I love you as my dongsaeng (Just a hope)

Description

Halo

Foreword

Annyeong, ini fanfiction baruku. Semoga kalian suka dan makasih banget udah mau baca butuh banget kritik kalian <3

 

Main Cast

- Stephanie Hwang
- Lee Donghae
- Oh Se Hun

Author : agassho

- Stephanie’s –

Udara pagi yang dingin membuatku terbangun, kulihat jam menunjukkan pukul 05.00am. Masih terlalu pagi.

Aku keluar kamar dan mengunjungi kamar adik tercintaku Sehun-ah, hanya dia yang bisa aku ajak bercerita.

Selama ini orangtua kami sibuk dengan pekerjaan mereka. Kami selaku anak hanya bisa memeluk mereka dari jauh.

Terlebih usia kami yang sudah tidak muda, usiaku sekarang 23 tahun dan Sehuna 20 tahun.

“Dia masih tertidur,ck.” Aku mendekati tempat tidurnya perlahan dan aku mendekati tubuhnya,

“Bau sekali tubuhmu ini, apa kau tidak pernah mandi hah!?” Bentakku pelan sambil menjepit hidungku dengan tanganku.

“Mwo? Mwoya?” Sehuna terbangun sambil mengusap mulutnya.

“Dasar jorok!” Bentakku, aku mendobrak pintunya dengan irama keras.

“Ah mengganggu tidurku saja.” Gerutu Sehuna yang terdengar dari luar.

“PABOYAAA!” Teriakku.

- Sehuna’s –

Dasar kakak yang bodoh, aku ini sedang tertidur malah dibangunkan. PABO!

***

Siulan sebuah yeoja terdengar jelas ditelingaku, aku membuka mataku. Kulihat Tiffany Noona ada dikamarku sedang membuka tirai jendela.

“Ah noona!” Gerutuku padanya.

“Waeyo saengie?” Tanya Noona dengan innocent facenya.

“AKU MASIH INGIN TIDUR!” Bentakku, ia malah menangis dan berlari kekamarnya aku mengejarnya.

***

Kubuka pintu kamarnya, ia menutupi tubuhnya dengan selimut ditempat tidurnya.

“Noona, maafkan aku.” Rengekku padanya

“Aku tidak ingin memaafkanmu..” lirihnya

“Ayolah noona! Baiklah akan kupakai jurusku!” Aku pun menggelitik tubuhnya dari luar selimutnya.

Akhirnya noona membuka selimutnya, aku menghentikan tanganku yang dari tadi menggelitik tubuhnya.

Kami saling terdiam, aku menatapnya tajam ia pun juga begitu.

- Flashback –

Eomma akan menikah lagi dengan seorang manager perusahaan terkaya di California.

Eomma membawaku pergi bersamanya, ia ingin menunjukkan Appa baruku. Aku sangat gugup.

***

“Anyeonghaseo anak muda!” Ujar seorang lelaki yang sekarang ada dihadapanku dan mengangkat tubuhku, ia menggendongku.

Begitu juga eomma kepada seorang yeoja kecil. Tunggu! Yeoja? Appa baruku ini mempunyai anak dan dia yeoja?

“Anyeong sehuna. Mulai sekarang aku akan menjadi noonamu.” Ucap yeoja itu dengan suaranya yang sangat manis.

- Flashback’s END –

Aku menyentuh pipi noonaku itu dan mengelusnya pelan.

“Pipimu masih sangat polos, tidak berkeriput seperti mantan yeojachinguku itu.” Ceplosku.

“Mwo? Mwoya? Kau ingin aku berkeriput? Aniyo.” Gerutunya.

“A-aniyo noona.” Ujarku sambil mencubit kedua pipinya dengan tanganku.

Wajah kami saling berdekatan sekarang, Tiffany Noona mendekatkan hidungnya padaku.

“Aku bahagia memiliki seorang adik sepertimu. Ayo sekarang kita sarapan!” Ujar Tiffany Noona sambil menjauhkan wajahnya dari wajahku dan beranjak dari kasur kedapur.

Aku berharap dia ingin menciumku, oh sehun apa yang merasuki tubuhmu ini hah!?

Aku menampar pipiku sendiri dan aku meringis kesakitan, dengan pipi yang kesakitan aku tetap berjalan keruang makan sambil memegang pipi mungilku.

“Yakk! Kau! Cepat makan sarapanmu jangan dilihat saja.” Bentak Tiffany Noona, aku hanya terkejut saja sarapan yang Noona buat terlalu banyak.

“Kau masak terlalu banyak! Memang ini waktunya makan siang hah?” Keluhku.

“Baiklah kalau kau tidak ingin memakan masakanku. Aku akan memberikannya pada Donghae Oppa!” Omelnya.

Aku sangat benci kalau Tiffany Noona menyebut nama Donghae.

Donghae. Lee Donghae, dia adalah tetangga rumah kami sekaligus namjachingu Tiffany Noona.

Donghae adalah tipe ideal semua yeoja, apalagi kakakku sangat mengfigurkan Donghae.

Aku pernah berdebat besar dengan Donghae karena Tiffany Noona. Dan selama satu minggu aku tidak berbicara sama sekali dengan Tiffang Noona karna dia.

“A-aniyo. Biar aku saja yang habiskan!” Ujarku cepat-cepat mengambil sarapanku dari tangan noonaku.

- Stephanie’s –

Sehuna memakan habis sarapannya, itu pun karena ancamanku.

“Saengie, hari ini aku tidak bisa makan malam bersamamu.” Ujarku padanya sambil meneguk segelas susu cokelat yang aku buat.

“Mwoya? Sudah beberapa hari ini noona tidak makan malam bersamaku.” Gerutu Sehuna.

“Mianhae jeongmal mianhae, Saengie.” Ujarku sambil memegang tangannya.

“Lepaskan!” Bentaknya, ia meninggalkanku dan sarapannya.

“Terserah kau!” Teriakku saat dia ingin membuka pintu kamarnya.

“.” Ujarnya samar-samar.

Aku dan Sehuna sering berdebat, dia tidak biasa ditinggal olehku. Akhir-akhir ini aku merahasiakan hubunganku dengan Donghae oppa karena aku takut akan melukai Sehuna.

***

Aku sudah siap untuk pergi makan malam bersama Donghae oppa, aku ingin menghampiri Sehuna, sudah seharian sejak kejadian tadi ia tidak mau keluar kamarnya.

“Tiffany jeongmal paboya!” Dumelku, aku tidak biasanya mendumel seperti ini kalau bukan karena dia.

“Saengie, aku pergi dulu. Kalau kau lapar, panaskan sup makan siang tadi.” Ucapku padanya ia masih tidak merespon, aku tak tahu harus melakukan apalagi.

Akhirnya aku keluar dari rumah, sudah aku lihat Donghae sedang menungguku tapi dirumahnya yang hanya berbeda 2 blok dari rumahku.

Aku tidak mengizinkan dia untuk datang kedepan rumahku, dia bisa mati karena adikku.

“Oppa, mianhae aku terlambat. Apa kau sudah menunggu lama?” Tanyaku pada Donghae sambil membuka pintu mobil.

“Aniyo chagiya. Ayo kita jalan.” Ujar Donghae mencium keningku dan menancapkan gasnya.

“Oppa, kau yakin akan kerumahku hari minggu untuk ketemu Appa dan Eommaku?”

“Why not chagiya? Selagi mereka tidak sibuk.”

“A-aniyo.”

“Mwoya? You won’t?”

“A-aniyo. Bukan begitu maksudku oppa, hanya saja bagaimana nanti kalau Sehuna bertemu denganmu?”

“Tenang chagiya tenang, dia itu adikmu. Apa dia tidak normal menyukai kakaknya sendiri? Yang sedarah?”

“Oppa sebenarnya aku dan dia bukan saudara kandung. Kami hanyalah saudara angkat.”

“Mwoya?!” Donghae meng-rem mobilnya mendadak.

“Nae oppa.” Ucapku padanya.

