Love is about you

Love is..

Siang itu, matahari bersembunyi di balik awan hitam, perlahan air turun membasahi bumi. Krystal berdiri tepat di bawah pohon sembari melihat ke sekelilingnya, kalau-kalau dia menemukan tempat untuk berteduh yang lebih baik. Bagaimanapun pohon tetap membiarkan air itu turun dan membasahi Krystal, ya setidaknya jauh lebih baik daripada dia harus basah kuyup. Tiba-tiba, seorang pria datang dan berdiri disebelah Krystal sembari meneduhi kepalanya dengan payung. Krystal tersenyum lebar.

“Nggak telatkan?” Ucap pria itu sambil tersenyum lembut.

“Sedikit basah” Balas Krystal sambil terkekeh pelan.

“Pakailah payungnya, aku harus kembali ke rumah sakit.” Pria itu menarik tangan Krystal untuk menahan payung, dengan jahil dia mencium kening Krystal dan lari menembus hujan menuju rumah sakit. Krystal tersipu malu sambil membawa payung menuju toko ibunya.

"Ibu, aku pulang." Krystal melipat payung dan menyimpannya di depan pintu.    

Di tempat yang tak jauh dari Toko Ibunya Krystal, ada seorang wanita yang berdiri di pinggir danau, wanita tersebut membiarkan pandangannya kosong tanpa peduli tubuhnya basah kuyup. Dia menarik nafas dalam kemudian menutup matanya dengan lemas dan membiarkan tubuhnya jatuh ke danau tersebut.

Seorang pria yang lewat berlari menghampiri wanita itu dengan khawatir.

"Yoonjo!" Teriaknya, tanpa basa basi dia lompat kedalam air dan berusaha menyelamatkan wanita bernama Yoonjo itu.

Beberapa saat kemudian dia membawa Yoonjo ke Rumah Sakit terdekat. Setelah dokter memberi keterangan bahwa Yoonjo baik baik saja, para perawat membawanya ke ruang inap. Perlahan Yoonjo bangkit dari bangunnya dan menyadari bahwa pria yang menyelamatkannya itu tepat ada disampingnya.

"Sehun.." Yoonjo memanggilnya lemah. "Kenapa kamu menyelamatkanku? Kenapa? Aku ingin mati. Aku lelah dengan semua ini. Aku.. Argh" Erangnya merasakan kepalanya kesakitan.

"Istirahat dulu. Nanti kita bicarakan lagi." Yoonjo berbalik dan membelakangi Sehun. Baekhyun datang dan menghampiri Sehun.

"Dia sudah sadar?" Tanya Baekhyun kepada Sehun sambil melihat infusan Yoonjo.

"Iya. Kamu sedang jaga?" Tanya Sehun kepada Baekhyun.

"Seperti yang kamu lihat." Jawab Baekhyun. Suasana hening seketika. "Kamu menyelamatkannya tepat waktu. Tubuhnya belum dimasuki air sama sekali, dia hanya depresi dan dia-"

"Jangan sok tahu, Baekhyun" Potong Yoonjo yang sedari tadi mendengarkan percakapan Sehun dan Baekhyun.

"Baiklah, aku tinggal dulu." Baekhyun tersenyum kepada Sehun sambil   menepuk pundaknya dan melangkah keluar dari ruangan itu.

 

Keesokan harinya

 

"Apa Yoonjo mau bunuh diri?" Krystal terbelalak kaget.

“Dia sedang dalam masa sulit.”

“Aku tau. Orang tuanya bercerai tanpa alasan apapun. Kakaknya juga meninggal sehari kemudian. Dia pasti mengalami hidup yang berat.” Baekhyun tersenyum pahit mendengar ceritaan dari Krystal kemudian melihat keluar jendela dengan pemandangan laut yang luas.

“Kamu ingat? Pertama kali kita bertemu disini?” Ucap Krystal mengalihkan pembicaraan.

“Disini?”

“Iya.” Krystal menggerakan kepalanya dan menatap Baekhyun.

“Kita bertemu di pernikahan bibiku. Kamu ingat?”

            “…Benarkah?” Krystal teringat sesuatu, ternyata benar pertemuan mereka untuk pertama kali bukan di tempat ini, tapi, di pernikahan bibinya Baekhyun yang pada saat itu ternyata beliau adalah kakak dari sahabat baiknya. Percakapanpun semakin panjang dan menarik. Ceritaannya tentang bagaimana dulu bisa bertemu sampai saat ini mereka saling mencintai. Ya, Baekhyun sangat mencintai Krystal, begitupula sebaliknya. 

Di rumah sakit..

            Terdengar suara langkah kaki yang mendekati ruang kamar Yoonjo, dengan lemas dia membalikkan tubuhnya dan kemudian melihat Woohyun sedang membuka pintu ruang kamar inap yang di tempati Yoonjo. Dia masuk dengan hati-hati sambil membawa satu buket bunga di tangannya. Yoonjo merasakan sesak dalam dadanya sambil menatap ke arah Woohyun. Woohyun dulu adalah seorang pria yang sangat terkenal di sekolah, tidak aneh walau dengan kedatangannya membuat jantung Yoonjo berdetak tak karuan.

            “W-Woohyun” Yoonjo memaksakan dirinya untuk duduk. Woohyun mencegahnya.

            “Tidak, kamu istirahat saja.” Woohyun membaringkan Yoonjo dengan hati-hati.

            “M-Maaf aku berbaringan seperti ini.”

            “Tidak apa-apa.” Ucap Woohyun tersipu malu. “Ah, ini bunga untuk kamu. Aku dengar kamu suka baby breath.” Woohyun memberikan bunga tersebut dan diambilnya bunga itu oleh Yoonjo.

            “Benar. Terimakasih, Woohyun.” Mereka tidak menyadari keberadaan Sehun yang telah membuka pintu sedikit, kemudian menutup pintunya perlahan dan membiarkan Woohyun dan Yoonjo tenggelam dalam percakapannya.

Keesokan harinya..

            Sehun sedang menyantap ramen di sebuah minimarket dekat Rumah Sakit di mana Yoonjo dirawat. Tiba-tiba, Woohyun datang dan menepuk bahu Sehun dari belakang. Sehun tercekat kaget sambil mengusap dadanya yang hampir tersedak ramen.

            “Kamu dekat dengan Yoonjo bukan?” Ucap Woohyun tanpa basa-basi.

            “Kamu mengagetkanku, bukannya minta maaf malah bicara soal Yoonjo” Balas Sehun dengan kesal.

            “Maaf maaf” Woohyun terkekeh pelan. 

            “Iya, aku dekat dengan Yoonjo, kenapa?”

            “Aku menyukainya” Bisik Woohyun, Sehun tidak kaget dengan pernyataan Woohyun. Karena, semua orang tau bahwa Woohyun adalah seorang playboy yang selalu membuat wanita buta akannya. Sehun tidak merespon apapun, dia tetap menyantap ramennya dengan lahap. Seakan mengerti perilaku Sehun, Woohyun menyenggol lengan Sehun dan lagi lagi hampir membuatnya tersedak.

            “YA!” Teriak Sehun kesal. “Aku tidak akan mengijinkan kamu mendekati Yoonjo, terlebih dia sahabat kecilku. Mana mau aku dengan gampangnya menyerahkan dia kepadamu?”

            “Tapi, sungguh kali ini aku sangat menyukai Yoonjo. Kamu tau rasanya kupu-kupu berterbangan di perutmu?” Woohyun menaikan bajunya dan menunjukan perutnya sambil mengilustrasikan kupu-kupu yang berterbangan diperutnya.

            “Itu menjijikan.” Ucap Sehun sambil menarik turun baju Woohyun untuk menutup perutnya.

            “Kamu harus percaya, ini pertama kali aku merasa jantungku berdesir seperti ini.”

            “Buktikan dulu.” Ucap Sehun sambil meninggalkan Woohyun dan melemparkan cup ramennya yang kosong ke tong sampah. Dia berjalan dengan kesal menuju Rumah Sakit tempat Yoonjo di rawat. Ketika ia masuk ke ruangan Yoonjo, dia bisa melihat ibu Yoonjo yang sedang menyuapi Yoonjo. Kemudian dia duduk di sebelah Ibunya Yoonjo.

            “Ahjumma, suapi aku juga.” Ucap Sehun sambil merengek manja terhadap Ibunya Yoonjo.

            “Mulutmu itu bau ramen.” Sehun terkekeh pelan melihat delikan Ibunya Yoonjo.

            “Umma. Maafkan aku sudah bersikap kekanakan seperti ini.” Kata Yoonjo. 

            “Tidak apa-apa, yang penting kamu sekarang sudah membaik dan seharusnya umma yang merasa bersalah. Umma tidak menyangka perceraian Umma dan Appa mengganggu batinmu. Umma takut, takut sekali kamu menjadi trauma untuk membuat sebuah hubungan
Umma ingin kamu mempunyai suami yang baik, mapan dan tidak seperti ayahmu yang miskin dan-” 

            “Aku tidak trauma, Umma dan berhenti membicarakan soal ayah.”             

            “Baiklah,  senang mendengar kamu baik-baik saja. Kau, Sehun. Kamu sudah menemukan tempat kerja baru? Setelah kebangkrutan pabrik itu kamu hanya menjadi pengangguran tidak jelas.” Sorot Ibunya Yoonjo terhadap Sehun. 

            “Tugasku kan menjaga Yoonjo, Ahjumma” 

            “Tidak tidak, Yoonjo hanya boleh menikah dengan yang mapan. Agar tidak terbelit hutang seperti ayahnya yang tidak bertanggung jawab. Kamu tidak bisa meminta pekerjaan kepada temanmu yang dokter itu?”            

            “Baekhyun” Gumam Sehun

            “Ah, Woohyun sekarang bekerja dimana?” Potong Yoonjo.

            “Dia? Seorang manager di tempat penerbitan buku.” Balas Sehun dengan lemas. 

            “Woohyun, siapa?” Tanya Ibunya Yoonjo dengan semangat. “Kekasih barumu?”

            “Ah, umma. Aku hanya menyukainya saja, dia sangat terkenal sewaktu sekolah dulu.” Yoonjo merasa pipinya memerah, sedangkan Sehun berdecak kesal.

한나 ©storyline

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet