Spirit Of The Board

Batch 1 | December 2014 (Part 2 )

Judul : Spirit Of The Board

Cast: Ilhoon Minah Soojung Kai Leo Seulgi Irene Minho

Genre: Horor

 

Malam itu langit Seoul terlihat lebih gelap dari biasanya. Jarum panjang jam berada di angka sebelas sedangkan jarum pendek hampir menunjuk ke angka delapan. Hawa dingin yang menusuk tulang mulai terasa. Hanya ada sebuah lilin yang menerangi Ilhoon dan teman temannya malam itu. Mereka berkumpul di sebuah ruangan di gedung sekolah yang sudah sepi. Mereka semua belum sempat pulang ke rumah, terlihat dari seragam mereka yang masih lengkap.

“apa kalian siap?” tanya Ilhoon. Semua orang yang ada disitu menganggukkan kepala tanpa ada yang bersuara sedikitpun.

“Seulgi-ah, aku takut” Minah berbisik  ke gadis berambut panjang di sebelahnya. Seulgi kemudian mengusap lembut pundak Minah, mencoba menenangkan temannya tersebut.

Mereka duduk secara melingkar berurutan, Ilhoon-Krystal-Kai-Leo-Seulgi dan Minah. Tepat didepan Ilhoon sekarang terdapat sebuah papan bertuliskan huruf A-Z, angka 0-9, kata ‘YES’ ‘NO’ ‘HOME’ dan ‘GOOD BYE’ diatasnya. Dilengkapi sebuah papan kecil berbetuk segitiga dengan lubang ditengah.

“aku akan menjelaskan aturan main dari benda ini” Ilhoon menatap teman temannya.

“kita sudah berada ditempat dan situasi yang tepat untuk memainkan permainan ini. Tepatnya 5 menit lagi. Saat jam 8 tepat adalah waktu yang disebut sebut sebagai waktu keluarnya hantu disekolah kita ini..”

“Cara mainnya adalah kita harus meletakkan tangan kita bersamaan diatas papan kecil ini sambil mengucapkan mantra secara bersamaan dan memutar perlahan papan kecil ini..” Ilhoon menghela nafasnya. “mantranya adalah Spirit, spirit of the board... Spirit, spirit of the board... Spirit, spirit of the board... Please come out and play with us!” lanjutnya.

“baiklah, aku mengerti” Kai membenarkan posisi duduknya menandakan dia sudah sangat siap dengan permainan yang sudah mereka rencanakan dari seminggu yang lalu itu. Mitos hantu yang ada turun menurun di sekolah itu membuat mereka merasa penasaran dan mencoba untuk membuktikannya. Atau bisa dibilang, mereka juga ingin mencoba papan Ouija milik Ilhoon yang ia beli di toko peralatan sulap bulan lalu.

“satu lagi.. kita harus mengarahkan papan ini ke kata ‘GOOD BYE’ setelah selesai memainkannya” tambah Ilhoon.

“apa kita benar benar harus melakukan ini?” Soojung menatap Ilhoon.

“tenang saja, ini hanya permainan” Kai menggenggam  tangan Soojung dan berbisik lembut. Kai tau bahwa yeojachingunya ini mulai merasa takut.

“baiklah, ayo kita mulai” Ilhoon meletakkan tangannya diatas papan kecil yang sudah berada menutupi kata ‘HOME’. Leo meletakkan tangannya diatas papan itu juga disusul Kai dan kemudian yang lainnya.

“Spirit, spirit of the board... Spirit, spirit of the board... Spirit, spirit of the board... Please come out and play with us!” mereka mengucapkan mantra bersamaan sambil memutar perlahan papan kayu kecil ditangan mereka. Beberapa kali mereka memutarkan papan tersebut sambil mengucap mantra, tapi tak ada hal apapun yang terjadi.

“Mungkin papan ini tidak berfungsi” celetuk Kai.

 Tak lama, tangan mereka terasa berat. Seperti ada tangan lain yang mengontrol arah putaran mereka.

“papan ini berfungsi!” Leo menatap papan itu serius. Minah dan Seulgi secara bersamaan menatap kesekitar mereka. Bulu kuduk mereka mulai berdiri. Angin terasa lebih dingin dari sebelumnya.

“apa kau sudah datang?” Ilhoon mulai bertanya kepada dia yang bahkan tidak bisa mereka lihat. Papan itu bergeser ke kata ‘YES’.

“apa kau adalah siswi sekolah ini?” Leo bertanya. Papan kecil itu hanya mundur setengah senti dan kembali menunjuk ke kata yes.

“ayo.. kita hentikan saja permainan ini..” Minah menggeser tepat duduknya lebih dekat dengan Seulgi. Tapi, Ilhoon mengabaikannya.

“siapa namamu?” tanya Ilhoon lagi. Papan kecil itu berputar sekali, lalu mulai menunjuk huruf huruf.

“I – R – E – N – E” mereka mengeja bersamaan. “Irene..” Seulgi menyempurnakan kata yang baru mereka eja. Ilhoon mengambil papan kecil tadi dan meletakkanya di depan wajahnya.

“papan ini dikatakan, dapat membuat kita melihat hantu” katanya sambil mendekatkan papan kecil itu ke mata kirinya. Dia menutup mata kanannya.

“Ilhoon-a!” Seulgi mencoba mencegah Ilhoon. Lagi, Ilhoon mengabaikannya. Rasa penasaran Ilhoon dengan hantu sekolah makin menjadi jadi. Mata Ilhoon mencoba fokus ke arah belakang Taemin dan Leo. Dilihatnya bayangan putih yang lama kelamaan semakin jelas berdiri di belakang teman temannya.

“Irene.” Mata Ilhoon membulat seiring bibirnya yang reflek menyebut nama tersebut. Bersamaan dengan panggilannya, tiba tiba angin yang besar bertiup ke arah mereka sehingga membuat lilin mereka mati dan keadaan ruangan menjadi sangat gelap. Sontan membuat Minah, Seulgi dan Soojung berteriak. Dengan sigap mereka menyalakan senter yang sudah mereka persiapkan.

“kita harus menghentikan semua ini!” Seulgi memeluk Minah yang mulai terisak. Minah terlihat sangat ketakutan.  Dia memeluk Seulgi erat, kakinya terasa lemas sampai rasanya tak sanggup berdiri.

“baiklah, kita pulang sekarang” Leo berkata dengan tegas. Dia membantu Minah untuk berdiri dan berjalan. Kai menggandeng erat Soojung beriringan dengan Seulgi dan Ilhoon yang berjalan dibelakang. Mereka tidak sempat membereskan apapun. Yang ada dipikiran mereka adalah, pulang kerumah.

 

***

Mereka berjalan cepat di lorong dengan perasaan tidak tenang. Lampu lampu disepanjang lorong meredup dan kemudian mati satu persatu. Sekarang mereka hanya di bantu dengan pencahayaan dari lampu senter yang mereka bawa.

“tidakkah kita sudah melewati ruang seni musik ini sebelumnya?” Seulgi  mulai sadar bahwa jalan yang mereka lalui hanya membawa mereka berputar.

“harusnya kita sudah ada dilantai bawah, kita sudah menuruni dua tangga” Soojung mulai panik. Leo mengarahkan senternya ke lorong, memeriksa jalan yang mereka lewati. Seulgi benar, mereka hanya berputar selama sejam ini.

“aku tidak bisa berjalan lagi” Minah terisak lemah. Tangis Minah membuat suasana makin memburuk. Minah benar benar merasa ketakutan.  Leo menghentikan langkahnya dan membantu Minah duduk di depan sebuah ruangan.

“apa ini artinya kita tidak bisa keluar dari sini?” ujar Soojung dengan sangat polos.

“konyol..” Ilhoon bergumam

“kau yang konyol! Ini ide konyolmu!” Kai yang mendengarnya kemudian meraih kerah baju Ilhoon. Darahnya mulai naik karena situasi yang membuatnya stres.

“hey! Tenanglah kalian berdua!” Leo mencoba memisah keduanya, begitupun dengan Soojung yang menggandeng lengan Kai.

“sebaiknya kita tunggu disini sampai pagi” lanjut Leo.

“aku tidak mau menunggu disini! Aku mau mencari jalan keluar!” nada bicara Ilhoon meninggi. Dia meninggalkan teman temannya dan kemudian berbelok ke lorong.

“Ilhoon-a!” teriak Seulgi “jangan bertindak bodoh!.. kembalilah!” Seulgi berjalan cepat mengikuti Ilhoon.

“AAAAAAAK!!!”

Terdengar Ilhoon berteriak bersamaan dengan tubuhnya yang melayang ke arah jendela gedung. Seketika Ilhoon terhempas, memecah kaca jendela dan badannya jatuh bebas dari lantai 4 gedung sekolah.

‘Brakkkkk..’

Seulgi membatu ditempatnya. Sementara yang lain berlari ke arah jendela tadi, mencoba memastikan kejadian yang baru saja mereka lihat. Masih tersisa bercak darah dari punggung Ilhoon yang menempel dikaca. Mereka menengok ke bawah, dan terlihat jasad Ilhoon dengan matanya yang masih terbuka. Darah segar membasahi lantai disekitar tubuhnya.

“Ilhoon-aa!!!” teriak Soojung. Air mata mulai mengalir dari kedua mata indahnya. Kai memeluk yeojachingunya itu. Semua yang ada disitu shock dan sama sekali tidak bisa berkata apa apa.

“sebaiknya kita bersembunyi dan menunggu sampai pagi” ujar Kai sambil berjalan bersama Soojung. Leo mengikutinya dan membantu Minah yang sedari tadi terduduk lemas ketakutan.

“Seulgi-ah.. ayo kita pergi” Leo mulai sadar Seulgi yang sedari tadi masih membatu ditempatnya. Seulgi hanya diam. Tidak ada jawaban.

“Seulgi-ah! Ayolah! Apa yang kau tunggu!” Kai dengan nada sedikit meninggi mendatangi Seulgi. Seulgi mengangkat tangannya, menunjuk kepada sesuatu dilorong di depannya.

“dia-“ ucapan Seulgi terputus saat sesuatu menarik rambut panjangnya ke atas. Tubuh Seulgi melayang diudara. Kai berlari mencoba meraihnya.

“AAAAAAK!!! SAKIT!” Seulgi berteriak sambil memegangi kepalanya. Rasanya kepalanya akan lepas dari tubuhnya. Sesuatu yang tak bisa ia lihat sekarang sedang menjambak rambutnya. Helai demi helai rambutnya membeawa kesakitan keseluruh tubuhnya. Kakinya menendang nendang sehingga membuat Kai tak bisa memeganginya.

“Seulgi-ah!!!!” Semua teman temannya mencoba menahan badannya.

Tiba tiba datang angin besar menerpa mereka. Seketika itu juga tubuh Seulgi terhempas ke dinding di pojok lorong, begitu juga  teman teman lainnya yang terhempas ke arah berlainan dengannya. Seulgi terjatuh dilantai. Tak lama setelah itu, lehernya terasa tercekik. Seulgi membuka kedua matanya dan melihat sosok perempuan dengan muka pucat dan matanya yang tertutup tapi penuh darah. Kini badannya tak menyentuh tanah lagi. Lehernya makin sakit dan nafasnya makin terasa sulit. Dia mencoba memberontak, tapi tak bisa. Badannya sudah terlalu lemah.

“Seulgi-ah..” panggil Minah dengan nada lemah. Dengan mata kepalanya sendiri, dia melihat sahabatnya sekarat dan dia tidak bisa melakukan apa apa. Karena badannya terhempas tadi, kaki Minah sekarang terkilir. Sedangkan teman temannya tak sadarkan diri.

brukk’

Tubuh Seulgi jatuh lagi ke lantai, kali ini sudah tak bernyawa. Lagi, Minah melihat teman kehilangan nyawanya langsung dengan mata kepalanya sendiri. Minah merasa sangat berat dan tak sadarkan diri.

 

***

Minho mengendarai sepedanya menuju kesekolah karena dompet dan ponselnya tertinggal. Lagipula, dia merasa ada yang tidak beres dan dia harus kembali ke sekolah.

“Gerbang terbuka, sepertinya memang ada yang tidak beres” Minho memasuki area sekolah sambil masih mengendarai sepedanya. Dia langsung menuju ke gedung utama sekolahan.

“apa itu?” Minho melihat seseorang tergelepar di depan teras gedung sekolah. Dia segera berlari dan mencoba memastikannya. Minho terbelalak saat melihat itu adalah jasad Ilhoon yang sudah berlumuran darah. Minho segera menelpon polisi untuk datang.

“apa yang terjadi-“ kata Minho sambil berlari kedalam gedung.

 

***

Minah terus merintih kesakitan saat Soojung menyingkap perlahan seragamnya. Sejak mereka tersadar tadi, Minah merasa perih dipunggungnya.

chingu”  Soojung melihat dan kemudian membaca sesuatu di punggung Minah. Seakan seseorang menyesetkan pisau ke punggung Minah, menulis ‘친구‘disana.
 

“ini gila” Kai mulai terlihat lelah. Dia mengacak rambutnya sendiri, mencoba berpikir apa yang harus dia lakukan.

“aku akan mencari jalan keluar, aku sudah tidak tahan lagi” Leo berdiri dan bergegas pergi.

“Oppa! Apa kau tidak ingat apa yang terakhir kali terjadi pada Ilhoon?!” Soojung berteriak mencoba menahan tangan Leo. Leo menghela nafas dan melepaskan tangannya dari genggaman Soojung. Tanpa berkata apapun lagi Leo keluar dari ruang kelas seni, tempat mereka bersembunyi.

“Kai.. jangan biarkan Leo oppa pergi, dia akan berada dalam bahaya..” Soojung membujuk Kai untuk menghalangi Leo “aku akan berada disini menemani Minah” lanjutnya. Kai melihat Soojung lagi, dan kemudian beranjak keluar ruangan untuk mengejar Leo.

Leo dengan mantap berjalan dilorong. Dia sudah tidak peduli lagi dengan teman temannya yang mati, atau apalah.

“Hyung!” Kai berlari sambil memanggil Leo “kembalilah hyung.. kita tunggu sampai pagi!” lanjutnya

“aku akan pergi, aku tidak mau mati konyol disini..”

“hyung.. kita ada dalam bahaya sekarang, yang kita bisa lakukan hanya tetap bersama dan bersembunyi”

Leo tidak menghiraukan ucapan Kai dan terus berjalan. Kai mencoba menghalangi jalannya saat ia akan menuruni tangga.

“Hyung.. kau akan tetap kembali ke lantai ini, kita sudah mencoba menuruni tangga ini ribuan kali tadi”

“aku akan tetap menuruninya, minggirlah!!”

Tiba tiba Kai merasakan ada sesuatu yang memegangi kakinya. Sesuatu yang dingin yang kini menarik kakinya kebelakang membuat wajahnya langsung mencium lantai membuat hidungnya lantas patah seketika itu.

“KAI!” Leo berteriak. Leo melihat darah keluar dari hidung Kai. Sesuatu menyeret tubuh Kai menuruni tangga. Leo meraih tangan Kai, menahannya sekuat tenaga.

“HYUNG! AAAK” teriak Kai kesakitan.Teriakan itu terdengar sampai ruang seni dan membuat jantung Soojung berdebar makin cepat. Pikirannya kacau membayangkan apa yang terjadi kepada namjachingunya.

“Soojung-ah..  apa yang terjadi?” Minah meremas tangan Soojung yang sedari tadi digenggamnya.

“Kai..” Soojung menunjukkan ekspresi khawatir. Melihatnya, Minah kemudian melepas genggaman tangan Soojung.

“Soojung-ah.. periksalah jika ada sesuatu yang buruk terjadi pada mereka”

“Tapi.. kau?”

“aku akan bersembunyi disini, aku tidak apa apa.. aku akan aman disini” Minah meyakinkan Soojung.

Soojung dengan berat hati meninggalkan sahabatnya ini sendiri. Dia berlari ke arah suara yang ia dengar. Dia berlari sekuat tenaga.

“KAI!” teriak Soojung. Dia melihat disekitar tangga terdapat bercak bercak darah.

“oppa..-” Leo tiba tiba muncul dan menarik tangan Soojung mengajaknya pergi.

“dimana Minah?”

“ditempat tadi.. dimana Kai?”

“Kai sudah mati” Soojung perlahan berhenti dari larinya. Leo mengerti, gadis ini shock.

“ayo Soojung, kita harus menyelamatkan diri”

‘plakk’Soojung menampar Leo. “dia pergi untuk menyelamatkanmu oppa, dan oppa malah membiarkan dia mati?!” bentak Soojung.

“aku sudah berasa menahannya..-”

 

“AAAAAAA!!!”

“minah..” Soojung membulatkan matanya saat mendengar teriakan seseorang dari ruang seni.

 

***

Minho sudah mengecek setiap ruangan sampai di lantai 3, tapi nihil. Dia tak menemukan seorangpun.

‘brakk’

Sesuatu terjatuh dari tangga. Sepertinya dia menemukan lagi jasad seseorang. Jasad itu berada dalam keadaan tengkurap dengan wajah mencium lantai. Minho mendekat dan menelentangkannya.

“Kai..”

“AAAAAAA!!!” terdengar suara teriakan perempuan dari lantai atas. Minho bergegas menaiki tangga. Dilantai 4, dia melihat seorang siswa dan seorang siswi berlari ke arah ruang seni. Minho lantan mengikuti mereka.

“Minaaaah!” panggil Soojung ketika ia tak menemukan Minah ditempat bersembunyinya tadi.

“Soojung! Leo! Apa yang terjadi?” Minho yang tiba tiba datang mengagetkan Leo dan Soojung.

“Choi seonsaengnim!” Soojung berlari ke arah guru olahraganya tersebut “ceritanya panjang, teman teman kami mati dan sekarang Minah hilang” Soojung mulai menangis.

“dia tidak mungkin pergi jauh, kakinya terkilir” ujar Leo “disini sangat gelap,-“ kata kata Leo terputus saat kepalanya menyenggol sesuatu. Dia memengang hal yang baru mengenai kepalanya itu. Bentuknya seperti kaki manusia. Leo berbalik dan melihat ke atas.

“Minah!” terlihat jasad Minah yang sudah tak bernyawa tergantung di langit langit. Matanya menutup tapi dialiri darah. Lidahnya menjulur keluar.

Soojung tercengang. Lututnya lemas. Hatinya merasa menyesal meninggalkan Minah tadi. Dia melangkahkan kaki selangkah ke belakang. Dirasanya sepatunya menginjak sesuatu yang aneh. Soojung melihat kebawah, memastikan apa yang baru saja dia injak.

“ANDWAEEEEE!” Soojung sontak berteriak saat menyadari dia menginjak sebuah bola mata, dan disebelahnya masih ada sebuah bola mata dengan darah. Tak lama dari teriakan Soojung tiba tiba tubuh Leo terhempas ke arah alat musik drum yang berada di pojok ruangan.

“OPPA!!” Soojung berteriak melihat sebuah benda tajam dari drum tersebut menancap tepat di dada Leo. Soojung berusaha beranjak untuk menolong Leo, tapi dihalangi Minho.

“Soojung.. kita harus keluar disini!” Minho mencoba membawa Soojung keluar dari ruangan itu. Soojung mengikuti Minho sambil sesekali melihat kebelakang.

“Seonsaengnim.. kami sudah mencoba melewati tangga itu berkali kali tapi kami tidak bisa keluar dari lantai ini” Soojung mulai kehabisan tenanganya. Dia menghentikan langkahnya.

“aku bisa kesini, aku yakin kita bisa keluar!”

“oppa-“

“Minho oppa”

Tiba tiba nada bicara yang tidak asing ditelinga Minho keluar dari bibir Soojung. Nada bicara yang sudah sangat lama tidak ia dengar. Nada bicara yang sudah sangat lama ia tunggu.

“Minhoppa~~” ekspresi Soojung tiba tiba berubah. Minho melihat mata Soojung lebih dalam. Soojung  kemudian memeluk pria didepannya itu.

“Irene..”

*flashback*

“Irene.. karena oppa mendapatkan posisi bermain di tim nasional, jadi oppa harus pergi ke dorm” ujar Minho ke seorang gadis didepannya.

“Minhoppa~ apakah oppa akan mengunjungiku?” tanya gadis cantik bernama Irene itu.

“akan aku usahakan.. apalagi tanpa melihatmu, aku tidak akan mendapatkan semangat” Minho mencubit pelan pipi yeojachingunya itu.

yakso?”

“yakso!” Minho dan Irene saling mengaitkan jari kelingking mereka.

*flashback end*

“Irene..”

“oppa.. aku menunggumu sudah sangat lama”

“aku juga..” Minho menjawab datar.

Irene meninggal karena bunuh diri 2 tahun yang lalu, Minho tahu itu. Dari kabar yang Minho dengar, Irene merasa terpukul karena kecelakaan yang membuat dirinya buta. Sedangkan kebutaannya mematahkan impian Irene untuk menjadi seorang idol. Kabar kematian Irene membuat Minho sangat terpukul karena dia harus kehilangan wanita yang amat sangat ia sayangi.

“Irene.. kau sudah-“

“aku menunggumu sampai larut..” suara Soojung mulai berubah menjadi suara yang sangat Minho rindukan “kau tak juga datang.. saat aku membaca pesanmu bahwa kau tidak bisa datang, sebenarnya aku sangat kecewa, tapi aku mencoba mengerti kesibukanmu berlatih, jadi aku memutuskan untuk pulang” Irene mulai terisak “sebuah mobil menabrakku dijalan dan semenjak itu aku merasa gelap. Bukan hanya karena aku tidak bisa melihat dunia, tapi aku tidak bisa melihatmu. Aku tak bisa melihat oppa bermain di lapangan yang hijau dan mendukungmu dari kursi penonton”

“kenapa kau tidak-“

“aku merasa sudah tidak berguna lagi, dan aku pikir kau tidak akan mau bertemu lagi dengan gadis buta sepertiku”  Irene kembali memotong kata kata Minho.

“Irene.. aku akan tetap bersamamu” Minho memeluk erat Irene.

“dan, oppa kembali! Kita disini ditempat pertama kali kita bertemu” Irene balik memeluk Minho lebih erat.

“dan aku tidak akan membiarkan oppa pergi lagi...” pelukan Irene menjadi dingin. Terasa sangat erat dan semakin erat sehingga membuat Minho sesak.

“Irene.. maafkan aku”

“bukankah oppa sudah berjanji untuk kembali padaku?~”

“Iya.. aku akan bersamamu.. Irene...” Minho berkata dengan sisa sisa nafas yang masih bisa ia gunakan. Masih dengan memeluk Irene –yang berada ditubuh Soojung- , Minho menghembuskan nafas terakhir yang ia bisa.

Soojung tersadar. Dia melihat gurunya tergeletak tak bernyawa di hadapannya. Soojung memegangi kepalanya yang terasa berat.

“apa yang aku lakukan?” tanyanya pada diri sendiri. Seketika hawa dingin mulai menyelimuti dirinya. Soojung melihat kesekitarnya. Tak ada apa apa. Saat dia memalingkan wajah kedepan, sudah ada sesosok wanita dengan muka pucat dan mata tertutup berlumuran darah. Soojung tak mampu berteriak. Lidahnya kelu dan badannya lemas.

Sosok itu kemudian mengusap pipi Soojung. Tangannya terasa dingin dan kasar. Kuku kukunya sangat panjang. Perlahan kuku itu menunjuk ke arah mata Soojung.

“ANDWAEEEEE!!!” Sosok itu menusuk kedua mata Soojung dengan cepat. Soojung sontak berteriak kesakitan. Dia bisa merasakan kuku tajam mengorek orek matanya. Masih bisa juga dia rasakan urat urat yang putus saat matanya diambil. Rasa sakit Soojung perlahan menghilang seiring detak jantung terakhirnya.

 

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
jonginni #1
Chapter 1: Keren thorr ^^
bubbleteaohsehun #2
Chapter 2: oh god. you make me crazy this night wkkkk