“Jinjjayo chagiya? Berarti selama ini setiap aku datang kerumahmu dan dia marah besar karena dia menyukaimu.”

“Tidak mungkin oppa!”

“Mungkin saja. Sudahlah lupakan.” Ujar Donghae dan menancap gasnya kembali.

***

Aku sampai dirumah, aku membuka sepatuku dan aku tebarkan kesembarang tempat.

Aku teringat dengan kata-kata Donghae Oppa tadi, aku juga merasakan kalau Sehuna memang menyayangiku tapi bukan sebagai noonanya.

Lelah itulah yang aku rasakan sekarang, dan akhirnya aku memutuskan masuk kekamar Sehuna.

Terlihat dia sedang memainkan gameboxnya.

“Aku tidak ingin bicara, pergi kau.” Usirnya padaku.

“Jahat sekali kau. Apa salahku? Aku menyayangimu, dan kau? Jahat.” Aku segera pergi dari kamarnya, aku berlari kekamarku dan hanya menangis.

- Sehun’s –

“Aku juga menyayangimu.” Ujarku pelan saat dia sudah pergi.

“Tunggu. Dia menyayangiku dan aku menyayanginya? Ah nae arraseo! Noona!” Aku segera keluar kamar dan meninggalkan games yang sedang aku mainkan.

Aku membuka pintu kamar Tiffany Noona perlahan, aku tidak menemukannya, aku mendengar isakan tangis dari kamar mandi.

Perlahan aku membuka pintu kamar mandinya. Kulihat ia sedang mengaca sambil menangis.

“Mianhae jeongmal mianhae, noona.” Ujarku sambil memeluk di dari belakang.

Ia membalikkan tubuhnya dan melepaskan pelukanku.

“Nae.” Aku mencium keningnya dan kedua matanya.

“Saranghae noona.”

“Nae, nado saranghaeyo.” Ia memelukku erat sambil menangis.

“Gwenchana noona, gwenchanayo.” Aku menenangkannya.

Kami berdua keluar dari kamar mandi dan kami duduk ditempat tidur, aku masih tetap memeluknya.
“Mianhae, karena aku tidak tahu kalau kau punya perasaan terhadapku. Tiffany jeongmal paboya.” Ujarnya sambil menangis

Aku melepaskan pelukanku sambil menaruh telunjukku dimulutnya selagi ia sedang berbicara, dia pun terdiam.

“Besok lusa, donghae akan melamarku. Aku tidak ingin bertunangan, aku masih ingin menikmati mempunya dongsaeng sepertimu.” Ujarnya pelan, aku terdiam.

“Kau akan menyakiti perasaannya, kalau kau seperti itu Noona.” Ujarku padanya.

“Tapi apakah kau akan benci padaku? Aku tidak ingin kau membenciku. Aku menyayangimu saengie.” Ujarnya masih dengan suara terisak.

“Aniya. Never.” Ujarku padanya

“Jinjjayo?” Tanyanya.

“Nae.” Aku kembali memeluknya.

- Author’s –

Hari ini Tiffany akan bertunangan dengan Donghae. Appa dan Eomma sangat bahagia tapi tidak dengan Sehuna.

Sehuna merasa “kasih sayang” yang diberikan Noonanya untuknya, suatu saat nanti akan terbagi kepada orang lain.

***

Seseorang berjalan kearah Sehuna, Sehuna bisa mendengar itu.

“Sehuna.. Apa yang kau lakukan di balkon? Sebentar lagi acaranya akan dimulai.” Ujar Tiffany mengejutkan adiknya.

Sehuna terkejut dengan penampilan kakaknya. Hari ini Tiffany sangatlah cantik dan enak untuk dipandang.

***

Donghae pun bertunangan dengan Tiffany. Sehun hanya bisa menelan ludah saat melihat Tiffany dan Donghae sudah terikat tali pertunangan.

“Just a hope.” Ujar Sehun pelan.

Comments

You must be logged in to comment
iceprincess231 #1
I like this idea, update soon, neh? ^^