TWINS

TWINS

Author: INTAN

TWINS

 

“ Tidurmu nyenyak semalam?. “

“ Aku bahkan tidak bisa memejamkam mataku!.“

“ Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Aku akan menjagamu, aku pastikan dia tidak akan menyakitimu lagi!. “

== Penjara Propinsi Naju ==

Dengan perasaan takut aku kembali menemuinya.Orang yang selama ini menyakitiku, menyiksaku sampai sakit ke ulu hati, membuat hidupku seperti di neraka. Setidaknya aku bisa bernafas lega karena sekarang dia jauh dariku terhalang tembok penjara tapi di sisi lain rasa takut itu masih menghantuiku, membayangkan wajahnya saja sudah membuatku bergetar hebat.

Sebenarnya aku tidak ingin bertemu dengannya lagi, tapi karena panggilan dari kepolisian dan untuk permintaan terakhir darinya sebelum dia dipindahkan ke Korea Utara tempatnya berasal, jadi mau tidak mau aku harus datang.

Dan kini dia ada didepanku.Aku jadi sulit mengatur nafasku, teringat kembali semua mimpi buruk yang aku alami bertahun-tahun dengannya.Aku bisa rasakan tatapan matanya menembus otakku, bahkan suara dengusannya memekakan telingaku.Buru-buru aku menutup kedua telingaku dengan tanganku dan menghindari tatapannya.Ada dua orang penjaga disini tapi aku tetap saja ketakutan.“ Kau tidak boleh takut. Dia akan senang jika kau seperti ini. Lepaskan tanganmu dan hadapi dia dengan berani. Aku disini menjagamu!.“ Perlahan aku melepaskan tanganku dari telingaku dan kembali menatapnya. Dia tersenyum tipis padaku.

“ Kau masih takut padaku?. “ Tanyanya.Dia menyimpan tangannya di atas meja sehingga aku bisa melihat kedua tangannya diborgol.“ Kau takut padaku, kan?. “ Ucapnya lagi.Tidak, aku tidak boleh lagi takut padanya.Meskipun aku masih belum bisa menatap langsung kedua matanya.

“ Ayah.. ingin bertemu denganku?. “ Aku beranikan diri bertanya padanya.

“ Ayah? Siapa yang kau panggil ayah? Aku bukan ayahmu!.“ Suaranya mulai meninggi. “ Kau bukan anakku, kau juga tau itu! “ Aku tidak suka, dia selalu seperti ini padaku.

“ Kau.. “ dia mendekatkan wajahnya padaku. “ Kau yang membunuh istriku, benar kan? “ Lanjutnya berbisik padaku.

“ Anniya!! Bukan aku!! Aku tidak mungkin membunuh ibu, bukan.. “

“Sudah ku bilang kau bukan anakku! Kau bukan anak kami, jadi mungkin saja kau membunuh istriku.“ Suaranya mendesis seperti ular, matanya memerah dia terlihat sangat marah, dia meremas kedua tangannya mencoba menahan emosinya. Aku rasa jika kami tidak dipisahkan oleh meja ini dia pasti sudah mencekikku, tapi meski itu tidak terjadi aku tetap merasa tangannya menempel di leherku.Kembali aku menghindari tatapannya.

“ Aku tidak mungkin membunuh istriku karena aku sangat mencintainya tidak ada alasan untukku membunuhnya. Satu-satunya yang punya alasan kuat adalah kau. Mengingat apa yang sudah kami lakukan padamu, kau pasti membunuhnya karena dendam pada kami, kan?....Jawab aku, anak bodoh!”

“ Dia pantas mati! Aku berterimakasih padamu karena kau telah melakukannya untukku.“ Kali ini dia yang ketakutan.

“ Kau.. kau.. Benar itu kau. Kau yang membunuhnya! Aku yakin kau yang membunuhnya!.“ Ucapnya gemetaran. “ Kenapa kau menyalahkan aku? Kau yang memberinya obat, bukan aku! Kau bukan hanya kejam padaku, kau bahkan tega membunuh wanita yang kau cintai. “

“ Tidak! Aku tidak membunuhnya! Kau yang melakukannya..Kau pasti menukar obatnya.“ Dia jadi sedikit berteriak. Penjaga sudah memperhatikan kami.

“ Dengar, seharusnya kau segera menyusul istrimu ke neraka! “ Seketika dia berdiri dari duduknya dan menarik kerah kemejaku tapi kedua penjaga menahannya.Dia berteriak-teriak dan menendang ke arahku, dia pasti ingin membunuhku setelah mendengar perkataanku.“ Aku tidak membunuh istriku, kau yang menukar obatnya. Kau yang membunuhnya! Seharusnya aku membunuhmu dari dulu! Kau harus mati, Kim Jongdae!!!.” Penjaga menariknya masuk dengan paksa, dia masih berteriak mengeluarkan sumpah serapahnya padaku.

“ Selamat tinggal.. Ayah. “

 

== 1 Tahun Kemudian ==

 

Aku sudah memulai hidup baruku dengan pindah ke Seoul dan kembali bersekolah dan masuk di SMA KyeoSung, karena aku mengalami banyak masalah sehingga aku jauh tertinggal jadi aku kembali di tempatkan di kelas 11.Tapi aku tidak mempermasalahkan tentang itu, aku cukup senang disini karena sekarang aku punya dua orang teman baik yang selalu bersamaku dan menemaniku.

“ Jongdae-ahh, bagaimana kalau kita main basket sepulang sekolah nanti?. “ Ajak Sehun padaku.Temanku yang pertama Oh Sehun, dia itu terlalu aktif, senang berolah raga, banyak makan tapi badannya tetap kurus, wajahnya putih pucat, dia juga pandai bermain game.

“ Andwae! Hari ini kalian harus menemaniku menonton film.“ Itu Sung Hyesoo, teman baikku yang lain. Hobbynya menonton film horror dan itu bertentangan dengan Sehun yang seorang penakut.“ Lagipula,uri Jongdae tidak mungkin bermain basket. Dia tidak boleh terlalu capek. “ Lanjutnya. Dia juga perhatian dan sangat mengerti keadaanku. Meskipun menurut orang lain dia cerewet dan menyebalkan, tapi buatku dia adalah malaikat.  Di saat semua orang menjauhiku, dia sebaliknya. Aku tidak terbiasa berbicara ataudekat dengan orang lain tapi pelan-pelan dia mulai merangkulku dan aku mulai menerima kehadirannya. Sekarang, aku ingin dia selalu ada di dekatku.

“ Kau pasti mengajak kami menonton film horror lagi, kan? Aku tidak mau ikut. Sudah berapa kali kukatakan, aku tidak suka film horror!.“ Sehun menolak mentah-mentah.

“ Itu karena kau penakut. Badanmu saja yang besar tapi nyalimu tidak ada.“ Ejek Hyesoo.

Aku hanya tersenyum melihat mereka bertengkar, setiap hari selalu saja ada yang mereka ributkan.“ Lalu bagaimana? Kau jangan tersenyum saja, buatlah keputusan! Kau ikut denganku main basket atau menonton film dengannya?“ Tanya Sehun padaku. Jujur aku bingung jika harus memilih salah satu ajakan mereka, rasanya seperti aku harus memilih antara Oh Sehun atau Sung Hyesoo.

