Suatu pagi yang cerah secerah embun pagi, Kris menikah dengan Suho, lelaki setengah tampan dan setengah pendek yang pekerjaannya sebagai manager di perusahaan kerupuk teri. Mereka mempunyai anak yang unyu-unyu, putih, dan mancung bernama Jongin atau sebut saja Kai. Suatu hari, perusahaan kerupuk teri tempat Suho bekerja pun bangkrut dan Suho di PHK. Terjadilah pertengkaran antara Suho dan Kris dikarenakan Kris yang tidak mau hidup miskin.

...

"PAPA! CERAIKAN AKU! CERAIKAN AKU!" Kris berteriak sembari menggebrak pintu kamar mandi di dekatnya dengan keras.BRAKK!! Pintu kamar mandi itupun langsung ambruk lemah tak berdaya, sekarat.

"Kenapa, mama?! KENAPA?!!!" Suho berlutut di hadapan Kris sambil menangis tersedu-sedu.

.

.

.

.

.

.

"KAU PIKIR, AKU MAU HIDUP MISKIN DENGANMU, HAH? TIDAKK!!!!!" Kris menendang Suho penuh amarah yang memuncak tak tertahankan.

.

.

.

. 

.

.

"Jangan gitu dong, sakit. Kan pura-pura." Suho srdikiy berbisik dan menatap Kris sebal walau seluruh badannya terasa hampir mati rasa karena tendangan maut Kris.

"Oh ya, lupa. Hehehehe..." Kris memperlihatkan gigi-gigi tonggosnya kepada Suho dan mas-mas kameramen semua.

Kai, anak mereka menghampiri mereka yang sedang bergulat live. "Papa, mama." Mata Kai berkaca-kaca, lalu ia membaca doa 'Aullohuakbar' selama 17x mengomat-kamitkan mulut dan bibir tebalnya. 

"Mama tidak mau tahu, pokoknya ceraikan mama sekarang juga!" Kris mencak-mencak mencakar wajah tampan Suho.

"Biasa aja, njirr." Cibir Suho memasang sedikit senyuman kudanya.

"Jangan mama! Jangan tinggalkan papa sendiri. Kasihan anak kita." Suho mencium-cium kaki Kris walaupun ia najis sebenarnya. Ia telah merasa direndahkan sebagai seorang leader yang berwibawa.

"Tidak bisa! Kai akan ikut denganku dan jangan pernah temui kami lagi, dasar laki-laki MISKIN!!!" Kris menyeret Kai yang memasang wajah datarnya untuk pergi dari rumah yang ceritanya ngontrak itu.

.

.

.

.

.

.

"GUA HOLANG KAYA WOY!!!!!" Suho tiba-tiba menghampiri Kris, menarik tangannya, dan berteriak tepat di telinga Kris dengan wajah yang merah padam.

"Selow, men. Kan ekting, elu sendiri yang bilang. Mau gua sikat lu?" Kris melempari Suho dengan death glare andalannya. Dibalas oleh Suho, walau gagal telak-_-

"Mau gua usir dari dorm, lu? HAH?!" Kaga woles nih abang $uho.

"Hyung, matha berantem thih? Yang bener dong!" Sehun masuk kedalam scene melerai Suho dan Kris, duo leader yang sudah asik cakar-cakaran. Entah kenapa, Sehun jadi gabung cakar-cakaran bareng KrisHo.

.

.

.

.

.

.

.

"PERNAH SEKALI AKU PERGI, DARI JAK......" Lagu asing membuat proses syuting dan cakar-cakaran SeKrisHo berhenti hening seketika, dengan posisi yang tetap alias tau-tau kayak waktu berhenti  gitu #aLAY.

*Lay muncul* "Apa lu manggil-manggil gua?!" *teriak galak* *abaikan* *kembali ke cerita*

"Ups, maap maap, kepencet." Chen nyengir kuda, mulai heboh sendiri bingung cara matiin tape yang udah ia pencet dengan sengaja.

*Lanjut ke cerita*

"Mamahhhhhhhhh, please don't go.........!" Suho menjilat-jilat tanah saking depresinya.

.

.

.

"So bebi don goooooooooo...... Ouooohhhhhhh!!" Tiba-tiba Kai nyanyi sambil nari-nari disco di depan KrisHo.

"Nampan item, diem lo! Dasar bolot!" Lay sebagai sutradara kontrak pun mencak-mencak saking emosinya sampai dia banting-banting properti milik Chen yaitu kotak tipi.

"My lovely kotak tipi hiks hiks." Chen meratapi kotak tipi kesayangannya yang bentuknya udah jadi segitiga.

.

.

"LANJUT! 3 2 1 ACTION!" 

"Malangnya nasibku ditinggal anak istri karena diriku sudah tak kaya lagi, huhuhu." Suho berlutut di tengah-tengah taman sambil ngelihat atas langit, berdoa. 

"Apa salah Uho ya Allah?" Lanjutnya.