meong~

Here come Kitty Kitty Kitty~ (bahasa version)

"Hyung!"

Yi Fan hampir kena cakaran (tengkyu mai kets) akibat kedatangan mendadak sesuatu yang berteriak. “Pake belnya dong!” pria bersuara besar itu langsung mengusapi leher kucing yang kembali ke pangkuannya.

D.O nyengir kuda. Ia menyapa kucing lain yang balas menyapanya dengan ekspresi beragam mulai mengeong balik sampai nganggurin. Mayoritas nganggurin. “Maap telat.”

"Tumben lo gak dateng awal,” Yi Fan tahu pegawainya sangat mencintai pekerjaannya banget sampai D.O selalu datang setengah jam sebelum shift-nya. “Kutip telat kutip sepuluh menit.”

Sang bos menemukan sebersit ekspresi di muka pria yang lebih muda darinya itu. Bahkan Sulli si gak peka melihat keganjalan tersebut saat ia berjalan melewati mereka. “Baek, Soo?”

"Hah?" D.O masih punya wajah aku bahagiaaaa setelah atribut karyawan terpasang sambil memanjai Galaxy si kucing favorit semua orang. "Gue baik. Barusan lewat toko kue anyar yang lo pengen cupcakenya, terus gue liat catb- "

"Eh pesenan gue ma-"

"ANJRIT GUE TAU KITA DITAKDIRKAN UNTUK SHELALU BERSHAMA SORI GUE LUPA ORDERAN LU JIN!"

Dan sebelum Galaxy ngeh apa yang terjadi dengan manusianya, D.O sudah keluar dari toko, meninggalkan bos dan satu-satunya karyawan waras dalam kebingungan. Lalu sesuautu yang lain terjadi karena gatel!; tapi dia yakin ada hubungannya dengan D.O kembali dan pergi? dan hilangnya dompet Yi Fan dari meja.

 

 D.O tumbuh dan berkembang bersama kucing. Keluarganya memilki peternakan kucing yang diwariskan dari nenek moyangnya yang seorang pelaut. Kucing yang lahir pada ulang tahunnya yang keempat dinyatakan sebagai ‘Malaikat Pelindung’ oleh kakeknya. D.O tidak keberatan saat kucing itu (Kendi! kata Umma) ikut saat dirinya dan kakek pindah ke Seoul. Dia tidak keberatan saat suatu hari Kendi membawa tiga kucing kecil ke rumah (di umur 6 tahun D.O belum mengerti kenapa perut Kendi makin membesar dari hari ke hari). Dia tidak keberatan saat Umma menyarankannya membawa anak kucing itu (dia cucu dari cucu dari cucu Kendi bernama Candy.) saat dia pindah untuk kuliah. Secara harfiah Candy masih ‘Malaikat Pelindungnya’.

D.O baru keberatan saat Bapa Kostan Yang JaHat mengusirnya saat Candy terdeteksi. “KAMU GA BACA TANDA NO PET ALOWED DI DEPAN??/???///”, dan ia menaruhnya di penampungan/toko hewan/rumah sakit hewan tempat ia bekerja sekarang. D.O juga keberatan saat Hyung menemukan hal itu dan membawa Candy tinggal bersama keluarga barunya karena “Malaikat Pelindungkuh adalah mama Malaikat Pelindungmuh jadi secara harfiah Candy juga Malaikat Pelindungkuh week!”. Dewasa sekalih.

 

 

Kai memeriksa setiap pelanggan yang datang ke toko. Lelaki manis itu menunggu seseorang yang barusan. Orang itu mudah dikenali dengan mata besar, lucu, dan tubuh mungilnya. Perasaannya mengatakan orang itu akan kembali sebentar lagi, dan perasaannya tidak pernah salah ($uho hyung adalah saksi hidupnya; nama toko adalah idenya, limpahan rejeki dan “Uang!” mengikuti. (Atau itu cuma lokasi strategis toko).).

“Sekarang kan bagian kamu di konter. Hyung gak inget ada pelayan nungguin pintu masuk dan menyapa setiap pelanggan.”

"Shh hyung. Aku lagi jadi karyawan yang lebih berguna! Joon-hyung harus naikin gaji aku,” Kai memindahkan posisinya dan Xiumin agar tidak menghalangi pintu dan meneruskan ‘pekerjaan bergunanya’. “Lagipula gaada antrian. Terus kenapa koki main di sekitar sini saat dapurnya ada jauh lima belas meter dari pintu masuk?”

 Xiumin membiarkan pemuda itu menyandar padanya. “Kamu lagi nunggu Kyungsoo, ya? Dia cocok sama orang yang kamu cari. Barusan aku liat dia digeret keluar sama Joonmyun gara-gara dia bikin rusuh.”

Dia merasakan lengan melingkari lehernya dan kaki di pinggangnya. “Kakak itu lucu! Aku harap aku ketemu dia lagi dan dapet poto sama tanda tangannya. Keknya dia ramah dan lucu!”

"Mhmm. Kyungsoo bilang dia mau adopsi- Kyungsoo!"

Pria tersebut melambatkan langkahnya untuk menyapa Xiumin. “Hyung! Gue lupa apa yang mau gue beli barusan!” Pria yang lebih tua di depannya bertanya-tanya kenapa ada cengiran lebar di wajahnya. "Ntar kita ngobrol!"

"Okeh." Orang-orang mulai berkumpul di sekitar mereka."Jonginah, kita lanjut ini di rumah aja ya." Xiumin membawa paha Kai ("Aku gak berat khan, Seok hyung?") dan kembali ke tempat yang seharusnya setelah menaruh Kai dan sebuah ciuman di kepalanya.

"Jadi, soo, pelayanan Jongdae memuaskan kan?"

"Yes. Sangat," senyuman itu masih disana. "Gue boleh adopsi dia gak?"

Suho tersedak minumannya dan Chen mengangkat alis kirinya. "Kita pernah kenal?"

"Lo belom telpon gue," D.O manyun, membuat Xiumin makin mengernyitkan dahinya dan Suho tidak siap dengan THIS MASSIVE OF KYUTENESS. "Gue ngasi nomer?"

"Saya tahu."

"So?"

"Wat."

"Biar gue jelasin karena jelas-jelas lo gak ngerti," Chen memutar bola matanya. Apa yang harus dia lakukan dengan nomor tak dikenal dari orang aneh yang mau mengadopsinya. “Cowok cakep ngasih lo nomernya, bilang untuk nelpon dia plus sebuah senyuman dan kedipan mata. Itu mengindikasikan sesuatu kan?"

Pria di depan D.O tidak bergerak kecuali helaan nafas (yang saangat, di telinga Xiumin) berat. D.O pikir inilah kesempatannya. “Lo masih belom ngerti juga. Oke, jadi, kapan shift lo beres? Kita jalan. Gak usah dandan; pake aja sesuatu yang bisa menghangatkan kita berdua. Gue yang bayar, atau masing-masing kalo lo maksa gue gak keberatan!”

“Ini pesanan Anda terima kasih atas kunjungannya,” pria lucu itu masih memasang muka kosong. Dia lucu banget yaowoloh saat tersenyum pada pelanggan. D.O pun terkena sebelum ia agak bernyanyi lagu yang selalu Lay temen kost-nya nyanyikan. “Ada yang bisa saya bantu lagi.”

D.O memberi senyum andalannya. Tidak ada yang tidak luluh. “Date sama gue. Ntar gue tanya Minseok hyung tentang shift lo. Daah!” dan meninggalkan toko dengan senyuman yang (lebih besar?) sama ia pakai saat datang. Xiumin juga mendengar rengekan “kenapa hyung gak ngasi tau aku waeeee” Kai dan lantunan “dia karyawan yipan kan gue mau nuker dia sama Jongin. Gapapa kan gaes?” Suho. Dan suara keras kepala yang membentur kaca.

 

Cermin tidak pernah bohong. Cermin menunjukkan bahwa dia sangat tidak mirip banget dengan kucing. Xiumin hyung menceritakan kisah pria aneh itu bonus kata-kata “Dia hidup bertahun-tahun tampa kucing, Dae. Lo gak kasian sama dia?”. Sejujurnya, tidak. Chen bukan pria yang baik. Bukan pria dengan mindset ‘Let’s Love’. Dia bukan pria yang manis. Chen tidak pernah jadi pria yang ‘itu’. Itu pekerjaan Kai. Atau Suho hyung. Atau Xiumin hyung. Tapi Suho hyung mengancam untuk menghapuskan jatah karyawan untuk berbulan-bulan.  Chen mungkin bukan ‘the sweet guy’ tapi ‘the sweet guy’. Dia bisa menderita tanpa manis. Kai bilang orang aneh itu “lucu bangget hyung aku suka! Seok hyung nomer dua sekarang! Aku percaya dia cowok yang baik, hyung. Dia gak seaneh yang kita kira. Minseokkie hyung kenal dia, dan stik baseball Joonmyun hyung siap melayang. Panggil nomer 8 kapan aja!”

Jadi disilah ia. Orang aneh itu (“Nama gue Do Kyungsoo panggil Soo Oppa atau Beb!”) (Chen hampir membuang handphone-nya.) menyuruhnya menunggu di sini. Chen memakai jaket musim dinginnya dan masker. Suho hyung mungkin menyemprot terlalu banyak parfum mahalnya.

“Jongdae-ssi.”

Chen terlalu sibuk menciumi jaket wanginya untuk menyadari siapa yang sudah datang. Pria itu sedang berdiri pada sudut spesial yang membuatnya bercahaya saat Chen mengangkat kepalanya. Kai tidak pernah salah (firasatnya atau bukan. Mungkin.).

“Udah lama nunggu? Sori Jinri karyawan baru dia masih belum ngerti apa-apanya. Lo siap?”

Sekarang Chen terlalu sibuk menatap ekspresi wajah pria-tidak-aneh di depannya; tidak aneh, untuk menyadari D.O sudah menggandeng tangannya. “Gapapa kan?”

Da Chen mah apa atuh untuk menolaknya.

 

Date(?) mereka berjalan lancar. Chen tidak perlu membayar apapun kecuali untuk kue beras pedas setelah ia tahu D.O adalah mahasiswa tingkat tiga yang sama memprihatinkannya. Mereka mengobrol banyak (D.O, Chen lebih suka mendengar dan ia tidak mengaku bahwa ia sibuk (lagi) memandangi D.O), menyadari bahwa mereka ada di uni yang sama dengan jurusan yang berbeda ("Aneh gue gak pernah liat lo. Gue gak bakal lewatin cowok cakep loh," dan Chen merona. "Lo lucu banget kalo lagi malu. Gue boleh bikin muka lo lebih merah?" Chen makin merona sambil mengalihkan pandangannya. "Njir lucu banget.").

Date (masih dalam proses konfirmasi) mereka berjalan lancar dan berakhir dengan perpisahan di halte, jadi kenapa pria tampan ini ingin mengajaknya ‘jalan’ lagi?

“Lo lucu. Emang cowok cakep gak bisa ajak jalan cowok cakep?”

“K-kan lo udah,” cough. “Maksud gue, lo harus ajak Jongin jalan. Dia suka sama lo,” dan Kai tanpa aba-aba muncul di belakangnya, sambil tersenyum manis dan melambai dengan semangat. “Uh, bisa diambil pesanannya? Lo udah disini dari tadi dan...”

“Gue bilang kemarin, bisa gak lo gue adopsi?”

“Ma-maaf-“

D.O tertawa dalam hati. Pria ini sangat lucu banget. “Kalo lo suka sama hal begituan lah. Gue pengen kita lanjutin apa yang kita lakukan.”. Ia meraih tangan Chen dan menggenggamnya pelan, “dan kita jalan lagi nanti buat nge-klopinnya. Gue janji gue gak bakal ngecewain.”

“Kyungsoo-ssi, saya sangat sangat senang kamu balik lagi ke sini tapi saya sarankan untuk tidak menyakiti properti toko ini,” kehangatan di tangannya hilang dan Chen dengan cepat menyembunyikan tangan tersebut. Suho hyung dan D.O bertukar senyum. Ia bergidik ngeri.

 

 Setelah tiga (“empat!”) date dan sebuah kunjungan ke kost-an D.O, secara resmi mereka ‘Pacaran’. Chen masih berpikir dia hanya pengganti kucing D.O yang diculik, tapi pacarnya mengatakan ia bukan kucing atau catboy dan dia lebih besar dan lembut. Dan lebih lucu. Dan lebih baik. Dan ia tidak bisa memproduksi pelumas (Chen merona hebat dan menendang D.O dari tempat tidurnya) seperti catboy di fanfics NC yang sering D.O baca. D.O menegaskan bahwa Chen itu lucu dan mirip kucing dan menjadi alasan D.O mendekatinya tapi bukan alasan kenapa D.O jatuh hati padanya.

“Gue baru sadar gue suka sama lo.”

"Apa!?" Chen memeluk bantalnya lebih erat. Ia menoleh hanya untuk bibirnya bertemu dengan yang lain. "Lo tau gue udah suka sama lo dari date kedua!"

"Enggak, tapi bukan masalah," D.O mendaratkan tubuhnya di atas punggung Chen ("Lo berat banget minggir"). "Gue gak bakal ngijinin lo pergi dan mati dan ninggalin gue sendiri. Dan gue gak inget lo komplain soal ini kemarin."

Tendangan lain dilayangkan. “Lo luthu banggedh.”

 

A/N : saya harap pembaca sekalian ngerti apa yang saya ingin sampaikan. Banyyak hal yang saya selipkan disini (di eng version keknya lebih jelas disini saya cuman trenslet ngasal). Pls do not ngasih komen. Ngasih komen terlalu mainstream. #antimainstream

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet