Si GadisPendiam nan Nekat dan Si Idiot Kurang Kerjaan

Best Friend? Friend!

Um,tes tes.Um,darimana aku harus memulai?Oh,oke!

Aku akan menceritakan sedikit kisah tentang aku -Si Gadis Pendiam nan Nekat- dan Lee Hongbin -Si Idiot Kurang Kerjaan.Ini bisa dibilang kisah persahabatan kami,eh,tunggu!Itu lebih terdengar seperti memakan kembali muntahanku.Menjijikkan.Bagaimana ya?Kisah,ah,katakan saja seperti itu! (poker face)

Pertemuan pertama kami adalah saat pembagian kelas 11.Aku seperti biasa,duduk di bangku pojok belakang,sendirian.Aku bukanlah orang yang mudah beradaptasi.Saat JHS aku juga tidak punya teman sebangku.Alasannya?Aku bukanlah tipe orang yang banyak bicara dan memilih menghemat tenagaku untuk tidak bicara.Selain itu,aku juga pernah mendengar salah seorang siswa kelas 8 yang sedang membicaranku saat aku berada di toilet.Dia bersama teman-temannya yang sama-sama brengsek berkata kalau aku orang yang bermasalah sehingga tidak mau bersosialisasi.Ugh,aku tidak peduli apa pikiran mereka tentangku.Mereka juga tidak membiayai hidupku.Jadi untuk apa aku peduli?

Hanya beberapa orang saja yang mau menjadi ‘teman’ku.Dan,yah,mereka juga sama brengseknya.Bersikap baik di hadapanku dan mencercaku jika ada kesempatan.

Bel pelajaran pertama berbunyi.Seluruh siswa yang bergerombol secepat kilat menuju bangku masing-masing.Seorang siswa lelaki datang menghampiri bangkuku dan tanpa basa-basi duduk tenang di sebelahku.Selama pelajaran berlangsung,kami tak saling bertegur sapa.Itu bagus,karena aku tak perlu repot-repot beramah-tamah.Hari pertama berjalan seperti biasa.Membosankan.

Hari berikutnya,pelajaran bahasa.Mrs.Hwang berkata bahwa hari ini ulangan harian.Aku mengerjakan soal dengan cepat.Aku sudah selesai dan berniat mengumpulkan lembar jawaban namun,

“Hey,kau sudah selesai ya?Jangan dikumpulkan dulu!Aku boleh mencontek punyamu tidak?”

Aku menatap siswa di sebelahku datar sembari duduk dan menyerahkan lembar jawabanku kepadanya.Dia segera menyalinnya dengan cepat.

Setelah hari kejadian itu kami menjadi sedikit dekat.Sedikit,oke?Kami saling bekerja sama dalam mencontek.Itu bukan hal yang buruk. (sigh)

Namanya Lee Hongbin.Dia menguasai bidang olahraga,matematika,fisika,dan segala hal tentang logika dan perhitungan.Sedangkan aku menguasai bidang sastra,seni musik,dan literatur.Aku juga bingung kenapa aku memilih jurusan IPA sedangkan aku tidak ahli dalam perhitungan dan logika.Kami selalu berada di peringkat tiga besar –peringkat pertama aku dan Hongbin di peringkat kedua.Aku ingin tertawa dibuatnya.Mereka tidak tahu permainan busuk dibalik kesuksesan kami itu.

Jika kalian berpikir kami sangat dekat sehingga bisa disebut sebagai sepasang sahabat sejati.Well,kalian salah besar!Aku bahkan tidak yakin kalau kami berteman,apalagi sahabat?Yang benar saja!Tiada hari tanpa adu mulut!Kami selalu mengejek satu sama lain dengan kata-kata yang tak beretika.Menonjok muka satu sama lain saat bertengkar.Luka-luka memar di wajah bukanlah suatu hal yang baru bagi kami.Itu sudah seperti seni pahat untuk wajah rupawan kami.Dan setelah aksi tonjok-menonjok yang tiada habisnya,kami akan bersikap seperti biasa dengan sendirinya.Like nothing happened.

Aku menyebut Hongbin Si Idiot Kurang Kerjaan bukan tanpa alasan.Dia itu memang IDIOT dan KURANG KERJAAN!Dia selalu memasang wajah ceria dan konyol yang membuatnya bertambah idiot dan juga selalu tebar pesona kepada para siswa wanita yang membuatnya kurang kerjaan.Ku akui wajahnya memang tampan namun tak setampan Kwon Ji Young -penari hebat di sekolahku.Hongbin menyebutku Si Gadis Pendiam nan Nekat juga bukan tanpa alasan.Pendiam karena aku memang tidak suka banyak bicara dan cenderung anti-sosial dan Nekat karena aku pernah bertengkar dengan kepala sekolah dan hampir saja dikeluarkan dari sekolah jika saja Mrs.Shin -wali kelasku saat kelas 10 yang begitu baik hingga membuatku ingin menonjok wajah malaikatnya yang membuatku teringat oleh ibuku.Beliau meminta maaf dan berjanji akan memantauku agar tidak melakukan hal ‘tak sopan’ lagi.Oh aku terharu.Well,aku bersungguh-sungguh.

Aku dan Hongbin memang selalu bertengkar bahkan sampai tubuh kami seperti bebal karena selalu terkena bogem masing-masing.

Aku ingin bercerita tentang puncak cerita ini.Ini tentang pertengkaran paling hebat dan keren kami.Aku menyebutnya paling hebat karena ini memang pertengkaran paling panjang dan bersejarah bagi kami.Kami memang beberapa kali bertengkar hebat sampai dibawa ke rumah sakit dan izin sekolah selama 1 minggu.Tapi kali ini berbeda.Kami bertengkar kurang lebih selama 2 bulan.Dan keren karena entah mendapat ilham darimana kami bisa bertengkar layaknya petarung profesional.Saling memukul,menonjok,membanting,dan adegan-adegan keren yang ada di film laga lainnya.Dan hasil dari semua itu adalah kepalaku bocor dan harus diperban.Aku juga harus merelakan kakiku digips dan berjalan menggunakan tongkat karena tulang keringku patah.Namun dari semua keadaan mengenau itu,keadaan Hongbin jauh lebih parah.Aku dengar dari Jae Hwan –adik Hongbin- kalau tulang rusuk Hongbin patah dan harus dioperasi.Lalu kakinya juga mengalami patah tulang.Dan yang lebih menakjubkan lagi,dia koma selama kurang lebih 1 bulan penuh.

Pertengkaran kami bukan tanpa sebab.Yah,meskipun sebab tersebut terasa konyol bagiku.Suatu hari,saat aku sedang membaca buku di taman sekolah sendirian,Kang Hyejin -kekasih Hongbin- mendatangiku.Aku mengerutkan kening bingung.Tiba-tiba saja dia duduk di sebelahku dan berbasa-basi yang memang sangat basi di telingaku.Namun,aku sedikit terkejut saat dia bertanya tentang hubunganku dan Hongbin.Aku masih ingat suara mengancam dan ekspresi cemburunya.

“Tolong jauhi Hongbin Oppa!Aku tidak suka gadis buruk rupa dan berandal sepertimu berteman dengan Hongbin Oppa.”

Aku tertawa kecil.”Apa aku tak salah dengar?Bukankah Oppamu itu juga berandal?Dan juga,kami tidak berteman.”Aku menekankan suaraku pada kata ‘Oppa’.

Mendengar itu,Hyejin menamparku,tidak cukup keras memang,namun cukup membuat pipiku memanas dan membuatku geram.Aku menonjok wajah putih mulusnya itu.Darah segar keluar dari lubang hidung mancungnya.”Asal kau tahu,Kang Hyejin.”Aku menatapnya tajam sembari memainkan ujung rambut pirangnya.”Tak masalah kau menyebutku buruk rupa dan berandal.”Aku menarik rambutnya keras.”Namun,itu menjadi masalah jika kau menamparku!”Aku berjalan mennggalkan Hyejin yang menangis tersedu-sedu.Aku mendengus.Dasar wanita lemah!

Aku berjalan memasuki kelas tepat saat bel masuk berbunyi.Selama pelajaran berlangsung aku tak melihat kehadiran Hongbin.Aku mengangkat bahu tak peduli.Tiba saatnya pulang sekolah,aku berjalan di lorong yang sepi.Tiba-tiba saja seseorang menarikku kasar.Aku memberontak dan melihat Hongbinlah yang menarikku.Aku terus memberontak namun tetap saja tenaga Hongbin jauh lebih besar.Hongbin membawaku ke gudang kosong belakang sekolah dan secara sengaja mendorongku membuatku terjatuh di tumpukkan meja.Aku meringis samar dan menatapnya tajam.

“Ada apa ini?Kenapa kau menyerangku,Brengsek?”

Hongbin berjalan mendekat dan menarik kerah seragamku kasar.”Apa yang kau lakukan kepada Hyejin,hah?”

Aku terkekeh.”Oh,jadi wanita lemah itu mengadu padamu,eh?”

Mata Hongbin memerah oleh amarah dan langsung menghujaniku dengan pukulannya.Aku tak mau kalah menyerangnya bahkan menendang.Membuat gudang yang memang sudah berantakan bertambah berantakan.Pertengkaran kami terhenti saat tak sengaja seorang penjaga sekolah melihat pintu gudang terbuka dan menemukan kami yang sudah babak belur.Kami dibawa segera menuju rumah sakit.Dan,setelah hari itu baik aku maupun Hongbin tidak saling berkomunikasi.

Aku menatap keluar jendela.Entah kenapa aku merasa hampa.Biasanya saat aku sedang bosan,Hongbin akan menelponku dengan kalimat-kalimat tak bermutunya seperti,”Hey Gadis Nekat!Kau sedang apa?Menatap langit malam sembari berharap bintang jatuh lalu memohon satu permintaan?Ck,kau itu tidak pantas seperti itu!Lebih baik kau bergulat dengan para preman mabuk diluar sana.Atau aku perlu datang ke rumahmu dan dengan senang hati bertengkar denganmu?”Aku tersenyum tipis.Maksudnya adalah dia akan datang ke rumahku dan menemaniku menghilangkan rasa bosanku.Anak itu!Dia memang idiot dan kurang kerjaan!

Satu lagi,saat aku terkena demam tinggi saat baru pulang dari mendaki.Hongbin datang dengan membawa keranjang buah dan wajah cemberut.”Kau ini!Ku kira kau gadis tangguh yang tidak akan terkena penyakit apapun.Ternyata?Ck,mengecewakan!Bahkan kau demam hanya karena mendaki?Kau berkata kalau aku lemah.Ternyata kau jauh lebih lemah dariku!”Hongbin duduk di tepi ranjangku sembari mengangkat tinggi-tinggi keranjang buah yang dia bawa.”Ini.Aku harus repot-repot membawakanmu buah-buahan,tahu!Jadi cepat makan atau aku akan kembalikan kepada penjualnya!”Aku tertawa mengingat kejadian itu.Hongbin menunjukkan kekhawatirannya dengan cara-cara yang tidak lazim.Namun,justru dengan cara-cara menyebalkannya itulah yang membuatku termotivasi.

Aku melihat perbedaan antara perhatian Hongbin dan Taekwon -kekasihku.Hey,jangan kira aku gadis anti-sosial membuatku tidak mempunyai kekasih!Jung Taekwon adalah seorang siswa kelas 12 yang merangkap menjadi ketua OSIS di sekolahku.Dia hampir sama denganku,anti-sosial,dingin dan pendiam.Aku benar-benar jatuh cinta kepadanya saat aku tak sengaja mendengarnya bernyanyi dan bermain piano di gedung kosong bekas ruang seni musik.Saat itu aku berusaha untuk terus melengket kepadanya.Ini bukan gayaku,asal kalian tahu.Namun,demi dirinyalah aku merendahkan harga diriku.

