Dream

Dream

“Jadi bagaimana, Namjoo? Apa kau mau menjadi kekasihku?”

Pertanyaan itu baru saja terlontar dari bibir tipis Taehyung, seorang ketua kelompok ilmiah remaja di sekolahnya yang terkenal sangat pintar. Setelah menyatakan perasaannya satu menit yang lalu, kini ia meminta jawaban gadis di depannya itu atas pertanyaannya.

Namjoo menatap Taehyung dengan senyum manis yang terukir di wajahnya sebelum ia menggeleng menandakan bahwa ia menolak pernyataan cinta Taehyung. “Maaf, Taehyung. Tapi aku tidak bisa menerimamu. Aku sudah menyukai orang lain. Aku minta maaf.”

Sakit. Sungguh. Rasanya sakit sekali. Memang benar kalau Taehyung sudah siap menerima apapun keputusan Namjoo. Tetapi ia tidak menyangka kalau rasanya akan sesakit ini.

“Ya.. Tidak apa-apa, Namjoo. Ku harap kau bisa bahagia dengan orang itu.” Taehyung mengulas senyum meyakinkan Namjoo bahwa ia baik-baik saja.

 

***

 

Suara alarm membangunkan Taehyung dari mimpi buruknya. Ia menggelengkan kepalanya mengingat mimpi yang dialaminya. Namjoo menolaknya? Yang benar saja! Itu mimpi terburuk yang pernah ada.

Tapi kemudian ia tersenyum. Tersenyum lebar sekali sampai matanya hanya berbentuk garis. Ia teringat perkataan Jimin. ‘Tahu tidak? Katanya kalau kita bermimpi sesuatu, hal yang sebaliknya akan terjadi di kenyataan.’

“Apa benar ya? Ah aku harus menceritakan ini pada Jimin dan Sanghyuk.”

Untuk kali pertama, Taehyung bersemangat pergi ke sekolah. Bahkan ia belum mengganti buku pelajaran kemarin dengan hari ini.

 

***

 

Sudah satu jam Taehyung berdiri di luar kelas karena ia tidak membawa buku tugas fisikanya. Ia baru ingat kalau ia belum mengganti buku pelajaran kemarin dengan hari ini.

Ia mengutuki dirinya sendiri. “Mengapa aku bisa lupa, sih?” rutuknya. Baru saja ia ingin duduk, Namjoo keluar dari kelasnya. Kelas Namjoo bersebelahan dengan Taehyung.

“Taehyung? Sedang apa? Kau tidak masuk kelas?” Suara Namjoo terdengar lembut sekali di telinga Taehyung. “Oh itu.. Aku lupa membawa tugas fisika hehe.” Taehyung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Yang benar? Biasanya kan kau yang mengumpulkan buku tugas,” kata Namjoo sambil tertawa kecil. Taehyung membelalakan matanya. Namjoo tahu kalau ia yang selalu mengumpulkan buku tugas! Jadi selama ini Namjoo memperhatikannya? Taehyung dan Namjoo hanya sebatas kenal karena mereka pernah tergabung dalam kelompok paduan suara waktu kelas satu dan Namjoo merupakan teman sekelas Jimin dan Sanghyuk.

“Ya, kemarin aku sedikit tidak enak badan jadi aku lupa untuk memeriksa lagi buku untuk hari ini.” Jawaban Taehyung hanya dibalas anggukan kecil Namjoo. “Kalau begitu aku pergi dulu ya, Taehyung. Cepat sembuh!”

Taehyung merasa hukuman ini adalah hadiah dari guru Park.

 

***

 

Ketika waktu istirahat tiba Taehyung segera menghampiri Jimin dan Sanghyuk di kelas sebelah. Ya, sekalian curi-curi pandang ke Namjoo.

“Hei, aku punya cerita, kawan!” ucap Taehyung sambil duduk di bangku kosong di depan Sanghyuk.

“Alasan. Paling kau ke sini hanya ingin melihat Namjoo. Oh Taehyung, kau harus tahu  sesuatu.” Jimin berkata sambil membuka kotak bekalnya.

“Sekalian sih. Sebentar, biarkan aku bercerita dulu.” Sanghyuk menatapnya malas. “Kalau begitu cepat ceritakan!”

“Semalam aku bermimpi kalau Namjoo menolak cintaku!” Jimin dan Sanghyuk heran melihat Taehyung yang semangat mengatakannya. Harusnya Taehyung kecewa karena ditolak, tetapi yang terjadi malah sebaliknya.

“Lalu mengapa kau senang? Harusnya kau sedih!” Sanghyuk bertanya dan disetujui oleh Jimin.

Loh, kan Jimin pernah bilang kalau apa yang terjadi di mimpi itu akan berkebalikan dengan kenyataan. Itu artinya Namjoo akan menerima pernyataan cintaku, kawan! Aku akan menyatakan perasaanku besok,” jelas Taehyung kepada kedua orang di depannya itu.

Jimin dan Sanghyuk terkejut. Mereka saling bertukar pandang lalu kembali menatap Taehyung. “Ya aku memang pernah mengatakan hal itu. Tapi..” Ucapan Jimin terputus ketika Minwoo datang.

“Taehyung, ayo ke kantin. Hai Sanghyuk, Jimin, aku pinjam Taehyung sebentar, oke?” Belum sempat Jimin mencegahnya, Minwoo sudah menarik Taehyung keluar kelas.

Jimin dan Sanghyuk hanya menghela napas ketika Taehyung dan Minwoo sudah tidak terlihat lagi.

 

***

 

Dada Taehyung rasanya seperti ingin meledak. Jantungnya berdetak cepat sekali seperti waktu ia mengikuti lomba karya ilmiah antar sekolah. Ia tidak sabar untuk besok. Taehyung sudah merencanakan semuanya. Kapan, di mana, dan bagaimana dia akan menyatakan perasaannya pada Namjoo.

Ponselnya terus berbunyi tetapi ia tidak menghiraukannya. Paling panggilan dari Sanghyuk atau Jimin, pikirnya. Biasanya Jimin dan Sanghyuk akan bergantian meneleponnya karena ingin mencontek tugas. Walaupun tidak sekelas, tetapi tugas mereka sama. Kelas Taehyung lebih cepat satu bab daripada kelas Jimin dan Sanghyuk.

Taehyung sudah merebahkan dirinya di kasur, siap untuk tidur. Ia sedang mengingat-ingat apa barang-barang untuk besok sudah lengkap atau belum.

“Bunga sudah, cokelat sudah, kamera juga sudah, apa yang belum ya?” Ia berpikir sebentar. “Ah iya, buku tugas.” Beruntung Taehyung mengingatnya. Ia tidak mau lagi berdiri selama dua jam pelajaran di depan kelas hanya karena lupa membawa buku tugas.

 

***

 

Angin sore menyapu pelan rambutnya. Gadis itu menatap anak laki-laki di depannya dengan bimbang. Cokelat dan bunga yang dibawa anak laki-laki itu kini sudah berada di tangannya. Maniknya bertemu dengan manik sang anak laki-laki. Dua pasang manik itu menyiratkan hal yang berbeda.

“Jadi bagaimana, Namjoo? Apa kau mau menjadi kekasihku?” Taehyung menanyakan hal yang sama seperti di mimpinya. Tetapi, ia berharap jawaban Namjoo akan berkebalikan dengan mimpinya.

Namjoo tersenyum manis, lalu dengan perlahan ia mengembalikan bunga dan cokelat yang diberikan Taehyung padanya. “Maaf, Taehyung. Tapi aku tidak bisa menerimamu. Aku sudah menyukai orang lain. Aku minta maaf.”

Taehyung terkejut bukan main. Namjoo menolak pernyataan cintanya! Ini benar-benar seperti dimimpinya. Atap sekolah, sore hari, dan perkataan Namjoo. Taehyung merasa hancur saat itu juga. Harapannya habis sudah. Apanya yang berkebalikan? Taehyung mengutuki Jimin dan Sanghyuk dalam hati.

Taehyung menunduk sesaat sebelum ia menatap Namjoo dengan senyum kecewanya. “Ya, tidak apa-apa, Namjoo. Orang itu sangat beruntung ya haha.”

Namjoo menunduk malu. Ia tidak enak hati menolak pernyataan Taehyung. Tetapi mau bagaimana lagi.

“Sebenarnya aku sudah berkencan dengan Sungjae.”

Taehyung menatap Namjoo tidak percaya. ‘Jadi Sungjae sudah mengencani Namjoo? Sial,’ pikirnya.

“Oh hahaha. Sungjae sangat beruntung kalau begitu. Yah semoga kau senang dengan Sungjae. Ehm.. Cokelat dan bunganya kau bawa pulang saja, untukmu. Anggap saja itu hadiah ulang tahun hehe.” Taehyung tersenyum, memperlihatkan senyum persegi panjangnya.

“Terima kasih, Taehyung. Maaf ya.”

“Ya, tidak masalah.”

 

***

 

Sepulang dari sekolah bersama Namjoo, Taehyung segera membuka ponselnya yang ketinggalan tadi pagi. Dia terkejut ketika melihat sepuluh pesan masuk dan lima belas panggilan tak terjawab. Itu semua dari Jimin dan Sanghyuk.

Taehyung membaca pesan-pesan tersebut dan seketika ia merasa menjadi orang terbodoh sedunia. Kepintarannya seperti hilang ketika ia berurusan dengan cinta. Ia sungguh menyesal tidak mengacuhkan ponselnya yang berbunyi kemarin.

 

From: Park Jimin

Taehyung, aku mohon jangan terkejut. Namjoo sudah berkencan dengan Sungjae. Batalkan saja rencanamu menyatakan perasaan padanya besok! Kenyataan yang akan terjadi yang berkebalikan dengan mimpi itu hanya kebetulan.

 

From: Han Sanghyuk

Taehyung dengarkan aku. Batalkan saja rencanamu besok! Namjoo menyukai Sungjae dan mereka sudah berkencan. Hal yang dikatakan Jimin tentang mimpi itu hanya kebetulan. Kau bodoh kalau mempercayainya.

 

“Ahhh siaaal. Kenapa aku percaya begitu saja? Bodooooh!”

 

 

 

TAMAT

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
audira12as
#1
Chapter 1: haha lawak thor. buat taehyungxnajoo lagi donggg
hannnibie #2
Chapter 1: I love 95 line very much!
dsytw09 #3
Chapter 1: poor taehyung haha... kepintaran nya dikalahkan oleh cinta kkk.
95line. i love themmm :D
ShortLee
#4
Chapter 1: ahahahahaha lucu banget author xD aku suka gimanaa interaksi mereka di sini, karena aku suka banget sama 95 line sih hehehe senyum-senyum sendiri xD