Aku perhatikan kedua wajah mereka baik-baik, wajah Hyesoo yang memelas terlihat lebih lucu dibandingkan wajah Sehun jadi aku putuskan hari ini untuk menerima ajakan Hyesoo menonton film meskipun mengecewakan Sehun tapi sebagai gantinya kali ini aku yang membayar tiket nontonnya. Dan dua gelas bubble tea untuk Sehun.

Insidious 2 menjadi film pilihan kami.Film baru saja di putar tapi Sehun sudah duduk gelisah, dia terus meminum bubble tea nya dengan semangat, aku tidak bisa membedakan semangat dan terburu-buru saat ini.“ Tenanglah, ini hanya film. “ Ucapku mencoba menenangkannya.“ Aku sudah tenang hahahaha.. “ Tawanya terdengar getir.“ Kau mau bubble tea milikku?. “ Tawarku padanya dan dia langsung menyerobot dan meminumnya seperti tadi.

“ Sssttttss!! Pelankan suara kalian!.“ Hyesoo memperingati kami. Akhirnya Sehun bisa diam walau aku tau dia sama sekali tidak menikmatinya.

‘ .. She’s got your baby..

.. She’s got your baby..

.. She’s got your baby.. ’

“ AAAaarrgghhkkk!!! “

Sehun berteriak dan melompat dari kursinya ke arahku.Teriakannya membuatku terkejut, telingaku sakit karenanya.“ Kya, dasar bodoh! Teriakanmu justru yang membuatku takut.“ Hyesoo memarahi Sehun. Aku setuju dengan Hyesoo, teriakan Sehun membuatku takut juga.“ Mianhae!. “ Ucap Sehun singkat.Sesuai persetujuan di awal, Sehun duduk di antara aku dan Hyesoo tapi itu tidak membantunya untuk tidak takut.

Selesai menonton film jam 8:45 malam, kami pun segera pulang. Sepanjang perjalanan pulang Hyesoo terus saja menceritakan kembali film yang baru saja kami tonton yang tentu saja membuat Sehun kesal.“ Kita kan baru saja menontonnya, untuk apa di bahas lagi? Aku sudah tau ceritanya seperti apa, jadi tutup mulutmu!.“ Perkataan Sehun sepertinya menyinggung Hyesoo, karena setelahnya dia terus diam dan berjalan beberapa langkah di depan kami. Aku tau bukan maksud Sehun seperti itu, tapi wanita memang kadang menganggapnya terlalu berlebihan.

“ Ayo minta maaf padanya. “ Saranku padanya.

“ Aku tidak bermaksud menyinggungnya. “

“ Arrayo! Tapi kau tidak ingin melihatnya marah terlalu lama, kan? Cepatlah sebelum dia masuk ke rumahnya.“ Lalu Sehun menghampirinya, kelihatannya dia benar-benar menyesal. Aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan, tapi aku lihat Sehun mengeluarkan coklat dari tasnya, aku rasa sebagai permintaan maaf.

“ Kim Jongdae, terima kasih untuk tiket nontonnya. “ Ucap Hyesoo setelah menerima coklat pemberian Sehun.“ Lain kali kita nonton lagi, ya! Telpon aku jika sudah sampai rumah, annyeong! “ Dia melambai ke arahku lalu masuk ke rumahnya.

“ Hah, aku kehilangan coklatku. “ Keluh Sehun.

“ Kau setuju kan kalau dia mempunyai hati yang baik? “ Tanyaku tiba-tiba.

“ Siapa yang kau maksud? Sung Hyesoo? Dia mudah sekali marah! “Balas Sehun.

Yah, kadang dia memang begitu tapi itu tidak mengurangi penilaianku padanya.Jika membicarakan sifatnya Hyesoo, dia seperti pelangi.Berwarna-warni.Dia baik dan juga menyebalkan, perhatian dan pemarah, berani dan keras kepala, tidak cukup membicarakannya hanya semalam. Rambutnya sebahu dan poni yang memenuhi dahinya membuatnya terlihat lucu, matanya besar dan bulat akan berkesan jika dia sedang marah. Dia juga terlalu banyak bicara dan aku selalu ingat setiap ucapannya dengan suara melengkingnya yang khas.

“ Jongdae-ahh jangan lupa makan, jangan lupa minum obatmu, jangan tidur terlalu malam, kerjakan PR-mu, atau bahkan jika dia sedang kesal padamu dia selalu bilang ‘ jauhi Oh Sehun! ‘ sambil melotot ke arahku. ” Ceritaku pada Sehun.

“ Dia tidak pernah bilang seperti itu padaku. Tapi, kenapa kau bercerita ini padaku?Jangan-jangan kau menyukainya ya? “

“ Aku? Menyukainya? Hahaha.. “

“ Hei, kenapa wajahmu jadi merah? “

“ Ayo aku belikan coklat untukmu. “

***

Setelah aku pikirkan baik-baik sepertinya Sehun benar, aku memang menyukai Hyesoo.Beberapa hari ini aku selalu memikirkan Hyesoo, bahkan saat bertemu dengannya di kelas aku masih memikirkannya.Saat dia tertawa padaku, aku memikirkannya.Saat dia marah padaku, aku memikirkannya.Apalagi jika dia tidak disini bersamaku sekarang, aku memikirkannya lebih dari biasanya.

“ Kau terlihat senang sekali. Hyesoo membuatmu seperti ini? “

“ Aku akan mengatakannya. Besok aku akan katakan padanya. “

 

***

Siang ini cuacanya sangat cerah, aku menunggu Hyesoo di halte bis tak jauh dari rumahnya. 10 menit kemudian dia datang.“ Apa kau lama menungguku? Mana Oh Sehun?“ Tanyanya. “ Dia tidak akan datang. Maaf aku tidak mengajaknya kali ini.Aku ingin bersamamu saja. Bukankah kau bilang kau akan mentraktirku makan es krim? Kita pergi sekarang? “

Kelihatannya dia sedikit aneh dengan sikapku, tentu saja begitu karena aku belum pernah bersemangat seperti sekarang ini.Dia mengangguk lalu mengajakku naik bus, tak lama kami sampai di sebuah café. Hyesoo bilang es krim disini sangat enak jadi ini adalah tempat tujuan pertama kami hari ini dan masih banyak tempat yang akan kami kunjungi lagi.

Selesai makan es krim, Hyesoo mengajakku ke tempat yang luar biasa mengagumkan. Lotte World. Seumur hidupku aku belum pernah melihat tempat sebesar ini, selama aku tinggal di Seoul aku tidak berani pergi jauh dari apartementku.Aku terlalu takut berada di antara kerumunan orang.Banyak sekali yang aku takutkan di dunia ini.“ Gwaenchana. “ Ucapnya lembut padaku.Dia menggenggam tanganku dan berjalan di sampingku. Beginilah Sung Hyesoo, dia selalu ada saat aku membutuhkannya.

Aku mencoba banyak permainan, dari yang menyenangkan sampai yang membuatku ingin muntah.Aku juga mencoba ice skating, tapi ini terlalu sulit untukku.Aku tidak bisa berdiri dengan benar menggunakan sepatu aneh ini.Hyesoo mengajariku pelan-pelan tapi aku menyerah karena perutku terasa semakin sakit jika terjatuh, jadi aku memilih untuk berhenti dan melihatnya bermain saja di luar arena.Dia hebat sekali, berlari dan berputar seperti seorang professional. Hah, kenapa banyak sekali yang bisa dia lakukan? Gadis yang luar biasa.

