MY LOVE IS YOU, EVIL LORD

MY LOVE IS YOU, EVIL LORD

Xanda POV

“Xanda, sebaiknya kau jangan pergi ke perbatasan lagi. Aku tahu kalau kau mengkhawatirkan kakakmu. Tapi, kau seorang Demoness. Jadi kau tidak pantas berada di perbatasan dan bergaul dengan para Demon penjaga perbatasan. Dan seharusnya kau sadar hal itu”ujar mama, saat membukakanku pintu seperti biasanya ketika aku pulang kerumah dari tugas diperbatasan. Mama tidak mengetahui kalau aku mendapat tugas dari Gubernur Kota Biru ini untuk mengintai bersama beberapa Demon dan Demoness lain.

Saat ini sedang bergejolak perang diantara bangsa Devil. Semua takut kalau kotanya dimasuki oleh musuh. Seperti Kota Biru ini, Gubernur Qudra tidak menginginkan Demon atau Demoness asing masuk kekota. Karena kota kami ini bisa diserbu oleh kota lain yang tidak mau warganya melarikan diri kekota kami. Apalagi kota kami ini termasuk sebuah kota yang sangat besar.

“Ma, tolonglah. Jangan membahas ini lagi. Aku ini keperbatasan bukanlah untuk bermain.Tapi karena aku ditugaskan oleh paman Qudra, sering keperbatasan adalah untuk memberikan laporan penjagaan perbatasan kepadanya. Jadi mama tenang saja.Tidak perlu khawatir”ujarku seraya masuk kamar.

Dikamar ternyata sudah menunggu seekor elang penyampai pesan. Ternyata dari  Kris. Kuambil cermin penghubung.

“Ada apa, my Lord?”tanyaku kepada Kris, setelah kami terhubung.

“Kau kemana saja?”tanyanya dengan raut wajah kesal

“Maaf, aku tadi keperbatasan. Tugas dari Gubernur”jawabku. Dia menghembuskan nafas berat.

“Kenapa kau yang ditugaskannya?”tanyanya lagi.

“Siapa lagi? Sebagai Komandan Black Wings, itu adalah salah satu tugasku”jawabku lagi.

“Aku tidak suka, kau masih berada di tempat itu”ujarnya lembut.

“Jangan mulai lagi, my Lord. Aku masih berguna disana”ujarku dengan tegas.

“Kau masih saja memanggilku dengan panggilan my Lord”gumamnya sambil memijat batang hidungnya.

“Maaf, aku harus berjaga-jaga. Siapa tahu kita di kuping orang”ujarku lembut.

“Aku tahu. Tapi tetap saja aku tidak suka, kalau kau memanggilku seperti itu”jawabnya tersenyum lembut.

“Dan aku juga tidak suka tatapan sedihmu itu”bisiknya. Aku tersenyum sambil menulis pesan di kertas. Lalu kutunjukkan kepadanya. [aku merindukanmu]

“Aku juga”jawabnya tersenyum lembut.

“Berikan kertas itu kepada elangku”pintanya. Aku mengangguk seraya mengikatkan kertas yang kutulis tadi kekaki elang Kris.

“Sudah”ujarku tersenyum. Dia juga tersenyum seraya mengangguk.

“Kapan perang ini selesai. Agar kita bisa bersama lagi”gumamnya lirih.

“Bersabarlah, my Lord. Kupikir ini tidak akan lama lagi”jawabku menenangkannya. Dia mengangguk.

“Istirahatlah. Kau sudah hampir pingsan”ujarnya tersenyum.

“Baik, my Lord”jawabku lembut. Dia melambai, lalu cerminpun kembali normal.

Aku segera membersihkan diri dan lekas tidur. Karena besok, aku harus kembali bertugas di perbatasan.

 

*=Sebulan kemudian=*

 

“Komandan, kau di cari Gubernur Qudra!!”seru Zinx, salah satu prajurit Black Wings. Dengan cepat aku melesat terbang menuju kantor paman Qudra.

“Gubernur, Xanda sudah tiba”ujarku didepan pintu kantornya.

“Masuk, Xanda”ujarnya. Kubuka pintu kantornya. Aku terkejut melihat Kris ada di sana.

“Salam Lord Kris, Gubernur Qudra”sapaku kepada keduanya. Keduanya mengangguk.

“Ada apa Gubernur memanggiku?”tanyaku kepadanya.

“Ada tugas baru untukmu. Kau harus menjaga Lord Kris selama dia berada di kota kita. Jangan sampai dia celaka karena perselisihan yang terjadi antara kota kita dengan kota lain”ujar paman Qudra kepadaku.

“Baik, Sir”jawabku.

“Oh, ya. Dia bersama adiknya, Lord Kai. Jadi bawa salah seorang anggotamu untuk membantumu menjaganya”ujar paman lagi.

“Baik, Sir”jawabku lagi. Paman Qudra lalu mengantarkan Kris dan aku keluar kantornya.

“my Lord, boleh kita kekantorku terlebih dahulu?”tanyaku kepadanya.

“Silahkan”jawabnya lembut. Berdua kami pergi ke kantor Black Wings. Sampai disana, aku segera memerintahkan pemanggilan Lugia, adik kandungku sekaligus wakilku di Black Wings.

“Lugia, tiba Komandan”ujarnya sebelum masuk ke ruanganku.

“Kau ditugaskan oleh Gubernur untuk menjaga Lord Kai, selama dia berada di Kota Biru”ujarku kepadanya.

“Baik, Komandan”ujarnya tersenyum.(Lugia adalah tunangan Kai. Sementara aku adalah tunangan Kris).

“Ayo, sekarang kita menemuinya”ujarku seraya keluar dari ruanganku. Bertiga, kami menjemput Kai di penginapan mereka. Aku memindahkan kedua Lord itu ke Mensionku. Dengan menumpang kereta yang ditarik dua ekor Dark Unikorn Pegasus, kami pun tiba.

“Selamat datang, Earl”sapa Jya, Butler mansionku.

“Jya, siapkan kamar untuk Lord Kris dan Lord Kai. Dan berikan pelayananmu yang terbaik untuk mereka berdua”ujarku.

“Baik, Earl”jawabnya.

“Mari masuk”ujarku kepada Kris, Kai dan Lugia.

“Jya, kamarku masih yang biasa?”tanya Lugia tersenyum.

“Yes, Miss”jawab Jya kepada adikku itu.

“Jya, kalau boleh. Aku ingin kamarku berdekatan dengan kamar Xanda”ujar Kris.

“Aku dengan Lugia”sambung Kai.

“Yes, My Lord”jawab Jya seraya pergi. Seperginya Jya, aku membawa Kris, Kai dan Lugia ke ruang duduk.

“Xanda, kemarilah”ujar Kris lembut. Aku segera masuk kedalam pelukannya.

“Akhirnya, kita bisa bersama lagi. Walau hanya sebentar”gumamnya lirih.

“Love, kau ini. Bersyukur sajalah, kalau kita masih bisa di beri kesempatan seperti sekarang ini”ujarku seraya memeluknya lebih erat. Dia mengecup puncak kepalaku dengan lembut.

“Xanda, kami bersyukur. Masih diberi kesempatan untuk bersama dengan kalian berdua, seperti sekarang ini”ujar Kai sambil memeluk Lugia dengan erat.

“Earl, kamar kalian sudah siap”ujar Jya dari balik pintu.

“Baik”ujarku seraya melepaskan diri dari pelukan Kris.

“Jya, masuklah”panggilku.

“Yes, Maam”jawabnya seraya masuk keruang duduk.

“Jya, kuharap kau belum mengatakan apapun mengenai kedatangan Lord Kris dan Lord Kai kepada orang lain. Jadi aku ingin itu tetap menjadi rahasia. Anggap saja kau hanya merapikan kamar-kamar itu saja”ujarku kepadanya. Jya mengangguk patuh.

“Lalu tingkatkan penjagaan di sekitar Mension. Jangan ada orang lain yang memasuki kawasan disekitar Mension”perintahku.

“Yes, Maam”jawabnya.

“Satu lagi, tolong jemput Lady Zucya. Katakan aku yang memintamu”sambungku. Jya mengangguk, dan segera pergi.

“Ayo kutunjukkan kamar kalian berdua” ujarku lembut.

 

Kris POV

“Ini kamarmu, Kai”ujar Xanda seraya membuka sebuah pintu.

“Kamarku di sini, Honey”ujar Lugia seraya membuka pintu di seberang kamar Kai. Keduanya lalu segera masuk kekamar masing-masing. Lalu aku dan Xanda kembali berjalan.

“Love, ini kamarmu”bisiknya lembut seraya membuka sebuah pintu. Kamarku ini di dominasi warna biru gelap. Dindingnya, langit-langitnya, tirainya, seprai dan sarung bantalnya, permadaninya, bahkan kain sofa dan tempat duduknya berwarna biru gelap. Sementara lemari, kursi, tempat tidur, dan perabotnya berwarna perak keemasan. Ada sebuah pintu lain di salah satu dindingnya. Kubuka pintu itu. Ternyata sebuah kamar lain. Versi feminim dari kamar yang kutempati. Dominan berwarna biru muda. Di sudut ruangan, tergantung sebuah jubah berwarna hitam, seragam resmi Komandan Black Wings. Yang menyadarkanku kalau ini adalah kamar Xanda.

“Love, kau sedang apa?”tanya Xanda dari belakangku.

“Aku penasaran pintu itu mengarah kemana. Ternyata mengarah kesini”jawabku lembut. Xanda tertawa kecil.

“Bukankah, kau yang meminta kalau kau ingin kamar yang berdekatan dengan kamarku?”tanyanya seraya memelukku.

“Ne, aku tahu. Tapi aku tidak mengira Jya memberikan kamar yang berada tepat di sebelah kamarmu”jawabku.

“Jya, sudah tahu kalau kau adalah tunanganku. Dan begitu perang ini selesai, kau akan menjadi suamiku”jawabnya lembut.

“Seluruh pelayan Mansion ini juga sudah mengetahui hal ini. Selain mama, dan paman Qudra. Tapi orang lain tidak. Aku takut, hubungan pertunangan kita akan membahayakanmu”ujarnya lagi dengan lembut.

“Xan, aku bukan tidak bisa melindungi diri sendiri. Kau tahu aku adalah Komandan tertinggi Black Wings. Jadi aku lebih kuat darimu”ujarku mengecup dahinya.

“Aku tahu, Love. Tapi orang lain tidak. Lagi pula, kau selalu bergerak di balik layar”ujarnya tersenyum.

“Dan aku tidak mau hal itu terbongkar”sambungnya.

“Lady Zucya, tiba”seru pelayan pintu depan. Xanda dan aku segera keluar dari kamar dan menemui Lady Zucya, ibunda Xanda dan calon mertuaku. Kami menemuinya di ruang duduk.

“Salam, Lady Zucya”sapaku.

“Salam Lord Kris” balasnya.

“Ma!”seru Lugia seraya memeluk Lady Zucya dengan erat.

“Dasar anak nakal. Kau jarang sekali pulang. Hanya kakakmu saja yang rajin pulang kerumah”ujarnya seraya menarik kuncir Lugia yang tertawa kecil.

“Maaf, ma”jawabnya mencium pipi Lady Zucya.

“Salam, Lady Zucya”sapa Kai.

“Salam Lord Kai” balas Lady Zucya kepada Kai.

“Mama, cepat sekali kau tiba”ujar Xanda lembut.

“Aku sudah mendengar kalau Lord Kris dan Lord Kai sudah tiba di Kota Biru. Aku juga tahu kalau kau akan membawa mereka berdua ke sini. Jadi, aku segera berangkat kesini. Mungkin aku berselisih jalan dengan Jya”jawabnya seraya memeluk Xanda.

“Ma, kuharap mama menginap di sini saja. Biar kusiapkan kamar untukmu”ujar Xanda lembut.

“Tidak usah. Tidak apa-apa. Kastilku sudah meningkatkan penjagaannya sejak tahu kedua Lord ini tiba. Jadi aku akan pulang saja. Aku janji tidak akan keluar selangkah pun dari Kastil. Juga tidak menerima tamu dari mana pun”ujarnya lagi.

“Terima kasih, ma”ujar Xanda denga lega.

“Kak, kau paranoid sekali”ujar Lugia.

“Lugia, wajar kalau kakakmu khawatir. Tanggung jawabnya sangat besar, karena harus menjaga Lord Kris dan Lord Kai”ujar Lady Zucya.

“Aku tahu, ma”jawab Lugia.

“Tapi, dia tidak terlihat senang bertemu dengan tunangannya”gumam Lugia dengan sangat lirih. Dengan cepat sentilan Xanda mendarat di dahi Lugia.

“AUCH!!”teriaknya.

“Jaga mulutmu, Lugia. Dinding juga memiliki telinga”tegur Xanda tegas.

“Lagi pula aku bukannya tidak senang. Hanya saja aku harus menutupinya. Agar tidak ada yang mengetahui hal itu. Hingga bisa memanfaatkannya untuk menentang kita ”ujar Xanda lembut.

“Maaf, kak”ujar Lugia lirih. Aku mengangguk.

“Maaf, karena aku memukul dahimu”ujar Xanda lembut seraya memeluk Lugia.

“Xanda, Lugia, jaga mereka berdua dengan baik. Sekarang aku pulang dulu. Besok kalian harus datang kerumahku”tegas Lady Zucya kepada kami

“Yes, Maam”jawab Xanda dan Lugia seraya memberi hormat dengan sikap sempurna.(maklum saja. Lady Zucya bukan hanya Ibunda mereka. Tapi juga panglima perang bangsa Devil).

“Juga, jaga diri kalian dengan baik. Aku tidak mau kalau harus kehilangan anakku lagi”ujarnya lembut.

“Baik, ma”jawab keduanya lagi.

“Lady Zucya, jangan khawatir. Kami yang akan menjaga mereka”ujarku yang disambut anggukan oleh Kai.

“Terima kasih”ujarnya seraya berjalan keluar. Xanda dan Lugia mengiringinya hingga keluar Mansion.

“Lord, kalian berdua di persilahkan beristirahat. Saat makan malam tiba, kalian berdua akan kami bangunkan”ujar Xanda dan Lugia dari depan pintu.

“Tolong antarkan kami”pinta Kai dengan suranya yang sangat berwibawa. Lugia dan Xanda segera berjalan mengiringi kami menuju kamar.

Aku segera masuk kekamarku. Membersihkan diri, membasuh debu perjalanan dengan air yang tersedia di baskom yang terletak di sudut kamar. Kubuka pakaian luarku yang tebal dan berat dan sepatuku. Lalu aku merebahkan diri di tempat tidur.(nyaman sekali). Aku segera tertidur dengan nyenyak.

 

Xanda POV

Saat makan malam sudah tiba. Tapi ketika kubangunkan, Kris tidak menjawab panggilanku. Saat kulihat kedalam kamarnya, ternyata Kris masih tertidur lelap. Lugia juga tidak berhasil memanggil Kai, karena dia juga tertidur lelap. Kami tinggalkan mereka berdua, untuk makan malam. (padahal aku dan Lugia sudah berdandan dengan rapi. Sia-sia saja kami berdua berdandan rapi seperti ini). Atas permintaanku, Jya menyediakan makan malam untuk Kris dan Kai yang akan kami bawa kekamar mereka, setelah kami selesai makan. 

Kubuka pintu kamar Kris, lalu meletakkan nampan makanan di atas meja setelah menutup kembali pintunya.

“Love, bangun. Ayo, makan malam dulu”ujarku membangunkannya. Mata tajamnya segera terbuka dan langsung fokus kepadaku.

“Xan”sapanya lembut dan memberiku senyumannya yang selalu membuat jantungku berdetak sangat cepat.

“Love, ayo bangun. Makan malam dulu”ujarku lagi. Dia segera bangkit dan langsung memelukku.

“Xan, kupikir aku hanya bermimpi”bisiknya lirih.

“Ini bukan mimpi. Aku sangat nyata”ujarku seraya menciumnnyadengan lembut.

“Benar, kau sangat nyata”ujarnya sebelum kembali menciumku dengan kuat. Kulepaskan dia, dengan perlahan.

“Makanlah dulu, My Love”ujarku lembut.

“Sebelum kita meneruskannya lebih jauh” ujarku lagi sambil tersenyum menggodanya. Mata tajamnya berkilat berbahaya.

“Akan kutagih ucapanmu itu”geramnya kasar. Aku hanya tersenyum seraya mengambilkan makan malamnya. Kuletakkan nampan makanan di hadapannya. Kuperhatikan dia makan dengan perlahan sambil terus menatapku.

“Xan, kau cantik dengan gaun dan dandanan seperti itu”ujarnya tersenyum miring.(membuatku gemas saja). Aku hanya diam seraya membalas senyum miringnya.

Sebenarnya aku tidak pernah bermimpi menjadi tunangan Kris. Karena sebagai putra mahkota kerajaan bangsa Devil, dia pasti diharapkan akan menikah dengan seorang Putri. Tapi entah bagaimana, dia menaruh perhatian kepadaku yang hanyalah seorang prajurit. Walau ibuku seorang jendral, tapi kami hanyalah keluarga prajurit. Dan bukan pula sebuah keluarga bangsawan besar.

Aku bertemu dengannya ketika aku harus mengawasi penjagaan istana kerajaan Devil saat acara pesta pernikahan Putri Cyla yang merupakan Putri tertua Raja Zaldya. Saat itu aku sedang terbang mengitari istana memeriksa para penjaga yang bertugas menjaga dari atap istana. Aku melihat seorang pria asing sedang duduk di atas atap sebuah menara.

=Flash Back=

“Hei!!, tuan. Anda dilarang berada di sini”seruku seraya mengacungkan panahku kearahnya. Saat dia menoleh, baru aku menyadari kalau dia adalah Prince Kris sang putra mahkota kerajaan Devil. Dengan cepat aku menurunkan panahku.

“Maaf, Yang Mulia.”ujarku seraya terbang menjauh.

“Tunggu!!”serunya seraya terbang menyusulku. Aku pun berhenti dan berbalik.

“Siapa, kau?”tanyanya.

“Nama hamba, Xanda Evil. Ketua regu 1, pengawal luar atas istana”jawabku menunduk.

“Jangan takut. Pekerjaanmu sangat baik. Kau sedang mengamati penjagaan atap istana bukan?”tanyanya.

“Benar, Yang Mulia”jawabku.

“Kau tahu, sudah banyak penjaga yang melintasi tempat itu tapi tidak satu pun yang melihatku”ujarnya tersenyum. Aku hanya diam.

“Baru kau yang bisa menemukanku duduk disana”ujarnya lagi. Tiba-tiba sebuah  anak panah melesat. Aku segera menarik Prince Kris, sehingga kami berputar. Akibatnya anak panah itu mengenai sayapku dan merobeknya. Sebelum terjatuh, aku masih sempat melesatkan anak panahku kepada orang yang melepaskan anak panah itu.(tidak seorang pun yang boleh melukai keluarga kerajaan). Dengan sayap yang robek aku terus berusaha menahan laju jatuhku, dapat kulihat Lugia terbang melesat bersama seorang Demon berusaha menolongku. Tapi Prince Kris-lah yang dengan secepat kilat memelukku dan dan membawaku turun.

Aku sudah hampir hilang kesadaran saat kami tiba di darat. Prince Kris dengan cepat membawaku ke bagian sayap rumah sakit di dalam istana.

“Xanda, kau kenapa?”seru seorang Demoness kepadaku.

“Dia tadi menolongku dari sebuah anak panah yang melesat keatas atap”ujar Prince Kris kepada orang itu sambil meletakkanku kesebuah tempat tidur.

“Jery, aku sudah menemukan siapa yang melepaskan anak panah itu”ujar seorang Demon.

“Kai, tahan dia hingga aku bisa menemuinya”ujar Prince Kris.

“Sudah, dia tidak bisa kemanapun akibat terkena anak panah di kedua tulang sayapnya”ujar Demon itu.

Sementara itu, sayapku dijahit untuk menyatukan kembali sobekannya. Selagi sayapku dibalut, mama tiba di rumah sakit.

“Salam, Yang Mulia”sapanya kepada Prince Kris.

“Lady Zucya, panggil aku Lord Kris saja. Aku belum resmi menjadi Prince”jawabnya.

“Lady Zucya, aku juga begitu”sambung Demon yang berbicara dengan Prince Kris.

“Lord Kris, Lord Kai”jawab mama.

“Jendral Zucya, Xanda terluka saat menyelamatkan Lord Kris dari sebuah anak panah yang melesat di atap istana”ujar Demoness yang menjahit sayapku.

“Salam, Jendral Zucya”sapaku lirih seraya duduk.

“Xanda, ayo pulang. Kau harus segera beristirahat. Biar Lugia saja yang meneruskan pengawasan penjagaan di atap”ujar mama tegas.

“Baik, ma”jawabku berusaha turun dari tempat tidur. Sebuah tangan kokoh membantuku turun. Saat kulihat, dia adalah Lord Kris.

“Terima kasih” bisikku lirih. Perlahan aku menegakkan tubuhku.(SAKIT!!!) Aku hampir pingsan lagi. Segera kupegangi pinggiran tempat tidur, hingga aku bisa kembali berdiri tegak. Perlahan aku berjalan keluar dari ruangan itu. Sesampai diluar, kembali sebuah tangan kokoh memegangiku. Lord Kris, membantuku berjalan keluar istana. Aku lalu berjalan menuju istal.

“Ketua Xanda, kau kenapa?”tanya penjaga istal seraya berjalan mendekat.

“Salam, My Lord”sapanya kepada Lord Kris.

“Salam, Xinx”jawab Lord Kris.

“Xinx, tolong ambilkan Night”pintaku. Dia segera mengangguk dan bergegas masuk kedalam istal. Tak lama kemudian, Xinx membawa Night kepadaku. Segera aku menaiki Night dan terbang pulang.

Setelah beberapa hari aku beristirahat di rumah, Lord Kris dan Lord Kai datang berkunjung.(ada apa?). Kutemui mereka berdua di ruang duduk.

“Salam Lord Kris, Lord Kai”sapaku kepada keduanya.

“Salam, Ketua Xanda “jawab keduanya.

“Ada keperluan apa Lord berdua datang kekediaman kami?”tanyaku.

“Kami hanya ingin berkunjung dan mengetahui keadaanmu”jawab Lord Kris.

“Saya sudah sehat, dua hari lagi akan kembali bertugas”jawabku kepada mereka. Lord Kris mengangguk.

“Baguslah”ujar Lord Kai.

“Kau tahu, yang melepaskan anak panah itu adalah seorang mata-mata yang ingin membunuhku?”tanya Lord Kris. Aku menggeleng.

“Terima kasih, sudah menyelamatkan kakak laki-lakiku”ujar Lord Kai. Aku mengangguk.

“Sudah tugasku menjauhkan bahaya dari semua penghuni istana”jawabku lembut.

“Tapi, kalau kau tidak secepat itu bergerak menyelamatkanku, pasti aku yang celaka”ujar Lord Kris lembut kepadaku.

“Terima kasih”ujarnya lagi. Aku kembali mengangguk.

“Boleh kami memanggilmu Xanda saja?”tanya Lord Kai.

“Silahkan, My Lord”jawabku kepadanya.

“Xanda, aku ingin kita berteman. Jadi kau tidak perlu memanggil kami Lord”ujar Lord Kai.

“Maaf”jawabku lagi.

“Xanda, dalam dua hari kau akan dipanggil ke Istana. Raja akan menganugrahkan gelar bangsawan kepadamu. Jadi kau harus datang ke istana”ujar Kris.

“Baik”jawabku kepadanya.

“Mata-mata itu tidak akan pernah bisa lagi terbang. Karena anak panahmu membuat tulang sayapnya hancur”ujar Kai.

“Aku pulang!!!”seru Lugia dari pintu ruang duduk.

“Salam Lord Kris, Lord Kai”sapanya seraya membungkuk.

“Kai, Kris, ini Lugia. Adikku sekaligus wakil ketua regu 1, pengawal luar atas istana”ujarku kepada mereka berdua.

“Salam Lugia”jawab keduanya.

“Kau mulai sekarang harus memanggil kami, hanya dengan nama kami saja”ujar keduanya lagi.

“Baik”jawab Lugia tersenyum.

“Lugia, tolong temani aku melihat taman”pinta Kai.

“Baik, mari”ujar Lugia seraya membuka pintu ruang duduk. Keduanya segera menghilang.

“Xanda, lukamu masih sakit?”tanya Kris tiba-tiba.

“Sedikit. Tapi, sudah tidak apa-apa. Nanti juga sakitnya akan hilang sendiri”ujarku kepadanya.

“Boleh kulihat sayapmu?”tanyanya. Aku terkejut, karena biasanya orang yang menanyakan hal  itu adalah tunangan atau pasangan yang ditanya.

