01. Final.

Last Romeo

Last Romeo

By : Denovia

 

Main Cast

Kim Sungkyu & Jung Eunji

 

Support Cast

Yoon Bomi, Lee Hoya, Yoon Doojoon, Lee Gikwang and Yong Junhyung

 

Happy Reading~~

 

Senyumnya seolah enggan untuk menghilang dari wajah cantiknya. Pipi chubbynya terus saja terangkat hingga menciptakan lengkungan manis dari bibirnya. Sedari tadi ia tak berhenti tersenyum yang terkesan menakutkan jika hanya dirinya sendiri di sana. Orang sekitar akan mengira ia adalah orang gila. Beruntung, gadis cantik itu tidak sedang sendiri ataupun dengan orang banyak. Melainkan duduk berdua di pojok kelas bersama sahabat baiknya.

Sedangkan gadis lain yang ada di sebelahnya memandang masam dengan bibir sesekali berdecak heran. “Kau sedang gila ya? Senyum aneh tidak jelas seperti itu.” Umpat Bomi seraya meletakkan buku yang baru saja selesai ia baca.

Eunji kembali mengulas senyum lebih normal untuk Bomi. “Kau percaya cinta pada pandangan pertama?” alih-alih menjawab pertanyaan Bomi, ia malah melontarkan pertanyaan.

Kening lebar Bomi mengerut. “Kau tanya apa? Cinta pada pandang pertama?” Bomi mendekatkan wajahnya ke arah Eunji. “Ada apa denganmu?” mata bulatnya memicing tajam.

Eunji merasa risih dengan tatapan itu lantas mendorong wajah Bomi.

“Ah, aku tahu! Ini pasti gara-gara kau dengan Sungkyu oppa ‘kan?” sebentar gadis bersurai cokelat panjang itu menarik nafas. “Kau sungguh mencintai Sungkyu oppa begitu dalam?”

“Uh?”

Bomi menggeleng-gelengkan kepala. “Kau baru mengenal Sungkyu oppa sebulan yang lalu. Sering keluar bersama dengannya dan sekarang kau resmi berkencan dengan Sungkyu oppa. Kalian begitu cepat. Apa itu cinta pada pandangan pertama? Itu yang kau maksud bukan?” cerocos Bomi.

Eunji menatap aneh temannya. Ia hanya bertanya, tapi kenapa mengarah ke hal itu. Tapi apa yang ia katakan memang ada benarnya. Mengingat kejadian beberapa hari yang lalu senyumnya kembali bertengger di wajah cantiknya.

“Hey! Ya!” sentak Bomi seraya memukul pelan lengan Eunji.

“Aw, sakit!” rintihnya pelan.

Bomi memutar bola matanya malas. “Aku ingin tahu alasanmu apa hingga kau begitu mudah berkencan dengan Sungkyu oppa. Sangat berbeda denganku yang butuh waktu setahun hingga bisa menjadi kekasih Hoya oppa.” tukas Bomi penasaran.

“Aku jatuh cinta pada pandangan pertama.” Jawabnya singkat.

“Heol! Kau yakin?” sergah Bomi.

Kali ini Eunji memutar bola matanya lalu memandang Bomi malas. “Kau tadi bertanya, sudah aku jawab. Masih kurang puas?”

“Aku heran denganmu Eunji-ya. Atau karena kau frustasi dengan cinta pertamamu sampai kau melampiaskan dengan Sungkyu oppa?” ucap Bomi dengan nada yang bisa dibilang tidak mengenakkan.

Eunji melototkan mata cantiknya. “Kau bilang apa? Ya! Mana mungkin itu? Sudah kubilang kan? Aku jatuh cinta pada pandangan pertama dan selama itu aku merasakan jika Sungkyu oppa adalah orang yang baik. Buktinya dia tidak pernah berbuat jahat kepadaku. Dia perhatian, penyayang dan segalanya deh.” Tanggap Eunji tak suka dengan kata-kata Bomi.

Sesaat Bomi akan menanggapi kembali kata-kata Eunji, bel pelajaran dimulai terdengar nyaring. Tak lama kemudian, wanita cantik berusia lebih dari tiga puluh tahun itu datang untuk memberikan pelajaran hari ini. Semuanya larut dalam penjelasan Lee Seonsaengnim. Hampir tak ada suara lain selain sahutan bila guru muda itu melontarkan pertanyaan.

