Chapter two

Maybe, this is my last story.
Please Subscribe to read the full chapter

Unedit/sorry for typo’s

 “Lihat itu si-namja malang, sudah tau begitu masih sempatnya ia menggoda guru khun,” Tiffany, teman sekelas wooyoung terus saja bergosip dibelakangnya. Wooyoung mendengarnya, namun ia hanya diam malas membuat masalah.

 

“Ne, sangat menjijikkan, tak sadarkah dia kalau dia berekolah disini hanya karena beasiswa murahan itu,” komentar suzy dengan pandangan menjijikkan. Kepala wooyoung menunduk perlahan air matanya keluar tak sanggup menahannya.

 

“beruntung semua orang disini membencinya, sejarah orang seperti kita memang tidak pantas bersinggungan dengan orang miskin seperti dia.” mereka berdua tertawa, mengabaikan bagaimana wooyoung yang menahan isakan dari mereka.

 

“tapi aku benar-benar curiga dengannya, bagaimana guru khun bisa sangat menyukainya, apa dia menggunakan cara licik?”Tanya tiffany, suzy mengangguk namun kemudian menggeleng.

 

“Bukan, kau tahukan Jang wooyoung itu anak yang pintar, mungkin saja guru khun menyukainya,” tutur suzy, tiffany mengangguk tak peduli. “terserah saja aku tak peduli, jangan bahas dia lagi menjijikkan,”

 

*()*

 

 Sekolah telah usai,  dan mungkin juga segala pembully-an yang dilakukan teman-temannya pada wooyoung akan selesai juga, tapi ternyata ia salah. Dua hari yang lalu setelah ia dipukuli teman-teman sekelasnya—untuk yang kesekian kalinya dan sekarang ia harus mendapatkan dirinya tersiram air kotoran tepat disaat ia mengunci pintu kelasnya. Jebakan ini entah yang sudah berapa kali terjadi, namun untuk yang kesekian kalinya juga ia harus menerimanya. Alhasil, dengan keras hati wooyoung harus membersihkan kelasnya sendiri dari air kotoran yang yang menyiramnya.

 

 Semua kelas sudah tampak kosong, mungkin hanya tinggal beberapa guru saja yang masih ada disekolah itupun letak ruangannya lumayan jauh dari kelasnya. Wooyoung berjalan menuju kamar mandi, ia mengambil peralatan pel dari kamar mandi dan mulai membersihkan ruangan kelasnya.  Ternyata membersihkan ruangan kelas benar-benar memakan waktu cukup lama, apalagi kelas mu sudah benar-benar jorok dengan air kotoran. Dan kalau boleh diakui, segala kebersihan dikelasnya ialah yang mengerjakan, semua itu ia lakukan demi menghindari dirinya dari masalah, namun ternyata itu semua salah besar—sama saja.

 

“Hei,” langkah wooyoung terhenti, ia tahu siapa itu. “Khun hyung, ada apa?” Tanya wooyoung, nichkhun hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan wooyoung. “pulang bersama?” tawarnya, wooyoung hanya mengangguk sembari melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan nichkhun dibelakangnya. Sebenarnya, nichkhun bukanlah seorang guru di sekolah wooyoung, ia hanyalah seorang mahasiswa semester dua yang tergolong sangat pintar sama seperti wooyoung, namun berbeda tingkatan. Maka dari itu kepala sekolah wooyoung memutuskan nichkhun untuk menjadi guru, menggantikan guru wooyoung yang sedang melahirkan. Tidak mudah memang mencari seorang guru, maka dari itu sebelum nichkhun menjadi guru disekolah, nichkhun harus mengikuti beberapa test dari kepala sekolah, dan sebenarnya juga nichkhun tidak ingin menjadi seorang guru—walaupun hanya menggantikan— ini semua berawal karena ia sangat ingin menghormati sang Dosen, namun beberapa minggu menjadi guru lama kelamaan ia berubah fikiran, ia merasa senang karena ada wooyoung sebagai siswa-nya. Dan bagaimana wooyoung dan nichkhun dekat?—walaupun sebenarnya tidak dekat, hanya kenal saja—, karena wooyoung sebenarnya bukan merupakan warga asli Seoul sama seperti nichkhun, karena sebelumnya mereka sama-sama tinggal diBusan.

 

^^

  Minjun terus melanjutkan langkahnya, hari ini ia memutuskan untuk tidak naik bus ke Club tempat ia kerja, sebenarnya bukan karena tidak ada uang tapi ia sengaja karena ingin menemui seseorang yang bisa dibilang sudah ia anggap sebagai dongsaeng-nya sendiri, dan letak apartement minjun dengan orang itu juga tidak terlalu jauh. Hanya sekitar sepuluh block dari apartementnya. “Hmm, youngie apa kau dirumah?” Tanya-nya melalui ponsel, minjun mengangguk setelah itu memutuskan hubungan telepon mereka. Minjun menatap kedua kantung besar ditangannya, wajahnya tersenyum saat mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu bagaimana ia bisa bertemu dengan wooyoung si namja polos dari busan.  Minjun menekan bel pintu apartement didepannya, beberapa detik kemudian pintu terbuka dan menunjukkan wooyoung yang tersenyum riangkearah minjun. “Hyung, aku merindukanmu,” ucapnya merengek dan langung memeluk minjun, minjun terkekeh dan membalasnya. “ Yah, apa yang kau bawa hyung?” minjun bau teringat, “Tada! Beberapa makanan, alat tulis, dan yang terpenting ice cream.” Jawabnya riang sambil menyerahkan dua bungkusan itu, wooyoung menerimanya. “Terimakasih hyung,” ucapnya sambil tersenyum, minjun hanya mengangguk dan mengusap rambut wooyoung. “Hyung sebentar yah, aku akan membuatmu minuman, kau mau aku buatkan apa?” tanyanya minjun berfikir sebentar. “Terserah saja,” wooyoung mengangguk dan langsung lari kedapur.

 

“Wooyoung, itu kau?” nichkhun berjalan gontai keluar dari kamar wooyoung, kedua matanya masih tertutup—merespon lampu yang sudah menyala diruang tengah apartement wooyoung. Minjun menoleh melihat seorang namja yang kira-kira lebih tinggi sedikit darinya.’siapa dia, sepertinya seorang guru’ bukannya menjawab pertanyaan nichkhun, minjun malah memperhatikan penampilan nichkhun. Sampai pada akhirnya tatapan mereka saling terkunci, minjun terdiam kikuk saat—mungkin— tertangkap basah telah memperhatikan nichkhun, wooyoung keluar dari dapur dan membawa beberapa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ayudaantariksa #1
Chapter 3: bagus , tapi kenapa enggak dilanjut
Uyounggie
#2
Chapter 3: Tbc lagi.
aririska #3
Chapter 3: semua jadi teman woo y .. bgus bgt jd seneng ... tp angstnya blm dpt disini ,,, moga aja di chap" selanjtnya bisa bkin aku nangis bombay ... hehe

update soon y author-shi ... ceritanya bagus ... ^^ pngen bgt baca kelanjutannya ....^_^
aririska #4
Chapter 2: mian ... tapi ada beberapa bagian yang sepertinya butuh dijelasin lagi ... kayak adegannya khunyoung , gimana woo bsa ditolong khun, apa hubungan woo dan khun sebelumnya? bagaimana tiba" woo bisa terluka seperti itu? kok bisa tiba" aja woo ada dtempat khun??, dll .. tapi mungkin karena ini chap 1 blum th kan ... moga aja di chap" selanjutnya bisa lebih jelas lagi awalnya kyak apa ... ^_^

Hwaiting author-shi .. ditunggu kelanjutannya yaaa.... ^^
2pm_4ever #5
Chapter 3: Gak tau kenapa cerita author yang satu ini sulit bgt buat di mengerti.....!!!
Mungkin yang khunwoo udah tahu gimana kisahnya, junho ma chan juga, pas minjun ma taec itu loh yang masih gak ngerti.....!!!
Thor, pleaseeee....perjelas lagi yaaaaaa^^
hwootestjang #6
Chapter 3: Wah... so minjun, khun dan junho rakan woo... hebat sekali
2pm_4ever #7
Chapter 2: Ok author ini masih awal dan belum dapat feelnya
So di tunggu chap selanjutnya ok!!
catgotmytongue
#8
Chapter 2: This was a nice intro to your story. You've set the pace well and made me wanna delve into each member's backstory more. I assure you I'm not kecewa at all and am really looking forward to the next update^^ (sorry for commenting in english)
LenkaChakhi
#9
Chapter 2: Hemh lagi lagi potongan angst ;-( , seneng bgt si nuel oppa bikin ff angst . . Hemh .
hyena_lq #10
Chapter 1: Update please..