Sebelum terlalu malam aku mengajaknya pulang, seperti biasa aku mengantarkannya sampai depan rumah. “ Apa perutmu masih sakit? “ Tanyanya khawatir.“ Sudah tidak sakit, gwaenchana. “ Balasku.

“ Harusnya aku tidak mengajakmu bermain ice skating. “ Sesalnya.

“ Anniya, aku juga ingin mencobanya jangan merasa seperti itu. Meskipun sakitnya terasa tapi aku senang sekali hari ini.“ Jelasku padanya.

“ Aku senang jika kau juga senang. Terimakasih untuk hari, Jongdae-ahh.“ Tak terasa sudah sampai depan rumahnya.

“ Hyesoo-ahh.. “ Aku harus mengatakannya sekarang.“ Ayo kita berkencan. “ Singkatku.

“ Ne? “

“ Aku.. aku menyukaimu. Ayo, kita berkencan secara resmi.“ Dia tidak menjawabku, hanya menatapku penuh tanya.

“ Berkencan secara resmi? Maksudmu berpacaran?“ Tanyanya lagi.

“ Apa aku salah mengucapkannya? “ Tanyaku heran.Dia malah tertawa.Apa ini terdengar lucu? Aku seperti pria bodoh di depannya.

“ Keurae, kita berpacaran! “ Apa aku tidak salah dengar? Dia menerimaku.Benarkah?Segampang itukah?Akudan Hyesoo sudah resmi berpacaran mulai malam ini.“ Sampai jumpa besok, Jongdae-ahh. “

Aku masih tidak percaya dia menerimaku sebagai pacarnya.Aku pasti sudah gila karena aku tersenyum dan tertawa sendiri jika memikirkannya lagi.Ini adalah malam istimewa bagiku.Sampai di tempat tidur pun aku tetap tidak bisa lupa.

“ Aku belum pernah melihatmu sesenang ini. “                           

“ Aku rasa aku akan sulit tidur malam ini. “

“ Kau boleh senang, tapi kau tidak boleh lupa tujuan datang kemari! “

Tujuan datang kemari?

“ Kau harus mencarinya. “

Mencarinya?Benar, aku harus mencarinya.Wajahnyamasih terekam jelas di kepalaku padahal sudah sekian lama.Aku tidak ingin mengingat lagi tentang dia, aku ingin menjalani hidupku yang sekarang saja. Aku juga tidak tau apa yang harus aku lakukan jika aku sudah bertemu dengannya.

“ Ingat, dia yang menyalakan api jadi kau harus memadamkannya! “

Sudah 3 bulan aku mencoba mencarinya tapi aku masih belum dapat petunjuk apapun.Aku memulainya dengan mendatangi rumahku yang dulu, entah kenapa aku masih ingat semua dengan jelas, jalan, letak rumah, bahkan warna cat rumahku.Meskipun sudah 13 tahun berlalu rumah initidak terlihat jauh berbeda hanya tampak lebih bersih.Aku bertemu dengan pemilik rumahnya dan aku tanyakan orang yang selama ini aku cari tapi dia tidak tau siapa orang yang aku maksud.Dia baru menempati rumah ini sekitar dua tahun yang lalu setelah sebelumnya rumah ini kosong selama beberapa tahun.Aku juga tidak mendapatkan nomor telepon pemilik sebelumnya karena dia tidak memilikinya.Ku paksakan pun percuma, orang ini memang tidak tau apa-apa.

Aku sedang duduk di kursi penonton sambil memperhatikan Sehun bermain basket. Aku iri padanya, di sebrang sana ada sekelompok anak perempuan yang berteriak-teriak memanggil namanyadengan penuh semangat. Sehun terkenal di sekolah.

“ Anak-anak itu memang bodoh! “ Tukas Hyesoo tiba-tiba.Aku tidak menyadari dia duduk di sebelahku.

“ Wae? “ Tanyaku bingung.

“ Mereka disana yang meneriaki nama Sehun. Aku rasa mereka bodoh, untuk apa mereka melakukan hal seperti itu? Kurang kerjaan sekali! Apa bagusnya Oh Sehun? “ Jelasnya. Hyesoo dan Sehun memang berteman tapi dia selalu saja kesal pada Sehun dengan alasan yang tidak masuk akal.

“ Dia jago bermain basket. Dia juga pandai bermain gitar dan wajahnya tampan, itu sebabnya dia punya fans sebanyak itu. “ Kataku tapi Hyesoo malah terlihat lebih kesal mendengar jawabanku.

“ Kau membelanya, ya? “

“ Bukan begitu, aku hanya mengatakan yang sebenarnya. “ Hyesoo semakin cemberut karenanya. Aku jadi bingung harus berbuat apa.

“ Tampaknya kau tidak suka disini, kita pergi saja? “ Ajakku.

“ Kita mau kemana? “

Sebaiknya aku mengajak Hyesoo pergi dari sini daripada melihatnya mengomel tidak jelas.Aku berpamitan pada Sehun dan membawa Hyesoo pergi dari tempat yang membuatnya tidak nyaman ini.Semenjak berpacaran, setiap kali berjalan dengannya seperti ini aku tidak pernah melepaskan genggaman tanganku darinya.Sering tanpa sadar aku menggenggam tangannya terlalu kuat hingga dia mengeluh kesakitan, berkali-kali aku minta maaf padanya dan dia pun mengerti. Aku hanya ingin memastikan bahwa dia aman bersamaku, dan bahwa dia tidak akan pergi meninggalkanku. Itu ketakutanku yang terbaru, aku takut Hyesoo meninggalkanku sendirian.Aku tidak ingin itu terjadi, membayangkannya pun tidak mau.

Aku mengajak Hyesoo ke apartmentku, awalnya dia ragu tapi aku pastikan kalau aku tidak akan melakukan hal-hal aneh padanya.

“ Wah, apartmentmu luas sekali.” Dia terpukau.Yah, ruangannya bisa di bilang cukup besar dan luas.“ Kau tinggal disini sendiri? Bagaimana bisa?“ Tanyanya heran. Aku hanya tersenyum.“ Duduklah, aku buatkan kau minum. “

Segelas orange juice dan sepotong cheese cake aku berikan padanya, dia langsung melahapnya tanpa pikir panjang.Aku menghampirinya setelah mengganti seragamku, ku lihat Hyesoo sudah menghabiskan cheese cakenya jadi aku berikan sepotong lagi untuknya.Aku duduk di sebelahnya dan dia mulai bercerita banyak hal tentangnya, dia sering mengulang cerita yang sudah dia ceritakan tapi aku biarkan saja dan mendengarkan seolah aku belum pernah mendengar cerita itu sebelumnya.Tapi tiba-tiba dia terdiam karena melihat bekas luka sayatan sepanjang kira-kira 15cm di lengan kiriku.“ Ibuku yang memberikannya, sudah tidak sakit. “ Aku mencoba menutupinya dengan tangan kananku.“ Aku baru melihatnya, itukah alasan kenapa kau selalu memakai pakaian lengan panjang? Untuk menutupinya?“ Raut wajahnya mendadak berubah. Inilah alasan yang sebenarnya, aku tidak ingin orang lain merasa iba padaku. “ Aku tidak bermaksud menunjukkannya padamu! “

Hyesoo menggenggam kedua tanganku dan kembali memperhatikan bekas lukaku yang lain, dia menyentuhnya perlahan. Dia sering melihat luka di tanganku ini tapi dia tidak pernah bertanya, sekarang dia menatapku meminta jawaban.“ Ini dari rokok ayahku. Sepertinya kau ingin tau banyak, ya?“ Ledekku sambil melemparkan senyum lebar. Tapi dia malah menatapku kasihan.“ Mianhae! “ ucapnya pelan lalu menunduk.

“ Selain luka di perutku tidak ada lagi yang terasa sakit, kau tidak perlu mengasihaniku. “

“ Bukan begitu, tapi.. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupanmu dulu.Aku juga tidak bisa menerima tindakan orang tua yang kejam seperti itu pada anaknya sendiri, tapi kau luar biasa karena kau mampu bertahan dari semua yang mereka lakukan padamu.“ Jelasnya padaku.

“ Ada satu hal yang buatku bertahan. Kau lihat luka di dahiku ini?“ Aku menunjukkan luka lebar di dahiku sampai alis kananku. “ Luka ini aku dapatkan saat umurku 6 tahun.Aku ingin sekali bertanya padanya kenapa dia melakukan ini padaku karena setelah dia memberi luka ini dia pergi entah kemana. Kau tau, lukanya sudah tidak sakit lagi tapi setiap kali memikirkan bagaimana aku mendapatkannya, rasa sakitnya terasa seribu kali lipat! “

Tanpa sadar aku menangis saat menceritakannya, luka ini adalah penyebab datangnya luka-luka yang lain.

“ Jangan menangis! “ Hyesoo menghapus air mataku “ Kau tidak boleh menangis! Tidak akanada yang menyakitimu lagi sekarang. Dan luka di dahimu itu, kau tidak boleh memikirkannya lagi.“ Lalu tiba-tiba dia mencium bekas luka di dahiku dengan lembut. “ Sudah tidak terasa sakit lagi, kan? “ Tanyanya. Aku bisa melihat wajah sedihnya di hadapanku, dan aku menyentuh pipinya, membelainya, menatap kedua matanya.Aku mencoba mendekatkan wajahku, tujuanku adalah bibir tipisnya yang hanya beberapa inchi dari bibirku tapi dia menghindar dan memelukku erat, membuatku terkejut.

“ Hyesoo-ahh.. “ Panggilku.

“ Jangan melihatku! Wajahku pasti merah karena ini! Mianhae Jongdae-ahh. ” Dia malu.

Aku balas memeluknya, dia membenamkan wajahnya di bahuku “ Gwaenchana. “ Kataku sambil sedikit tertawa.Lucunya, aku ingin sekali menciumnya.

Siang hari di minggu yang cerah, aku sedang berdiri di antara kerumunan orang yang akan menyaksikan penampilan Sehun bernyanyi. Penonton yang sebagian besar adalah perempuan kelihatan sangat antusias, aku penasaran dengan lagu yang akan dia bawakan. “ Seingatku dia tidak bisa bernyanyi! “ Kembali lagi Hyesoo mengoceh tentang Sehun.Aku hanya mendengar tanpa menanggapinya.

“ Hari ini ada temanku yang akan bernyanyi untuk kalian, aku pernah mendengarnya bernyanyi dan suaranya sangat bagus. Pasti kalian akan suka padanya. Aku akan mengiringinya dengan gitar. “ Suara riuh terdengar dari para penonton setelah Sehun mengatakannya. Mereka menduga-duga siapa yang akan bernyanyi. Aku jadi penasaran, siapa teman yang dimaksud Sehun?.

Dan tentu saja, siapa lagi teman yang dia maksud.Aku.Aku bernyanyi?Di hadapan banyak orang? Hyesoo mendorongku untuk maju ke depan menghampiri Sehun yang sudah siap dengan gitar akustiknya, aku tidak yakin aku bisa melakukan ini atau tidak tapi setidaknya aku harus mencobanya sekali seumur hidupku. Dengan ragu aku menyapa para penonton dan mereka menyambutku ramah. Aku bingung harus mengatakan apa jadi aku hanya bersiap untuk mulai bernyanyi, tapi sebelumnya aku menatap Hyesoo agar aku bisa melakukannya dengan baik menumbuhkan rasa percaya diriku. “ Gwaenchana! “Itu yang ku baca dari gerak bibirnya.

Lagu yang ku pilih adalah Mirror dari Justin Timberlake, aku suka sekali liriknya jadi aku akan mencobanya menyanyikannya semampuku.

…Yesterday is history Tomorrow's a mystery I can see you lookin' back at me Keep your eyes on me Baby, keep your eyes on me

Cause I don't wanna lose you now I'm lookin' right at the other half of me The vacancy that sat in my heart Is a space that now you hold Show me how to fight for now And I'll tell you baby, it was easy Comin' back into you once I figured it out You were right here all along It's like you're my mirror My mirror staring back at me I couldn't get any bigger With anyone else beside of me

And now it's clear as this promise That we're making two reflections into one Cause it's like you're my mirror My mirror staring back at me, staring back at me

Baby you're the inspiration for this precious song And I just wanna see your face light up since you put me on So now I say goodbye to the old me, it's already gone And I can't wait wait wait wait wait to get you home Just to let you know, you are

Girl you're my reflection, all I see is you My reflection, in everything I do You're my reflection and all I see is you My reflection, in everything I do

You are you are the love of my life…

Semua penonton melihat dan mendengarkan nyanyianku juga memberiku tepuk tangan setelahnya, ini perasaan yang luar biasa, aku merasa semua orang menerimaku.Hyesoo tersenyum bangga padaku.Perasaan ini tak bisa ku lukiskan.Luar biasa.

“ Kim Jongdae, kau harus traktir aku makan! “ Bisik Sehun padaku. Baiklah, aku akan mentraktir mereka makan sebagai rasa terimakasihku untuk hari yang menyenangkan ini. Lalu kami mendatangi tempat makan tak jauh dari situ.Benar, Sehun itu banyak makan karena banyak sekali makanan yang dia pesan.“ Hei, kau itu lapar atau serakah? Kau ingin membuat Jongdae kehabisan uang? Makanlah yang wajar! “ Hyesoo mulai menceramahi Sehun lagi. Aku tidak tau kenapa dia seperti itu pada Sehun, mungkin dulu Sehun pernah membuatnya sakit hati.Entahlah.Tapi aku selalu merasa ada sesuatu yang aku tidak tau.Tapi aku tidak ingin mencurigai mereka.

“ Sung Hyesoo, kau itu kenapa begitu membenciku? Apa salahku padamu? “

“ Karena kau memang menyebalkan! “

“ Kya! Kalian merusak suasana hatiku!! Diam dan makanlah! “ Ucapku kesal. Akhirnya, amarahku meledak.

Beberapa hari setelahnya, aku masih dalam perasaan yang buruk. Bernyanyi di depan banyak orang, merasa diterima untuk pertama kalinya, tidak membantuku membaik. Sehun dan Hyesoo mengkhawatirkan aku tapi aku mengabaikan mereka.

Semalam orang itu datang dalam mimpiku, berbicara tidak jelas padaku, seperti mengancamku dan aku terbangun karenanya.Mengingat wajahnya membuatku tidak bisa kembali tidur, selalu menghantuiku.Aku semakin buruk, mimpi tentangnya ditambah pikiran anehku yang selalu datang saat Hyesoo memarahi Sehun, aku juga merasa bersalah karena aku sudah marah jadi sebaiknya aku berbaikan dengan mereka.Tapi Hyesoo tidak ada di bangkunya, jadi aku mencarinya keluar ku tanyakan pun tidak ada yang melihatnya. Sekolah ini terlalu luas, aku jadi bingung harus mencarinya dimana dan ponselku ku tinggalkan di tas.

Tapi, sesuatu membuat luka di dahiku kembali terasa sakit.Entah ini sebuah keajaiban atau takdir yang mempertemukan aku dengannya.Orang itu, dia yang semalam datang di mimpiku ada di depanku berbicara dengan wali kelasku Guru Lee.Aku berharap ini hanyalah mimpi dan saat ku bukakan mataku seperti biasa dia lenyap tak berbekas.Tapi sayangnya ini bukan mimpi, setelah sekian lama aku mencarinya akhirnya kami bertemu. Tidak! Aku tidak ingin menemuinya! Ini terlalu berat untukku, seakan udara tiba-tiba menguap dalam sekejap, sekuat mungkin aku berjalan menghindarinya agar dia tidak melihatku.Apa yang harus aku lakukan? Aku mencarinya dan sekarang aku malah menghindarinya?

Aku berjalan sempoyongan sambil memegang kepalaku yang terasa berputar sangat sakit, lalu aku sampai di ujung koridor dan hendak menuruni tangga sebelum aku mendengar suara Sehun yang membuatku terkejut.

“ Lalu kenapa kau membalas ciumanku malam itu? “ Ciuman?Sehun dengan siapa?

“ Kau menyukaiku, kan? “ Lanjut Sehun. “ Hyesoo jawab aku! “ Apa? Hyesoo? Apa Sehun menyebut nama Hyesoo?

“ Apa maumu, Oh Sehun? “ Benar itu suara Hyesoo. Apakah Hyesoo dan Sehun…

“ Katakan kenapa kau membalas ciumanku malam itu? Kau menyukaiku, kan? “

“ Lalu kenapa kau menciumku? “

“ Karena aku menyukaimu! “ Jawab Sehun.

Aku mendengarkan percakapan mereka.Jadi, selama ini mereka saling menyukai.Mereka menutupi perasaan mereka didepanku dan mengungkapkannya dibelakangku?Itukah sebabnya Hyesoo menolakku saat aku ingin menciumnya, karena dia sebenarnya menyukai Sehun?Itukah alasan kenapa Hyesoo membenci Sehun untuk menutupi perasaan sukanya pada Sehun?

Aku berjalan menjauhi mereka, aku tidak ingin mendengar lebih banyak lagi.Rasanya sakit sekali, hatiku sakit sekali. Ada apa dengan hidupku? Ayah benar, tidak akan ada seorang pun yang menerima kehadiranku. Aku dibuang, bahkan dari orang yang selama ini bersamaku.Aku benci hidupku, aku benci diriku, aku benci semuanya.

“ Jongdae-ahh..” Aku dengar suara Hyesoo memanggilku, aku tidak menoleh kebelakang dan terus berjalan tapi dia terus memanggilku dan berlari menghampiriku.“ Kim Jongdae, kau tidak dengar aku memanggilmu? “ Tanya Hyesoo menggandeng lenganku.

Menatap wajahnya membuatku teringat saat pertama kali dia mencium keningku, saat dimana aku berharap begitu besar padanya tapi ternyata itu hanya sebuah harapan saja. Aku menyukainya tapi dia menyukai pria lain. “ Kau masih marah padaku, ya? “ Tanyanya lagi.Rasanya aku ingin menghilang dari sini, aku tidak bisa mengakui kalau aku memang marah.Aku merasa di hianatioleh pacarku dan sahabatku, dua orang yang paling aku sayangi.

Aku melepaskan genggaman tangan Hyesoo dari lenganku“ Bisakah kau tinggalkan aku sendirian? “ Pintaku yang tidak biasanya.Hyesoo terdiam mendengarkan permintaanku, aku juga tidak melakukan apapun menunggu Hyesoo pergi tanpa bertanya atau meminta penjelasan.

“ Hyesoo-ahh.. “ Suara wanita yang samar-samar aku ingat, memanggil nama Hyesoo. Aku menoleh padanya dan betapa terkejutnya aku saat mengetahui siapa dia. “ Ibu.. “ Jawab Hyesoo. Wanita ini adalah ibu Hyesoo.Benar-benar diluar dugaanku, dia adalah ibunya Hyesoo?Dunia memang sempit, bahkan sangat sempit.Aku menatapnya tanpa berkedip, perasaanku campur aduk rasanya seperti saat terakhir kali aku bertemu dengan ayah di penjara. Hyesoo mengenalkan aku pada ibunya, aku mencoba bersikap biasa dan menyapanya “ Annyeong haseyo, Kim Jongdae imnida. “ Aku rasa dia pun terkejut saat melihatku seakan ada sesuatu yang masuk ke dalam tenggorokannya.Aku senang sekaligus takut, akhirnya aku menemukanmu.Hyesoo mencoba membantu ibunya berdiri karena kelihatannya dia seperti kehilangan keseimbangan. Aku meminta Hyesoo mengantarkan ibunya pulang dan akupun berpamitan padanya “ Senang berjumpa dengan anda, Nyonya Sung. Ku harap kita akan segera bertemu kembali. “ Kataku singkat dan aku pun pergi.

Sudah beberapa hari ini aku tidak masuk sekolah, Hyesoo menelponku dan datang ke apartmentku tapi aku tidak menjawab telponnya atau membukakan pintu untuknya.Aku hanya berdiam diri di kamar, sakit ini tidak sanggup aku tahan lagi.Sehun dan Hyesoo.Hyesoo dan ibunya. Aku tidak menyangka jalan hidupku akan kembali menyakitkan.

“ Bukankah sudah kukatakan, aku akan menjagamu dan aku pastikan tidak akan ada yang boleh menyakitimu lagi! “

Aku bersusah payah agar aku bisa menjalani hidup baruku yang normaltapi yang kuterima adalah rasa sakit yang tak kunjung hilang.Aku mencoba mengubur kenangan buruk di masa lalu tapi aku malah mendapatkan hal yang serupa.

PPRAAAAAAANGGGG!!!!

Aku melemparkan ponselku ke cermin yang ada di depanku, aku benci melihat diriku disitu.Aku yang tidak berguna, aku yang tidak dibutuhkan, aku yang disakiti.Rasanya aku ingin mati.

