1

jangan tidur

Kyuhyun tak sepenuhnya ingat apa yang terjadi sebelum ini. Sebelum ia merasakan rasa sakit yang teramat dari kepalanya karena menghantam sesuatu dengan keras. Juga matanya yang sakit entah karena efek samping dari sakit kepalanya, ataukah karena dia tak sadar sudah menangis dalam tempo yang lama.

Yang dia ingat sebelum ini terjadi adalah cahaya yang sangat terang berada tepat didepan matanya. Lalu saat membuka matanya ia melihat pecahan kaca dimana mana, sebagian badan mobil hancur tak lagi berbentuk, beberapa orang membantu mereka keluar dari mobil yang sudah hancur itu.

Mereka, kyuhyun dan kekasihnya.

Cho Kyuhyun bangkit, mencoba untuk duduk walaupun sakit, hanya ingin memastikan keadaan gadisnya yang kini tergeletak lemah tak jauh dari sampingnya. Ia menghampiri gadis itu, napasnya tercekat.

"jangan tidur!" teriak kyuhyun memegang kedua pipi gadisnya saat melihat gadis nya mulai menutup mata. Hening sejenak sebelum gadis itu menarik nafas mencoba menjawab pertanyaan kyuhyun

"memangnya kenapa..." ucap gadis itu berat. Kali ini ia benar benar memejamkan matanya. Dia sudah tidak kuat lagi bahkan untuk membuka kedua kelopak matanya. Ditambah lagi dengan cairan kental jatuh mengalir bebas dari arah kepalanya.

"kumohon tetaplah terjaga. Kumohon" ucap kyuhyun lirih kini memeluk dan membelai rambut gadisnya. Entah kenapa dia takut ketika gadisnya mulai menutup mata. Hanya takut, gadisnya tidak akan membuka matanya lagi.

Gadis itu tidak menjawab. Terlalu lelah.

"kalau begitu coba dengarkan suaraku berusahalah untuk tetap mendengar suaraku. Apakah kau masih mendengar suaraku?" tanya kyuhyun

"ya." gadis itu menjawab dengan mata tertutup.

"bagus. Terus dengarkan suaraku. Aku tak akan berhenti bicara. Jadi jangan tertidur" ucap kyuhyun panjang lebar. Ia tak peduli lagi pada kondisinya yang juga mengkhawatirkan. Tapi dia mengkhawatirkan gadis itu lebih dari apapun.

"aku mencintaimu" ucap kyuhyun lagi.

-oppa....aku juga mencintaimu- jawab gadis itu dalam hati. setelah itu dia masih mendengar suara kyuhyun berbicara walaupun samar samar sebelum lama kelamaan menghilang. Hitam. Sunyi. Tak melihat apapun. Tak mendengar apapun.

Cho kyuhyun mulai menyadari gadisnya tak merespon apapun dari perntanyaannya.

-oh tuhan..tidak..jangan...kumohon-  kyuhyun memohon agar bayangan terburuk yang baru saja melintas dipikirannya tidak pernah terjadi. Tangannya kaku dan gemetaran. disaat bersamaan, ambulance datang. Dan disaat itu juga, kyuhyun kehilangan kesadarannya.

- - -

Seseorang dengan berat mencoba membuka kelopak matanya.. Samar samar ia melihat ruangan putih. -ah..inikah surga?-  tanya orang itu dalam hati..namun ia melihat jarum infus yang tertanam di tangan kirinya. -ini rumah sakit..- gumamnya lagi. Dia mencoba untuk duduk tapi gagal karena terlalu sakit dibagian bahu kanannya. -argh..- dia sedikit melenguh menahan sakit.

“Tuan Cho, anda sudah bangun?” seseorang menyapa Cho Kyuhyun

“Pak Shin!” Kyuhyun tersenyum ketika melihat pelayan setianya membawakan makanan kesukaannya.

Tiba tiba matanya terbelalak mengingat sesuatu. Gadisnya.

“Jinhee! Dimana Jinhee?!”

Pelayan Shin menggelengkan kepalanya, karena memang dia tidak tahu.

Kyuhyun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan, tak memperdulikan pelayan Shin yang memanggil-manggilnya, tak memperdulikan bahu kanannya yang masih terasa sakit, tak memperdulikan kakinya yang berjalan terpincang pincang. Kyuhyun hanya ingin tahu dimana jinhee dan bagaimana keadaannya.

Kyuhyun menuju meja resepsionis, sembari menahan panik dia menanyakan apakah ada di rumah sakit ini pasien bernama Jinhee. Setelah mengecek datanya dikomputer, suster itu menunjukkan ruangannya. Ruang 405.

Dan disinilah Kyuhyun sekarang. Didepan pintu ruang 405. Dia mencoba membuka kenop pintunya perlahan namun kyuhyun mematung setelahnya. Seluruh tubuhnya menegang, jantungnya entahlah sepertinya berhenti untuk sesaat, dadanya terasa sesak dan sulit bernapas. Seorang dokter pamit keluar dari ruangan setelah menutup seseorang yang terbaring disana dengan kain putih. Sebelum benar-benar meninggalkan ruangan ini, dokter itu menepuk nepuk pundak kyuhyun. Seakan sebagai tanda bela sungkawa atau simpati karna kyuhyun terlihat over shock sungguhan. Dia bahkan terlalu shock untuk berfikir jernih. Yang muncul di benaknya hanyalah teriakan teriakan penolakan. Tidak. Tidak. Kumohon tidak. Kumohon jangan. Kyuhyun belum siap untuk kehilangan gadisnya, belum siap untuk menjalani hari tanpanya. Kyuhyun belum siap, dan dia tak akan pernah siap.

Dengan penuh ketakutan kyuhyun berjalan mendekati ranjang itu. Mengeratkan kepalan tangannya, menggigit bibir bawahnya ketika melihat garis hijau lurus disamping ranjang itu, menandakan kalau jantung milik seseorang yang berbaring disana sudah benar benar berhenti berdetak. Tangan kyuhyun menjalar ke ujung kain itu, mencoba membukanya. Melihat wajah gadis kesayangannya. Sanggup atau tidak. Ah, kenyataanya dia memang tidak sanggup. Tapi dia harus melihat gadisnya. Kyuhyun menarik napasnya dalam dalam, membuka kain itu. Dan bukan main kagetnya dia. Rahangnya terbuka lebar. Kemudian dia berlari ke daun pintu, menyipitkan matanya untuk melihat tiga deret angka disana dengan hati hati. 403. Ini ruang 403, bukan 405. Kyuhyun menepuk dahinya keras keras, merutuki ketidak telitiannya. Dia panik dan terburu buru jadi tak sempat membaca angka itu dengan baik, belanya. Tapi tetap saja dia salah ruangan. Dia yakin, dia menjadi bodoh akibat kecelakaan kemarin.

- - -

Suara tawa perempuan menggelegar menghiasi ruangan ini, atau bahkan rumah sakit ini. Frekuensinya mungkin mampu membuat serangga serangga mati karna gangguan telinga.

“BODOOOHH KYUHYUUNN BODOOOHHH HUAHAHAHAHAHAHAH” gadis itu benar benar tak dapat mengontrol suaranya, mengontrol tertawa lebih tepatnya. Gadis ini tertawa sekencang yang dia bisa sesaat setelah kyuhyun menceritakkan insiden salah ruangannya kemarin. Tak habis pikir kenapa dia punya pacar bisa sebodoh ini.

“jangan berisik ini rumah sakittt!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” kyuhyun menggunakan alasan itu untuk membuat jinhee berhenti tertawa, namun nihil. Jinhee masih memegangi perutnya kegelian. Dia malu, sangat malu. Apalagi dia dapat melihat wajah pelayan Shin memerah karena susah payah menahan tawa. Tapi satu yang disyukurinya saat itu adalah, junhee baik baik saja. Dan kyuhyun senang dapat melihat orang gila dihadapannya ini tertawa kembali.

end

 

 

ini caki. (catatan kaki) atau yang biasa disebut author notes, a/n, atau apalah itu namanya...

jadi.. ini ff perdanaku disini........ TA-DAH! (?) wkwkwk aku bener bener bingung harus kasih judul apa.

apa cerita ini terlalu singkat? kurasa iya -__-v

aku pemula. tapi aku akan mencoba yang lebih baik lagi selanjutnya huhuhu mohon berikan komentar><

beritahu aku dimana yang kurang. evaluasi dari kalian akan membantuku menulis lebih baik lagi. mogon bantuannya ya? terimakasih banyaakk :D

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
baekhyuniie #1
Chapter 1: bagus kok:) keep fight i'm waiting your new ff~~