First regret, first meet.

Shadow - 60 Second

Part I

Menyebalkan. Satu kata yang sering terucap dari bibir tipis sosok manis itu. Akhir-akhir ini selalu setiap saat mengeluh atas apa yang ditakdirkan baginya.

Bukan suatu yang menyenangkan hidup menjadi seorang bayangan. Bayangan? Iya, sosok manis itu adalah bayangan yang memang terlahir untuk menjalankan suatu tugas mempengaruhi manusia.

Apa sosok yang jahat? Bukan. Bayangan itu bukan sosok yang jahat, melainkan bayangan yang diperintah untuk membisikan hal-hal yang baik kepada manusia.

“Kita harus segera mencari Jang Dongwoo-sshi sebelum ia benar-benar nekat bunuh diri.” Ucap sosok satunya yang sama sepertinya.

Ia tak menggubris, wajahnya memerah kesal. Kapan ia bisa lepas dari hal-hal seperti ini? Kemungkinannya sangat kecil bahkan tak bisa lepas.

Hyung! Kau dengar aku? Ayolah! Kau tak ingin kena marah Papa kan?” seru sosok itu.

Arasseo!” balasnya malas.

Berat hati ia melangkahkan kaki mengikuti sosok yang lebih muda darinya. Sedikit mendumel di sana-sini menambah kesan betapa ia membenci dirinya itu.

Semakin ia kesal serta mengumpat ketika satu manusia menarik perhatiannya namun ia tak sanggup untuk memeluk bahkan menyentuhnya sekalipun.

Aisshhh, ! Kenapa aku harus dilahirkan dari golongan bayangan seperti ini sih?’ umpatnya dalam hati.

∞∞∞

Langkahnya lebih cepat dari sebelumnya. Bayangan dengan mata segaris itu mendekat kearah manusia yang akan ia bisiki. Sesaat kepalanya mengangguk memberi kode kepada bayangan yang juga adiknya itu.

“Jang Dongwoo-sshi!” panggilnya mendekat di telinga kanan manusia itu. “Apa kau benar-benar akan bunuh diri? Pikirkanlah lagi. Kau tak kasihan dengan keluargamu? Temanmu? Ataupun Namjoo kekasihmu? Kau tak tahu kalau Namjoo-sshi tengah hamil anakmu? Apa kau tak tahu? Pikirkanlah lagi! Jangan sampai kau menyesal nanti disana.”

Manusia itu terkesiap mendengar bisikan-bisikan itu. Kepalanya berputar mencari sosok yang membisikinya, namun ia tak menemukan apa-apa. Seakan ia menyesal dengan keputusannya, tubuhnya melemas lalu terduduk kasar. Sejurus kemudian butiran bening menetes pelan berirama dengan suara sesenggukan.

Bayangan tertua itu tersenyum puas. Senyum manisnya pasti mengukir lebar apabila ia telah berhasil menyelesaikan misinya itu.

Oke! Kita pulang sekarang.” Pekiknya senang.

Namun bayangan yang lebih muda itu menyorotkan pandangan yang berbeda.

Waeyo? Kajja kita pulang.” Ajaknya lagi.

“Apa kau lupa? Kita masih ada misi lagi hyung.”

Mworago? Masih ada? Ah.. sial!” gerutunya kesal. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

Bayangan termuda itu memandang heran kearahnya. Pikirannya berputar, apa yang salah dengan hyungnya ini? Bukankah misi ini memang pekerjaannya dan ia sangat menyukaianya? Kenapa malah sering mengeluhnya sekarang? Apalagi ia terlahir sebelum dirinya.

“Sungkyu hyung! Neo eodiga?” teriak bayangan termuda itu saat melihat hyungnya telah terbang menjauh.

“Dasar Sungkyu hyung! Ah, aku harus melakukan ini sendiri dong? Aishhhh....”

∞∞∞

Kim Sungkyu, bayangan berwajah manis dilengkapi dengan mata sipit segaris, pipi chubby dan bibir tipis menggoda itu menengadah di atas atap salah satu gedung tertinggi di kota Seoul. Pikirannya melayang, seolah memutar suatu memori yang hanya ia ketahui.