Beberapa waktu berjalan, sekolah yang semula hening berubah gaduh seiring dengan suara-suara bising yang ditimbulkan akibat rasa senang dari para siswa. Kebanyakan dari mereka berebut jalan agar sampai pada gerbang kebebasan daripada tetap tinggal dalam sekolah. Tak berbeda dari lainnya, Eunji dan Bomi juga memilih pulang. Sebenarnya kedua siswi cantik itu harus mengikuti ekstrakulikuler. Namun karena sesuatu mereka tak menghandiri club itu.

Kaki jenjang Eunji melangkah sendiri hingga mencapai gerbang sekolah. Sedikit menggigil tubuh rampingnya akibat salju yang turun dari atas langit. Mata cantiknya mengedar, air mukanya mengatakan jika ia tengah gelisah kala tak mendapati sosok yang telah membuat janji kepadanya. Ia mendesah pelan lalu bersender pada salah satu tembok pagar dengan kaki memainkan salju.

“Annyeong, My Honey Eunji-ya~.” Sapa seseorang dengan nada antusias. Sontak Eunji mendongakkan kepalanya. Senyum yang sempat menghilang dari wajah cantiknya mengembang sangat lebar hingga mata berbinar miliknya melengkung ikut tersenyum.

Sosok itu membuka tangan kekarnya untuk menerima tubuh Eunji dan memeluknya erat. Beberapa detik kemudian, Eunji menengadah memperhatikan wajah manis sang kekasih. Bibirnya mengerucut, pasti sebentar lagi ia akan melayangkan protes.

“Oppa~ Kenapa lama sekali?” keluh Eunji seraya melepaskan pelukan Sungkyu.

Pemuda bermata sipit itu tersenyum manis. “Maaf, Oppa harus menyelesaikan pekerjaan oppa dulu.” ucapnya disertai gerakan tangan yang menyisir lembut rambut panjang Eunji.

“Baiklah! Oppa akan mengajakku kemana?” kali ini kekecewaan Eunji berangsur hilang seiring dengan sikap lembut Sungkyu.

“Salju sedang turun. Aku akan membawamu ke tempat tinggalku.”

“tempat tinggalmu?” tanya Eunji sedikit kecewa.

Sungkyu membelai lembut wajah Eunji. “Kau tak suka? Kau mau kemana? Aku akan mengantarkanmu.” Sungkyu mengalah kala mata sipitnya melihat raut muka kecewa tercetak di wajah cantik sang kekasih.

“Tidak, aku akan ikut oppa ke tempat tinggalmu saja. Lagian, tidak akan nyaman jalan-jalan di tengah salju.”

“Hey! Kalau kau mau kita bisa nonton film di bioskop. Bagaimana?”

“Tidak, lebih baik kita nonton film di tempat tinggalmu saja oppa.” senyum manis Eunji kembali melengkung cantik.

Lantas, bibir tipis Sungkyu ikut mengukir senyum lega. “Baiklah, ayo.”

Tautan keduanya tak terlepas selama langkah kaki mereka masih menapak di jalanan. Sesekali tawa terdengar lepas dari bibir Eunji saat tangan Sungkyu dengan jahilnya menggoda wajah Eunji. Bahkan rona merah terus saja menghiasi wajah cantik Eunji. Melihatnya seperti itu membuat Sungkyu tak mampu menahan rasa sayang yang selama ini hanya ia berikan kepada kekasih barunya, Jung Eunji. Rasanya ia ingin memakan wajah cantik Eunji tanpa ampun.

Gadis cantik itu tersipu malu-malu kala sorot teduh mata sipit Sungkyu memancar kepadanya. Terkadang ia mengalihkan pandangan darinya. Hatinya sering berdetak tak karuan saat hal ini terjadi. Ia masih merasa jika mereka dalam masa dimana pertama kali cinta datang di keduanya. Eunji membenamkan wajah cantiknya pada lengan Sungkyu yang tengah ia gandeng. Senyumnya tak berhenti mengukir senang selama wajah cantiknya berada di balik lengan sang kekasih.

Cukup lama mereka berjalan berdua hingga akhirnya sampai pada tempat tinggal Sungkyu. Bukan rumah yang mewah, hanya sebuah rumah sederhana yang disewa Sungkyu untuk berteduh dari amukan alam. Eunji tersenyum ketika mereka sampai di rumah Sungkyu. Ini bukan kali pertama, sudah tiga kali ia menjejakkan kaki di rumah sederhana ini.

Saat keduanya akan masuk kedalam rumah, tiga orang yang tak dikenal Eunji menghadang di hadapan mereka. Rupanya ketiga sosok itu lebih dulu bersembunyi di balik semak-semak.

