Love is sacrifice

Love is..

            Di tempat yang lain, Baekhyun sedang meresapi sebuah surat yang datang dari atasannya. Dia menarik kacamata yang sedari tadi bertengger, kemudian menyandarkan tubuhnya ke kursi kerjanya dan menatap langit-langit. Di ambilnya handphone yang tergeletak tepat dihadapannya, kemudian mengirim pesan singkat.

            To : Krystal

            Ayo makan siang bersama, kamu sedang tidak ada kelas kan hari ini?

            Baekhyun mengetukkan jarinya ke meja kerjanya sembari berpikir apakah dia harus jujur atau tidak tentang tugas yang diberikan atasannya kepada Krystal. Seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya.

            “Silahkan masuk” Krystal muncul dari balik pintu, kemudian menutupnya sembari membawa bekal makanan untuk Baekhyun. “Tadaaa!” Baekhyun tersenyum lebar, diapun menyambut Krystal dan membuka bekal makanan dari Krystal.

            “Kimbab?”

            “Aku membuatnya sendiri!” Krystal memamerkan masakannya. “Jangan marah kalau masakannya tidak enak, pokoknya harus kamu habiskan.” Baekhyun tersenyum dan mulai menyantap Kimbab. Sembari Baekhyun menyantap kimbabnya, Krystal menemukan secarik kertas dan membacanya.

            “Kamu di tugaskan menjadi petugas kesehatan di daerah perang?”

            “Bagaimana kamu ta-“ Baekhyun seketika sadar dia menyimpan surat tersebut sembarangan. “Baru saja aku akan memberitahumu soal itu.”

            “Tidak! Aku tidak setuju, aku tidak mau mengambil resiko apapun.”

            “Tapi-“

            “Tidak! Bagaimana nanti kalau kamu tidak makan dengan baik? Bagaimana nanti kalau kamu.. Ah” Krystal menutup wajahnya sambil menahan air matanya keluar. Dia ketakutan jika suatu saat harus kehilangan Baekhyun. Baekhyun memeluk Krystal untuk menenangkannya.

            Keesokan harinya, Baekhyun datang menghadap atasannya. Dia mengusahakan agar tidak terpilih menjadi salah satu dokter yang berangkat ke daerah perang. Namun, usahanya gagal. Dia terancam dipecat jika tidak mengikuti perintah atasannya tersebut. Langkahnya gontai ketika meninggalkan ruang atasannya tersebut. Kini dia harus meyakinkan Krystal agar semuanya berjalan dengan lancar. Tiba-tiba Sehun datang menghampiri Baekhyun dan menitipkan surat untuk Yoonjo.

            “Ini titipan dari Woohyun, tolong sampaikan ke Yoonjo” Baekhyun mengulang kata-kata Sehun sesampainya dia di ruangan yang Yoonjo tempati.

            “Ah, terimakasih, Baekhyun” Baekhyun hanya membalas dengan senyuman, tiba-tiba Krystal datang sambil membawa bunga untuk Yoonjo.

            “Hei, Krystal!” Yoonjo tersenyum lebar kemudian memeluk Krystal. “Apa kabarmu hm?”

            “Tentu baik! Kamu pasti dalam masa yang sangat berat. Ini satu buket Baby Breath untuk kamu” Krystal memberikan bunga tersebut, di ambil oleh Yoonjo dengan senang hati. Krystal dan Yoonjo berbincang, Baekhyun meninggalkan ruangan Yoonjo dan kembali bekerja.

            Setelah Krystal keluar dari ruangan rawat Yoonjo, Baekhyun langsung menemuinya.

            “Aku tau kamu tidak bisa menolaknya” Ujar Krystal.

            “Maafkan aku” Baekhyun menunduk. Krystal mengangkat dagu Baekhyun dan mengecup bibirnya.

            “Maafkan aku juga, tidak seharusnya aku bersikap seperti anak kecil. Kamu adalah seorang pahlawan negeri, akan ada saatnya nanti kamu menjadi pahlawan keluarga. Berjanjilah untuk pulang dengan selamat, aku berjanji akan menunggumu.” Baekhyun merasa sangat bangga telah memiliki kekasih seperti Krystal.

Keesokan hari di tempat kerja Woohyun..

            Woohyun menghampiri Sehun dengan semangat dan merangkul bahunya.

            “Ini surat yang keberapa?” Tanya Woohyun.

            “Lima belas” Jawab Sehun dengan singkat.

            “Hari ini Yoonjo pulang, surat yang kelima belas besok saja dikirimkannya. Terimakasih, teman. Kamu sangat membantu.” Woohyun menepuk pundak Sehun kemudian meninggalkannya. Sehun menunduk dan menatapi surat yang belum selesai seluruhnya, ia tersenyum padahal hatinya merasa sakit. Kenapa? Karena, seluruh surat yang di berikan kepada Yoonjo atas nama Woohyun adalah buatannya. Woohyun meminta Sehun membuatkan surat tersebut dengan imbalan akan memberikannya kerja dan juga membayar seluruh hutang ayah Yoonjo yang menumpuk bahkan biaya rumah sakitnya sekalipun Woohyun yang membiayainya. Semua itu untuk kebaikan Yoonjo.

            Sehun melangkahkan kakinya menuju rumah sakit.

            “Kemana Ahjumma dan Woohyun?”

            “Mereka sedang membeli makanan untuk nanti malam, mereka akan merayakan kepulanganku hari ini. Kamu ikutkan?” Tanya Yoonjo kepada Sehun.

            “Tidak, aku ada kerjaan.”

            “Sekarang kamu sibuk kerja. Bukannya tugasmu untuk menjaga aku?” Cibir Yoonjo.

            “Woohyun sekarang yang bertugas. Bukan aku.”

            “Jadi, kamu cemburu?”

            “Dalam mimpimu, Shin Yoonjo.”

            “Iya, aku merasa semua ini mimpi. Lihat surat-surat yang diberikan Woohyun untukku. Bahkan dia menyempatkan waktunya untuk membuat surat yang romantic seperti ini. Ini semua mimpi.”

            “Mimpi yang indah, seperti kamu yang indah.”

            “Itu juga salah satu kutipan disurat Woohyun! Jangan-jangan…”

            “Jangan-jangan apa?”

            “Kamu mengintip semua surat yang Woohyun berikan kepada aku?!” Sehun tersenyum pahit, sambil mendengarkan Yoonjo yang kesal kepadanya, dia hanya bisa menunduk dan menutupi semua yang ia rasakan terhadap Yoonjo.

            Beberapa bulan kemudian, Sehun memutuskan untuk menjadi tentara yang di tugaskan untuk bertempur di daerah perang bersamaan dengan Baekhyun. Sehun memberikan surat terakhirnya kepada Yoonjo atas namanya sendiri. Baekhyun juga memberikan kecupan terakhir di kening Krystal.

            Yoonjo membuka surat terakhir yang diberikan Sehun.

‘Dear, Yoonjo. Ini hanya surat kecil. Tidak seperti biasa aku membuatkan surat untukmu yang cukup panjang, meyakinkanmu bahwa si penulis sedang jatuh cinta. Ya, aku sedang jatuh cinta. Surat pertama berisi puisi tentang perjalanan cinta bagaimana aku bisa jatuh kepadamu, surat kedua berisi puisi tentang bagaimana aku mengagumimu dan surat yang lainnya? Aku masih hafal benar bagaimana aku menulisnya. Aku mencintaimu, Shin Yoonjo. Maaf telah banyak membohongimu. Si penulis adalah aku. Orang yang benar-benar mencintaimu.

Oh Sehun’

            Yoonjo berkaca-kaca, berusaha mencerna isi surat. Akhirnya air matanya pun tumpah, sampai pada akhirnya dia menghubungi Woohyun dan memaksanya untuk jujur. Ketika kebenaran itu terungkap. Akhirnya, Woohyun membuat surat pertamanya untuk Yoonjo. Karena, ia terlanjur mencintai Yoonjo. Namun, tentunya surat itu Yoonjo abaikan dan Yoonjo memutuskan untuk menunggu Sehun.

Beberapa tahun kemudian..

            Kelulusan Krystal tinggal menghitung hari, sampai saat itu tidak ada kabar sama sekali dari Baekhyun. Dadanya terasa sakit, hubungan jarak jauh dengan Baekhyun sejak awal dia yakin tidak akan berjalan mulus.

            Sampai akhirnya kelulusan Krystal tiba, seseorang bernama Myungsoo menghampirinya.

            “Kamu terlihat buruk, bagaimana bisa wajahmu murung seperti itu disaat kamu merayakan kelulusannya? Apakah ini karena Baekhyun hyung?”

            “Begitulah” Krystal berusaha tersenyum.

            “Pada akhirnya yang setia akan kalah dengan yang selalu ada.” Ujar Myungsoo dengan yakin.

            “Maksudnya?” Tanya Krystal tidak mengerti, Myungsoo tersenyum kemudian menarik tangan Krystal agar membuat Krystal lebih baik dengan membuatnya berbaur dengan teman-temannya yang lain. Di sisi lain, Krystal merasa bahagia karena ada Myungsoo yang memperhatikannya. Beberapa saat kemudian, Krystal mendapatkan telepon dan kabar tersebut berkata bahwa Baekhyun telah meninggal di daerah perang. Krystal membiarkan ponselnya jatuh, Myungsoo menghampiri Krystal.

            “Ada apa lagi?” Tanya Myungsoo.

            “Baekhyun.. Meninggal?” Krystal menatap lurus sambil menahan tangis, namun, tentu saja air mata itu akhirnya keluar dan tubuh Krystal pun jatuh pingsan.

            Di tempat lain, Sehun melangkahkan kakinya dengan ragu menuju sebuah restoran, tidak henti hentinya dia menarik nafas dalam-dalam sambil memejamkan matanya, berusaha menenangkan diri. Dia masuk ke dalam restoran dan menemukan seorang wanita yang sedang duduk di dekat jendela, kemudian berjalan menghampiri wanita itu.

            “Yoonjo..”

            “Sehun..” Yoonjo tersenyum bahagia melihat Sehun, matanya mengisyaratkan kerinduan yang mendalam. Sehun kemudian melangkah dan duduk dihadapan Yoonjo.

            “Apa kab-”

            “Aku menunggu kamu.” Potong Yoonjo dengan serius. Sehun terdiam, kemudian tersenyum mengerti apa yang dimaksud oleh Yoonjo.

            “Aku sudah menikah.” Yoonjo terbelalak kaget, senyumnya hilang ketika satu kalimat itu keluar dari mulut Sehun. “Maaf buat kamu menunggu. Tapi, semuanya terjadi begitu saja.” Yoonjo menganga lebar kemudian ia tutupi dengan tangannya sambil menahan isak tangisnya. Tanpa basa-basi, ia langsung meninggalkan tempat itu juga Sehun.

            Sehun menunduk dan bergumam. “Maafkan aku, Yoonjo” sembari menahan isak tangisnya.

Dua tahun kemudian..

            Krystal terlihat sedang menggendong bayi di halaman rumah, Myungsoo keluar dari rumah dan menghampiri Krystal. Mereka terlihat bahagia satu sama lain. Namun, tanpa mereka sadari, dari tempat yang cukup jauh. Seseorang sedang duduk diatas kursi roda, dengan kedua kaki yang teramputasi, menunduk.

            “Maafkan aku Krystal” Gumam Baekhyun sambil menangis.

            Ditempat lain, Yoonjo dan Woohyun berjalan menuju tempat pemakaman Sehun. Desas-desus Sehun mengidap kanker kulit setelah pulang dari daerah perang. Namun, itu benar adanya. Hanya saja Yoonjo dan Woohyun tidak dapat melihat Sehun setelah itu.

            “Dimana istri, Sehun?” Tanya Yoonjo kepada kakaknya Sehun.

            “Istri? Dia tidak menikah sama sekali setelah melihat kamu menikah dengan Woohyun.” Mata Yoonjo terbelalak, dadanya terasa sakit setelah kedua kalinya Sehun menyembunyikan semuanya yang menyebabkan Yoonjo lagi-lagi menyalahkan dirinya.

            Yoonjo mengadahkan kepalanya dan berharap Sehun sedang memperhatikannya. Ia menutup matanya kemudian berdoa untuk Sehun di dalam hatinya.

 

한나 ©storyline

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet