Yesterday

Paper Plane Power (PPP)
Please Subscribe to read the full chapter

~Yesterday~
...........................
.
.
.






Hari dimana semuanya dimulai dan berakhir..—

—5 desember 1996—

Kedua mataku terus berpacu kearah depan,tidak tahu dari mana ini semua dimulai tapi yang kutahu aku harus cepat sampai ke-stadion bola.sudah hampir beberapa pertandingan dari tim kesayanganku yang kulewatkan..dan kuharap untuk kali ini aku bisa menghadirinya.kaki panjangku terus saja melangkah lebar melewati puluhan atau mungkin ratusan orang dihadapanku—aku tidak perduli,yang ku inginkan hanya cepat sampai dan duduk dideretan depan lapangan stadion.

“Hei nak,perhatikan langkahmu”teriak paman itu—aku tidak peduli dan tidak kenal siapa dia—,ntah sudah berapa kali aku menabrak sisi bahu pejalan kaki ini dan ntah untuk keberapa kali juga mulutku terus bergerak mengisyaratkan kata ‘maaf’ untuk mereka. ‘lima belas menit lagi’gumamku masih dengan larianku yang semakin cepat.

Hingga..

Kedua mata-ku membulat melihat namja yang mungkin lebih kecil dariku itu—sama seperti denganku,kedua mata namja kecil itupun sontak membulat melihat gumpalan benda dingin berwarna-warni yang sudah tertempel dengan indahnya di kemeja putihku ini.oh ! Ia edarkan pandangannya kearahku menatapku takut-takut.

“Ma-maaf kan aku..”.ucapnya perlahan padaku.

Ntah kenapa disaat melihat wajah bersalah-nya yang terkesan lucu itu, perlahan-lahan rasaa kesal-ku  menghilang dan tergantikan dengan senyumanku pada-nya. Awalnya ia terkejut,namun sedetik kemudian ia juga ikut tersenyum kecil menatapku—betapa manisnya anak ini.

“P-paman..maafkan aku..”

Dan berakhirlah diriku disofa biru empuk ini,melihatnya yang bejongkok mengambil sesuatu dari lemari mini-nya itu.setelah menemukan sesuatu yang ia cari kemudian ia berjalan kearahku.”Paman?ini..pakailah..”ia menyerahkan satu helai kemeja padaku,dan dengan senang hati ku terima dan kupakaikan pada tubuhku ini—ntah kenapa dari awal pertemuan ini aku sudah sangat menyukainya.—aku sudah tak perduli dengan pertandingan itu.

“Maaf paman..maafkan aku atas kejadian tadi,aku sungguh tidak sengaja..”ucapnya lagi sambil menunduk padaku.mungkin ia benar-benar merasa bersalah padaku.aku menggeleng dan tersenyum,menenangkannya. “Oh yah tak apa,aku baik-baik saja..”ucapku menambahkan.ia tersenyum dan mengambil tempat disampingku.

“Nama paman siapa?”tanyanya sambil mengulurkan salah satu tangannya ke-arahku,aku sedikit tergagap menanggapinya. ‘O-oh..nichkhun horvejkul...”

“Oh..nama ku jang wooyoung, paman..”jawabnya,masih dengan senyum indah yang mengembang disetiap pipinya.kedua tangan kami saling berjabat.selang beberapa menit ia melepaskannya—ia benar-benar anak yang menyenangkan,itulah satu sisi yang kudapat dengannya.terbukti dengan kami yang cepat akrab dalam beberapa menit ini.

Tatapanku tak berhenti ke-arahnya,melihatnya yang masih—terus— menceritakan s’gala hal yang ia lakukan selama seharian ini,tepatnya sebelum ia menumpahkan ice cream dibajuku.kedua matanya yang bulat menggemaskan itu,pipi tembemnya itu,dan..bibir tipis merah mudanya itu.—ini s’mua benar-benar menghinoptisku.

“Berapa umurmu..”tanyaku,keluar dari bahan pembicaraan-mungkin.kedua mata imutnya itu mengerjab beberapa kali kearahku.”hmm..lima belas tahun paman,tapi sebentar lagi enam belas kok”tekannya dalam angka enam belas nya padaku. Aku terkekeh tak tahan,mengacak pelan rambutnya.”Kau masih sangat mudah..”celetukku padanya,ia memajukan bibir merah mudah-nya itu menatapku tak suka. “aku sudah besar paman,oh yah umur paman berapa?”Tanya-nya kali ini.Oh yah aku hampir lupa,kenapa dengan mudahnya ia memanggilku dengan kata paman?apa aku sebegitu tua-nya kah?.”dua puluh delapan..”Ia mengangguk menatapku gemas—atau hanya perasaanku saja—.”T-tapi paman..ternyata k-kau sangat tampan sekali..”

—30 april 1997—

Gurat senyum dibibirku terus saja tertunjuk pada namja didepanku ini,betapa bahagia-nya untuk pertama kalinya aku dapat merayakan suatu hal berharga dalam hidupnya.—jang wooyoung happy birthday— dengan jelas kalimat itu tertulis disisi atas kue yang kubawakan untuknya tak lupa dengan hadiah special juga.yah..hari ini ulang tahun-nya yang ke-enam belas.sejak pertemuan kami beberapa bulan yang lalu ,aku dengan wooyoung sudah berteman dengan cukup baik—segala dari hidupnya sudah aku ketahui ; seperti dirinya yang bersekolah diSMA yoshin dekat apartement-ku dan dirinya yang ditinggal pergi orang tua-nya sejak dua tahun yang lalu ke-eropa untuk mengurus perusahaan sang ayah diparis. Dan sekarang ia memutuskan tinggal diapartement yang sudah dibeli oleh ayahnya itu—.dan dia juga sudah tau tentangku .

“Paman..terimakasih atas kue-nya..” senyum lebar tak henti terukir dibibir tipisnya itu.ku anggukan kepalaku dan menerima pelukan hangat dari wooyoung.”Hmm..s’moga kau suka kue-nya..”aku tertawa kecil,mengelus pelan punggung wooyoung dihadapanku.

“Kau sudah tua..”ucapku padanya.ia mengangguk menatapku—setelah melepaskan pelukan singkat kami— “Tapi aku sangat senang untuk kali ini paman..”aku masih belum mengerti dengan senyumannya itu.”kenapa?”tanyaku heran.ia mengambil napas dalam dan menatapku. “Karena dihari ulang tahunku , ada paman yang menemaniku..”tuturnya padaku.aku mengerjab beberapa kali masih tak mengerti melihatnya.”Maksud kamu apa youngie..paman tak mengerti..”kembali ia mengambil napas dalam.”Maksudku..paman..—ia menundukkan wajahnya,ntah salah lihat atau tidak sesaat aku dapat melihat kedua pipinya yang memerah— “a-aku..a-aku..aku ingin paman menjadi kekasihku..”apa aku tidak salah dengar?dan apa aku tidak salah lihat?melihatnya malu-malu seperti ini terhadapku.

“A-apa maksud kamu youngi-ah?”tanyaku ulang,meyakinkanku dari halusinasi ini.kepalanya terangkat menatapku malu-malu plus semburat merah pipi tembemnya itu,sungguh menggemaskan. “Maukah paman menjadi kekasihku?”telak.aku tidak salah dengar dan tiba-tiba saja satu jantungku ini berdetak dengan kuat.—aku tau umurku sudah dewasa tapi tak bisa kupungkiri hati dan perasaanku masih seperti masa remaja dulu. “paman..”tambahnya lagi dengan puppy eye’s nya yang menggemaskan itu.perlahan tapi pasti...kepalaku mengangguk begitupun dengan bibirku yang bergerak , bergetar membalas permintaanya itu.”A-aku mau..”ucapku pelan terkesan tak berbunyi,ku’akui sejak pertama kali bertemu dengan wooyoung dia sudah mencuri perhatianku.

.
.
_o0o_
.
.
Kedua tangan kami masih asyik berpegangan dengan erat—saling bertaut satu sama lain— menikmati indahnya awan dari atas apartement wooyoung.untuk hari ini aku memutuskan menginap di-apertementnya. Banyak burung-bururng yang saling berkicau dan terbang entah kemana.yang pasti mereka sudah menjauhi letak apartement kami. Gerakan mereka sungguh indah,seperti sehelai sutra yang dibawa angin.ini adalah moment yang langkah bagiku—terutama karena adanya wooyoung disampingku,manusia yang paling kucintai untuk saat ini dan s’lama-nya.aku tidak perduli bagaimana nanti orang tua wooyoung dan orang tua-ku tau , yang aku inginkan sekarang hanya melindungi wooyoung dari kejamnya dunia ini. Tidak terasa awan biru berubah menjadi ke-orange-an dan seperti sekarang awan itu sudah berubah menjadi gelap.angin-angin malam yang menyesakkan itu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
mannuel_khunyoung
Miracles in december #TaecChan

Comments

You must be logged in to comment
aririska #1
Chapter 1: it's a sweet moment in the last chance to breathe ...... hiks...hiks .. oppa woo pergi lagi :'( ... nyesek bgt ...

lanjut thor .... Update terus y yg cpt .. hehehe
superradnichkhun
#2
Chapter 1: ahh selesai baca, dan aku ingin nangis QAQ
Sungguh kejamnya kauu
superradnichkhun
#3
Chapter 1: aduh wooyoung itu..imut banget deh QAQ aku kalo udh jadi nichkhun udh hidungnya mau berdarah kali~ hehe,
aku senyum2 mulu pas baca, bagus thor, udh bikin khunchan gk? ( ternyata aku sedikit shipper mereka --oops )
vickywahyu #4
Chapter 3: Ayo thor, cepet update lagi. Penasaran nie ;)
KidMoonlight #5
Chapter 3: waah singkat bener thor... lanjutin dongg :)
LenkaChakhi
#6
Chapter 3: it's just teaser ???? oh.. ghost..
hwootestjang #7
Chapter 2: Whoa.. dribble nya
dari hingga taecwoo..
kekekekke...
LenkaChakhi
#8
Chapter 2: Lagi" sad ;-( .
2pm_4ever #9
Chapter 1: Hahaha khun di panggil paman!!!
Aaiisshh....lagi - lagi woo yg harus meninggal.
Author suka bgt deh bikin reader nangisT.T
Next thor!!!
hwootestjang #10
Chapter 1: So sad..
Mengapa harus woo yang pergi??!! Tapi kasian sih khun.. selalu aja ditinggalin