“Kris, kau tidak boleh menanyakan hal itu kepadaku. Sebagai putra mahkota, kau seharusnya tahu kalau kau tidak boleh menanyakan hal itu dengan sembarangan”tegurku.

“Apakah kau tidak bertanya-tanya, kenapa ibumu membiarkan aku mengantarkanmu ke istal. Atau kau tidak bertanya-tanya kenapa pelayan pribadimu membiarkan kita hanya berdua disini?”tanyanya tersenyum. Aku terdiam.

“Aku sudah menemui ibumu, untuk merestuiku sebagai calon suamimu. Aku sebenarnya sudah mengamatimu selama ini. Dan aku ingin kau tahu kalau aku menyukaimu”ujarnya lembut kepadaku. Dia lalu duduk disisiku. Dilihatnya bekas sobekan di sayapku. Serasa ada angin dingin yang melintas saat dia menghilangkan semua bekas sobekan di sayapku. Wajahku memerah saat menyadari kalau dia benar-benar pasanganku. Karena tidak seorang Demon atau Demoness pun yang bisa menghilangkan bekas sobekan di sayap kalau bukan pasangannya.

“Kris, kenapa aku?”tanyaku lirih.

“Karena kau adalah dirimu sendiri, tanpa kepura-puraan. Bahkan kau bersikap biasa saja kepadaku yang seorang putra mahkota. Tidak mencari perhatian seperti Demoness lain yang bertemu denganku”jawabnya membelai sayapku dengan lembut. Aku sedikit bergidik.

“Maaf”ujarnya lagi dengan lembut. Dia lalu kembali ketempat duduknya dihadapanku. Dia menatapku dengan intens.

“Ada apa Kris?”tanyaku lembut.

“Baru sekarang aku bisa dengan puas menatap dan mengamatimu”ujarnya halus. Aku hanya tersenyum.

“Akhirnya aku bisa melihat senyummu dengan utuh”ujarnya lagi. Telingaku memerah mendengar ucapannya itu. Dia tertawa kecil melihat aku hanya terdiam.

“Dua hari lagi, juga adalah hari pertunangan kita. Tapi hanya kau, aku, Lugia, Kai, ibumu dan kedua orang tuaku yang akan berada disana. Karena pertunangan kita mungkin akan membahayakanmu”ujarnya lembut.

“Kris, bahaya sudah menjadi makanan sehari-hariku”jawabku tersenyum lebar.

“Itu sudah menjadi resikoku yang menjadi tunanganmu. Jadi kita lakukan saja semua yang memang harus kita lakukan”sambungku. Dia tersenyum lembut.

“Syukurlah aku akan memiliki istri yang tahu bahayanya menjadi istri seorang pangeran bangsa Devil”ujarnya lembut.

“Kris, aku harus mengikuti ujian dan latihan sebagai calon Komandan Black Wings mulai bulan depan. Jadi kita tidak akan bisa bertemu selama setahun”ujarku kepadanya. Dia hanya tersenyum.

“Aku Komandan tertinggi Black Wings. Jadi aku yang akan mengawasi pelatihan calon Komandan baru Black Wings”ujarnya tersenyum. Aku pun tersenyum. Senang, karena setidaknya dia berada dekat denganku.

“Kris, kita harus segera kembali ke Istana. Kita sudah ditunggu papa”ujar Kai saat masuk keruang duduk. Kris mengangguk seraya berdiri.

“Xan, aku kembali ke istana dulu. Dua hari lagi kita akan bertemu”ujarnya lembut. Aku mengangguk seraya mengikuti langkahnya. Tiba-tiba dia berbalik.

“Xan, aku akan merindukanmu dua hari ini”bisiknya seraya meraih tanganku dan mengecupnya. Kemudian dia dan Kai segera menaiki 2 ekor Dark Unikorn Pegasus yang sudah menunggu di depan pintu depan Kastil.

Dua hari kemudian. Dihadapan seluruh bangsawan, Raja menganugrahkan gelar Earl of Dark Wings kepadaku. Karena aku sudah menyelamatkan Lord Kris dari percobaan pembunuhan, juga karena aku sudah memberikan hukuman setimpal kepada yang mencoba membunuh Lord Kris. Setelah itu, aku bersama mama dan Lugia di perintahkan oleh Raja keruang pribadinya. Disana segera dilangsungkan pertunanganku dengan Kris.

Selama pelatihanku pun, Kris selalu ada. Bahkan dia yang menjadi pelatih dan pengujiku.(ujian darinya sangat berat. Hanya 5 Devil yang bisa lulus dari ujiannya selama ini. Termasuk aku). Setelah itu aku di tugaskan menjadi Komandan Black Wings untuk Kota Biru dan areal kawasan Istana. Karena aku memecahkan rekord hasil ujian.(aku peraih nilai tertinggi ujian dan latihan Komandan Black Wings). Hingga aku yang diserahi tugas berat itu.(bayangkan saja. Aku harus mengawasi dan mengamankan Kota Biru dan kawasan Istana, juga mengkordinir seluruh pasukan Black Wings di seluruh kota-kota bangsa Devil). Black Wings sendiri harus netral dan tidak berat sebelah. Kami harus mengamankan kota-kota itu tanpa pandang bulu. Jadi walau kota-kota itu terlibat peperangan dengan kota-kota lain, kami Balck Wings ini sebagai penengah dan pendamainya.

Aku yang bertugas di kota Biru, adalah ketua dari Black Wings di seluruh pelosok kerajaan Devil. Jadi aku yang harus melaporkan segala kegiatan Black Wings kepada Komandan tertinggi dan Wakil Komandan tertinggi Black Wings. Dalam hal ini kepada Lord Kris dan Lord Kai. Black Wings tidak mengetahui hal ini, karena mereka berdua bergerak di balik layar. Hanya para Komandan Black Wings, Panglima perang, para Gubernur, petinggi kerajaan dan Raja yang tahu.

=Flash Back End=

“Xand, kau sudah makan?”tanyanya.

“Sudah. Tadi, aku sudah memanggilmu. Tapi, kau tidak bangun”jawabku.

“Maaf, aku terlalu lelah karena perjalanan dari istana kesini.”ujarnya lembut.

“Aku tahu, love”jawabku. Dia tersenyum mendengar panggilanku kepadanya itu.

“Xand, sudah berapa lama kita bertunangan?”tanyanya.

“Sudah 3 tahun”jawabku. Dia menarik nafas berat.

“Kenapa?”tanyaku

“Seharusnya kau dan aku sudah menikah selama setahun”jawabnya.(masa pertunangan seharusnya hanya selama 2 tahun. Lebih dari itu, keduanya harus bertunangan lagi).

“Pantas saja, papa menyuruhku membawamu keistana dalam waktu dekat”ujarnya lagi.

“Benar, mama juga menyuruhku keistana secepatnya”jawabku.

“Sekarang kau harus kembali istirahat, love”ujarku lembut.

“Lalu, bagaimana janjimu?”tanyanya. Aku tersenyum, sebelum menjawab.

“Memangnya kau masih sanggup?”tanyaku jahil.

“Kau ini”geramnya sebelum menyisihkan nampan makan malamnya. Lalu dia segera memeluk dan merebahkanku ketempat tidur. Kutatap wajahnya, yang selalu kurindukan itu. Dia juga menatapku sebelum menciumku dengan lembut.

“Xan, tidak seharusnya kita seperti ini. Curi-curi waktu untuk bersama. Padahal kita bisa terus bersama jika kita menikah”ujarnya seraya merebahkan diri disisiku dan memelukku erat.

“Aku tahu,love”jawabku balas memeluknya. Kupejamkan mataku, berharap aku bisa terus berada dalam pelukannya yang selalu saja bisa membuatku merasa aman. Tanpa kusadari, aku tertidur dengan nyenyak dalam pelukannya.

 

Kris POV

Aku melihatnya tertidur dengan sangat nyenyak dalam pelukkanku.( gadisku, tidurlah. Aku tahu, kau selalu saja kurang tidur karena persoalan di kerajaan kita ini. Kau selalu mengkhawatirkan seluruh penduduk di kota mana pun, dikerajaan ini. Selama aku berada disisimu, kuharap kau bisa sedikit merasa nyaman dan aman. Bisa beristirahat dengan tenang dan nyaman. Gadisku Xanda Evil, bersabarlah. Aku pasti menjadi suamimu). Aku kembali tertidur, hanya saja kali ini aku berada disisinya.

Pagi harinya kami terbangun karena mendengar teriakan Lugia dari ruang depan. Bergegas aku dan Xanda bangkit dan berlari keluar kamar. Kulihat Lugia sedang menahan seorang Demon yang berteriak-teriak.

“Ada apa, Lugia?”tanya Xanda. Sementara aku berdiri di belakangnya.

“Demon ini menerobos masuk”ujar Lugia.

“Siapa kau”tanya Xanda dengan suara berbahaya.

“Maaf, My Lord. Namaku Vyaz. Aku kesini atas suruhan Xinx, penjaga istal istana. Dia memintaku mengirimkan pesan secara pribadi kepadamu”ujar Demon itu.

“Apa bukti kalau kau suruhan Xinx”tanya Xanda.

“Di sayapku terdapat tanda dari Xinx”jawabnya. Lugia segera membalikkan Demon itu. Demon itu mengembangkan sayap merahnya. (ternyata dia benar-benar suruhan Xinx. Rajah yang menyatakan kalau Demon ini dibawah perlindungan Xinx).

“Lepaskan dia Lugia”pinta Xanda.

“Maaf, aku harus memeriksamu seperti ini”ujar Xanda.

“Tidak apa-apa, My Lord”jawabnya dengan letih.

“Jya, bantu dia.Tolong bawa dia ke perpustakaan”ujar Xanda kepada Jya yang mengangguk.

Aku, Xanda, Lugia dan Kai yang juga terbangun karena teriakan Lugia segera menyusul mereka berdua ke ruang perputakaan.

“Apa pesan Xinx, Vyas?”tanya Xanda.

“Xinx meminta Earl Xanda, Lord Kris, Wakil Komandan Lugia, Lord Kai dan Lady Zucya keistana secepatnya. Karena ada rencana pembunuhan keluarga kerajaan yang di buat oleh Count Lyce”ujarnya lirih.

“Kau benar-benar menuduh Paman Lyce makar kepada ayah?”tanyaku, meminta penegasannya.

“Prince Kris,maafkan aku. Tapi, aku harus mengatakan itu bukan hanya sekedar tuduhan. Karena sebenarnya aku sendirilah yeng mendengar rencana itu dari mulut Count Lyce”ujarnya dengan wajah semakin pucat.

“Vyas, kau kenapa?”tanya Xanda.

“Aku dulu terikat sumpah kepada Count Lyce. Dulu aku adalah anak buahnya. Kalau aku menghianati dia aku akan mati. Racun yang ditanamkannya ketubuhku sudah mukai bereaksi. Racun ini tidak memiliki penawar. Jadi aku datang kesini adalah penebusanku kepada Earl Xanda. Aku adalah Demon yang dulu kau tolong dari keharusan membunuh Prince Kris. Oleh Xinx, aku di tampungnya di rumahnya. Sebenarnya saat itu aku sudah tidak mau membunuh anda, Your Hignes. Tapi aku takut racun itu menjalar dalam darahku. Sementara aku masih berguna untuk kerajaan. Cerita mengenai sayapku yang hancur, itu adalah buatan Xinx dan Dokter Kylen. Agar aku bisa dengan mudah bergerak di dalam istana, mengumpulkan berita”ujarnya semakin lemah

“My Lord, lekas pergi. Pembunuhan itu direnacanakan malam ini”ujarnya sebelum nafasnya semakin berat. Dia lalu terduduk lemah, sambil di pegangi oleh Jya.

“Pegilah”bisiknya sebelum kehilangan kesadaran.

“Earl, Vyas masih bisa di tolong. Racun ini bisa kutawarkan. Tapi prosesnya sedikit lama”ujar Jya.

“Jya, lakukan saja apa yang harus kau lakukan utuk menolongnya. ”ujar Xanda.

 

Xanda POV

“Sementara itu, siapkan Night, Dark, Storm, dan Tunder di pintu samping. Lalu berikan surat ini kepada Lady Zucya.”ujarku seraya memberikan surat yang baru selesai kutulis kepadanya.

“Harus kau serahkan langsung kepadanya”ujarku lagi. Aku sudah menulis surat itu dengan kode yang hanya mama yang bisa membacanya.

“Sembunyikan dia dari orang lain. Jangan sampai ada yang mengetahui dia berada di Mansion ini. Aku ingin semua orang menganggap dia sudah meninggal”ujarku kepada Jya yang membawa Vyas pergi.

“Baik Earl”jawab Jya seraya membawa Vyas pergi. Aku bersama Lugia, Kris dan Kai segera pergi kekamar masing-masing.

 Aku berganti pakaian dengan seragam lapanganku. Sepatu bot selutut,celana panjang dan kemeja kulit berwarna hitam yang di tutupi jubah bepergian. Setelah itu aku segera keluar kamar. Di luar kamar Kris, Lugia dan Kai juga sudah bersiap. Lugia seperti aku. Dia memakai seragam lapangan Black Wings, yang tutupi jubah bepergian. Kris dan Kai mereka juga memakai pakaian hitam-hitam dan jubah bepergian.

Kami lalu bergegas ke pintu samping.

“Jya, tolong kau usahakan membuat aku, Lugia dan kedua Lord ini seperti masih berada di Mansion. Rahasiakan kepergian kami”ujarku seraya menaiki Night.

“Baik, Komandan”ujarnya tersenyum dan mengangguk.

“Aku mengandalkanmu”ujarku seraya menggebah Night dan segera terbang.

Malamnya kami berempat sudah tiba di hutan belakang istana. Kami segera mendirikan tenda beristirahat disana. Segera kutulis surat pemberitahuan kepada Xinx, bahwa kami sudah tiba di hutan. Kumasukkan surat itu kedalam api sambil kubaca mantra penghubung.

Xinx dan Jya sebenarnya adalah salah satu guardian bagi keluarga kerajaan dan keluargaku. Merekalah penjaga sesungguhnya kedua keluarga itu. Kepada merekalah kami bisa mempercayakan hidup kami. Tapi, hanya para kepala keluarga yang mengetahui hal ini.

Tak lama, Xinx membalas pesanku. Dia akan membukakan gerbang belakang istana dan menunggu kami di sana. Sementara aku juga mengirim pesan kepada pos Black Wings terdekat untuk mengirim kereta Dark Unikorn Pegasus dengan empat orang prajurit ke istana. Kuperintahkan kepada mereka untuk mengatakan bahwa aku, Lod Kris, Lugia dan Kai berada didalam kereta itu. Juga memerintahkan mereka untuk mengerahkan pasukan Black Wings kehutan belakang istana dengan diam-diam. Ternyata meraka telah siap dan sedang menuju kehutan belakang istana atas perintah Putri Cyla. Ternyata Putri Cyla juga menyadari ada yang salah dengan Count Lyce.

Beberapa saat kemudian pasukan Black Wings segera bergabung dengan kami berempat. Dengan cepat kami pun bergerak menuju gerbang belakang istana. Xinx terlihat sudah menunggu kami disana bersama Putri Cyla.

“Kak, salam untukmu”sapa Kris dan Kai.

“Salam Putri Cyla”sapaku dan Lugia.

“Salam kepada kalian juga”jawabnya.

“Xanda, Lugia. Panggil aku kak Cyla saja jangan yang lain”ujarnya tegas.

“Baik, kak”jawab kami serempak.

“Menyebar”perintahku kepada pasukan di belakangku. Mereka segera menyebar tanpa suara.

“Ayo, kak”ujarku. Berenam kami pun segera menuju ruang makan istana. Bersembunyi dan menunggu disana. Xinx, memerintahkan para pelayan mulai menyusun peralatan makan. Karena untuk menyambut kedatangan Count Lyce, Raja mengadakan perjamuan makan malam. Tak lama kami menunggu, para tamu memasuki ruang makan.

Dapat kulihat, mama berada disana bersama paman Qudra dan beberapa petinggi kerajaan. Lalu Count Lyce dan istrinya memasuki ruangan, bersama beberapa pasukan keamanannya.

“BAGINDA RAJA ZALDYA DAN RATU CYARINE TIBA”seru penjaga pintu. Raja dan Ratu pun memasuki ruang makan. Raja dengan cepat melihat keberadaan para pengawal Count Lyce di ruang makan.

“Lyce, kenapa pasukan keamananmu berada di ruang makan ini?”tanya Raja seraya duduk di kepala meja makan.

“Kakakku tercinta, mohon maaf. Alasan aku membawa mereka adalah karena aku sudah menerima ancaman. Bahwa dalam perjamuan ini aku akan mendapat celaka”ujarnya dengan senyum palsu.

“Aku bisa menjamin kau tidak akan mendapat celaka jika kau tidak memulainya”ujar Raja dengan lembut.

“Tapi, sudahlah. Saat ini aku sedang senang karena adikku tercinta Lyce Evil sudah mau datang ke rumahku”ujar Raja lagi.

“Makan malam dimulai”ujar Raja tersenyum. Mereka pun memulai acara makan malamnya. Aku menghilangkan keberadaanku dengan cepat. Karena pasukan keamanan Count Lyce menyebar di dalam ruang makan. Dengan isyarat dari kak Cyla, Xinx memadamkan lampu. Kami semua segera bergerak. Mengamankan Raja dan Ratu, juga para petinggi kerajaan. Saat lampu kembali menyala, pasukan keamanan Count Lyce sudah tumbang. Sementara Count Lyce dan istrinya mengacungkan pedang kepada Xinx dan Yasya kepala pelayan yang duduk di kursi Raja dan Ratu. Sementara Kris, Kai, aku dan Lugia mengacungkan pedang dan panah keleher Count Lyce dan istrinya yang terkejut.

“Paman, apa maksudmu?”tanya Kris dengan suara berbahaya.

“Kenapa kau mengacungkan pedang ke leher Xinx yang menggantikan papa duduk di kursinya?”tanya Kai yang semakin mendekatkan pedangnya keleher Count Lyce.

“Bukankah sudah menjadi kebiasaan, kalau Xinx dan Yasya akan mengantikan posisi duduk Raja dan Ratu jika sesuatu seperti mati lampu terjadi?”tanya kak Cyla.

“Hal ini akan membuatmu terbuang, adikku”ujar Raja dengan sedih.

“Hal ini akan membuatmu suatu hari nanti terbunuh, kak”ujar Count Lyce.

“Sayangnya karena peraturan baru sudah berlaku mulai pagi tadi, hal seperti ini bukan membuatmu terbuang. Tapi kau akan menjalani hukuman kerja paksa seumur hidup” ujar mama seraya menyarungkan pedangnya. Beberapa orang pasukan Black Wings masuk.

“Komandan, pasukan keamanan Count Lyce sudah dilumpuhkan”ujar salah satu dari mereka. Aku mengangguk.

“Tahan mereka semua”tegasku. Segera beberapa anggota  Black Wings mengikat Count Lyce, istri dan pasukan keamanannya.

“Bawa pergi, mereka semua”perintahku lagi. Dengan cepat mereka semua dibawa pergi dan di kumpulkan dengan sisa pasukan keamanan Count Lyce yang lain.

“Salam, Yang Mulia”ujarku dan Lugia seraya berlutut.

“Bangkitlah anakku”ujar Raja Zaldya lembut. Kami segera bangkit dan menepi kesisi mama. Ratu Cyarine berjalan mendekat.

“Anakku, apa yang harus kami lakukan untuk menunjukkan rasa terima kasih kami? Dua kali kalian menolong keluarga kerajaan. Tiga tahun yang lalu, kau sudah menolong anakkku Prince Kris dari percobaan pembunuhan, malam ini kalian menolong kami berdua”ujarnya seraya memelukku dan Lugia.

“Mama, boleh aku yang meminta?”tanya Kris kepada Ratu Cyarine. Ratu lalu menatap Kris.

“Apa itu, anakku?”tanya Ratu.

“Nikahkan aku dengan Xanda”pinta Kris seraya berlutut. Aku menunduk dalam, tidak berani menatap Sang Ratu.

“Komandan Xanda, apakah kau mau menikah dengan Kris anakku ini?”tanyanya lembut kepadaku.

“Aku mau Yang Mulia. Jika anda mengijinkannya”bisikku.

“Xanda, anakku. Aku pasti merestui kalian. Bahkan aku akan mendesak kalian untuk menginap selama beberapa hari agar aku bisa mengadakan pesta pernikahan kalian”ujarnya seraya memelukku dan mencium pipiku.

“Kau mengingatkan aku pada diriku yang dulu”ujarnya tersenyum. Aku bingung dengan ucapan sang Ratu.

“Kau tahu? Dulu sebelum aku menjadi Ratu, aku adalah Komandan Black Wings juga. Julukanku dulu adalah The Shadow”ujarnya. Sementara aku dan Lugia terkejut.(karena setahuku The Shadow meninggal dalam pertempuran dengan pemberontak dari Utara. The Shadow adalah Komandan terkenal dalam jajaran petinggi Black Wings. Karena kecepatan, kekuatan, dan kecerdasannya yang jauh di atas rata-rata).

“Saat aku melihat nilai ujianmu waktu itu, aku berfikir kalau kau akan mencapai yang jauh lebih tinggi  dariku. Karena nilai-nilai ujianmu jauh melampauiku. Dan aku benar. Kau dengan tenang dan sigap menyelamatkan kami dengan tindakan yang tepat. Lagi pula kau sudah memimpin seluruh Black Wings dengan sempurna. Mereka telah mencapai taraf sempurna sebagai pasukan Elite. Dalam kemampuan pertahanan, penyerangan dan penyergapan, hal ini tidak bisa diragukan lagi. Aku salut denganmu”ujar Sang Ratu lagi. Aku menunduk diam.

“Juga pemikiranmu yang jauh kedepan. Aku tahu kenapa kau tidak mau menikah dua tahun belakangan. Itu semua karena kau tahu bahwa Count Lyce akan menarik keuntungan dari pernikahanmu itu untuk menolak pengangkatan Kris menjadi Prince. Aku benar bukan”ujarnya merangkulku.

“Anda benar, Yang Mulia”jawabku lembut. Ratu tersenyum dan mengangguk setuju. Sementara Kris terkejut, mendengar ucapan ibunya. Lalu Ratu medekati Lugia.

“Bagaimana denganmu Lugia, sayang.”tanyanya tersenyum. Lugia melirik Kai yang tersenyum seraya memegang jemari Lugia dengan erat.

“Yang Mulia, aku ingin bertunangan lagi dengan Lord Kai”ujarnya dengan wajah merah. Ratu tersenyum lebih lebar dan mengangguk.

“Itu pasti. Tapi apa lagi yang kau inginkan?”tanya Ratu lagi.

“Keinginanku hanya itu, Yang Mulia”ujarLugia menunduk.

“Kau akan kami beri gelar Earl of Dark Eagle, penyerahannya adalah sebelum pesta pernikahan Xanda dengan Kris. Jadi kau dilarang kembali ke Kota Biru sebelum itu”tegas Raja Zaldya.

“Baik, Yang Mulia”jawabnya.

“Yang Mulia, kamar untuk Komandan Xanda dan Wakil Komandan Lugia sudah siap”ujar Xinx.

“Beristrahatlah”ujar Rau Cyarine. Raja dan Ratu segera pergi, meninggalkan kami semua di luar ruang makan istana.

“Ayo kuantarkan kau kekamar”ujar Kris kepadaku. Kutatap mama.

“Pergilah. Mama akan menunggu kalian di rumah. Jika kalian ada waktu, sebelum pesta pulanglah dulu. Ada yang akan mama berikan”ujar mama kepadaku dan Lugia

“Baik, ma”jawab kami berdua. Kami pun segera pergi bersama Kris dan Kai.

Kami pun tiba di sayap barat istana. Sayap khusus untuk tamu istana.

 “Xan, ini kamarmu. Kamarku berada di sayap lain. Tapi bersabarlah. Aku akan sering menemuimu”ujarnya seraya mengecup dahiku.

“Tidak apa-apa My Love”jawabku seraya masuk kedalam kamar. Seorang pelayan telah menungguku.

“My Lord, maafkan hamba. Hamba harus menyampaikan berita dari Master Jya”bisiknya seraya membantuku melepaskan jubah bepergianku.

“Master Jya mengatakan bahaya belumlah usai. Karena anak dari Count Lyce, Lady Dyres yang merasa menjadi tunangan Prince Kris akan mempermalukan anda dalam perjamuan malam besok. Dan malam ini dia berencana merayu Prince Kris”bisiknya lagi seraya melepaskan kemeja kulitku.

“Saya sudah mempersiapkan gaun untuk anda, My Lord”ujarnya sedikit keras. Setelah selesai membantuku melepaskan celana panjang dan sepatuku.

“Bantu aku membersihkan diri dulu”pintaku padanya. Dia mengangguk dan membawaku menuju bak mandi.

“My Lord, Lady Dyres sudah menuju ke istana. Dia akan datang lewat pintu belakang istan dan dia akan menyamar sebagai pelayan yang akan menambah kayu bakar di kamar Prince Kris”bisiknya semetara dia menyiram tubuhku. Aku mengangguk, lalu bangkit dari dalam bak mandi. Dia lalu segera mengeringkan tubuhku dengan sehelai handuk. Dengan cepat dia membantuku memakai gaun pilihannya.( potongan gaun itu sangat y. Berwarna merah, dengan kain yang sangat ringan hingga terlihat melayang. Menampakkan kedua pahaku, karena memiliki belahan tinggi di kedua sisinya. Belum lagi di bagian punggungnya yang telanjang, membuat sayapku terekspose dengan dramatik). Lalu di berikannya sandal yang sesuai dengan gaun itu, sebelum mendandaniku.

Setelah selesai, dia segera membukakan pintu kamar.

“My Lord, kamar tidur Prince Kris terletak di sayap Timur, di menara Baratnya. Pintu ketiga dari lantai dasar. Cepat pergi. Kami tidak ingin Lady Dyres yang menjadi Ratu kami”ujarnya tersenyum. Setengah berlari  aku menuju menara Barat di sayap Timur.

Kunaiki anak tangga menara dengan cepat. Kuketuk pintu yang di tunjukkan pelayan itu.

“Siapa?”tanya Kris dari dalam kamar.

“Love, ini Xanda”jawabku. Segera di bukanya pintu kamarnya. Dia terdiam melihatku bediri di hadapannya. Dia masih memakai pakaian yang di pakainya saat datang tadi. Walau sebagian besar kancing kemejanya sudah terbuka. Perlahan aku melangkah masuk kedalam kamarnya. Dia menepi saat aku akan melintasi pintu kamarnya. Dia menatapku seakan aku adalah orang lain yang dikenalinya.

“Ada apa, My Love?”tanyaku lembut seraya menatap wajah tampannya. Dia terus saja mengamatiku, dari wajah hingga ujung kakiku.

“Xan-da ?”tanyanya tidak percaya. Aku tersenyum seraya berjalan mendekatinya.

“Apakah kau berharap ada orang lain disini?”tanyaku memegangi wajahnya. Dia menggeleng cepat.

“Tidak, hanya saja aku tidak pernah melihatmu berdandan sey ini”ujarnya lirih. Kucium dia dengan lembut, sebelum dia memperdalam ciuman kami. Tiba-tiba ketukan di pintu terdengar. Segera kubuka, seorang pelayan yang akan menambah kayu bakar terlihat di depan pintu. Tercengang, melihatku berada di kamar Kris.

“Salam, Lady Dyres”sapaku kepadanya. Dia tersentak mendengar ucapanku. Begitupun Kris yang berada di belakangku. Tiba-tiba saja, Raja, Ratu, Lugia, Kai dan beberapa pengawal beserta beberapa Black Wings berjalan mendekar dan berdiri di belakangnya.

“Dyres, sedang apa kau berada di sini?”tanya Ratu Cyarine dengan suara berbahaya. Lady Dyres terdiam seribu bahasa.

“Apakah kau berencana merayu Prince Kris?”tanya Lugia dengan tenang. Lady Dyres tersentak. Sementara Kris, Kai, Raja Zalya dan Ratu Cyarine terkejut, mendengar ucapan Lugia. Aku tersenyum.

“Lady Dyres, jangan heran. Aku dan Lugia mengetahui semuanya. Kau berharap menjadi Ratu bangsa Devil, bukan?”tanyaku lembut.

“Hingga mengaku kepada semua orang yang mau mendengarmu, kalau kau adalah tunangan Prince Kris”ujar Lugia lagi. Lady Dyres kembali tersentak.

“Kau fikir, dia tidak akan kujaga dengan baik?”tanyaku lagi dengan lembut.

“Kau sangat salah jika menganggap kau bisa merayunya seperti itu dengan mudah. Kau fikir aku tidak mengetahui akal busukmu itu?”tanyaku lagi

“Walau aku jauh darinya, aku tetap mengetahui segala yang terjadi pada dirinya”ujarku tegas.

“Lalu, apakah kau fikir rakyat akan menerimamu sebagai Ratu mereka? Apa yang sudah kau lakukan untuk rakyat selama ini?”tanyaku lagi.

“Kau hanya ingin mengagungkan dirimu sendiri. Tidak pernah memikirkan rakyat Devil. Kau hanya ingin bermewah-mewah di istana ini. Tanpa mau menjalankan tugasmu sebagai Ratu. (Lady Dyres terdiam dan menunduk semakin dalam). Kau pikir aku tidak menyadari semua itu?”tanyaku lembut.

“Kau seharusnya tahu hal ini. Jika rakyat mendukungmu, kenapa mereka membocorkan rahasiamu kepadaku?”ujarku untuk kesekian kalinya.  Lady Dyres tetap terdiam tanpa bisa bicara.

“Bawa dia”perintahku kepada anggota Black Wings, yang segera mengangguk. Mereka lalu membawa Lady Dyres pergi.

“Yang Mulia, Maafkan hamba”ujarku membungkuk. Ratu dan Raja tersenyum, lalu tertawa geli.

“Bagus sekali rencanamu” ujar Ratu Cyarine. Wajahku sudah merah padam.

“Itu adalah rencana Jya, Guardian keluarga Dark Wings, Yang Mulia”jawabku.

“Guardian yang sangat baik dan setia”ujar Raja lembut. Aku mengangguk setuju.

“Xanda, kau telihat cantik memakai gaun seperti ini”ujar Raja tiba-tiba dengan sorot mata jahil. Aku dan Lugia terkejut. Ratu Cyarine langsung cemberut.

“Yang Mulia, kalau kau menyukai gaun seperti itu, kapan-kapan aku akan memakainya untukmu”gerutu Ratu sambil terus cemberut. Raja Zalya hanya tertawa, mendengar gerutuan Ratu Cyarine.

“Sayangku, kau tetaplah yang tercantik. Jangan ragukan itu”ujar Raja seraya menggandeng Ratu Cyarine pergi. Yang segera diikuti oleh para pengawal. Aku dan Lugia ternganga melihat dan mendengar kelakuan Raja dan Ratu bangsa Devil itu. Tanpa kata aku menunjuk kearah perginya Raja dan Ratu seraya memandang Kris. Kris tertawa melihatku. Lalu memelukku dengan erat.

“Xan, kau lucu sekali. Aku semakin mencintaimu”ujarnya, sebelum menciumku. Kubalas ciumannya dengan sama panasnya.

“Yak, mulailah lovey doveynya Xanda dengan Evil lord-nya”ujar Lugia dan Kai serempak.

“YA!!!!”teriak keduanya saat kami tidak mengindahkan ucapan mereka berdua. Lugia dan Kai segera memisahkan kami.

“Love, aku kembali dulu. Aku akan merindukanmu”ujarku yang terpaksa menjauh karena di tarik oleh Lugia.

“Xan, aku akan mencarimu secepatnya”ujarnya yang di pegangi oleh Kai.

“KALIAN INI!!!”teriak keduanya dengan kesal. Aku dan Kris tertawa keras melihat wajah keduanya yang kesal. Kupeluk Lugia dengan erat. Kami segera kambali kekamar masing-masing.

Selama beberapa hari di istana, aku di ajari oleh Ratu Cyarine mengenai segala hal yang harus diketahui oleh seorang Ratu. Tata krama dan adab kesopanan di istana, jenjang prioritas perintah dalam istana, juga tingkat derajat kebangsawanan di kerajaan dan istana. Lalu latihan untuk acara pesta pernikahan. Yang sangat melelahkan.

“Love, aku menyerah!”gumamku yang terkapar kelelahan di sisinya.

“Aku juga. Aku tidak tahu kalau acara pernikahan kerajaan bisa serumit dan semelelahkan ini”jawabnya lirih dengan nafas tersengal. Mama, Ratu Cyarine dan Raja Zalya hanya tertawa melihat kami berdua yang terlentang kelelahan di atas lantai lapangan dansa.

“Yang Mulia, mama. Perancang gaun pengantin sudah datang”ujar Lugia yang berjalan mendekat. Lugia terkejut melihatku yang tergeletak kelelahan di lantai.

“Kak, kau kenapa?”tanyanya heran.

“Ini yang akan kau hadapi saat kau akan menikah dengan Kai”jawabku seraya bergerak duduk. Wajah Lugia terlihat kecut. Saat dia berjalan di depanku, dapat kulihat dia sedikit bergidik. Aku jadi tertawa melihatnya.

“Honey, tidak separah itu. Sedikit lebih ringan dari itu. Karena aku bukan Putra Mahkota”ujar Kai seraya merangkul Lugia.

“Memang benar. Tapi tetap saja”gumam Lugia cemberut.

“Tapi asal bersamamu, akan kujalani saja”ujar Lugia tersenyum. Kai segera memeluk Lugia dengan erat. Aku dan Kris hanya tersenyum di belakang mereka.

 

=PESTA PERNIKAHAN PRINCE KRIS (TIGA HARI KEMUDIAN)=

 

“Xan, akhirnya kau menjadi milikku”ujar Kris lembut di telingaku, saat kami berdua berputar-putar di lantai dansa. Wajahku merona, terasa sangat panas.

“Cantik”bisiknya menarikku semakin rapat kepadanya.

“Prince, boleh kupinjam sebentar pengantin wanitanya?”tanya Komandan Black Wings dari kota merah, Ryenard.

“Silahkan”jawab Kris tenang. Aku lalu berdansa dengan Ryenard mengitari lantai dansa.

“Ada apa, Komandan Ryenard?”tanyaku heran.

“Tidak ada apa-apa, Princess Xanda”jawabnya tidak mau menatapku. Tiba-tiba, Kai dan Lugia  menghentikan kami.

“Komandan Ryenard, kau dilarang membawa Princess Xanda keluar dari areal pesta”ujar Kai memegang lengan Komandan Ryenard. Barulah aku tersadar kalau Ryenard sudah membawaku menuju gerbang Barat lapangan pesta. Segera aku melepaskan Komandan Ryenard.

“Komandan Ryenard, apa niatmu sebenarnya? Dengan kau membawaku seperti ini, kau dapat dituduh berniat menculik Pengantin Kerajaan”ujarku tegas. Komandan Ryenard hanya tersenyum.

“Aku memang ingin menculikmu. Karena aku mencintaimu Xanda. Aku akan menikahimu secepatnya. Pesta pernikahan kita sudah dipersiapkan di kota merah”ujarnya seraya menarikku dengan keras. Aku spontan mengelak dan segera mencabut pedang khusus Komandan Kota Biru milikku. Begitu pun Kai dan Lugia yang segera mencabut pedang masing-masing.(Lugia memegang pedang khusus Wakil Komandan Kota Biru. Sementara Kai memegang pedang khusus Wakil Komandan Tertinggi Pasukan Black Wings).

Ryenard terkejut melihat pedang kami masing-masing. Karena pada pedang milikku dan Lugia muncul tanda khusus keluarga kerajaan. Sementara saat melihat pedang milik Kai barulah dia menyadari siapa sebenarnya yang dihadapinya. Wajahnya menjadi pias seperti kapas. Kris berjalan mendekat dengan menggenggam pedang miliknya.(pedang khusus Komandan Tertinggi Pasukan Black Wings).

“Ryenard, seharusnya kau mengetahui siapa kami sebenarnya sebelum berusaha menculik salah seorang dari kami. Kau seharusnya juga sudah mengetahui alasan, kenapa Xanda yag diangkat sebagai Komandan Black Wings di Kota Biru. Selain karena nilai ujiannya yang tertinggi sepanjang sejarah Black Wings, dia juga Lugia merupakan Black Wings terkuat selain aku dan Kai. Dapatkah kau mengingat kapan Xanda dan Lugia terkalahkan oleh kalian, para Komandan Black Wings?”tanya Kris yang semakin mendekat.

“Atau kau tidak menyadari siapa aku dan Kai sebenarnya?”tanya Kris lagi sambil berdiri disisiku.

“Aku Prince Kris Evil, Komandan Tertinggi pasukan Black Wings dan Putra Mahkota Kerajaan Devil”ujar Kris tegas. Mendengar ucapan Kris itu, wajah Ryenard sudah seperti tidak memiliki darah. Apalagi, seluruh pengawal istana dan pasukan Black Wings dari Kota Biru dan beberapa Black Wings dari kota-kota lain termasuk dari Kota Merah Yang di pimpin oleh Wakil Komandan Ryadine. Semuanya mengitari kami serta menghunuskan pedang mereka kearah Ryenard. Ryenard berusaha melarikan diri, dengan terbang secepat kilat. Namun, sebentuk rantai keperakan segera meluncur dan mengikat Ryenard dengan ketat. Menjatuhkannya kekaki kami.

“Ibu, terima kasih”ujar Kris lembut. Barulah saat itu aku melihat siapa yang telah menangkap Ryenard.

“Kalian bawa dia ke penjara putih”ujar Raja Zalya. Dengan segera pasukan pengawal istana membawa Ryenard.

“Salam Yang Mulia Raja dan Ratu Devil”sapa semua Komandan dan Wakil Komandan Black Wings dari Kota Hijau, Kuning, Ungu, dan yang lainnya seraya memberi hormat. Yang diikuti oleh seluruh pasukan mereka.

“Salam bagi kalian juga para Komandan dan wakil Komandan Black Wings”jawab Raja dan Ratu.

“Bangkitlah”sambung Raja dan Ratu.

“Terima kasih, kalian mau datang ke pesta pernikahan anakku, Prince Kris”ujar Ratu Cyarine.

“Berbaurlah  kembali”perintah Raja dengan lembut. Setelah semuanya bubar, kecuali Wakil Komandan Ryadine yang berjalan mendekati kami. pasukan Black Wings dari Kota Merah tetap tinggal di sekitar kami.

“Yang Mulia Raja Zalya, Ratu Cyarine, Prince Kris, Princess Xanda, Prince Kai dan Princess Lugia. Maafkan kami, para Black Wings dari Kota Merah. Kami tidak mengetahui niat Komandan Ryenard saat datang ke istana ini”ujarnya berlutut dan menunduk. Yang segera diikuti oleh seluruh anggota pasukan Black Wings dari Kota Merah

 

[Raja, Ratu, Prince, Princess para Komandan dan Wakil Komandan Black Wings dapat dengan mudah memasuki pikiran para bawahannya].

 

Dengan sekali lihat kami semua mengetahui kejujuran Wakil Komandan Ryadine dan pasukannya. Dia mengatakan yang sebenarnya. Begitupun seluruh pasukannya, kecuali seorang Demon.

“Yang Mulia, hamba Ryunjine. Ajudan Komandan Ryenard. Adik hamba adalah pelayan di Mansion Komandan Ryenard. Dia pernah mengatakan kepada hamba. Kalau di Mansion , akan diadakan sebuah pesta pernikahan. Namun dia tidak dapat mengatakan dengan siapa Komandan Ryenard akan menikah. Karena dia terikat sumpahnya sebagai pelayan Mansion. Selama ini, hamba memang melihat kalau Komandan Ryenard sangat terobsesi untuk menjadi suami Komandan Xanda. Dia selalu menyapa gambar Komandan Xanda yang diletakkannya di ruang depan Mansion dan Kantornya, setiap pergi atau pulang ke Mansion dan Kantornya”ujar prajurit Ryunjine membungkuk dalam.

“Maafkan hamba, karena tidak menyadarinya dari awal. Selama ini, hamba hanya menganggap semua kelakuan Komandan Ryenard sangat aneh”ujarnya lagi dengan suara lirih. Kejujurannya tidak terbantahkan. Karena sebagai seorang ajudan dari salah satu Komandan Black Wings, dia sudah di sumpah untuk selalu bicara yang sebenarnya. Bahkan saat kuperiksa isi pikirannya, tidak terdapat kebohongan mengenai hal ini disana.

“Baiklah, akan ada penyelidikan mengenai hal ini. Tapi, semua itu akan di mulai nanti setelah semua prosesi dan pesta pernikahan Prince Kris dan Princess Xanda selesai diadakan”ujar Raja.

“Sekarang kalian semua berbaurlah”perintah Ratu Cyarine lembut. Mereka pun segera bubar dan berbaur kembali.

 

=END=

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet