End

Voir

Bagaimana perasaanmu saat orang yang kamu sukai tidak menyukaimu? Sedih bukan? Tapi, bagaimana jika orang yang kamu sukai, malah tidak mengetahuimu? Malah lebih menyakitkan. Begitulah yang kurasakan.

Bang Yongguk. 24 tahun. Aku menyukai seseorang yang tidak mengetahui diriku, tapi aku merasa bahagia bisa mencintai orang sepertinya, makhluk impianku. Tidak bermaksud buruk atau apa, tapi aku sering menjaganya tanpa dia sadari. Aku selalu tersenyum melihatnya, bagaikan anak kecil yang diberi setangkai permen lolipop. Namun aku tidak bisa memungkiri itu.

Perutku rasanya seperti diisi ribuan kupu-kupu yang menari-nari saat melihatnya tersenyum. Aneh memang, tapi aku menyukainya. Saat lelaki lain menyapa dan berkenalan dengan gadis incarannya, aku hanya bisa melihat dari jauh satu orang yang membuat pandanganku terhadap dunia teralihkan. Aku bukan tipe bad boy, buru-buru to the point. Namun aku juga bukan lelaki yg pemalu. Hanya saja, dengan bisa menjaganya aku sudah bahagia.

Berawal dari sebuah kafe yang memang belum pernah aku kunjungi, namun aku tertarik untuk kesana dan akhirnya sampailah aku disana. Bertemu dengannya. Ia bekerja sebagai pelayan di kafe itu. Kelakuannya yg sopan membuat para lelaki yang ada di kafe itu tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Aku yang melihatnya saja sangat risih, bagaimana dengan dia yang diliati oleh para lelaki itu?

Tapi, hey. Memangnya aku siapanya? Saat itu saja aku tidak tahu namanya. Tapi sekarang, dia sudah bagaikan setengah dari buku sejarahku. Aku tetap menyimpannya didalam hati dan tetap kuingat. Ah, padahal aku sangat lemah terhadap sejarah. Tapi sekarang, ia sudah kuanggap menjadi sejarahku.

Apa tanggapan dia saat mengetahui aku memerhatikannya?
Kaget?
Senang?
Sedih? atau...
ketakutan?
Kita tidak akan tau. Dia saja tidak mengetahuiku.

Suatu hari aku melihat ia bermesraan dengan seorang lelaki yang ternyata pacarnya. Perih memang. Namun aku harus berpikir positif, hubungan mereka pasti tidak akan bertahan lama, karena aku sering melihat pacarnya bermesraan dengan perempuan yang berbeda setiap minggunya.

Ingin ku memberitahunya. Aku ingin menenangkannya, memberikan bahuku untuk tempatnya menangis, walaupun tangisan itu untuk lelaki lain. Namun itu mustahil, bayangkan, lelaki asing yg notabenenya diriku tiba-tiba muncul didepannya dan berkata,
"Pacarmu mempermainkanmu! Dia keluar dengan perempuan lain!"
Mungkin ia hanya akan tertawa, berpikir ia sedang dijebak disebuah acara televisi.

Berbagai macam suara saling bersahut-sahutan di udara. Suara bel sepeda dengan lembut menyapa. Terdengar tangisan anak kecil mencari orang tuanya. Aroma kue dari toko roti meramaikan hangatnya sore ini.Ratusan orang berjalan di trotoar tempatku berdiri.
Namun mataku hanya tertuju padanya. Siluetnya yang berjalan lenggak lenggok bagaikan berada di karpet merah. Indah sekali. Aku seperti dihipnotis oleh keindahannya.

Kulit pucatnya disinari matahari sore. Dia seperti boneka porselen, sangat indah, harus hati-hati memegangnya karena sangat berharga. Salah sedikit bisa pecah. Matanya yang besar dan indah menerawang jalanan. Tolong lihat aku dengan tatapan teduhmu itu.

"Yongguk..."

Samar-samar terdengar suara memanggil namaku membuyarkan lamunanku. Aku menajamkan pendengaranku.

"Yongguk..."

Lama-kelamaan suara itu semakin keras. Ah, aku mengenal suara itu. Perlahan senyum mengembang dibibirku.

"Ya, dewa?" Aku menjawab perlahan.

"Waktu mu sudah habis. 3 jam lagi dia bisa benar-benar bersamamu."
Suara itu menggema di telingaku.

"Apakah sekarang, waktu ku untuk pergi?" 

"Ya. Aku akan menanganinya 3 jam kedepan. Setelah itu kalian bisa bersama. Terima kasih telah menjaganya selama ini."
Senyumku semakin berkembang sehingga memperlihatkan gummy smile ku.

"Terima kasih juga telah mempertemukan ku dengan Himchan. tolong jaga dia selama 3 jam kedepan, dewa."
"Tenang saja. Akan ku pertemukan kalian nanti."
Mendengar jawabannya akupun lega. Ditengah kerumunan manusia yang berlalu lalang aku berdiri, membentangkan sayapku lebar. Andai mereka bisa melihatnya, pasti mereka akan terpana.
Aku menghirup udara dalam-dalam, dan berbalik untuk menatapnya terakhir kali sebelum benar-benar bisa bersamanya.

"Tunggu aku."Bisikku samar.
Dengan gesit aku terbang ke udara, melawan gravitasi menembus awan.

 

Tak selang berapa lama terdengar suara teriakan orang-orang.
-

-

-

"Dia tiba-tiba jatuh! Pria itu!"

"Apakah masih hidup?"

"Denyut jantungnya tidak terdengar! Bawa dia kerumah sakit!"

"Oh tidak, dia meninggal! Siapa nama pemuda malang ini?"

"Kim himchan! Di kartu pengenalnya tertera namanya Kim Himchan!"
 

 

Cahaya putih mengaburkan penglihatannya.
Dimana ini?
Ia mempertajam penglihatnnya. Samar-samar terlihat sesosok lelaki berdiri di depannya. Perlahan ia dapat melihat dengan jelas.
"Halo."
Sapa lelaki itu. Suaranya yang berat namun lembut itu membuatnya tenang.
"Kau, siapa? Aku dimana?"
Lelaki itu hanya tersenyum, tak mengubris pertanyaanya.
"Mari, ayo kita pergi. Himchan" Lelaki itu mengulurkan tangannya.Himchan mengangkat sebelah alisnya, bingung.
“Kau siapa? Dari mana kau tahu namaku?”
Sekali lagi pemuda itu hanya diam. Tiba-tiba dibalik punggungnya sudah terkembang sepasang sayap yang sangat indah. Himchan melebarkan matanya, terpana.
Perlahan, ia menyambut uluran tangan lelaki itu.
Tangannya sangat hangat.
“Aku Yongguk. Bang Yongguk.”
Yongguk menarik Himchan kedalam pelukannya. Ia dapat melihat Yongguk dengan jelas.

Tunggu sebentar.

Sepertinya wajah lelaki bernama Bang Yongguk ini tidak asing?

Ah, Aku tahu.

Dia adalah teman khayalanku sewaktu kecil.
Atau kata orang-orang awam adalah,

“Aku adalah malaikat pelindungmu.”

Malaikat pelindung kita.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
akun_efefs
#1
Chapter 1: hwaaaaw... baru nemu ffmu thor...
nice work :)
mari kita galakkan ff berbaha Indonesia (*dgn nada menggebu ala politikus)
beempty
#2
Chapter 1: annyeong~ yay ff indo! kenapa himchan meninggal authornim :'( ? well, atleast dia sama yongguk ahaha :D this is nice :')
thank for the fic :*