Hingga pada akhirnya dia mau menatapku dan mengajakku berkencan.Dia tak seperti anggapan orang-orang.Taekwon yang dingin,pendiam dan anti-sosial ternyata hanya topeng untuk menutupi Taekwon yang pemalu,hangat dan kekanakkan.Dia lelaki yang perhatian.Meskipun tidak sebesar perhatian Hongbin terhadapku.Saat aku sakit,dia hanya menelponku dan menasihatiku agar menjaga kesehatan.Tidak seperti Hongbin yang menungguiku setiap hari.Yah,setiap hari disini adalah dia juga ikut menginap di rumahku.Meskipun masih dengan sikap menyebalkannya.

Aku menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 10.02 a.m.Aku menghela napas sejenak.Oke,tekadku sudah bulat.

Aku menatap rumah megah bercat biru di hadapanku.Para pelayan membungkuk hormat.Aku membalasnya dengan senyuman tipis dan berjalan masuk menaiki tangga menuju lantai 2.Aku menatap pintu bercat putih di hadapanku gamang.Sembari menggigit bagian dalam mulutku aku membuka kenop pintu perlahan.Disana,dia duduk di kursi roda,menatap keluar jendela.Aku berjalan mendekatinya dan duduk di tepi ranjang king sizenya.Tatapan kosongnya membuatku terhenyak.Aku berdehem kecil.

“Hey,Idiot!Bagaimana kabarmu?Kenapa kau hanya duduk di kursi roda dan menatap kosong keluar jendela,hah?Kau bertambah idiot dan kurang kerjaan,tahu!”Hongbin masih diam.Aku mendengus kasar.”Apa kau tidak bosan di kursi roda itu,eh?Tidak mau bertengkar denganku lagi?Mana kata-kata tak bermutumu Lee Hongbin?Telingaku terasa aneh,tahu!”Aku menatap Hongbin yang masih teguh dalam kebisuan.Aku hendak berjalan keluar saat tiba-tiba saja Hongbin menggerakkan kursi rodanya menghadapku.

“Dan kau,untuk apa kau kemari dan banyak bicara seperti ini,eh?Aku harap kau tak gegar otak.Kelihatannya aku terlalu keras membantingmu,ya?”Hongbin tersenyum miring.

Aku tersenyum.”Haha.Yang benar saja!Aku yang seharusnya bertanya seperti itu!Kau aneh tahu saat diam saja seperti tadi!Seperti bukan Lee Hongbin Si Idiot Kurang Kerjaan yang cerewet.”Aku tertawa keras melihat wajah tersinggung Hongbin.Hongbin ikut tertawa bersamaku.

“Oh,ya.Bagaimana hubunganmu dengan Hyejin?”Aku tidur terlentang di ranjang Hongbin.Nyaman.

Hongbin berkata santai.”Aku sudah memutuskannya.Lalu dirimu?”

Aku mengangkat bahu.”Aku juga sudah memutuskan Taekwon saat tahu dia berselingkuh dengan Hyejin-mu.”Aku melihat raut tersinggung di wajah Hongbin.”Aku bahkan memukul wajahnya.Dan dia hanya diam sembari meminta maaf.Ugh,klise.”

Hongbin mengangguk setuju.”Jadi,bagaimana rencanamu setelah ini?”

Aku mengangkat bahu.”Mungkin aku akan kembali bertengkar denganmu.Itu jauh lebih menyenangkan.”Aku tertawa diikuti Hongbin.

“Yeah,asal jangan sampai kau jatuh cinta kepadaku saja.”Hongbin kembali menunjukkan wajah sok tampannya.Aku mual dibuatnya.

“Apa kau mau bogem gratis dariku,Lee Hongbin?Aku akan dengan senang hati memberikannya.”Aku beranjak menuju Hongbin bersiap untuk menonjok wajah sok tampannya.Hongbin menahan genggaman tanganku dan tangan satunya digunakan untuk menggelitiki pinggangku.Kami tertawa bersama dan yah tak luput juga ejekan-ejekan khas kami.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Maria_Ulfa #1
Chapter 1: cerita yang manis