1/1

You're My Christmas

****

 

Jaebum menghela nafasnya. Lagi lagi menatap – atau mungkin, meratapi, Handphonenya yang tergeletak di atas meja. Ia menopang dagunya dengan tangan. Kesal, tentu saja. Di malam natal seperti ini – yang seharusnya ia bisa berenang senang dengan keluarga atau teman, ia malah disuruh menjadi penjaga meja kasir oleh orang tuanya. Memang seharunya ia senang, Restoran Keluarganya penuh disaat saat seperti ini. Tapi tetap saja, ia tidak suka kalau harus menghabiskan malam natalnya yang sangat berhaga terlewatkan begitu saja tanpa adanya sesuatu yang spesial. Jaebum merutuki adiknya yang bisa bisanya melarikan diri – jalan dengan pacarnya, dan jadilah, Jaebum yang jadi korban. Sial memang nasibnya.

 

Jaebum memperhatikan para pelayan yang sibuk – sangat sibuk bahkan, melayani para pelanggan. Bahkan saking ramainya, Orang tuanya juga ikut melayani pelanggan. Ia berharap Mark, Yugyeom, atau Jackson yang menyebalkan sekalipun menelponnya lalu datang dan ‘mengeluarkannya’ dari tempat ini dan mengajaknya pergi. Sayangnya, handphonenya sama sekali tidak menunjukan reaksi mendapat panggilan telpon atau sms sekalipun. Mereka terlalu sibuk dengan natal mereka masing masing. Jaebum mendengus pelan setelah menyadari hal miris tersebut. Ia menelungkupkan kepalanya di atas lengannya.

 

“Ekhm.”Jaebum tidak mengangkat kepalanya, atau sekedar melihat orang yang berdeham – mungkin saja pelanggan yang ingin membayar.”Hng?”Hanya itu balasan Jaebum.”Aku mau bayar. Bisa, kan?”Baru setelah mendengar balasan dari si Pelanggan, Jaebum mengangkat kepalanya.

 

Laki laki yang mungkin lebih pendek dan lebih muda dari Jaebum dengan hoodie abu-abu yang nyaris menutupi seluruh kepalanya – kecuali bagian wajah dan sedikit bagian rambut blondenya, dan jangan lupakan pipinya yang berhasil membuat Jaebum membeku hanya karena menatap dan ditatap si Pelanggan.

 

“Eung.. Aku–“Sebelum si Pelanggan bicara lebih panjang lagi, Jaebum tanpa basa basi, langsung berdiri mengambil plastik putih dari tangan si Pelanggan, memeriksa apa saja yang dibungkusnya.”A–ah, Ini saja?”Tanya Jaebum. Si Pelanggan mengangguk mengiyakan sambil tersenyum. Lagi lagi, ia membuat Jaebum menatapnya terpesona. Jaebum bertanya tanya pada tuhan dan dirinya sendiri, Mahluk macam apa yang ada di depannya ini. Serius! Jaebum tidak bisa mengatakan apa apa lagi selalin, Wow.

 

“ehm.. ini xxx won.

 

Si Pelanggan menyerahkan beberapa lembar uang pada Jaebum. Jaebum menerima uangnya, dan sialnya, tangannya bersentuhan dengan kulit tangan halus si Pelanggan. Dan yang lebih parah, Jaebum malah terdiam, tidak menyingkirkan tangannya dari tangan si Pelanggan.

 

“Eung.. Uanganya pas, kan?”

 

“Ah, Iya. Mianhae.”

 

Rasanya, malam Natal Jaebum tidak seburuk yang dikira.

 

***

 

Next Day, Dec 25, Church

 

Jaebum memejamkan matanya. Menautkan tangannya satu sama lain, berdoa. Mengucapkan harapan dan semua yang diinginkannya dalam hati. Berharap akan didengar dan dikabulkan.

…dan semoga aku bertemu dengan malaikat pirang itu lagi, amin.”

 

Malaikat Pirang. Sebutan yang jujur saja, Aneh, bahkan bagi Jaebum yang menciptakan sebutan aneh itu. Semalam, setelah kepergian Malaikat Pirang itu, Jaebum terus menerus memikirkannya. Ia merutuki dirinya sendiri, kenapa ia tidak bertanya siapa namanya atau meminta nomor telponnya. Tapi, walau hal hal seperti itu terbesit di otaknya sekalipun, ia tidak akan berani bertanya langsung padanya. Jaebum mencibir – pada dirinya sendiri, kenapa ia terlalu pengecut dan bodoh. Ia berjanji akan terjun dari tebing jika ia tidak bertanya pada malaikat pirang itu kalau saja, ia bertemu dengannya lagi.

 

“Hai,”

 

Malaikat Pirang!”Jaebum menepak dahinya. Dengan bodohnya ia mengatakan panggilan memalukan itu didepannya.

”Apa?”Beruntung. Malaikat Pirang tidak mendengarnya dengan jelas.”T-tidak, lupakan, oke? Hehe, Tidak ku sangka, ternyata kau ingat pada ku.”Ucap Jaebum, ia menunduk, tidak menatap mata Malaikat Pirang secara langsung. ia mengusap tengkuknya.

 

“Hanya kebetulan ingat, kok.”Balasnya. Jaebum memberanikan diri untuk menatap langsung malaikat didepannya. Ugh, entah sudah seperti apa tampangnya sekarang.

“Selamat Natal,”Jaebum yang membeku –terlalu terpesona pada orang didepannya– gelagapan.”E–eh, Iya. Kau juga. Selamat Natal.”

Ia berjanji akan terjun dari tebing jika ia tidak bertanya pada malaikat pirang itu kalau saja, ia  bertemu dengannya lagi.

“Ngomong ngomong, Aku belum tau nama mu.”Jantungnya berdetak ratusan kali lebih cepat saat kata kata itu meluncur begitu saja keluar dari mulutnya.

“Aku Choi Youngjae.”

 

Jaebum tersenyum sumringah mendengar nama si malaikat pirang.

 

***

 

Jadi, bagaimana natal mu? Berdiri di depan meja kasir? Atau menghitung uang kembalian?”Suara Tawa Jinyoung terdengar menyebalkan. Tapi ejekkan Jinyoung sama sekali tidak diindahkan oleh Jaebum. Hatinya terlalu berbunga bunga semenjak bertemu dengan malaikat pirang  yang sekarang ia tau, Namanya, Choi Youngjae. Dan coba tebak? Ia berhasil mendapat nomor telponnya! Dan satu hal lagi. Setelah cukup lama saling bertukar pesan dengan Youngjae, ia tau berapa umurnya, dimana dia tinggal, dan dimana dia sekolah. Jaebum hanya bisa tersenyum geli mengingat pesannya pada Youngjae kemarin malam.

 

To : Youngjae <3

Yah, sudah larut. Sana tidur +_+ Jangan telat bangun pagi. Atau ku yang akan datang kerumah mu. Good Night. Merry Christmas<3

 

Jaebum lagi lagi tersenyum saat mengingat pesan balasan dari Youngjae.

 

From : Youngjae <3

Aku ini anak rajin, hyung Tenang saja, aku tidak akan telat bangun @.@ God night, too. Merry Christmas, hyungie<3

 

Jaebum kali ini tertawa. Membuat Jinyoung diseberang sana terheran heran.”Ya! Kau sudah gila, Lim Jaebum?”

 

“Tidak. Hanya tertawa. Dugaan mu salah. Natal ku sangat sangat menyenangkan. My Best Christmas Ever. Kau tau? Aku didatangi malaikat.”Tidak peduli reaksi Jinyoung. Jaebum hanya mengatakan yang sebenarnya. Ia benar benar didatangi seorang malaikat di restoran keluarganya, di meja kasir.

Jaebum berjanji akan segera membuat malaikat itu menjadi miliknya. Secepatnya. Atau ia akan terjun dari tebing. Ia yakin, dengan janjinya kali ini.

 

-FIN-

 

Notes :

Menelungkupkan : Yang kepalanya ditaro di atas lengan gitu deh. Gue ga tau kata kata bakunya tuh apa ya jadi gitu deh-_- yang tau kasih tau ya.

xxx won : ini maksudnya dikosongin gitu ya bukan angka romawi lol

2jae lagi. Uhuhuhu lagi gemes sama mereka T.T Udah liat message nya JB ke youngjae di fancafe? Sumpah ya, Lim Jaebum you’re so cheesy. Maaf ya kalian yang nunggu ff jikook, ilsik atau yang lain. Belum ada inspirasi nih buat tentang mereka ohok. Yaudahlah saatnya kita berpisah. Bye~ Merry Christmas bagi yang merayakan luv<3

 

Btw ini link eng trans suratnya jb ke yj di fancafe >> http://t.co/3tjVzPrUPn

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
arschimchim16 #1
Ada juga yang bahasa indonesia :v
Bagus thor....
Bilaaaa #2
Chapter 1: ini lucuuu >,< coba bikin sequelnya dong hehe ^^V
golden13
#3
Chapter 1: Adooohhh manisnya merekaaaaaa >.<