“Annyeong Kim Sungkyu-sshi...” sapa salah satu dari ketiga orang itu dengan nada sedikit menggoda. Alis tebalnya ikut mengangkat sebelah diiringi senyum miring yang mengulas untuk mereka.

Sungkyu berdecak pelan. Tampak tak suka dengan kehadiran ketiga orang itu. Ia meludah sebentar sebelum menarik Eunji untuk berada di belakang tubuhnya.

“Ada keperluan apa kau datang kemari?” tanya Sungkyu dingin.

Doojoon, sosok paling menyeramkan itu berdecak seraya membuang rumput yang ada di mulutnya. “Kita masih punya urusan yang harus di selesaikan Sungkyu-ya. Kau tidak berniat kabur ‘kan?”

“Tidak ada yang harus kita selesaikan. Semuanya sudah selesai. Minggir! Aku ingin istirahat.” Ucap Sungkyu acuh seraya menggandeng tangan Eunji dan mendorong tubuh kurus Gikwang agar memberikan jalan kepadanya. Namun tak semudah yang ia pikirkan. Tangan Eunji justru ditarik oleh Doojoon.

“Oh..Oh...Oh... Kalian mau kemana? Kau mau kabur lagi Kim Sungkyu?” suara Doojoon terdengar lebih menakutkan. Eunji tersentak dengan ucapan Doojoon. Ia masih tak mengerti dengan keadaan ini. Banyak sekali pertanyaan yang bergelayutan di pikirannya. Memaksanya untuk mencari tahu tetapi terlalu takut. Apalagi air muka sang kekasih telah berubah gelap dan penuh aura kebencian.

Tangan Sungkyu mengepal, rahangnya mengeras. Juga giginya bergeretak sejalan kelakuan Doojoon yang sangat tak ia sukai. Lantas ia berbalik menatap Doojoon benci seraya menarik kembali tangan Eunji dari cengkraman Doojoon.

Sungkyu memutar bola matanya malas. “Apa yang kau inginkan? Yoon Doojoon? Kalian tidak puas memukuliku beberapa waktu yang lalu? Kalian masih ingin memukuliku? Bukankan sudah ku katakan kalau aku keluar dari kelompok kalian? Aku sudah memutuskan untuk berhenti menjadi boomerang.” Jelas Sungkyu dengan nada kesal.

Sontak Eunji terhenyak kaget dengan ucapan Sungkyu. Selama ini ia tak mengerti penyebab Sungkyu babak belur ketika ia temukan. Karena Sungkyu juga tak pernah bercerita. Ternyata ini penyebabnya. Juga, pernyataan Sungkyu yang mengatakan kalau ia ingin berhenti dari suatu geng yang ia tak ketahui membuatnya kaget. Banyak rahasia Sungkyu yang tak ia ketahui. Bukan hal aneh, mengingat mereka masih berkencan selama kurang dari dua minggu.

Doojoon berdecih. “Seenaknya saja kau mengatakan bahwa kau berhenti dari geng motor? Bukankah kau sudah berjanji akan terus bersama kita sebagai balasan utangmu?”

“Utang? Aku sama sekali tidak punya utang kepada kalian. Jadi kenapa aku harus hidup di bawah tekanan kalian? Ah, aku tahu... Apa karena kalian kehilangan joki hebat sepertiku hingga kalian merengek agar aku kembali? Maaf Yoon Doojoon! Aku tidak bisa kembali.” Tanggap Sungkyu sinis seraya menggandeng tangan Eunji yang akan masuk ke dalam rumah.

Rupanya kata-kata Sungkyu telah menyulut emosi Doojoon hingga tangannya tak terkontrol untuk memukul Sungkyu. “Kurang ajar!” satu pukulan mendarat tepat di pipi Sungkyu.

Eunji terkejut dengan gerakan tiba-tiba Doojoon hingga Sungkyu tersungkur seraya tangan memegang pipinya. Mata sipitnya menyorot benci wajah Doojoon. Lantas ia bangkit dan melayangkan pukulannya. Doojoon mampu menghindar lalu kembali memukul Sungkyu.

“O-Oppa...” Seru Eunji tercekat dengan lelehan air mata yang tanpa sengaja membentuk jalur tipis. Tangannya hendak meraih tubuh Sungkyu namun ditahan oleh Gikwang.

“Oppaa~~.” Suara Eunji tenggelam dalam tangisannya kala kristal kelam milik Eunji memonitori gerak kesakitan Sungkyu.

Kedua pemuda itu rasanya tak pernah puas menyerang Sungkyu. Tangannya serasa gatal tidak memukul wajah ataupun tubuh Sungkyu. Dengan ganasnya mereka menghajar Sungkyu. Sementara Sungkyu tak mampu melakukan apapun selain bertahan agar tak terlalu parah. Sesekali ia melawan percuma ke arah keduanya.

Beberapa kali pukulan diterima Sungkyu hingga kedua orang itu menghentikan pukulannya. Gikwang juga melepaskan cengkramannya pada Eunji. Sesaat suara peluit mengaung dari tepi jalan. Mereka berlari sebelum beberapa orang datang untuk menangkap mereka. Ternyata orang yang tengah meniupkan peluit itu adalah Lee Hoya. Senior sekaligus kekasih Bomi yang kebetulan berada di daerah itu untuk mencari sesuatu.

Hoya mendekati Sungkyu yang tampak babak belur dan sedikit kehilangan kesadarannya.

“Ayo bawa Sungkyu oppa masuk kedalam.” Pinta Eunji dengan suara menahan tangis agar tak jatuh lebih banyak. Ia sakit melihat kekasihnya dalam keadaan seperti ini.

Seperti yang diminta Eunji, Hoya membopong tubuh Sungkyu masuk kedalam rumah. Dibaringkannya tubuh Sungkyu di atas ranjang. Sedari tadi Eunji masih menangis seraya memanggil nama Sungkyu. Sementara Sungkyu hanya bisa meringis menahan sakit di sekujur tubuhnya.

“Ada yang bisa aku bantu?” tanya Hoya.

Eunji melihat Hoya sekilas lalu menggeleng. “Tidak oppa, aku sangat berterima kasih kepadamu. Sekarang kau boleh pergi.” Jawab Eunji. Tangan Eunji sibuk membersihkan luka Sungkyu dengan tisu.

Hoya tersenyum. “Baiklah, kalau kau butuh apa-apa kau bisa menelponku.” Ucap Hoya.

Eunji hanya mengangguk pelan. Setelahnya Hoya memilih untuk meninggalkan Eunji maupun Sungkyu.

Air mata Eunji seakan tak pernah habis diproduksi. Cairan bening yang jatuh dari sudut mata indahnya terus saja meleleh menyertai usapan tisu ketika tangan lembut Eunji membersihkan luka di wajah Sungkyu.

Sedikit menahan sakit, Sungkyu mencoba membelai wajah lembut sang kekasih. Ia mengusap jalur bening yang diciptakan dari buliran air hangat itu.

“Jangan menangis Eunji-ya.. Aku baik-baik saja.” ucap Sungkyu menenangkan kegelisahan Eunji.

Eunji menghentikan gerakan tangannya. “Oppa! Bagaimana bisa kau baik-baik saja? Kau terluka sangat parah. Siapa sebenarnya mereka itu oppa?” gerutu Eunji.

Sungkyu memaksa untuk terkekeh pelan. “Hehehe, ini tidak. Ackk, sakit kok.” Sungkyu meringis. “Me-mereka itu teman oppa.” jawab Sungkyu diiringi rintihan kesakitan dari wajahnya.

“Jangan banyak bicara dulu oppa! Kau sekarang istirahatlah, biar aku yang mengobati lukamu.” Tukas Eunji. Lantas gadis cantik itu beranjak dan mengambil air hangat juga obat merah.

Tak lama kemudian, Eunji datang. Tangannya dengan sangat telaten dan cekatan membersihkan serta mengobati luka Sungkyu. Terasa sekali bagaimana sayangnya Eunji kepada sosok manis ini. Ia kembali teringat saat pertama kali Eunji bertemu dengan Sungkyu dan melakukan hal yang sama. Kembali Eunji menitikkan air mata sedih. Hatinya sangat pedih sekali saat melihat Sungkyu seperti ini. Kalau dulu ia tak merasakan hal sepedih ini, sekarang berbeda. Rasanya ada yang menusuk-nusuk dalam dadanya.

Sungkyu tampak terlihat tenang dalam perawatan Eunji. Ia memejamkan matanya. Membiarkan tangan lembut sang kekasih mengambil alih wajahnya. Perlahan namun pasti tubuh Sungkyu terhipnotis oleh gerakan lembut tangan Eunji. Ia terlena hingga dengkuran lirih menggantikan kesadarannya.

Eunji tersenyum melihat Sungkyu telah terlelap dengan manisnya. Setelah ia selesai mengobati luka Sungkyu, Eunji bangkit dan mengembalikan obat-obatan itu. dengan lembutnya ia kembali membelai wajah Sungkyu yang tak lagi mulus. Masih ada beberapa luka kering, sekarang harus ditambah dengan luka baru.

“Tidurlah oppa, aku akan pulang.” Bisik Eunji lirih. Ia bangkit dan memakai mantelnya. Sebelum ia benar-benar pergi, lebih dulu bibir Eunji mengecup hangat kening Sungkyu juga bibir tipis setengah terbuka itu. Lantas ia pergi dari rumah Sungkyu.

∞∞∞

Tubuh rampingnya menggigil kala melewati taman yang penuh salju. Walaupun salju tak sedang turun, gumpalan putih itu telah menyebabkan Eunji untuk mengeratkan lebih kuat mantel yang ia pakai. Kaki panjangnya melangkah di jalan setapak yang telah tertutup salju.

Bibirnya berulang kali menghembuskan nafas pelan. Seolah ia tengah menghilangkan sesuatu yang tiba-tiba menyeruak dalam dadanya. Sesuatu yang bisa dibilang rasa kecewa. Yah keinginanannya untuk bisa bersenang-senang dengan kekasih harus tertunda. Apalagi melihat keadaan sang kekasih yang sangat kesakitan.

Eunji melamun ketika berjalan hingga tak menyadari seseorang menghentikan langkahnya.

“Annyeong, kekasih Kim Sungkyu.” Sapanya dengan senyum menyeringai.

Eunji tersentak kaget. Langkahnya seakan terpaku. Ia sedikit demi sedikit berusaha untuk mundur. Namun kenyataannya pergerakan tangan lelaki yang Eunji ketahui bernama Doojoon itu lebih cepat dalam mencengkramnya. Eunji memberontak agar bisa terlepas.

“Le-lepaskan aku... lepaskan aku...” pekik Eunji seraya mengayunkan tangannya.

Doojoon tertawa miring. “Kita nikmati dulu malam ini baru aku melepasmu.” Ucapnya disertai tawa yang masih menggema.

Eunji berusaha sekuat tenaga untuk menahan tarikan Doojoon. Meskipun kekuatan tubuhnya jauh lebih rendah daripada Doojoon. Ia berdo’a dalam hati semoga ada seseorang yang melihatnya dan membantunya.

Sepertinya do’a Eunji dikabulkan.

“Yoon Doojoon-sshi! Lepaskan Eunji sekarang juga!!!” seru seseorang dari jauh. Eunji terkesiap dengan suara sosok itu. Ia tahu betul siapa yang tengah berteriak.

Dari lensa kelamnya, Eunji bisa melihat Sungkyu mendekat dengan tertatih. Wajahnya tampak sangat marah dengan tangan telah mengepal sempurna. “Op-Oppa...” seru Eunji lirih.

“Jangan sekali-kali kau menyentuh Eunji, Doojoon-sshi!” sentak Sungkyu seraya menarik tangan Eunji dari cengkraman Doojoon.

Doojoon tertawa menyeringai. “Waahh...wahh...wahhh... Kekasih yang baik! Kau sungguh terlihat seperti malaikat Kim Sungkyu. Sangat berbeda dengan dulu.” ucap Doojoon sinis. Sekilas ia meludah lalu kembali bersuara. “Kembalilah kalau kau tidak ingin kekasihmu aku sentuh atau disentuh lainnya.” Ancam Doojoon.

Sungkyu tersenyum miring. Ia berdecak kesal. “Ck, kata-katamu tidak bisa dijaga Yoon Doojoon! Aku sama sekali tidak akan percaya denganmu lagi. Aku mohon dengan sangat, biarkan kita pergi dan jangan mengganggu kita lagi. Aku malas berurusan dengan orang sepertimu.” Tanggap Sungkyu seraya memeluk tubuh Eunji yang ketakutan. Sedari tadi Eunji hanya menunduk takut.

Lelaki beralis tebal itu membuang muka sebelum menghentakkan kakinya. “Oke, aku akan melepaskanmu! Tapi ingat, urusan kita belum selesai.” Tukasnya pelan. Sedetik kemudian ia berbalik dan pergi.

Eunji menghela nafas lega. Ketakutan dirinya berangsur menghilang. Ia takut bila Sungkyu akan dihajar lagi. Luka yang tercetak diwajahnya masih terlalu baru untuk ditambah dengan luka lagi.

“Oppaa~.” Eunji merajuk dalam pelukan Sungkyu.

Sungkyu mengusap rambut Eunji lalu mengecup pelan puncak kepala Eunji. “Tenanglah, kau akan baik-baik saja.” ucapnya hangat.

Eunji menengadah dan memandang wajah Sungkyu. “Kenapa oppa bisa ada disini? Bukannya oppa tidur?” tanya Eunji heran.

“Mana mungkin oppa tega membiarkanmu pulang sendiri? Feelingku mengatakan kau tidak akan selamat pulang, dan benarkan?” jawabnya disertai senyum manis dari bibir juga mata sipitnya.

Eunji membenamkan wajahnya di dada Sungkyu. Ia memeluk Sungkyu erat. Sementara Sungkyu mengusap lembut punggung Eunji. Tampaknya gadis cantik itu tengah menangis dalam pelukan Sungkyu.

“Hey...hey... Jangan menangis Eunji-yaa.. Kenapa kau mudah sekali menangis sih?” keluh Sungkyu sedikit bercanda.

Eunji tak menghiraukan kata-kata sang kekasih. Ia masih menikmati harum tubuh Sungkyu. Sungkyu mengerti dengan Eunji membiarkannya terhanyut dalam pelukannya. Cukup lama keduanya dalam posisi itu hingga Eunji melepas pelukannya dan mendongak untuk kembali memandang wajah orang yang disayanginya.

“Terima kasih oppaya..” ucap Eunji lirih diikuti kecupan lembut pada bibir tipis Sungkyu.

Sungkyu sedikit merintih. “Ahh, sama-sama chagiya. Tapi ini sakit.” balas Sungkyu memegang bibirnya seraya mengedipkan sebelah mata.

Eunji tersenyum, tangan halusnya menangkup wajah Sungkyu. “Ini tidak akan sakit. Malah akan menyembuhkanmu.” Eunji menarik wajah Sungkyu agar sejajar dengannya. Detik berikutnya ia mengecup lembut bibir sang kekasih. Ia menyapu bibir kissable milik Sungkyu. Sementara Sungkyu hanya tersenyum dalam ciuman itu dan mulai membalas kecupan Eunji. Ia menarik tengkuk Eunji agar ciuman itu menjadi lebih dalam. Terasa sekali bagaimana kehangatan juga kasih sayang disalurkan dalam kecupan itu. Bahkan dingin salju disekitar mereka seolah mencair dengan sendirinya dan berganti kehangatan dari kontak tubuh itu.

∞∞∞

Eunji menelungkupkan kepalanya di atas meja. Dering suara tanda istirahat dimulai seakan tak menarik baginya. Lebih baik ia tetap tinggal di dalam kelas daripada berhamburan keluar mengisi perut yang telah memaksa untuk dipasok.

“Eunji-yaa... Aku dengar dari Hoya oppa kalau Sungkyu oppa berkelahi kemarin?” Bomi melontarkan pertanyaan setibanya ia di hadapan Eunji dengan tangan membawa kotak susu.

“Hmmm.” Jawab Eunji singkat tanpa mengangkat kembali kepalanya.

Bomi mengerucut mendengar reaksi temannya. “Heyy yaa!! Bangunlah!” sentak Bomi dengan menarik tangan Eunji agar melihatnya.

Sedikit mendumel Eunji mengangkat wajah dan menopangnya dengan kedua tangan.

“Sungkyu oppa bukan orang baik-baik. Sepertinya ia anak yang nakal! Putuskan saja dia Eunji!!” cerocos Bomi kemudian.

Eunji mendengus kesal. “Yaa! Sungkyu oppa bukan anak-anak! Kau kira Hoya Oppa! Enak saja bilang putus. Tidak! Aku tidak akan memutuskan Sungkyu oppa.” sahut Eunji kesal lalu kembali menelungkupkan kepalanya.

“Kau tidak tahu siapa dia! Dia akan sangat membahayakanmu Eunji...”

Telinga Eunji merasa panas mendengar celotehan Bomi. “Bomi-yaa! Kau juga tidak tahu siapa Sungkyu oppa sebenarnya! Aku tahu siapa Sungkyu oppa! Aku tahu! Aku jauh lebih tahu daripada kau Bomi... Jadi aku mohon berhenti menghasutku untuk memutuskannya.” Tukas Eunji dengan nada lebih tinggi. Ia paling tidak suka diperlakukan seperti ini. Sudah terlalu sering Bomi mencoba merubah pikirannya tentang Sungkyu.

“Kau hanya bertemu dengannya sekali Bomi-ya.. Berbeda denganku yang hampir setiap hari berkomunikasi dengannya. Jadi aku tahu siapa dia, bagaimana dia dan aku tidak menyesal mengenalnya, menjadikannya kekasihku dan mengetahui kehidupan sesungguhnya kekasihku. Aku sangat mencintainya Bomi! Coba pikirkan kalau ini terjadi kepadamu! Jika Hoya oppa dalam keadaan yang sama seperti ini. Apa yang akan kau lakukan?”

Sejenak gadi di depan Eunji terdiam. Ia menunduk, sepertinya ia tengah memikirkan kata-kata Eunji. Kemungkinan besar yang dikatakan Eunji benar. Ia tersenyum lebih hangat lalu mengangguk.

“Aku hanya bisa berdo’a semoga kalian akan baik-baik saja. Tapi tetap berhati-hatilah Eunji-ya.” Tutur Bomi seraya mengusap punggung tangan Eunji.

Eunji menghela nafas lega. “Pasti..” senyum mengembang di wajah cantik Eunji.

Beberapa waktu berlalu hingga dering bel pulang sekolah berbunyi. Dengan cepat Eunji membereskan semua alat tulis dan memasukkannya kedalam tas. Ia nampak terburu-buru. Mengundang Bomi untuk bertanya.

“Kau mau kemana Eunji-yaa? Kok terburu-buru?” tanya Bomi heran. Ia menyampirkan tas selempang pada pundaknya.

Eunji mengambil tasnya cepat. “Aku akan ke rumah Sungkyu oppa. Annyeong..” pamit Eunji lalu ia melesat pergi dari hadapan Bomi. Sementara Bomi hanya menggeleng-geleng bingung.

∞∞∞

Tokk...Tookk...Tookkk....

Suara ketukan pintu itu telah menggema beberapa kali. Namun tak ada sahutan dari dalam. Lantas telinga Eunji menempel pada daun pintu berusaha mencari suap-suap suara. Semakin lama semakin hening tak ada suara terdengar. Tangan Eunji mencoba memutar kenop pintu. Siapa tahu tidak dikunci.

Dan benar! Pintu rumah itu tak terkunci. Sejenak Eunji merasa bingung bercampur khawatir dengan keadaan rumah yang terkunci. Hatinya bertanya-tanya. Kemana kekasihnya? Mengapa rumah dibiarkan terbuka?

Tak ragu, Eunji masuk kedalam rumah. Mata cantiknya mengedar namun tak menangkap sosok yang dicari. Hatinya semakin merasa khawatir. Berulang kali kepalanya berputar tetapi tak mendapati Sungkyu. Kemana sebenarnya Sungkyu?

“Oppayaa~...” Teriak Eunji seraya berjalan pelan menyusuri tiap sudut rumah.

Kaki Eunji berhenti pada kamar Sungkyu. Sebentar ia memutar kenop dan melongokkan kepala kedalam. “Sungkyu oppa~ Kau di dalam?” tapi sama sekali tak ada sahutan dari Sungkyu.

Eunji mendesah pelan. “Kemana oppa?” gumamnya lirih. Kembali ia mencari Sungkyu di ruang lain. Ia kali ini masuk ke dalam dapur.

“Oppayaa~ Sungkyu Oppa~.” panggilnya lagi.

Dada Eunji tiba-tiba bergemuruh tak tentu. Rasa khawatir yang tersimpan di dalam hati perlahan membuncah tinggi dan menumpah di hatinya. Ia takut jika kawanan geng motor yang kemarin datang kembali berulah. Tanpa Eunji sadari air mata turun begitu saja dari sudut mata cantiknya.

“Sung-Sungkyu oppa...” teriak Eunji dalam tangisnya. Ia sangat takut sekali hingga tangisan itu jauh lebih deras.

Eunji terpaku di dapur. Ia berdiam diri seraya membiarkan lelehan hangat membasahi pipinya. Entah mengapa ia berpikir telah terjadi sesuatu kepada Sungkyu. Namun tiba-tiba...

“Ahhhhhkkkkkkk.” Jerit Eunji seketika tubuh rampingnya dipeluk dari belakang.

“Hey..hey...hey... Ini aku chagi.. Aku, Sungkyu... Heyy...” seru pemilik tangan yang memeluk Eunji.

Eunji terdiam sejenak, kelopak matanya masih menutup. Tubuhnya bergetar. “Ka-kau? Benarkah kau Sungkyu oppa?” tanyanya setengah bergetar.

Sungkyu membalikkan tubuh Eunji. Sehingga mata sipit itu mampu melihat ekspresi yang tercetak diwajah imut sang kekasih. Mata Eunji masih menutup. Lantas Sungkyu mengecup kedua mata itu agar terbuka dan menatapnya.

“Oppa~.” rengek Eunji setelah menyadari siapa sosok yang memeluknya dari belakang. Wajahnya berubah jutek seiring kekehan kecil yang muncul dari bibir tipis sang kekasih.

“Maaf-maaf-maaf!! Hey, kenapa kau menangis sayang.” Raut muka Sungkyu berubah cemas. Tangannya mengusap sisa air mata Eunji.

Eunji menunduk. “Aku takut.” Sahutnya lirih.

“Kau takut apa?” Sungkyu mengangkat kembali wajah Eunji agar tetap menatapnya.

“Aku takut kau akan pergi, orang-orang kemarin akan membawamu dan melukaimu lagi.”

Sungkyu tersenyum. Dengan lembut bibirnya mengecup puncak kepala Eunji lalu memeluknya. “Hey, aku baik-baik saja. Maaf, aku tadi tidak mendengar suaramu. Aku sedang membuang sampah di belakang rumah.” Tukas Sungkyu seraya membelai lembut punggung Eunji.

Perasaan Eunji kembali tenang. Ia menikmati saat-saat tangan Sungkyu membelai lembut punggungnya.

“Jangan pernah meninggalkanku oppa~ Jangan pernah meninggalkanku.”

“Stt... Hey, aku tidak akan meninggalkanmu Eunji-ya.. Aku tidak akan meninggalkanmu.” Sungkyu memeluk Eunji semakin erat.

“Berjanjilah untuk menjagaku selalu.”

“Pasti... Pasti aku akan menjagamu.. Tapi bukankah kau yang selalu menjagaku dan merawatku?” canda Sungkyu.

“Oppa~” gertak Eunji seraya menghentakkan kakinya.

Sungkyu tersenyum lalu kembali mengusap punggung Eunji. “Tenanglah, aku akan selalu ada disamping, menjagamu, mencintaimu dan menyayangimu selamanya. Karena aku adalah romeomu. Percayalah kepadaku.” Tutur Sungkyu serius. Detik berikutnya ia melepas pelukannya dan menangkup pipi Eunji. Mata sipitnya memancarkan ketulusan untuk gadis itu. Senyum manis melengkung sebagai pelengkap kebahagiaan yang ia rasakan.

Eunji ikut mengukir senyum manis. “Oppa~, kau tahu? Aku adalah juliet paling bahagia di dunia. Aku bahagia memilikimu. Walaupun berulang kali Bomi memintaku untuk putus darimu tapi aku percaya kau adalah takdirku. Kau memang tercipta untukku dan kau adalah romeo terakhir untukku.” Ucap Eunji mantap. Lensa kelamnya menunjukkan bahwa apa yang ia katakan memang apa adanya dan sesuai dengan kata hatinya.

“Benarkah?”

“Eum, apa oppa tidak percaya kepadaku?”

“Tidak, oppa sangat percaya kepadamu.”

Setelah itu Sungkyu meraup bibir kissable milik Eunji. Melumat lembut dan merasakan betapa hangatnya bibir merah muda itu. Reflek Eunji mengalungkan tangannya di leher Sungkyu dan mengimbangi lumatan itu. Keduanya saling berpagutan dalam kehangatan kasih sayang mereka.

Sebentar Sungkyu melepas pagutan itu dan menatap kembali kristal bening milik kekasih. Dikecup pelan kelopak mata Eunji dan juga kening Eunji sebelum bibirnya menari lembut di atas bibir Eunji.

Eunji merasakan ketulusan yang tersalurkan dari bibir tipis itu. Sepenuhnya rasa sayang dan cinta dari Sungkyu hanya untuk Eunji. Karena Eunji adalah juliet Sungkyu dan Sungkyu adalah romeo Eunji. Saat ini, nanti dan selamanya....

I’ll be the last man to fight against the world over one love...
I can face any kind of threat for you, I only need you...

Shine on my path, whether I want it or not, the decision has been made...
I will put everything at risk....
I will protect you no matter what hardships come...
I can’t see anything else but you...

Trust me, your romeo..

I have no one but you...

Last Romeo..

 

END


Bagaimana? Komennya. subscribe sama upvotenya yaa..

Gomawo sudah mampir baca..

 

Regards

~Denovia~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
christiejaena480 #1
Chapter 1: Hi aku baru disini. Ijin bergabung ya dan ijin baca juga..tankyou.