Let Me Go

Let Me Go

“Hyung...” Himchan melihat Yongguk dengan khawatir. Lelaki yang lebih tua darinya itu kini tengah mondar-mandir di depannya sejak lima belas menit yang lalu.

“Jangan bicara padaku, Himchan,” uca lelaki itu sambil tetap mondar –mandir, kebiasaannya ketika ia tengah panik dan berpikir.

“Kita hentikan saja semua ini... tidak ada untungnya menuruti perintah Tuan Heo...” lirih Himchan sambil melihat ke beberapa bungkusan berwarna hitam yang terletak di atas meja di sampingnya.

Yongguk menggelengkan kepalanya dengan gusar. “Tidak bisa! Kita butuh uang dari orang tua jompo yang biadab itu!” serunya. Kemudian ia berhenti dan mengacak rambutnya dengan frustasi. “Arrggghhh! Sial!” ucapnya.

“Hyung... kita sudahi saja...hubungan ini... aku juga tidak mau terlibat jauh...”  ucap Himchan.

Seketika Yongguk melotot pada Himchan dengan marah. “Apa?! Tidak tidak tidak!! Kau tetap bersamaku sampai akhir hayat hidupmu!!” bentak Yongguk sambil menunjuk-nunjuk wajah Himchan namun sesaat kemudian ia turunkan tangannya dan mengusap wajahnya dengan perasaan bersalah. “Maaf...”

Himchan mengalihkan pandangannya. Ia tidak kaget dibentak seperti itu oleh Yongguk karena ia sudah terbiasa. Ia juga sudah pernah mengatakan untuk mengakhiri hubungan antara mereka namun Yongguk selalu menolak.

Alasannya selalu sama. Ia mencintainya.

Himchan tidak tahan lagi. Ia tahu ia salah dari awal, memberi perhatian lebih pada Yongguk tanpa mengetahui kelainan seksual lelaki itu. Hingga ia berakhir menjadi pasangan sesama jenis Yongguk dan terlibat dalam penyelundupan narkoba. Bahkan mereka masuk daftar yang paling dicari di kepolisian.

Himchan ingin merasakan kembali kehidupannya yang lama. Meski tanpa keluarga, ia hidup dengan normal, dicintai para gadis, makan dan tidur dengan tenang, dan tidak perlu takut pada polisi.

Namun ia tahu ia takkan bisa.

Beberapa menit kemudian, suara sirine bermunculan dari luar gudang tempat mereka bersembunyi, membuat Yongguk panik.

“A—apa? Kenapa mereka bisa tahu tempat persembunyian kita?” ucap Yongguk kembali gusar. Rokok  yang tadi hendak ia nyalakan ia lempar begitu saja dan berlari ke meja disamping Himchan untuk mengambil bungkusan-bungkusan hitam tersebut, lalu menarik tangan Himchan.

“Hyung...” Himchan yang sudah berdiri karena ditarik Yongguk menarik kembali tangannya.

“Apa?” tanya Yongguk panik. “Ayo pergi sekarang!” perintahnya namun Himchan menggeleng.

“Kita sudahi saja, maafkan aku... aku yang menghubungi para polisi itu...”

“APA?!" bentak Yongguk marah. “Dasar bodoh kamu ayo pergi!” ucap Yongguk namun semua terlambat karena pada saat yang sama, polisi sudah mendobrak masuk mengepung mereka.

“Angkat tangan!” perintah salah satu kapten polisi tersebut.

Himchan menurut dan mengangkat tangannya ke atas, namun tidak dengan Yongguk yang malah berusaha kabur dari kepungan polisi. Dan itu adalah pilihan yang salah.

Yongguk tumbang dengan beberapa peluru yang bersarang di badannya.

Himchan melihat dengan pandangan horor. Tidak, bukan ini yang dia maksud. himchan ingin kesempatan kedua untuk Yongguk dengan menjadi orang baik dengan menjalani kehidupan di penjara dan mereka akan keluar dengan pribadi yang berbeda, menjadi lebih baik dari sebelumnya.

“Ia sudah tidak bernafas lagi,” ucap salah seorang opsir yang pertama kali mendatanginya dan memeriksa keadaannya.

Himchan ingin pergi melihat tubuh Yongguk yang sudah tidak bernyawa lagi, namun terlambat karena tanganya sudah ditarik ke belakang dan di tahan oleh borgol.

Tidak, jangan, bukan ini yang ia mau. Meskipun ia ingin lepas dari Yongguk, tapi rasa cinta pernah hadir untuk lelaki itu.

“HYUNGGGG!”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet