Ramen!

Kekasih Sepenggalah

anneyong Whisper..

Kekasih Sepenggalah comeback!!

duuuuhhh,, sedihnya ngeliat respon yang minim dari para readers.. padahal yang baca banyak hiks hiks :'(

tapi author tetap akan mempost cerita ini karena dilain pihak, ada pembaca setia yang juga mendukung kisah Wonkyu.. ^^

gomawo ne.. semoga readers yang lain juga ikutan bergabung untuk mendukung dan memberikan responnya ke Kekasih Sepenggalah..

 

Greb!

            Hati Kyuhyun mencelos. Siwon memeluknya.

            “maafkan aku”

            “hiks hiks!” Kyuhyun tak bisa menjawab. Entah kenapa ucapan maaf Siwon malah membuat hatinya semakin sakit.

            “maafkan aku, Kyuhyun!” kembali hati Kyuhyun dikejutkan oleh rembesan air yang mengalir di pundaknya.

            Apakah Siwon menangis?

 

            “kau gila, Siwon!” lirih Kyuhyun. “Kau menyakitiku!”

            Katalimat itu sekaligus menjadi penutup perbincangan  mereka hari ini. Kyuhyun jatuh pingsan, anusnya masih terlihat memerah dan tak jarang mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Sepanjang hari itu pula Siwon mengurungkan niatnya untuk pergi ke kantor. Ia pun enggan makan. Baru kali ini Siwon merasa perlakuannya terhadap seseorang berbeda. Ia tak pernah memusingkan keadaan teman seksnya ketika selesai memuaskan juniornya. Bahkan tak seorangpun pernah menginjakkan kaki di Mansion kesayangann. Tapi pemuda pucat yang tengah terbaring di ranjang mewahnya berhasil menyita perhatian.

            Siwon bukanlah pria yang dapat merasakan kasih sayang. Ia manusia yang keras. Siwon dikenal dengan perangainya yang keji dan penggila seks. Siwon menatap kedua telapak tangan besarnya. Ia tersenyum. Ah tidak, lebih tepatnya menyeringai. Namun tak sampai beberapa detik, seringaian itu berubah menjadi kekehan dan berakhir dengan isakan kembali. Tangan besar itu gemetar. Siwon meremas kuat rambut hitam legamnya. Tak hanya kedua telapak tangan, kini kakinya pun ikut gemetar. Pria bertubuh sempurna ini menggenggam kuat sprei ranjang mewahnya, mencari pegangan untuk mempertahankan keseimbangan tubuhnya.

            “Si.. Siwon ?” Kyuhyun berucap ragu. Raganya terjaga karena ada gerakan-gerakan dan suara aneh yang mengganggu tidur panjangnya. Ketika terjaga, sakit di dan sendi-sendi tubuhnya kembali menyerang, namun rasa itu agaknya teralihkan dengan pemandangan yang baru dilihatnya ketika ia membuka mata.

            Kyuhyun beringsut mendudukkan tubuh atasnya. Matanya menatap nanar pergerakan Siwon yang dirasa sangat aneh. “Siwon? Kau bai-baik saja?”

            “menjauh!” suara berat itu terdengar lirih, membuat Kyuhyun yang tadinya hendak merair pundak pria itu, kini mengurungkan niatnya.

            “no! Kau tampak tid-“

            “menjauh Kyuhyun!” bentak Siwon dengan segenap sisa kekuatannya. “menjauh, ku mohon!” Siwon tak menatapnya. Kepala pria itu sibuk tertunduk mengatasi sesuatu yang aneh dalam dirinya. Kyuhyun meneguk ludah kasar

            Apa Siwon seorang pemakai?

            “aaarrrghh” geraman menyakitkan itu terdengar perih di telinga Kyuhyun. Ia ingin mendekati pemilik mansion ini, tapi ketakutan lebih menguasainya. Siwon menyuruhkan pergi. Kyuhyun tak ingin ambil resiko meski ia sangat khawatir dengan keadaan Choi muda itu. Beruntung Siwon telah memakaikan pakaian di tubuhnya sehingga pria pucat itu tak perlu memusingkan penampilannya ketika keluar dari kamar ini.

            “aaarggh” lagi. Lenguhan itu menghentikan langkah lamban Kyuhyun. Pria pucat itu berdiri di ambang pintu kamar, memandang nanar Siwon saat ini. Tubuh atletis itu bergetar hebat dan mengeluarkan banyak keringat.

            “pergi Kyuhyun! Kumohon” disisa kesadarannya Siwon masih bisa merasakan kehadiran Kyuhyun. Meskipun ia tak dapat melihat wajah pias Kyuhyun yang khawatir terhadapnya.

            Kyuhyun mengangguk patuh. Pria berbadan tegap ini menyeret langkahnya menuju koridor penghubung lantai dua mansion dengan lantai utama di bawah. Langkahnya terseok mengingat rasa perih di sekitar lubangnya sampai saat ini masih menghantui. Kyuhyun merutuki kebodohan Siwon yang tak memberian ruang luas bagi para pekerjanya untuk stay di mansion lebih lama.

            PRANG!

            Mata bulat Kyuhyun melotot. Ia baru saja sampai di anak tangga terakhir dan dari arah kamarnya terdengar suara pecahan kaca. Tubuh Kyuhyun ikut gemetar. Bolehkah ia mengatakan ketakutan sekarang? Siwon itu orang yang seperti apa?

            Bibi Kim..

            Ya, Kyuhyun menyadari tak sepantasnya ia berdiam diri disini, ia harus cepat menghubungi siapa saja yang terjangkau olehnya. Lagi-lagi di tengah deru nafasnya yang kian memburu akibat mencoba untuk berlari, Kyuhyun merutuki kebodohannya yang tak memiliki nomer kontakpekerja mansion. Pria bersurai eboni ini terpaksa harus berlarian menuju rumah tinggal para pekerja yang letaknya cukup jauh bila dipakai berjalan kaki.

            Hosh. Hosh. Hosh.

            Wajah pucat Kyuhyun semakin pias ketika tinggal beberapa meter lagi ia tiba di kediaman para pekerja Siwon.

            “tuan Kyuhyun!” seru seorang penjaga kebun bunga mansion itu. Ia tampak heran melihat kondisi penghuni baru istana Choi ini.

            “apa yang anda lakukan disini, tuan?” bibi Kim begitu mendengar teriakan pekerja di luar rumah, bergegas menuju halaman depan. Dilihatnya Kyuhyun memgangi lututnya dan berusaha menetralkan nafasnya. Sempat terpikir olehnya, Kyuhyun ingin kabur.

            “tolongh.. hah.. Si.. Siwonh” beruntung. Nampaknya para pekerja disana tak perlu mendengar penjelasan lebih lanjut darinya. Mereka langsung tanggap dan bersiap menuju mansion.

            “tuan, anda ikut saya!” ujar tukang kebun tadi menyiapkan motor khusus berkebunnya. Sementara bibi Kim berhambur ke dalam rumah menyiapkan sesuatu.

            Bukan saatnya bertanya. Batin Kyuhyun.

----

 

            “tuan Kyuhyun”

            Kyuhyun mendongak. Bibi Kim tersenyum menatapnya.

            “tuan Siwon sudah jauh lebih tenang” ujarnya tanpa perlu mendengar pertanyaan dari mulut Kyuhyun.

            Ya. Dua jam yang lalu, kediaman tenang seorang Choi Siwon cukup terusik dengan kedatangan para pekerja dan seorang dokter keluarganya. Kyuhyun tak diperbolehkan ikut bergabung dengan kawanan itu, mengingat kondisinya yang tak bisa dikatakan baik. Alhasil, berakhirlah pemuda itu disini, di taman bunga milik keluarga Siwon. Setidaknya benar kata Kim ahjumma, taman ini dapat merilekskan  pikirannya.

            “ahjuma, sebenarnya Si-“

            “ah, aku lupa menyiapkan makan malam untukmu  Tuan Cho, sebaiknya anda segera membersihkan diri. Saya akan kembali ke dapur”

            “hufttthh” Kyuhyun mendesah kasar. Bukan hanya sekali ini ia mencoba menanyakan kondisi Siwon, beberapa kali tadi ia mencoba berkomunikasi dengan pekerja lainnya. Tapi jawaban mereka selalu sama. Siwon baik-baik saja. Dan mereka akan menghindar dengan seribu cara ketika pemuda pucat ini akan bertanya lebih jauh.

            Meski lapar, pemuda bermarga Cho ini enggan menyantap makan malamnya.  Baru dua hari ia tinggal di mansion ini, tapi jika yang punya rumah sedang sakit, ia merasa tak pantas untuk menikmati fasilitas di rumah ini sendiri.

            Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Haus menyerang tenggorokannya. Kyuhyun melangkah keluar kamar, berniat menuju dapur di lantai satu. Salahkan keberadaan kamar sementaranya yang berhadapan dengan kamar utama Siwon, membuat pria pucat ini tak tahan untuk tidak menengok sang pemilik mansion.

            Kyuhyun berjalan mengendap menuju kamar utama itu. Dahinya mengernyit heran. Kenapa aku seperti pencuri? Ah lupakan! Ia menggelengkan kepalanya kasar.  Kepala besar itu menyembul di ambang pintu kamar utama. Tempat yang awalnya dihuni olehnya dan Siwon. Namun karena keadaan Siwon yang memerlukan istirahat total, bibi Kim menyarankan agar sementara waktu Kyuhyun menginap di kamar lain dulu.

            Mata bulat itu memandang sendu si pemilik mansion. Siwon menutup matanya damai. Wajahnya masih terlihat pucat dan berkeringat dingin. Semua keangkuhan dan kepongahan yang melekat di dirinya mendadak luntur ketika seorang Choi muda ini terbaring tak berdaya. Kaki jenjang Kyuhyun melangkah perlahan memasuki kamar utama itu. Sebenci apapun ia dengan raja bisnis itu, ia tak dapat melupakan sisi kemanusiaannya yang harus saling tolong-menolong. Jika boleh dikatakan, ingin sekali Kyuhyun mencekik leher Choi Siwon ketika ia terkulai seperti ini. Pria itu telah merenggut kehormatan dan harga dirinya sebagai seorang ria sejati, Kyuhyun merasa hina dan dunianya telah berakhir. Ia malu dengan mendiang kedua orang tuanya. Ia tak mampu berkata apapun jika Kyuri mengetahuinya. Terlebih pria ini merasa tercabik hatinya ketika ia jatuh lebih dalam karena tak mampu mencari pengganti yang jauh melebihi mantan tunangannya. Ya. Kyuhyun menganggapnya mantan meskipun mereka belum bertemu sejauh ini, dan Kyuhyun belum mengungkapkan rasa kecewanya atas pengkhianatan wanita yang dikasihinya.

            Jari-jari  kurus nan jenjang milik Kyuhyun menempel lembut di dahi Siwon.

            Dingin, batinnya. Keringat masih melekat setia di kitaran tubuh Siwon. Kyuhyun menghela nafas. Ia beranjak sebentar menuju bufet handuk di kamar ini, lalu kembali mendudukkan diri di pinggiran ranjang tempat Siwon terbaring. Jari-jari pucat itu dengan telaten mengusap peluh yang membanciri kulit keras Siwon. Kyuhyun memang telah terbiasa melakukan ini pada Kyuri sebelumnya, mengingat adik tercintanya adalah pelanggan setia kasur rumah sakit.

            Bicara soal Kyuri, Kyuhyun teringat besok adalah hari operasi pengangkatan selat adiknya. Ia berharap setelah operasi itu Cho Kyuri mendapatkan kembali kesadarannya dan selalu menyambutkan dengan senyuman hangat. Kyuhyun benar-benar merindukan suara berisik adiknya. Kondisi Kyuri saat ini membuatnya takut untuk hidup sebatang kara di dunia yang terkenal kejam. Besok pagi-pagi sekali Kyuhyun akan berangkat ke rumah sakit, pastinya setelah meminta izin pada paman cerewetnya.

            Tanpa pemuda pucat ini sadari, sebenarnya satu lagi manusia yang berada di ruangan ini telah mendapatkan kesadarannya. Namun pria ini enggan membuka matanya. Ia terlalu sibuk menikmati sentuhan tangan Kyuhyun, meski terhalangi oleh selembar kain yang mengelap keringat dinginnya. Siwon juga tak ingin ambil resiko jika ia membuka mata, maka Kyuhyun akan kembali menghindarinya. Cukup seperti ini dan keadaannya jauh lebih membaik. Kyuhyun menyibakkan rambut hitam Siwon yang dirasa menutupi dahinya, kemudian mengelap bagian itu dengan hati-hati. Sulung Cho ini tak ingin aktivitasnya membangunkan sang tuan rumah.

            Diam-diam Siwon meneguk ludah kasar. Ia tak pernah mengizinkan siapapun menyentuh anggota tubuhnya, kecuali jika ia tak sadarkan diri seperti tadi. Bahkan ketika melakukan seks pun, Siwon tak pernah membiarkan pasangannya menyentuh anggota tubuhnya. Selalu ia yang bermain, dan mendominasi. Siwon bukan pria penyuka . Ia terkenal hot dan kasar, langsung pada intinya. Partner baginya hanya pelampiasan Choi junior.

            Tubuh itu kembali bergetar ketika tak mampu menerima lebih jauh sentuhan-sentuhan Kyuhyun lebih jauh lagi. Tapi sang pemilik raga masih enggan membuka matanya. Kyuhyun merasakan getara halus yang sengaja ditahan pemiliknya. Ia agaknya takut untuk menyentuh lebih, tapi Cho ini tak menyadari jika pemilik raga itu telah terjaga daritadi.

            “kau membuatku takut, Siwon” lirih Kyuhyun. Ia menggenggam satu tangan besar Siwon dengan kedua telapak tangannya. “tenanglah. Kau tidak sendiri. Aku disini Siwon”

            Seperti kesurupan, kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibir sintal Kyuhyun. Membuat sang pemilik rumah menengang sempurna. Namun sebisa mungkin ditutupinya. Suara berat milik Kyuhyun selalu menggetarkannya. Siwon bukan gay! Tapi setiap alunan suara pemuda Cho disebelahnya selalu berhasil membuatnya frustasi.

            Tetaplah disini, Kyuhyun! Batinnya.

 

            Pagi-pagi sekali Kyuhyun telah meninggalkan kediaman Choi bersama supir pribadi yang ditugaskan Siwon untuk mengantar jemput pemuda pucat ini bekerja. Ia telah berpesan bahwa ia akan pulang terlambat hari ini dan pak Park tak perlu menjemputnya. Kyuhyun meminta diantarkan ke kantornya untuk menemui Jung Il Woo. Pak Park memaksa untuk tetap mengantarkan Kyuhyun sampai ke pemberhentian terakhir, dan Kyuhyun tak dapat berbuat banyak. Ia juga merasa bersalah jika nanti Siwon yang terkenal kejam itu menghukum pria paruh baya ini.

            Disinilah Kyuhyun sekarang, mengintip sang paman yang tengah sibuk berkutat dengan tumpukan berkas.

            “paman” sapanya sekenanya.

            “YAAK!! Anak kurang ajar!” tanpa ba bi bu, Il Woo bangkit dari kursinya dan memukul kepala Kyuhyun kuat.

            “aakkh” teriak Kyuhyun. Sangat sakit dihantam oleh gulungan kertas tebal Il Woo.

            “kemana saja kau, anak malas? Bukankah si Choi monster itu memerintahkanmu untuk bekerja keras? Kau merasa bangga, eh, karena perusahaan kita sudah kembali mendapat suntikan dana, Cho? Apa kau sibuk bersenang-senang dengan kekasihmu hah?” hardik Il Woo. Ia adalah saksi keangkuhan Choi Siwon yang memperlakukan keponakannya dan dirinya semena-mena. Ia tak ingin keterlenaan Kyuhyun membuat Choi itu menghancurkan bisnisnya perlahan-lahan. Meski tak tahu motiv apa yang mendasari raja bisnis termuda itu untuk menolong Cho Corp, Il Woo merasa harus selalu waspada jika ada serangan tiba-tiba.

            Kyuhyun tersenyum pahit. “aku mempersiapkan operasi Kyuri, paman”

            Il Woo membulatkan mata. “astaga! Mianhe Kyu, aku lupa pada kopanakan tercantikku itu!” sesal Il Woo. Ia benar-benar lupa menengok gadis mungilnya.

            “terima kasih paman, apa jadinya aku dan perusahaan appa jika tak ada dirimu. Kyuri dioperasi hari ini” ujar Kyuhyun tulus.

            “bagaimana dengan administrasinya Kyu?”

            “sudah diatasi, paman. Choi Siwon berbaik hati meminjamkan aku sejumlah uang untuk pengobatan Kyuri”

            Dahi Il Woo mengernyit. “monster Choi itu tahu keberadaan Kyuri?”

            “no! Aku juga tak ingin membahayakan posisi Kyuri disini paman”

            “well, aku juga. Kau tahu sendiri bagaimana citra Choi itu diluaran kan? Jangan sampai Kyuri menjadi korbannya”

            Nyutt!

            Sesuatu menghantam dada kiri Kyuhyun. Bukan Kyuri, paman. Tapi aku!

            “ne, paman. Aku akan berusaha menjauhkan Kyuri dari jangkauan Choi Siwon. Aku juga meminta izin untuk menunggui Kyuri hari ini paman” Il Woo mengangguk mantap, dibalas senyuman hangat oleh Kyuhyun. Pemuda Cho ini berpamitan untuk segera pergi ke rumah sakit.

            “Kyuhyun!” panggilan Il Woo menghentikan langkah Kyuhyun yang  sudah berdiri di ambang pintu. “apa yang kau pertaruhkan untuk Choi Siwon?”

            Deg!

            Kyuhyun tak mampu menjawab jujur. Ia akan selalu menghindar. “aku pergi, paman”

 

            Cho Kyuhyun menuruni belasan lantai gedung perusahaannya. Ia bergegas menuju lobby, tempat pak Park menunggunya.  Tak perlu menunggu lama, Mazda hitam itu sudah meluncur menuju tempat yang diinstruksikan Kyuhyun. Sebenarnya supir pribadi keluarga Choi itu cukup tergelitik untuk menanyakan maksud Kyuhyun berkunjung ke rumah sakit. Apa tamu tuannya ini sedang sakit, atau ada rekannya yang sedang menginap disana? Namun pertanyaan itu diurungkannya mengingat ia bukanlah orang yang pantas untuk menanyakan itu.

----

 

            Aku akan pulang terlambat, Siwon.

            Ada sesuatu yang harus kuurus.

            Kuharap kau cepat sembuh. Bibi Kim membuatkan bubur ini untukmu.

            Makanlah. Jangan menungguku seperti malam itu.

            Kumohon sekali ini saja izinkan aku, Siwon.

 

            Trak.

            Siwon meletakkan secarik kertas yang ditinggalkan Kyuhyun di samping mangkuk bubur, di atas bufer kamar tidurnya. Ada beberpa obat dan juga air putih disana.

            “ck! Apa Cho bulat itu tak menyadari kegunaan smartphone ?” Siwon berdecak kesal, namun sesaat kemudian ia tersenyum simpul. Setidaknya Kyuhyun masih memikirkannya dan tak berbuat semaunya seperti tempo hari. Meski begitu tetap saja pemuda berkulit tan ini kesal karena Kyuhyun masih sibuk dengan urusan pribadinya.

            Apa ia pergi berkencan dengan kekasihnya?

            Rahang pria itu mengeras.

 

            “a-akh.. tuan muda” pak Park cukup dikagetkan dengan keberadaan Siwon di teras rumah tinggal pekerja mansion Cho ketika ia baru saja selesai mengantar Kyuhyun ke rumah sakit.

            Siwon melirik ke pintu belakang mobil, mencari keberadaan Kyuhyun. “kau tidak bersama tuan Cho, ahjussi?” tanya Siwon dingin.

            “ah, itu.. tuan Kyuhyun mengatakan ia tak perlu ditunggui, tuan. Tuan Kyuh-“

            “dimana dia?” raut muka Siwon mengeruh, membuat supir ini meneguk ludah kasar.

            “maafkan saya tuan, tap-“

            “dimana dia?”

            “ru- rumah sakit”

 

            Siwon berjalan menyusuri hamparan bunga lili di taman mansionnya. Tempat ini selalu bisa menenangkan dirinya. Pemuda atletis itu mengeluarkan benda pipih dari saku celananya.

            “awasi pergerakan Cho Kyuhyun. Aku ingin tahu siapa yang ditemuinya di rumah sakit”

            Bip!

            Mata tajam itu kembali menatap hamparan bunga di depannya. Ia menghirup nafas dalam. Cho Kyuhyun berhasil menyita perhatiannya. Bahkan terhadap pekerjaan dan seks sekalipun.

----

 

            Tring!

            Lampu ruang operasi tempat Kyuri berada berubah hijau, tanda  operasi telah selesai. Kyuhyun beranjak dari tempat duduknya. Hampir sebelas jam ia menunggu, dan akhirnya operasi adiknya selesai dilaksanakan.

            Tap. Tap. Tap.

            Langkah seorang dokter berparas rupawan melewati pintu ruang operasi. Ia tersenyum mendapati penampilan kusut keluarga pasiennya.

            “kau nampak jelek, Cho” ledeknya berusahan mencairkan ketegangan sang kaka pasien.

            “bagaimana operasinya, dokter Lee” Kyuhyun tak mengindahkan sindiran Donghae. Ia lebih terfokus pada keadaan adiknya. Donghae lagi-lagi tersenyum hangat. Ia menepuk pundak Kyuhyun yang notabennnya beberapa centi lebih tinggi darinya.

            “operasinya berjalan lancar. Namun butuh beberapa waktu untuk pemulihan. Kita tunggu sampai dua hari kedepan untuk progress nya, Kyuhyun-sshi”

            Kyuhyun belum dapat bernafas lega. Adiknya belum dapat membuka mata. Tapi perkataan Donghae setidaknya memberika udara sejuk baginya.

            “aku harap kau melakukan yang terbaik, Donghae-sshi” ucapnya tersenyum sedih.

            “kurasa sebaiknya kau beristirahat, Kyuhyun-sshi. Jangan tampilkan wajah kusutmu itu pada Kyuri saat ia siuman nanti” kembali Dokter muda ini meledek Kyuhyun, dan berhasil! Kali ini Kyuhyun ikut mengindahkan perkataan sang dokter.

            “yaak!! Mau bagaimanapun penampilanku, tetap aku ini tampan, Lee!”

            “mwo? Ya!! Sopan sedikit! Aku ini dokter adikmu”

            “so what? Kau dokter adikku, bukan aku, pria pendek!”

            “yaak! Aku tidak pendek. Aku proporsional”

            Kyuhyun memutar bola matanya malas. “kalau pendek ya pendek saja! Tidak perlu mencari alasan”

            “yak! Kau pria pucat!”

            “aku tidak pucat. Kulitku menawan!”

            “cihh! Kau bahkan terlihat seperti wanita, Cho!”

            “APA KAU BILANG?”

            “ehem.. tuan-tuan. Sebaiknya selesaikan masalah kalian di luar!”

 

            Kyuhyun terus menekuk wajah tampannya selama perjalanan menyusuri pekarangan mansion Choi. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, dan ia baru tiba di pekarangan kediaman Choi. Pertengkaran kecilnya bersama dokter muda tadi masih berputar-putar di otak cerdasnya.

            “cih! Bisa-bisanya si kaki pendek itu mengataiku wanita” geramnya. Ia sangat tersinggung dengan perkataan apapun yang menyinggung dirinya tentang wanita. Pria pucat bertubuh tinggi ini akan selalu teringat dengan Siwon yang menyetubuhinya. Wajah pria itu makin tertekuk dan keruh.

            Tap. Tap. Tap.

            Suara tapak sepatu Kyuhyun menggema di ruangan tamu mansion Choi. Seperti biasa, akan selalu sepi bagi Kyuhyun. Awalnya pemuda pucat ini akan langsung naik ke lantai atas jika saja atensinya tak sengaja tertuju pada sosok manusia yang bergelung di sofa panjang ruangan temaram itu. Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk segera beristirahat, dan menuju dinding dekat tangga untuk menhidupkan pencahayaan.

            Bip!

            Ruangan itu terang-benderang ketika jari jenjang Kyuhyun menekan sakelar. Sosok yang asyik bergelung di sofa mulai menggeliat tak nyaman. Silau cahaya nampaknya mengganggu istirahat pendeknya.

            “Si- Siwon” ujar Kyuhyun ragu. Tapi ia tetap memberanikan diri mendekati sang penguasa rumah. “apa yang kau lakukan disini?”

            “....” nihil. Tak ada jawaban dari pemilik mansion. Ia hanya menatap Kyuhyun dengan raut tak terbaca.

            “Si-, maaf aku pulang terlambat, ada yang-“

            Kriiukkkk..

            Kyuhyun membulatkan matanya. Ia mendengar suara aneh. Bukan dari perutnya, berarti..

            “kau lapar?” tanyanya masih agak takut. Siwon masih bergeming disana. Menatapnya dengan raut tak terbaca. Merasa tak ada jawaban, Kyuhyun berbalik menuju dapur untuk menyiapkan makan mereka. Ia juga merasa lapar karena menunggui Kyuri seharian.

            “ck! Menyebalkan!” gumam Kyuhyun. Ia merasa kesal. Pasalnya sejak pria pucat ini menginjakkan kaki di dapur, Siwon sama sekali tak henti menatapnya. Pria itu bahkan tak bergerak se centi pun dari tempatnya duduk. Masih menatap Kyuhyun dengan wajah datar.

            Kyuhyun, pemuda itu bahkan lebih memilih mendapat perlakuan kasar dan perkataan pedas dari pria di sofa seberang sana, daripada harus didiamkan seperti ini. Keheningan Siwon membuatnya berkali lipat lebih was-was. Kyuhyun memang tidak takut hantu, tapi tubuhnya menjadi gentar dalam kondisi seperti ini. Mata tajam itu terus mengawasi setiap pergerakannya.

            Hampir satu jam Kyuhyun berkutat dengan masakannya. Dan selama itu pula tuan muda Choi Siwon tak beranjak dari kegiatannya ‘mari mengamati Kyuhyun’.

            Tak!

            Merasa Siwon tak akan beranjak dari tempat duduknya, Kyuhyun membawa hidangannya ke meja tempat Siwon berada. Asap yang masih terlihat mengepul di dua hidangan itu menandakan masakannya baru saja selesai. Kyuhyun menyiapkan bubur tim dicampur sayuran sehat dan suir ayam untuk Siwon, karena baginya Siwon masih terlihat pucat. Sedangkan untuknya, ia menyiapkan ramen sederhana.

            “makanlah” ujarnya sambil meletakkan sendok dan garpu di samping mangkuk bubur Siwon. Kyuhyun mendudukkan dirinya di meja seberang Siwon. Bersila di lantai dengan santainya. Ia tak mau berada di posisi seperti Siwon. Meja ini terlalu pendek untuk makan sambil duduk di sofa. Kyuhyun tanpa sadar menjilat bibirnya, ia sudah sangat lapar.

            “aku juga ingin mencobanya”

            Perkataan Siwon mematahkan niatannya untuk menyendokkan sumpit ke dalam mulutnya. Kyuhyun melongo melihat Siwon yang masih memandangnya. Untuk pertama kalinya pria ini akhirnya membuka suara. Namun Kyuhyun segera tersadar dari lamunannya.

            “andwe!!” bantahnya keras. “kau masih sakit. Tak boleh makan pedas seperti ini” tanpa sadar Kyuhyun melotot ke arah Siwon. Ia langsung merengkuh mangkuk ramen, melindunginya dari pandangan lapar Siwon.

            Grep!

            Kyuhyun menegang. Siwon memegang pergelangan tangan kanannya. Pemuda pucat itu sepertinya trauma dengan sentuhan Siwon. Ia takut Siwon akan memperlakukannya kasar seperti tempo hari.

            Eh?

            Bukannya menarik paksa Kyuhyun dengan wajah dinginnya, Siwon malah meletakkan telapak tangan Kyuhyun di dahinya.

            “aku sedang tidak sakit” ucapnya polos. Kyuhyun mengerjap beberapa saat. Kaget akan pola Siwon. Merasa tak ada respon dari si pemilik tangan, Siwon beralih pada mangkuk ramen yang masih ditutupi oleh tangan kiri Kyuhyun, meraihnya dan meletakkannya di atas meja dekat dirinya.

            Siwon membungkukkan badannya untuk menyesuaikan tinggi mangkuk dan mulutnya, ia tak ingin gulungan gandum pipih itu tercecer di atas meja. Siwon meniup ramen yang di jepitan sumpit itu hati-hati tanpa mengindahkan Kyuhyun yang masih terpana melihatnya.

            Enak! Awalnya Siwon hanya ingin mencicipi masakan bernama ramen itu, tapi entah tangan Kyuhyun yang mahir membuatnya atau memang masakan instant ini sudah enak dari pabriknya, Siwon ketagihan untuk menyuap lagi dan lagi ke dalam mulutnya. Kyuhyun mencerna pemandangan dihadapannya. Siwon makan dengan cara yang sederhana, ia tampak seperti manusia. Tidak ada kunyahan tertata dan table manner yang ia terapkan seperti selama ini Kyuhyun lihat. Perlahan bibir sintal itu menyunggingkan senyum tulusnya. Ketegangannya menghilang entah kemana.

            “ayo makan!” ucap Siwon menyadarkan Kyuhyun.

            “eh?”

            “makan” ujar Siwon lagi, tanpa melihat lawan bicaranya. Ia masih sibuk menunduk, berkutat dengan ramennya.

