My Client

Helper Kiss

Sehun berjalan menyusuri lorong di gedung SM. Senyuman tipis atau mungkin bisa disebut serigaian tak lepas dari wajah Sehun sejak namja tampan itu masuk gedung SM. Karena akhirnya, setelah sebulan penuh tak bisa menemuinya, Sehun bisa melihatnya lagi.
Kaki jenjang Sehun berhenti di depan ruangan yang tertutup. Ruangan yang berada di ujung lorong lantai 2. Tanpa berpikir untuk mengetok pintunya terlebih dahulu, Sehun langsung membuka pintu itu dan menyembulkan kepalanya.
Sepasang mata Sehun menangkap sosok yang tengah berdiri di samping piano di ruangan itu. Sosok itu terlihat begitu serius. Bahkan tanpa sadar dahinya membentuk beberapa kerutan.
Sehun melangkah masuk. Ia berusaha agar sepatunya tak menimbulkan suara sama sekali. Tapi nyatanya walau sepatunya menghasilkan suara decitan di lantai sosok itu tetap tak beralih dari kertas di tangannya. Hingga Sehun berdiri di samping sosok itu dan ikut membaca tulisan demi tulisan yang terdapat di kertas itu.

"Kau sedang menghafal lirik?"
Sosok itu terlonjak kecil mendengar suara Sehun sebelum menoleh kearah Sehun.
"Hyung! Kenapa mengejutkanku?!"
Sehun menghindar saat sosok itu memukulnya dengan kertas yang berisi lirik sambil terkekeh kecil.
"Kau terlalu serius sih. Aku datang saja kau tak mendengarnya."
Sosok itu memajukan bibirnya sebelum berjalan menuju sofa di ruangan itu. Sehun mengikutinya dan duduk di sebelahnya.
"Taeyong," Sehun memanggil sosok itu saat merasa dirinya dicueki ketika sosok itu kembali terfokus pada kertas lirik di tangannya.
"Hmm?"
"Aku kesini dan hasilnya malah dicueki olehmu? Kau tak rindu denganku?"
"Aku lebih rindu dengan eommaku hyung."
"Kau jahat dengan hyungmu."
Taeyong membalikkan badannya hingga berhadapan dengan Sehun.
"Mianhaeyo hyung.."
Sehun menyadari lingkaran hitam yang ada di mata Taeyong. Apa Taeyong sedang banyak masalah akhir akhir ini?
"Kau kenapa?"
"Huh?"
"Sudah berapa hari kau tak tidur?"
Ucapan Sehun membuat Taeyong menghela nafasnya perlahan sebelum menyenderkan punggungnya pada senderan sofa.
"Aku tak bisa mengingat semua lirik dengan baik. Saat semuaa liriknya berhasil kuingat, saat latihan pelatih selalu mengatakan aku tak punya feel saat melakukan rap. Aku tak tahu harus melakukan apa lagi hyung."

Sehun menatap Taeyong dalam dalam. Disaat sosok yang lebih muda darinya itu tengah menutup matanya. Mencoba mengistirahatkan sejenak pikirannya. Sebelum tangannya bergerak meraih tubuh yang lebih kecil darinya itu ke dalam pelukannya.
Sehun bisa merasakan tubuh Taeyong sedikit terlonjak. Namun tak menolak dan mulai rileks dalam pelukannya. Sehun membuat gerakan melingkar di punggung Taeyong.
"Chanyeol hyung juga seperti itu awal-awal. Tapi selalu ada Baekhyun hyung disampingnya. Aku mau jadi seperti Baekhyun hyung. Membantumu agar kau bisa seperti Chanyeol hyung yang sekarang."
Taeyong melepaskan pelukan Sehun dan menatapnya bingung.
"Apa hyung tahu caranya?"
"Tidak. Tapi aku punya caraku sendiri."
Taeyong hampir berseru kencang. Ia mengguncang guncangkan tubuh Sehun cukup kencang. "Beritahu aku caranya hyung!"
Sehun tersenyum menyeringai melihat betapa antusiasnya Taeyong didepannya. Sangat berbeda dengan Taeyong beberapa saat lalu.
"Tenang. Aku disini untuk membantumu. Sekarang, kau tutup matamu."
Taeyong sangat patuh hari ini. Ia segera menutup matanya ketika disuruh. Sementara Sehun, tangannya perlahan bergerak untuk meraih kedua tangan Taeyong dan menggenggannya lembut. Menautkan jari-jarinya dengan jari-jari Taeyong.
"Relaks.."
Sehun berbisik. Perlahan ia mencondongkan tubuhnya kearah depan. Semakin dekat dengan Taeyong. Hingga nafas Sehun menerpa kulit wajah Taeyong.
Taeyong yang terkejut dengan terpaan nafas Sehun secara reflek membuka matanya. Dan menemukan wajah menyeringai Sehun yang tinggal 1 cm dari wajahnya. Hidung mereka bahkan sudah bersentuhan.
"Close your eyes, Lee Taeyong.."

Bersamaan dengan Taeyong merasakan benda kenyal di bibirnya, Taeyong menutup matanya rapat rapat. Ciuman itu tak terburu-buru. Seperti ciuman polos. Hanya menempelkan bibir saja.
Sehun membiarkan tubuh Taeyong yang menegang rileks sesaat. Saat ia merasa tubuh Taeyong merileks, Sehun mulai menggerakkan bibirnya. Melumat pelan bibir Taeyong.
Taeyong tak sadar apa yang tengah terjadi. Sehun terlalu mendominasi ciuman itu. Membawanya larut ke dalamnya, bahkan membalas ciuman itu. Tanpa perlu membuka matanya, Taeyong tahu Sehun tengah menyeringai sekarang.
Taeyong merasa kecewa saat bibir Sehun sudasudah tak menempel lagi. Keduanya mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Taptapi Taeyong tak berani untuk membuka matanya.

"Kau bisa membuka matamu sekarang." Sehun tersenyum lembut saat melihat Taeyong membuka matanya. Hatinya berdebar saat melihat rona merah muncul di pipi Taeyong.
"Kau tahu, aku memang tak tahu apa yang Baekhyun hyung gunakan untuk menolong Chanyeol hyung. Tapi satu yang Baekhyun hyung beritahu padaku. Ia bilang, kadang sesuatu yang rumit bisa diselesaikan dengan sebuah ciuman."
Taeyong tak tahu kenapa tapi ia merasakan hatinya mencelos mendengar ucapan Sehun. Apa maksud hyunnya menciumnya itu hanya untuk membantunya? Bukan perasaan lain? Kenapa Baekhyun hyung bisa menyimpulkam hal seperti itu? Memangnya sebuah ciuman bisa diberikan secara bebas.
Sehun menangkap pergerakan Taeyong yang perlahan menjauh. Tapi tangannya bergerak cepat untuk menahan Taeyong bergerak lebih jauh.
"Hei, kau tak mau berterima kasih?"
Bukan ucapan terima kasih yang Sehun terima, tapi pemandangan air mata yang jatuh di pipi Taeyong. Membuatnya panik dan segera menghapus air mata selanjutnya yang terus jatuh tanpa henti. Sebelum merengkuh tubuh Taeyong ke dalam pelukannya.
"A-apa kau tak suka dengan ciuman itu? Apa itu tak membantu?"
Taeyong tak menjawab dan malah menangis semakin kencang. Sehun uang panik tak tahu harus berbuat apa sehingga hanya memeluk Taeyong dan membiarkan bajunya basah.
"Maaf Taeyong-ah.."
Sehun hanya bisa berbisik pelan. Sedangkan Taeyong segera melepaskan pelukannya dan menatap Sehun dengan mata sembap. Sehun ingin menghapus air mata yang masih membekas disana, namun tangannya kaku tak begerak.
"Kau ingin aku menjawab pertanyaanmu dengan jujur? Aku merasa nyaman saat kau menciumku dan merasa kecewa saat kau berhenti menciumku. Tapi kau bilang itu hanya untuk membantuku. Kau tak salah. Aku yang salah karena telah berhara lebih saat kau mulai menciumku."

Taeyong berdiri dan hendak berjalan keluar dari ruangan. Namu Sehun lebih cepat untuk menariknya ke dalam pelukannya.
"Siapa yang bilang itu hanya untuk menolongmu? Aku memang disini untuk menolongmu. Tapi ciuman itu datangnya dari hati." Sehun membalik tubuh Taeyong lalu menuntun tangan Taeyong ke dadanya.
"Kau bisa merasakannya kan?"
Taeyong terdiam merasakan sesuatu yang berdetak di dalam sana. Detaknya sama seperti miliknya. Berdetak cepat tak seperti normalnya.
Sehun mendekatkan lagi wajahnya ke arah Taeyong, tapi kali ini untuk berbisik.
"Aku memang pengecut. Harus membuatmu menangis dulu baru bisa mengatakan ini.aku mencintaimu."
Taeyong menarik tangannya hanya untuk menggenggam tangan Sehun yang lebih besar darinya.
"Sehun hyung,"
"Hmm?"
"Kau mau jawaban jujur dariku?"
"Bukankah kau juga menyukaiku? Kau bilang tadi-"
Taeyong memotong ucapannya. "Ciuman tadi belum membantu sepenuhnya.."

Sehun butuh waktu beberapa saat untuk mencerna ucapan Taeyong. Dan saat ia sadar, ia segera menarik tubuh Taeyong mendekat. Untuk menciumnya dengan lembut. Ciuman mereka yang kedua hari ini.
Sehun menarik wajahnya ke belakang menghentikan ciuman itu. "Jika aku melakukan itu untuk menolongmu, aku harap kau akan kesusahan dalam menghafal lirikmu setiap saat. Tapi sekarang kau milikku. Aku bisa menciummu kapan saja." Kembali mendekatkan bibirnya dengan bibir merah muda milik Taeyong. "Benar kan, baby?"

Taeyong tak perlu menjawab dengan ucapan. Ia memajukan wajahnya dan ia lah yang mencium bibir Sehun kali ini.

END

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
loel19 #1
Chapter 1: ! Never thought even once to ship them!
Tapi ya udah~ agak aneh liat mereka berdua sih memang.
:*