskan sweater yang dikenakan kakaknya hingga tubuh atletisnya nampak jelas dihadapannya.

“Kak, rasakan tubuhku dan nikmatilah” Kei menarik tangan kakaknya dan menuntunnya ke tubuh langsingnya

            Mereka masih berciuman dengan lembut. Perlahan-lahan, Myungsoo menikmati keromantisan yang diberikan Kei. Ia menciumnya dengan penuh kasih sayang, melupakan kata-kata bantahan yang ia ucapkan sebelumnya. Lalu Kei menuntun tangan kakaknya ke arah pengait branya dan ingin mengajak kakaknya menuju dunia cintanya yang penuh dosa.

“Bukalah... dan bermain bersamaku”

            Kemudian Myungsoo tersadar dengan apa yang dilakukannya, nafsunya tertahan karena teringat semua ucapannya. Ia menjauhi adiknya dan mengenakan kembali sweaternya

“Maafkan aku, Kei... aku tidak mau bercinta denganmu lagi”

“Kakak... ayolah... aku tahu kau pasti mencintaiku”

“Tidak... kau gila... aku tidak mau seperti ini”

“Kau...” Kei menitikkan airmatanya mendengar kakaknya mulai membencinya

            Myungsoo mengambil kemeja Kei dan menutupi tubuh langsingnya. Ia menatap adik manisnya dan mengucapkan sesuatu

“Kalau kau berbuat seperti itu... maka aku tidak segan-segan akan meninggalkanmu dan membencimu!”

“Kakak!! Aku mohon..... jangan tinggalkan aku!!” teriak Kei dan memegang tangan kakaknya

“Sudahlah... kau harus buang jauh-jauh keinginanmu itu dan cintailah kakakmu ini seperti keluargamu sendiri”

“Hiks~~”

            Kei meninggalkan kamar Myungsoo dan ingin mengatakan sesuatu sebelum masuk ke kamar.

“Kakak...  aku berjanji akan tetap menikahimu dan terus mengejar cintamu... aku tidak peduli dengan ucapan siapapun... aku bersumpah!”

            Kei berjalan dengan langkah yang pelan, air matanya tumpah membasahi lantai kayu yang dilewatinya. Myungsoo hanya terdiam dan melihat rasa sakit hati adiknya, tak mampu berucap apalagi menyadarkan adiknya yang sudah terlanjur mencintainya. Ia melihat sisa kue ulang tahunnya masih ada di mejanya. Kini acara ultah itu berubah menjadi penuh kesedihan, rasa senang yang tadinya muncul di antara mereka, semua hanyalah angin lalu.

Kei... kau memang mencintaiku... tetapi kau bisa mencari lelaki pilihanmu di luar sana... bukanlah diriku.. aku hanya bisa menemanimu dan menyayangimu” gumamnya dalam hati sambil menatap sisa kue itu.

 

-END-

(gimana ceritanya??? Aneh apa keren??? Maaf juga kalo ceritanya melenceng dari judul di atas :). Aku juga mohon pencerahan dan pembelajarannya untuk hal membuat FF… kalo mau kontak aku, mention aja ke twitterku (sudah ada di bagian Author)… Kamsahamnida Yeoreobun yang sudah membaca… :D      

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet