Jongin's first day

Kim Family Drabble

Kim Family Drabble

 

 

 

 

Jongin’s first day

 

 

 

“Semua sudah masuk, Jongin?” entah untuk keberapa kalinya hari ini, Kyungsoo menanyakan kalimat itu pada putra kecilnya yang kini masih sibuk dengan sarapannya. Namja 28 tahun itu tampak panik dan tidak siap.

 

Hari ini adalah hari pertama Jongin masuk sekolah. Tentu saja, Kyungsoo panik dan tidak siap sama sekali.

 

Pikirannya terus menerus mengatakan bahwa putra kecilnya itu masih sangat kecil, masih butuh perhatiannya, dan masih anti dengan banyak orang. Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi padanya?

 

Oh tidak, tidak, Kyungsoo tidak bisa membayangkan kalau hal itu terjadi.

 

Sementara Ummanya panik seperti itu, Jongin sendiri santai-santai saja. Bocah berusia 6 tahun itu masih asik mengunyah nasi goreng kesukaannya –nasi goreng dengan ayam dan kimchi- dan tak begitu menggubrisi Ummanya yang entah untuk keberapa kalinya mengecek tasnya hari ini.

 

Joonmyeon sendiri hanya bisa geleng-geleng kepala menatap istrinya itu.

 

“Kyungsoo, tenanglah. Semua akan baik-baik saja.” Ujarnya dengan nada lembut seraya mengelus punggung sang dosen muda itu. “Jongin akan baik-baik saja.”

 

“Tapi, bagaimana kalau dia tidak baik-baik saja?” Kyungsoo bertanya seraya berbalik dan menatap Joonmyeon. Mata namja itu berkaca-kaca karena terlalu khawatir.

 

Joonmyeon menghela nafasnya, lalu mengelus rambut hitam Kyungsoo.

 

“Jongin akan baik-baik saja. Dia tau yang mana yang boleh dan mana yang tidak boleh ia lakukan. Putra kecil kita pintar.” Ujarnya seraya melirik Jongin yang masih asik dengan sarapannya. Senyum berkembang di wajah tampannya.

 

Mendengar penuturan sang suami, Kyungsoo pun menatap Jongin, lalu balik menatap Joonmyeon yang tengah tersenyum padanya, membuatnya jadi tenang sedikit.

 

“Kau yakin?” tanya Kyungsoo, Joonmyeon menganggukkan kepalanya.

 

Dengan pandangan yang kurang yakin, Kyungsoo memandang putranya lagi, lalu memandang Joonmyeon yang masih tersenyum.

 

Kemudian namja itu pun menghela nafasnya.

 

“Baiklah.” Gumam Kyungsoo pelan. Namja itu pun menaruh tas Jongin di meja, kemudian berjalan menuju tempat Jongin duduk. Setelahnya, ia berlutut di depan namja mungil yang baru saja menyelesaikan sarapannya.

 

“Jongin baby.” Panggilnya dengan nada lembut seraya menggenggam tangan putra kecilnya. Jongin menoleh ke arah Ummanya. Senyum berkembang di wajahnya.

 

“Ne, Umma?” tanyanya dengan suara ceria dan bersemangat khas miliknya. Senyum manis yang Kyungsoo rasa menjiplak milik Appanya itu terpampang manis di wajah bocah tampan itu.

 

“Berjanji pada Umma kalau kau akan jadi anak baik di sekolah?” ujarnya seraya mengulurkan jari kelingking tangan kanannya. Meminta putra kecilnya melakukan pinky promise padanya.

 

Melihat hal tersebut, tentu saja, Jongin langsung mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Ummanya. Senyum masih terpampang di wajahnya.

 

“Eum! Jongin janji akan jadi anak baik!” ujarnya penuh semangat. Senyumnya semakin melebar. Membuat Kyungsoo ikut tersenyum juga.

 

Baiklah, Kyungsoo rasa Jongin memang akan baik-baik saja.

 

“Anak pintar!” ujar namja itu seraya bangkit dan mengacak rambut Jongin. Sukses membuat bocah kecil itu mengeluh kesal dengan sangat imut. Membuat Kyungsoo dan Joonmyeon tertawa.

 

“Kalau begitu, siap ke sekolah?” tanya Joonmyeon setelah tawanya sedikit mereda.

 

“Ne!” Jongin berteriak semangat seraya melompat dari kursinya. Bocah kecil itu langsung meraih topi dan tasnya. Membuat kedua orang tuanya kembali tertawa melihat tingkahnya yang lucu.

 

Setelah Jongin mengenakan tasnya, Kyungsoo meraih botol air minum bergambar Krong milik Jongin. Ia pun kemudian berjongkok di depan putra kecilnya dan mengalungkan botol air minum itu di leher Jongin.

 

“Belajar yang baik dan buat banyak teman, ok? Jangan takut, ya? Umma akan menjemputmu nanti.” Jongin mengangguk antusias, senyum masih berada di wajahnya. Kyungsoo tersenyum, kemudian memasang topi biru yang bertuliskan nama putranya di samping kiri ke kepala Jongin.

 

“Nah, sudah siap. Kaja.” Kyungsoo pun mengulurkan tangannya kepada Jongin yang langsung menyambutnya dengan tangan kecilnya. Keduanya pun kemudian mulai berjalan menuju pintu depan diikuti Joonmyeon –yang tak henti-hentinya tersenyum hari ini- di belakangnya.

 

Kyungsoo memang panik dan belum siap untuk hari pertama Jongin di sekolah. Ia khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada putra semata wayang mereka yang terlalu pemalu dan sulit berkomunikasi dengan dunia luar itu.

 

Tapi, di sisi lain, seperti kata Joonmyeon, Jongin itu anak pintar. Dia tau apa yang harus ia lakukan dan apa yang tidak boleh ia lakukan. Dia juga tau apa yang harus ia lakukan untuk melindungi dirinya sendiri.

 

Dan lagi pula, sekolahnya Jongin memiliki pengamanan ketat dengan guru-guru yang hampir keseluruhannya Kyungsoo kenal. Tambahan lagi, akan banyak teman-teman Jongin yang akan bersekolah di sana.

 

Dengan demikian, Kyungsoo bisa –setidaknya- sedikit tenang membiarkan putra kecilnya itu menikmati hari pertamanya –dan hari-hari berikutnya- di sekolah.

 

 

.End.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
AmberKeyHolder7
#1
Chapter 2: LANJUT LANJUT LANJUT LANJUT
nanti jonginie sama siapa? sama sehunie cantik aja ya? biar sudo besanan sama luhan xiumin~ nanti kalo udah gede bikin banyak baby sama sehunie~
yupsyupi
#2
Chapter 1: oh tnyata d "lempar" ke blog? kok g lgsg publish d sini aj?
btw, ini chaoetered ata one shoot? boleh loh di bikin chapter,, hehehe