Sesekali, bibirnya berdecak pelan. Tak lupa juga umpatan ia layangkan kepada siapa saja yang menjadikan ia bayangan. Dulu ia memang menyukai itu, karena ia bisa melihat kehidupan manusia tanpa harus mengendap-endap, menjadi perantara penerang melalui bisikannya bahkan ia mampu menghentikan waktu dengan syarat yang harus dipenuhi.

Seiring berjalannya waktu, ia mulai mengeluh dan sering melupakan tugasnya ketika satu radar berbunyi. Memberikannya sinyal untuk segera datang ke sosok itu. Sosok yang pertama kali membuatnya seperti ini.

Lagi, radarnya –salah satu kemampuan yang dimiliki, ia bisa mendengar sesuatu dari jauh terutama hal-hal yang sangat ia perhatikan- berbunyi. Di pikirannya muncul sebuah teriakan dan gerakan meronta-ronta. Sungkyu menajamkan radarnya, mencari dan memperjelas sinyal itu. Ah.. dia tahu apa yang terjadi. Segera ia melesat menuju tempat itu.

“Ya!! Lepaskan aku! Sirheoyo! Sirheoyo!” gadis itu memaksa sebuah tangan yang memeluknya erat agar terlepas.

Jebalyo, lepaskan aku! Aku mohon Woohyun-ah! Aku mohon!” pintanya dengan tetesan air mata mengalir deras.

Sayangnya, sekuat apapun ia memohon, meronta dan memaksa, kekuatan tangan itu jauh lebih besar daripada dirinya. Kali ini ia hanya sanggup menangis dan tak berhenti memohon.

Jebalyo! Lepaskan aku Woohyun-ah! Aku minta maaf kalau kau memang kecewa.”

Manusia bernama Woohyun itu hanya tersenyum sinis. Seolah menghina ia malah menggoda yeoja itu dengan kecupan-kecupan di leher mulusnya. Membuatnya semakin keras menangis.

Ia tak tahu lagi harus bagaimana. Tubuhnya telah lelah untuk berontak. Tanpa menghentikan air matanya ia hanya pasrah dengan apa yang dilakukan lawannya.

“Hahaha, kau harusnya dari tadi begini sayang! Kalau kau tak berontak, aku juga tak akan menyakitimu.” Ucapnya sinis.

Tangannya membalikkan tubuhnya lalu mengecup paksa bibirnya. Ia berontak dan menutup rapat bibirnya. Manusia itu masih memaksa dengan kecupan kasar. Tak mendapat balasan ia menampar pipi yeoja itu kasar.

Plakk!!!

“Ya! Park Chorong! Kenapa kau berpura-pura menolak ciumanku? Hah? Kenapa? Bukannya kau selalu menikmatinya eoh?” bentak Woohyun disertai tatapan tajam dan cengkraman kuat di kedua pipinya.

“Halah! Kau tak usah pura-pura sok jual mahal! Tak biasanya kau seperti ini! Ayo kita lanjutkan.”

Masih dengan cara kasar, ia kembali mengecup bibir Chorong gadis itu. Sedangkan Chorong masih dengan kekeh menutup rapat bibirnya. Buliran-buliran beningnya terjun semakin deras karena perbuatan Woohyun.

Gerakan menghilangnya cepat, beberapa detik saja ia sampai pada tempat penyebab radarnya berbunyi.

Mata sipitnya membola besar, rahangnya menguat, tangannya mengepal keras melihat apa yang tengah terjadi.

Manusia itu! Salah satu manusia itu adalah sosok yang telah mencuri perhatiaannya dan membuatnya menyesali statusnya.

Semakin membuatnya marah saat tahu keadaan yang terjadi kepada sosok itu.

“Bangsaat! Kenapa kau berbuat seperti itu kepada Dewiku?” teriaknya. Namun kedua manusia itu tak akan mendengar teriakan. Suara bayangan hanya akan didengar saat mereka benar-benar mendekat.

Aiishh! Apa yang akan aku lakukan? Haahh! Kenapa aku tak bisa menyentuh? Kalau begini bagaimana aku menolongnya?” teriaknya frustasi. Raut muka manisnya berubah menyeramkan.

Pikirannya kalut sehingga ia tak mampu berpikir jernih. Ditambah lagi suara-suara raungan dari Chorong dan desahan pelan dari bibir Woohyun yang menikmati tubuh Chorong.

Ah!!!” Sungkyu mendekat kearah mereka. Mencoba memukul-mukul tubuh Woohyun namun sayang pukulannya tembus.

Ia geram, matanya memerah dengan peluh kemarahan mengucur dari dahinya. Emosinya benar-benar telah memuncak. Tetapi sesaat kemudian ia teringat sesuatu.

Ah! Aku lupa! Aku bisa melakukannya!” segera ia melangkah mendekati Woohyun dan berjongkok di sebelahnya mendekati telinga Woohyun.

Sedetik senyum kemenangan tersungging di wajahnya sebelum raut amarah serta emosi menguasai ekspresinya. “Ya! Kau Nam Woohyun-sshi. Dengarkan aku.” Bisiknya.

Woohyun mulai menghentikan aksinya saat mendengar bisikan itu, ia menoleh sejenak lalu kembali lagi.

“Dengarkan aku Woohyun-sshi! Aku tidak akan bermain-main denganmu! Cepat kau lepaskan tubuh kotormu itu dari tubuh gadis ini atau kau akan mati! Ara!!” bisikan itu berubah menjadi bentakan. Sontak hal itu membuat Woohyun ketakutan.

Segera ia beranjak dan menutup kedua telinganya. Seolah suara itu berputar-putar dikepalanya, ia berteriak-teriak seperti orang kesetanan.

Park Chorong menatap bingung kearah Woohyun. Melihat kesempatan ini, ia dengan cekatan memakai kembali bajunya lalu meninggalkan Woohyun yang masih mengaung ketakutan dengan raut muka kacau.

Kemarahan bayangan itu perlahan memudar. Wajahnya kembali tersenyum melihat ia sanggup menolong gadis itu. Tapi, Sungkyu tak tahu apa yang akan terjadi atas apa yang diperbuatnya ini.

∞∞∞

Siulan-siulan kecil mengiringi langkah kaki yang menapak di setiap lorong gedung tinggi itu. Raut muka sumringah tergambar jelas di wajah manisnya. Senyum mengembang berkali-kali saat bertatapan dengan bayangan lainnya. Sungguh, kali ini ia sangat ramah sekali.

Kegirangan yang ditampakkan itu menarik sorot mata untuk menatapnya keheranan. Batinnya lagi-lagi dibuat bertanya. Apa yang kini terjadi kepada hyung kesayangannya ini?

Hyung, kau dari mana? Papa mencarimu.” Satu pertanyaan dilontarkan seiring munculnya bayangan manis itu didalam satu ruangan besar.

Sang bayangan ,Kim Sungkyu membalas dengan senyuman lebar sebelum merebahkan dirinya diatas kasur.

Sejenak ingin memejamkan mata, tiba-tiba satu pekikan tinggi membangunkannya lagi.

“KIM SUNGGYUUUUU!!!! KEMARILAAAHH KAU YAINMAAAAAA!!!”

Eoh! Itu Papa, kenapa dia memanggilku?” tanyanya pada sosok yang ada di ruangan bersamanya.

“Bukannya aku sudah bilang? Kalau Papa mencarimu?” jawabnya dingin.

Mwoya? Kenapa kau begini?” lantas ia bangkit dan keluar ruangan.

Sedikit ragu ia mengintip sesaat sebelum tubuhnya benar-benar masuk ke ruangan tempat suara itu berasal. Merasa aman, ia melangkah masuk segera.

Waeyo Papa memanggilku?” tanyanya santai.

Papa, sebutan untuk pangkat tertinggi di dunia bayangan itu memandang geram Sungkyu. Bisa dilihat dengan jelas raut muka tak suka bercampur amarah tertanam diwajah kerutnya.

“Apa yang sudah kau lakukan Sungkyu?” tanyanya dingin.

Tubuhnya membelakangi Sungkyu, sehingga Sungkyu tak dapat melihat dengan jelas ekspresi Papa sekaligus appa-nya itu.

“Maksud Papa apa?” tanyanya bingung.

Mendengar jawaban itu membuatnya berbalik dan menatap tajam mata sipit Sungkyu. “Kau tahu siapa kau?” tanyanya masih dengan nada dingin.

Sunggyu mengerut, “Aku bayangan seperti appa! kenapa sih appa?” tanyanya yang semakin tidak mengerti.

“Kau tahu apa akibat yang terjadi setelah kau melakukan hal bodoh itu KIM SUNGKYU!!!!!” ujarnya dengan bentakan keras saat menyebut nama Sungkyu.

Sungkyu terkejut dengan ekspresi Papa dari kelompok Kim itu. Ia menunduk menghindari tatapan tajamnya. Setelahnya ia mengingat sesuatu. Ah... itu pasti gara-gara ia menolong dan membisiki hal-hal buruk kepada manusia itu.

Sungkyu memukul-mukul kepalanya pelan, merutuki apa yang telah dilakukan.

“Apa kau sekarang sudah tahu yang kau lakukan Sungkyu-ya?” tanyanya. Kali ini kemarahan sedikit meredam namun masih dengan suara dingin.

Sungkyu mengangguk pelan, “Mianhamnida Papa. Tapi aku melakukan itu untuk menolongnya!” belanya.

“Kau jangan mencampuri urusan manusia kalau itu bukan tugasmu!”

Appa! aku menolong gadis itu dari manusia bejat sepertinya appa!” protesnya keras.

“Kau tak tahu masalah sebenarnya yang terjadi Sungkyu!”

“Aku tahu appa! manusia itu mencoba memperkosanya.”

“Ya! KIM SUNGKYU!!! Kalau bukan gara-gara gadis itu. Dia tidak akan melakukannya.”

“Maksud appa apa?” tanyannya bingung.

“Sudahlah! Sekarang appa harus memberikanmu hukuman atas apa yang kau perbuat.” Ucapnya tenang, tubuhnya terduduk disalah satu kursi kekuasaannya.

Appa! apa yang terjadi sampai aku harus menerima hukuman?”

Sang Papa menatap lembut kepada putra tertuanya itu. Emosinya telah sedikit berkurang. Memang menjadi sifatnya apabila marah ia tak akan lama-lama. Namun, ketegasan dan keputusannya tak ada yang bisa mengganggu gugat.

“Manusia itu! Nam Woohyun menjadi gila dan sekarang ia mati bunuh diri setelah mendengar suaramu Sungkyu-ya! Suaramu terus mengaung dipikirannya dan ia menjadi ketakutan.” Jelasnya.

Sungkyu terlonjak kaget. Tubuhnya melemas lalu terjatuh dengan berjongkok didepan meja sang Papa. Ia tahu, sangat tahu kalau sudah seperti ini ia akan mendapatkan hukuman yang berat!

“Kau tahu apa yang akan Appa berikan kepadamu Sunggyu?”

Sungkyu tak menjawab, ia masih munduk dalam-dalam.

“Aku tahu kau bertindak gegabah, namun maksudmu melakukan itu untuk menolongnya maka appa akan memberikanmu hukuman dengan melepaskan semua kekuatanmu, kemampuan yang kau miliki selama lima puluh tahun.” Tukasnya tenang. Ia mendekat kearah Sungkyu yang masih shock.

“Kau juga akan dibebas tugaskan selama itu dan kau tidak boleh kemana-mana selama itu. Tugasmu akan dialihkan kepada Myungsoo dan Taehyung.”

Sungkyu hanya bisa pasrah. Inilah akibatnya kalau ia melakukan hal yang salah. Dipikirannya apa yang akan ia lakukan selama lima puluh tahun tanpa kekuatan itu?

Dan bagaimana dengan Park Chorong? Manusia yang telah membuatnya seperti itu?

Ia tak tahu, hanya ada air mata didalam kesepian itu.

∞∞∞

Lima Puluh tahun kemudian......

Hyung! Kenapa kau melakukan itu sih? Kan aku sudah bilang kalau gadis itu bagianku!”

“Ya! Kau ini masih kecil! Mana mungkin bisa meluluhkannya. Aku yang sudah berpengalaman selama ini.”

Aishh! Hyung! Aku akan bilang ke Papa!”

“Ya!!! Kim Taehyung! Kau ini.”

Suara pertengkaran antara kakak adik bayangan itu tak henti-hentinya menggema di ruangan berjendela besar. Hal itu membuat kakak tertua mereka, berteriak kesal.

“Ya!!! Kim Myungsoo, Kim Taehyung! Kalian bisa diam tidak eoh?”

Keduanya lantas terdiam lalu menunduk dalam-dalam. “Mianhaeyo hyung.” Ucap Myungsoo pelan.

Ah hyung! Kau mulai lagi bertugas kapan?” tanya Myungsoo ingin mencairkan kemarahan sang kakak.

Sungkyu mendesah pelan seakan malas menanggapi dongsaengnya. Namun ekspresi penasaran terpampang jelas di wajah tampan Myungsoo.

Molla, besok mungkin. Appa belum memberiku White notes.”

Ah, semoga saja kau cepat bertugas Hyung! Aku malas kalau harus bertugas dengan Taehyung.”

“Ya!!! Myungsoo hyung, kau.” Sungut Taehyung saat mendengar pernyataan hyungnya itu.

“Kalian ini! Sudah-sudah, aku masih mau tidur.” Lerai Sungkyu sebelum kembali memejam kan matanya.

∞∞∞

Seminggu berjalan sejak hukuman Sungkyu dilepaskan. Semua kekuatan yang ditarik oleh sang Papa dikembalikan lagi kepadanya.

Selama itu, Sungkyu mencari-cari sosok yang ia rindukan. Ya Park Chorong, namun ia mendapati bahwa Gadis itu telah menjadi istri dari Kim Joonmyeon. Bahkan kini mereka telah memiliki seorang cucu.

Ia lupa, bahwa bayangan dan manusia itu berbeda. Bayangan mampu hidup ribuan tahun, sedang manusia hanya bertahan tidak lebih dari seratus tahun.

Akhirnya dengan rasa sakit serta kekecawaan yang dalam, mau tak mau ia harus merelakannya. Kini ia sadar bahwa mencintai manusia adalah hal yang salah.

Hyung! Kajja, kita pergi.” Ajak Taehyung saat melihat hyungnya tengah melamun dipinggir sungai.

Sunggyu menoleh sejenak lalu kembali memandang kosong sungai.

Hyung! Ppaliwa!!!!”

Desahan pelan lolos dari bibirnya, “Kenapa kau yang datang? Bukannya ini tugas Myungsoo?”

“Myungsoo hyung diminta untuk mengikuti siapa gitu, aku tidak begitu jelas hyung. Kajja kita ada tugas ini.”

“Kali ini siapa?” tanya Sunggyu datar.

Eung, jamkkanmanyo.” Tangannya membuka kasar White note yang dibawanya. “Ah... Jung Eunji-sshi.”

Sungkyu mengerutkan dahinya. “Kenapa dengannya, apa yang akan ia lakukan?”

Hyung! Kenapa kau tak membaca White notemu sih!” gerutu Taehyung. “Dia, dia ingin bunuh diri. Karena tertekan dengan keluarganya.” Jelas Taehyung sedikit kesal.

Oh!” tanggap Sunggyu datar.

Taehyung mendengus kesal, tangannya mencoba menarik tubuh kekar Sunggyu yang tak mau beranjak dari sana. “Ppali hyung! Ppaliiiiiii.”

∞∞∞

Kedua bayangan itu sampai di tempat yang dimaksud dalam white notenya. Mata sipit Sunggyu menyorot lurus objek di depannya. Seorang gadis dengan wajah yang menyiratkan banyak kesedihan. Suara-suara tangisnya pecah bersamaan cacian, umpatan dan segala sesuatu yang keluar dari bibirnya.

Hyung, kau yang membisikinya!” rupanya Taehyung tak berani mendekat ke arah gadis yang tengah meluapkan amarahnya sebelum bunuh diri.

“Baiklah!” Sunggyu dengan langkah pasti mendekat kearah gadis itu.

“Jung Eunji-sshi dengarkan aku! Apa kau benar-benar akan melakukan ini? Pikirkanlah baik-baik! Kau tak kasihan kepada orang-orang yang menyayangimu?” bisik Sunggyu.

Gadis itu menoleh, “Kau siapa? Mengatakan seperti itu? hah? Tidak akan aku menyesal kalau aku mati!” jawabnya ketus.

Sunggyu terlonjak kaget. ‘Gadis ini? Apa dia melihatku?’

 

TBC


Bagaimana??

Komennya ya readers, juga subscribe ma upvote..

Terima Kasih...

 

Regards

~Denovia~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
DW0512 #1
Chapter 1: alamak to be continued hoho..
hmm itu kok woohyun akhirnya nikah sama chorong? bukannya dia udah mati bunuh diri gara2 suara sunggyu?