            Kyuhyun salah tingkah. “ehem” ia berdehem untuk mengatasi kegugupannya. Tangan pucatnya meraih sendok yang belum tersentuh Siwon, berniat ikut memakan bubur yang tadi diabaikan pria berkulit tan itu.

            Srek!

            Mata Kyuhyun melotot. Siwon menyodorkan sumpit berisi ramen ke arah mulutnya. Bagai gerakan slow motion Kyuhyun menatap Siwon yang kini juga menatapnya. Tanpa berkatapun Kyuhyun tahu Siwon ingin dia memakannya.

            “uhuk! Ehem” Kyuhyun pura-pura terbatuk. Kemudian membuka mulutnya dan memakan gulungan gandum pipih itu dari tangan Siwon. Setelah gulungan ramen itu masuk ke mulut Kyuhyun, Siwon memasukkan sumpit kosong itu ke dalam mulutnya sendiri. Meresapi jejak bibir Kyuhyun dari stick kayu itu. Perlakuan itu sontak membuat wajah Kyuhyun memerah. Bukankah itu artinya ciuman tidak langsung?

            Dua pria ini melanjutkan makan dalam diam. Masih dengan Siwon yang membagi ramennya dengan Kyuhyun dan melupakan bubur tim yang sudah dingin karena tak tersentuh pria-pria ini. Keduanya merasa aneh dan canggung sekaligus. Makan di penghujung malam, hanya berdua, dan mereka, PRIA. Keduanya adalah pria tulen yang mengaku masih sama-sama tertarik pada makhluk yang bernama wanita. Sama-sama tampan dan bertubuh tinggi tegap mempesona, meskipun Siwon memang memiliki tubuh atletis jauh melebihi Kyuhyun.

            “aku akan mencuci piring” ujar Kyuhyun memutuskan kecanggungan mereka. Siwon tak menjawab. Ia hanya membiarkan sumpit itu diambil alih oleh tangan pucat Kyuhyun.

            Kyuhyun berjalan kembali menuju dapur dengan wajah memerah seperti orang deman tinggi. Dia tidak sakit. Pemuda ini hanya merasakan malu yang luar biasa ketika untuk pertama kali setelah puluhan tahun yang lalu mulut itu disuapi oleh orang lain. Ya, dulu terakhir kali ia disuapi ibunya ketika berumur delapan tahun, dan malam ini ia disuapi oleh seorang pria yang baru dikenalnya dan telah tega merebut kehormatannya.

            “kyuhyun”

            Kyuhyun menoleh. Siwon menginterupsi pikirannya ketika ia sibuk mencuci peralatan masaknya.

            “kutunggu di kamar”

            Kalimat singkat namun mutlak keluar dari mulut Choi Siwon. Hebatnya ia berujar tanpa memandang Kyuhyun yang tengah berkutat di dapur, lalu beranjak menaiki undakan tangga.

            Hati Kyuhyun mencelos. Kuharap ia tidak akan melakukan sesuatu yang buruk padaku malam ini.

 

jangan lupaaa.. ditunggu respon komentar dan supportnya untuk Kekasih Sepenggalah ya ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Arifa17 #1
Chapter 41: Tetep ku tunggu kak
alfireindra #2
Chapter 40: Author lanjt
cacanaruchan #3
Chapter 41: ka ditunggu update selanjutnya, ga sabar banget hihihi semangat kaa
PathofLight
#4
Chapter 41: semangatttttttttt
Dust17 #5
Chapter 39: Masih nungguin sekali 🧘🏻‍♀️
hani1709
#6
Chapter 40: Disapa author nya 1 th yg lalu,, update lg ntar th dpn lg ya eonn 😹😹
Lizy01 #7
Chapter 40: ya ampun kak di lanjut atuh ceritanya, ini kita para reader kekasih sepenggalah masih nungguin sampe lumutan, berasa digantung brp lama kyk jemuran :(
hani1709
#8
Chapter 40: Kak..kirain mau dilanjutin cerita nya,, qt dah nunggu ampe tahunan nih bwt baca kelanjutannya
Chotuyun #9
Chapter 40: Lanjut Dong hehehe
fukuyasachi #10
Chapter 40: Yaampun kemana aja aku, ceritanya sebagus ini 😭👍
Ditunggu kelanjutannya ya kakk 🥰💙