Aku berjalan pelan keluar dari kamar menuju dapurku, televisi masih sengaja aku nyalakan walau aku tidak berniat untuk menontonnya.Aku membuka laci lemari di dapurku, dan menemukan pisau yang biasa aku gunakan untuk memotong kue.Pisau tajam ini kurasa sanggup untuk menembus jantungku. Tapi aku terhenti saat aku tidak sengaja mendengar nama Park Sangchul dari berita di televisi. Dia ditemukan tewas gantung diri di selnya tadi pagi, dokter mengatakan dia mengalami depresi berat. Park Sangchul bunuh diri.Dia sudah mati.Aku rasa dia memenuhi permintaanku untuk segera menyusul istrinya ke neraka.Baguslah, orang yang menyakitiku akhirnya mati.Lalu aku melihat pisau yang ada di tanganku.“ Kau yang mati atau mereka yang mati? “

Aku naik taksi dan segera datang ke sekolahku.Kebetulan aku melihat Hyesoo sedang berjalan sendirian, lalu aku mengajak Hyesoo untuk ikut bersamaku dan kembali ke apartmentku.Dia kebingungan tapi aku tidak menjawab satupun pertanyaan yang dia tanyakan.Aku menariknya masuk dengan paksa, mungkin dia sedikit takut padaku.Dia melepaskan genggamanku dan menghindar dariku lalu dia berdiri di depanku menungguku mengatakan sesuatu.Melihatnya membuatku muak.

“ Berbaliklah, aku tidak ingin melihat wajahmu! “ Pintaku.Aku tau dia pasti terkejut dengan ucapanku tapi aku tidak lagi memperdulikan perasaannya.Dia pun berbalik tanpa bertanya dan aku mendekatinya.Aku memeluknya dari belakang, aku bisa merasakan debaran jantungnya. Aku menciumi rambutnya, telinganya dan menghisap aroma manis tubuhnya. Dia diam saja mungkin dia juga menikmatinya. Perlahan tanganku bergerak dan menyentuh dadanya lalu meremasnya dengan lembut “ Kau menyukainya? “ Bisikku.Dia melepaskan tanganku dan membalikkan badanya menghadapku.

“ Kenapa kau bertanya seperti itu?”

“ Bukankah kau pernah menolakku? “

“ Aku tidak pernah menolakmu! “

“Lalu apakah kau menyukaiku? Apa kau mencintaiku seperti aku mencintaimu? “ Lagi-lagi dia tidak langsung menjawabnya. “ Aku buatkan kau minum “ Aku berjalan menuju dapur mengambil orange juice dalam lemari es dan menuangkannya dalam gelas. Ruangan di apartmentku terbuka tanpa sekat jadi aku bisa melihat Hyesoo berdiri mematung di depan sana. “ Ini minumanmu! Kemari dan ambillah! “ Aku menaruh minumannya di meja bar terbuat dari marmer hitam sepanjang 2 meter, meja ini sebagai pengganti meja makanku. Hyesoo berjalan menghampiriku dan mengambil minumannya. Aku mendekatkan wajahku padanya

“ Apa kau mencintaiku? “Tanyaku lagi.

“ Kenapa tiba-tiba kau bertanya.. “

“ Kenapa kau tidak langsung menjawabnya? Cukup katakan iya atau tidak! “ Potongku cepat.

“ Kau masih marah padaku? “ Dia mengalihkan pembicaraan.

“ Lupakan! Habiskan minumanmu! “ Jawabku kesal.

“ Mianhae. “ Ucapnya menyesal.

Dengan gugup dia menghabiskan minumannya.Aku memperhatikannya baik-baik, untuk beberapa saat kami hanya saling memandang.Akhirnya aku menanyakan pertanyaan yang ingin sekali aku tanyakan padanya.“ Sung Hyesoo, apa kau menyukai Oh Sehun? “Dia tidak menjawab.Dia mengeluh pandangannya kabur, rasanya berputar dan kepalanya sakit tapi aku tetap diam saja.Tak lama diapun terjatuh tak sadarkan diri. Aku mendekatinya dan menendangnya dengan ujung kakiku memastikan dia benar-benar tidak akan bangun. Aku mencari ponsel dari sakunya, lalu aku mencari nama yang ada di kontaknya dan menghubunginya. Tak perlu menunggu lama, dia mengangkat telponku.

“ Aku Kim Jongdae, anda masih ingat namaku kan? Aku mengundang anda untuk datang ke apartmentku, sepertinya Hyesoo membutuhkan anda.Aku lebih senang jika anda mengajak Sehun kemari.Aku tunggu kedatanganya, Nyonya Sung.“ Aku menutup telponnya. Aku berbaring di sebelah Hyesoo, menatapnya lama dan mencium bibirnya untuk pertama kali.“ Saranghae, Sung Hyesoo. “

Suara ketukan pintu yang kasar membangunkanku, aku tidak ingat aku tertidur di sofa ini.“ Kim Jongdae, buka pintunya! Cepat buka pintunya!! “ Itu Oh Sehun. Cepat-cepat aku membuka pintu untuknya.“ Ada apa kau datang kesini? “ Tanyaku heran.“ Mana Hyesoo? Mana dia?“ Terdengar nada marah darinya.

“ Kenapa kau mencari Hyesoo disini? Aku tidak tau dia dimana! “ Jawabku sambil membuang muka.

“ Aku melihat Hyesoo pergi bersamamu sepulang sekolah tadi! “ Sehun masuk dengan paksa.Aku terkejut saat seseorang juga masuk di belakang Sehun.Bagaimana dia bisa datang bersama Sehun?

“ AIGOO!! Hyesoo!! “ Teriak Sehun mengalihkan pikiranku. Aku berlari menghampirinya dan aku terkejut melihat Hyesoo terbaring dilantai tak sadarkan diri, tangan kanannya memegang cutter dan pergelangan tangan satunya lagi berdarah.“ Hyesoo-ahh.. “ Aku tak percaya dengan apa yang ku lihat, kenapa Hyesoo ada disini? Dan bagaimana bisa dia melakukan hal gila seperti ini?

“ Hyesoo, anakku!! “ Orang yang datang bersama Sehun mendekat dan memeluk Hyesoo sambil menangis mencoba membangunkannya.

“ Apa yang kau lakukan padanya? Jawab aku Kim Jongdae!! “ Sehun menarik bajuku.

“ Aku tidak tau! Aku benar-benar tidak tau! “Kenapa aku bisa tidak ingat sama sekali? Sebenarnya apa yang terjadi?

“ Ini rumahmu, bagaimana mungkin kau tidak tau! “Sehun memastikan bahwa Hyesoo masih hidup dengan menyentuh nadi di lehernya.“ Cepat panggil ambulance! “ Wanita itu menyuruh Sehun.

PPraangg!!

“ Aaarrgghhkk!!! “

Aku memukul kepala Sehun dengan botol kaca, darah segar menetes dari kepalanya. “ Kim.. Jongdae.. Wae..“ dan Sehun pun ambruk. Aku menatap tajam pada wanita yang aku kenal sebagai ibunya Hyesoo, ku lihat dia begitu terkejut dan takut.“ Apa.. maumu? “ katanya. Aku menodongkan sisa botol yang tadi kupukulkan pada Sehun.“ Kau! Aku ingin kau mati! “ jawabku pasti.

Dia menidurkan kembali Hyesoo dan berdiri perlahan “ Siapa kau? “ Tanyanya.“ Siapa? Kau lupa padaku atau kau pura-pura lupa?Bukankah kita pernah bertemu sebelumnya, Nyonya?Hahaha lucu sekali karena aku ingat jelas siapa dirimu.”Dia mencoba mencerna perkataanku.Aku yakin hidupnya senang dan bahagia.Melihat pakaian yang dia pakai, sedikit kerutan di wajahnya, dan rambutnya yang masih hitam, dia pasti bahagia.

“ Kau teman yang dikenalkan Hyesoo. “

“ Benar! Tapi aku ingin mengingatkanmu lebih jauh. Biar ku permudah, apa kau ingat apa yang sudah kau lakukan 13 tahun yang lalu? Malam itu, kau membuang seorang anak kecil berumur 6 tahunsaat kau menjalankan mobil.“ Dia mengerutkan dahinya, menatapku seolah aku adalah hantu, dan bernafas tak wajar.

“ K.. kau.. “

“ Ya! Itu aku! “

Jawabanku telak membuatnya jantungan.Bukan hanya terkejut, dia takut dan tidak percayabahwa aku masih hidup.Kedua tangannya menutupi mulutnya.Lututnya goyah.Aq masih menodongkan sisa botol yang tadi.

“ Kim Junmyun, kaukah itu? “ Tanyanya pelan.

“ JANGAN MENYEBUT NAMA ITU, KAU TIDAK PANTAS MEMANGGIL NAMAKU!!! “ Emosiku memuncak.“ Aku tidak ingin mendengarnya keluar dari mulutmu! “Aku bisa melihat badannya bergetar hebat.

“ Kenapa? Katakan padaku kenapa kau membuangku malam itu?KENAPA??!“ Aku tidak bisa mengontrol marahku.

“ Junmyun-ahh.. “

“ AKU BILANG JANGAN MENYEBUT NAMA ITU!! “

Dia menghapus air matanya yang membasahi wajahnya dan dia berusaha menutupi ketakutannya. Lama dia terdiam lalu dia pun mulai menjelaskan setelah aku kembali berteriak padanya.

“ Umurku 18 tahun saat aku melahirkanmu. Pria yang menghamiliku tidak mau bertanggung jawab dan keluargaku mengusirku. Aku terlalu muda dan tidak mengerti apa yang harus ku lakukan tapi aku bertekad memperjuangkan hidupmu. Aku bekerja serabutan dan tinggal dirumah kontrakan.Saat umurmu 4 tahun, aku mulai melihat perubahanmu.Apa kau ingat kau hampir membunuh teman sebayamu? Kau memukulnya dengan batu! Lalu saat kau masuk taman kanak-kanak, kau mendorong temanmu hingga kepalanya bocor terkena meja. Tapi kau tidak menyesalinya.Semua orang takut padamu, aku juga. Lalu suatu malam saat aku akan menidurkanmu kau berkata padaku ‘ Jangan sakiti aku atau aku akan membunuhmu! ’ .. kau anakku tapi kau seperti bukan anakku! “

Andwae! Aku tidak mungkin mengatakan hal seperti itu “ Kau pasti berbohong!! “

“ Salahku karena aku tidak memeriksakanmu! Saat itu pikiranku kalap, akupinjam mobil seorang teman dan membawamu pergi jauh. Yang kupikirkan saat itu adalah menyingkirkanmu tanpa jejak! “

Kalimat terakhirnya terdengar sangat kejam.

“ Kenapa kau tidak langsung membunuhku saja? Dengan begitu aku tidak harus melalui hidupku selanjutnya yang mengerikan. “

Aku kembali mengingat hidupku selanjutnya setelah dia membuangku di tengah jalan malam itu.Aku menangis kesakitan, luka di kepalaku memperparah keadaanku.Aku terus menangis memanggilnya berharap kembali menjemputku, aku tidak beranjak dari tempatku terjatuh agar seseorang bisa melihatku tapi malam itu sepi tak ada seorang pun yang datang menolongku, dia pun tidak kembali.Entah berapa lama aku menunggu, lalu seseorang membangunkanku dan membawaku pergi tapi aku tidak dibawa pulang ke rumahku melainkan ke sebuah rumah yang aku sendiri tidak tau dimana.Mereka mengobati luka di kepalaku tapi justru itulah awal dari mimpi burukku.Aku dirawat seorang dokter gila dan istrinya yang kejam.

“ Kau lihat ini? Ini, ini, dan ini?“ Aku menunjukkan semua bekas luka yang aku terima dari orangtua angkatku. “ Mereka menyakitiku dan mengobatiku, melukaiku lalu mengobatiku lagi.Kau lihat ini? Mereka bahkan menjual ginjalku untuk mendapatkan uang! “ Itulah kenapa aku selalu mengeluh perutku yang sakit. Dia melihatku pilu dan terus menangis merasa bersalah.

“ Sepertinya hidupmu menyenangkan setelah kau membuangku, tapi aku sebaliknya. Hidupku seperti di neraka. Aku bersumpah mereka yang menyakitiku akan mati! “

Lalu aku mengetahui satu hal yang menarik, ibu angkatku sakit parah dan ayahku harus selalu memberinya obat dan suntikan di waktu-waktu tertentu, aku memperhatikan dan akhirnya aku tau apa yang harus aku lakukan. Suatu malam aku menggantikan obatnya dengan racun sianida yang biasa ayah gunakan untuk membunuh tikus, lalu paginya ayah menyuntikkan obat yang sudah aku gantikan dengan racun itu pada ibu dan dia pun mati perlahan. Yang lebih baik adalah, ayah ditemukan bunuh diri tadi pagi karena depresi.

“ Dan aku hanya tinggal membunuhmu! “ Kataku padanya.Aku membencinya sampai ke ubun-ubun, dialah penyebab kengerian ini.Aku melemparkan sisa botol dan mengambil pisau buah dari atas meja.Aku mengacungkan pisau itu padanya, lalu tiba-tiba Sehun memegang kakiku.

“ Hajima! Jongdae-ahh andwae! “ Ucapnya kesakitan. Aku menendagnya sekeras mungkin tanpa ampun.

“ Hentikan!! Jangan menyakiti temanmu!! “ Kata wanita itu.

“ Dia bukan temanku! Mereka menghianatiku! “ Teriakku pada Sehun.

Pelan-pelan Sehun berdiri, aku bisa melihat wajahnya penuh darah dari kepalanya.“ Kami tidak menghianatimu. Jongdae, jangan kaitkan masalah pribadimu dengan kami terutama Hyesoo.“ Ucapnya.

Aku menceritakan semua yang aku dengar hari itu di koridor sekolah.Bahwa Sehun mencium Hyesoo, bahwa mereka saling menyukai.

“ Apa kau mendengarnya sampai selesai? Kau tidak tau kalau Hyesoo menolakku, kan? “ jelas Sehun.

Aku memang tidak mendengarkan percakapan mereka sampai selesai, aku tidak sanggup menerima kenyataan yang lebih menyakitkan.

“ Aku memintanya untuk memutuskanmu tapi dia menamparku dua kali. Dulu dia memang menyukaiku tapi setelah dia mengenalmu dia bilang kau lebih baik daripada aku! “ Lanjutnya.

“ Dia tidak menjawab pertanyaanku saat ku tanyakan dia mencintaiku atau tidak. “

“ Itu karena dia memang tidak tau bagaimana mengungkapkannya! “

Tidak mungkin dia mencintaiku, dia menolakku dan dia membalas ciuman dari Sehun itu sudah jelas bahwa dia tidak mencintaiku.

“ Kim Jongdae jangan seperti ini! “

BUGKK!!

Satu pukulan telak mengenai wajah Sehun.“ DIAM! Aku bukan Kim Jongdae! Kau tidak tau apa-apa jadi diamlah! “

Dia terus berceloteh banyak hal tentang Hyesoo tapi aku tidak mau mendengarnya jadi kupukul dia sekali lagi.Aku bisa mendengar teriakan dan tangisan juga permohonan dari wanita itu, tapi aku mengacuhkannya.Sehun membungkuk kesakitan.

“ Jongdae-ahh.. “

“ AKU BUKAN JONGDAE!! “Teriakku.Tanpa sadar air mataku mengalir, saat itulah Sehun mendorongku sekuatnya hingga aku tersungkur di lantai.

“ Sadarlah Kim Jongdae! Kim Jongdae yang kukenal tidak mungkin melakukan hal seperti ini! “

“ Karena Kim Jongdae terlalu lemah, dia tidak akan mampu! “ Ucapku masih terbaring di lantai, perutku sakit karena jatuh tadi.

“ Jongdae-ahh “ Ucap Sehun.

“ NAMAKU JUNMYUN!!! “ Aku membalasnya berteriak.

“ Kim Junmyun.. “

Aku dengar wanita itu memanggilku, suaranya parau.Aku melihatnya berjalan ke arahku.Aku mengambil pisau yang terjatuh di sampingku dan menodongkannya lagi padanya.“ Berhenti atau aku akan membunuhmu! “ Aku berdiri sambil memegang perutku yang sakit.

“ Kim Jongdae hentikan! Dia ibunya Hyesoo. Biar bagaimanapun, Hyesoo adalah adik tirimu! “ Sehun mengatakan hal yang paling aku benci. “ Bukankah kau mencintai Hyesoo?Jangan lukai Hyesoo lagi.“ Lanjutnya lagi. Aku mencintai Hyesoo.Aku mencintai adik tiriku.

“ Aku tidak akan membiarkan Hyesoo terluka karena aku. “

“ Sebegitu sayangkah kau padanya? Lalu kenapa kau tidak bisa menyayangiku juga? “

“ Aku menyesal Junmyun-ahh, aku kembali kesana, aku juga mencarimu di semua panti asuhan di rumah sakit tapi aku tidak menemukanmu. “

“ Hentikan! Semua terlambat! “

“ Jongdae, pikirkan Hyesoo! “

“ Diam! “

Lagi-lagi Sehun membicarakan Hyesoo, membuat kepalaku rasanya ingin pecah. Tapi aku lihat, dia sudah kepayahan akan mudah bagiku untuk membunuhnya. Aku menghunuskan pisauku padanya, tapi wanita itu menghalangi kematian Sehun.Aku menusuk tepat di perutnya, tanganku berlumuran darah.

“ Bibi, kau tidak apa-apa? Kau harus bertahan! “ Sehun memeluknya erat. Dia menangis.

Aku terdiam melihatnya. Tangannya bergerak pelan menyentuh pipiku “ Junmyun-ahh.. maafkan ibu, nak! “ Dan tangannya terjatuh lunglai setelah dia mengatakan itu. Aku mundur menjauh darinya.Aku sudah membunuhnya, orang yang selama ini aku cari, orang yang paling aku benci.

 ANNIYA!! ANDWAE!!!

Aku memejamkan mataku dan menutup kedua telingaku.Tapi kejadian-kejadian itu tergambar kembali dengan jelas. Membawaku kembali saat malam dimana aku dibuang, saat orang tua angkatku menyiksaku, saat aku menukarkan obat dengan racun, saat aku menemui ayah di penjara, saat bertemu dengan Hyesoo dan Sehun, saat aku ingin menciumnya dan mereka menghianatiku, saat aku menusukkan pisau itu padanya dan dia meminta maaf padaku. Aku sudah membunuhnya. Ibu..

Aku membuka mataku pelan berharap ini hanyalah sebuah mimpi buruk yang panjang, tapi semua nyata. Samar-samar aku bisa melihat wajah ibu yang pucat, Sehun berbicara lewat ponselnya tapi aku sama sekali tidak bisa mendengar apapun, aku juga bisa melihat Hyesoo yang masih tertidur pulas. Lalu tiba-tiba kabut hitam menghalangi penglihatanku, badanku lemas, suara dengungan panjang terdengar dan aku terjatuh tidak ingat lagi apa yang terjadi selanjutnya.

 

== 6 Bulan Kemudian ==

Rumah Sakit Jiwa Jaekyung

Aku mendengar ketukan dari pintu kamarku, saat ku buka Dr. Han datang bersama dua orang asing yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

“ Jongdae-ahh, mereka ingin bertemu denganmu. “Kami hanya saling memandang setelah Dr. Han pergi, aku tidak berani berbicara duluan.

“ Kau terlihat lebih sehat. Kau senang tinggaldisini?“ Tanya laki-laki jangkung itu.

“ Ya, aku senang tinggal disini. Semua orang baik padaku, mereka juga memberiku makanan enak.Tapi kalian siapa? Seingatku aku belum pernah melihat kalian disini! “

Tapi pertanyaanku membuat gadis itu menangis. Buru-buru dia menghapus air matanya dan memberiku sebuah foto. Itu foto aku dan dua orang ini.

“ Aku Sung Hyesoo dan dia Oh Sehun. “

Lama aku memperhatikan foto ini. Benarkah ini aku?

“ Maaf aku melupakan kalian, aku benar-benar merasa buruk. Dr. Han bilang aku bahkan sering melupakan namaku sendiri. “

“ Dr. Han bilang kau suka menulis jurnal? “ Tanya Hyesoo.

“ Ah, iya. Dr. Han memintaku untuk menulis jurnal mencatat semua kegiatanku setiap harinya, itu bagus untukku. Kau tau, terkadang aku lupa apa yang sudah aku lakukan di hari sebelumnya. Aku ingin sekali ingat kenapa akubisa ada disini tapi semakin mencobanya kepalaku semakin sakit. “

Tiba-tiba Hyesoo memelukku dan berbisik padaku “ Jangan terlalu memaksa untuk mengingatnya, Gwaenchana! “ Aku ingat kata itu.Gwaenchana.Rasa hangat saat Hyesoo memelukku menghilang dengan cepat saat dia melepaskannya.Kami saling tersenyum.

“ Apa kau tau Junmyun? Apa Junmyun teman kita juga?“ Entah kenapa nama itu selalu aku ingat. Tapi mereka tidak menjawabku dan kemudian berpamitan denganku.

Aku sendiri lagi di kamar ini.Aku berjalan menghampiri mejaku, ku tarik kursinya dan ku buka jurnalku.Dan mulai menulis.

Hari ini aku bertemu dengan teman lamaku, setidaknya mereka yang bilang begitu padaku.Sung Hyesoo dan Oh Sehun.Aku rasa mereka orang yang baik.Tadi tiba-tiba Hyesoo memelukku meski sebelumnya aku sudah membuatnya menangis karena ucapanku.Dia juga memberiku sebuah foto, fotoku bersama mereka, ku rasa kami menjalani persahabatan yang menarik. Akan lebih baik jika aku bisa mengingat apa saja yang sudah kami lalui bersama. Gwaenchana, seperti yang Hyesoo katakan, aku tidak perlu memaksa diriku untuk mengingatnya. Tapi, mulai hari ini aku akan mengingat mereka.

Dan masih ada satu nama yang selalu aku ingat, Kim Junmyun.

Aku membalikkan foto yang Hyesoo berikan padaku dan ku tulis nama mereka. Oh Sehun, Sung Hyesoo, Kim Jongdae.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet