Snow Baekkie and Seven Dwarfs

Snow Baekkie and Seven Dwarfs
Please Subscribe to read the full chapter

 

Disclaimer:

This story adapted from the most popular storytale from Germany —‘Snow White and Seven Dwarfs’

Summary:

“Mirror, mirror in the wall, siapa wanita tercantik di negeri ini?”

 

 

“Pada suatu hari, dahulu kala hiduplah seorang ratu yang sangat cantik, dia ratu tercantik di negeri itu hingga ia punya cermin ajaib yang dapat menjawab pertanyaannya. Dan suatu pagi, ratu itu bertanya pada cerminnya.”

“Mirror, mirror in the wall, siapa wanita tercantik di negeri ini?” Tao berbicara pada sebuah cermin yang tergantung di dinding.

Hening.

“Yixing, giliranmu.” bisik Jongdae sambil menyenggol lengan Yixing.

Yixing berdeham, “You’re, my Queen. Kau yang tercantik di negeri ini.” ujarnya lantang

 Chanyeol kembali pada naskahnya.

“Suatu hari di pertengahan musim dingin saat salju-salju selembut kapas turun dari langit, seorang ratu dari kerajaan berbeda sedang duduk di jendela sambil menjahit, tiba-tiba salah satu jarinya tertusuk jarum dan tiga tetes darahnya jatuh di atas salju. Saat itu dia benar-benar ingin mempunyai seorang anak dengan kulit seputih salju, bibir semerah darah dan rambut sehitam bingkai jendela. Hingga suatu hari ratu itu benar-benar memiliki anak perempuan dengan kulit seputih salju, bibir semerah darah dan rambut sehitam ebony yang bernama.. emm.. Byun Baekhyun?” Chanyeol menaikkan sebelah alisnya, kemudian melanjutkan, “Dia ting—“

“Nama Byun Baekhyun tidak cocok untuk seorang putri.” potong Kyungsoo.

“Iya, sih. Perutku rasanya agak mual membaca narasi ini.” ucap Chanyeol sambil memegangi perutnya.

“Mungkin bisa diganti Snow Baekkie?” celetuk Sehun.

Baekhyun membawa pandangannya menerawang udara di atas kepalanya, satu tangan di pinggang dan satunya lagi memegang lembar-lembar naskah. Dia sedang berpikir.

“Not bad, walaupun seperti nama anak anjing.” Baekhyun memutuskan.

“Kau kan memang baby Baekkie-ku.” ujar Chanyeol gemas dan Baekhyun mengerling padanya.

“Hyung menjijikkan.” Sehun bergidik. (Oke, aku setuju padamu, Sehun.)

“Ayo lanjutkan latihannya sebelum eyelinerku luntur.”

Baekhyun mengangkat sedikit gaunnya yang melebihi mata kaki lalu kembali berjalan ke posisinya semula—diantara raja dan ratu.

 

Seorang Baekhyun memakai gaun dan eyeliner?

Tampak menjijikkan tapi pria manapun pasti terpesona dan gadis-gadis pasti iri padanya. Kulit putih pucat, wajah yang lembut, dan matanya yang menyerupai burung Phoenix membuat Baekhyun seratus persen cocok menjadi Snow White ehem! Snow Baekkie maksudnya dan tentu saja dia yang paling ahli memakai eyeliner.

 

***

Chanyeol membacakan narasi sementara yang lain sibuk memainkan peran masing-masing sesuai narasi, dan mereka tiba pada adegan dimana sang raja meninggal dunia.

“Hyung, ayo pura-pura mati.”

“Tidak.”

“Tapi kau mati disini.” Chanyeol menunjuk naskah yang dipegangnya.

“Tidak!”

Ya Tuhan, Kris. Chanyeol mendengus kesal, dia sudah cukup kepanasan dengan kostum pohon yang dia kenakan sejak sejam yang lalu dan sekarang Kris membuat masalah di tengah-tengah latihan. Chanyeol bersumpah ia tidak akan pernah mau lagi jadi ketua kelompok drama. Kapok.

“Oke, oke. Kita bisa bertukar peran, aku jadi raja dan kau jadi narator sekaligus pohon. Bagaimana?” tawar Chanyeol. Anggota kelompok yang lain hanya mengamati.

“Aku? jadi pohon? Tidak ada pohon setampan aku.”

“Karena itu, kau jadi raja karena kau yang paling tampan. Lalu apa masalahnya?”

“Aku hanya muncul di awal lalu mati? Aku bukan cameo, Chanyeol.” protes Kris.

“Kau bisa jadi pemburu nanti, kau punya dua peran dan..”

“Pemburu juga cameo, Channie.” Kris benar-benar protes.

Chanyeol bersumpah lagi, cukup sekali ini saja dia berkelompok dengan Kris. Chanyeol memegangi kepalanya yang berdenyut, poninya sudah basah karena keringat dan rasanya sangat lengket.

“Kris, bisakah kau diam dan mainkan saja peranmu? Kau sudah cukup beruntung mati di awal cerita daripada harus berjalan menggunakan lututmu selama pertunjukkan!” bentak Minseok.

“Dan kau dapat dua peran.” tambah Yixing. (Please, kau juga dapat dua peran, Yixing.)

Demi Tuhan, Minseok bukan seorang pemarah tapi dia terlalu gemas dengan Kris yang protes tentang perannya sejak awal latihan hanya karena mati di awal, sedangkan Minseok harus berjalan menggunakan lutut selama pertunjukkan. Bukan hanya Minseok, tapi Kyungsoo, Luhan, Yixing, Jongdae, Suho, dan Sehun juga. Mereka jadi kurcaci.

Dan akhirnya Kris kalah, dia memutar bola matanya sebal lalu berbaring di lantai dengan err.. garpu yang ceritanya menancap di jantungnya, mereka tidak mungkin menggunakan pisau, terlalu mengerikan.

“Ayaahhh!” Baekhyun menjerit.

“Itulah akibatnya jika kau berani melampaui kecantikanku.” Tao si ratu jahat tersenyum sinis. Dia melakukan perannya dengan baik.

Sebelum Baekhyun tertangkap Tao, dia sudah melarikan terlebih dulu. Dia terus berlari, berlari, berlari dan tanpa sadar dia sudah berada di dalam hutan yang gelap. Tidak ada siapa-siapa, hanya lumut yang tumbuh di dinding pohon tua, suara gesekan dedaunan, dan sulur-sulur berduri di sisi kiri dan kanan. Tenang, itu hanya properti dan Baekhyun tidak benar-benar ada di dalam hutan.

 

***

 

“Wow, kostum pemburu bagus juga.” ujar Kris kagum.

“Hyung,berhenti mengagumi dirimu, lanjutkan latihannya.” kali ini Junmyeon yang protes.

Untungnya Kris menurut, dia memainkan perannya, mengejar Baekhyun ke tengah hutan yang gelap dan mengerikan hingga Baekhyun terpojok dan tidak bisa lari lagi.

Kris tertawa licik, “Mau kemana, putri?” ia menyeringai sambil menodongkan pistol mainannya pada Baekhyun.

“Kumohon, lepaskan aku tuan pemburu.” Baekhyun memohon dengan wajah ketakutan.

“Tambahkan tampan.” bisik Kris lalu dia kembali pada posisinya. Baekhyun menurut saja daripada Kris mogok latihan.

“Kumohon, lepaskan aku tuan pemburu tampan.” ulang Baekhyun dan Kris tersenyum puas.

 

Apa? Tampan? Pemburu tampan?

 

Chanyeol hampir saja protes jika Jongin tidak menahannya, lebih baik seperti itu daripada mereka harus latihan sampai pagi lagi karena Kris mogok latihan lalu Junmyeon yang harus menggantikannya.

Pemburu itu melepaskan Snow Baekkie karena tidak tega membunuh putri secantik Snow Baekkie, kemudian pemburu itu memutuskan untuk membunuh seekor rusa dan membawa jantung rusa tersebut pada ratu jahat.

Snow Baekkie terus berlari ke dalam hutan tanpa sepatu, gaunnya sobek dan kotor. Dia kelelahan dan sangat lapar tapi dia tetap berlari, hingga akhirnya dia melihat sebuah rumah kecil di tengah hutan. Rumah satu-satunya dan tidak terlalu mengerikan. Dan terbuat dari kardus buah karya Kyungsoo..

 

Dengan sangat hati-hati dan secuil rasa takut, Snow Baekkie mengetuk pintu rumah itu.

Tok..tok..tok..

Tidak ada jawaban.

 

Tok..tok..tok..

Hening.

 

Tok..tok..tok..

“Ada orang di rumah?”

Tetap sama, tidak ada jawaban.

Tanpa sengaja dia mendorong pintu itu dan terbuka. Perlahan Snow Baekkie masuk ke dalam rumah itu, temboknya kusam dan lantai kayunya berdecit, tidak ada ruang tamu hanya tujuh kursi kecil mengelilingi sebuah meja bundar dan ada tujuh ranjang kecil dengan selimut warna berbeda di tiap ranjang. Aneh, tapi Snow Baekkie terlalu lelah untuk memikirkan kenapa selimut itu berbeda warna dan kenapa lantai rumahnya berdecit.

Dia menguap lebar dan kelopak matanya terasa berat, dia terlalu lelah dan lapar. Tidak ada makanan tapi setidaknya ada tujuh ranjang disini, walaupun kecil setidaknya dia bisa tidur sebentar dan pergi sebelum si pemilik rumah datang, tak akan ada masalah. Lagipula, Snow Baekkie hanya tidur..

 

Hanya tidur..

 

Sampai malam..

 

Dan..

 

Pemilik rumah kembali!

 

Snow Baekkie mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum benar-benar melihat tujuh wajah dengan topi warna-warni mengelilinginya. Dia benar-benar terkejut dan hampir melompat.

“Ka-kalian s-siapa??” tanyanya gugup. Wajah-wajah itu melihatnya dengan sangat tidak menyenangkan, terutama yang bertopi hijau. Tubuh mereka tidak tinggi, mungkin hanya satu meter.

“Harusnya kami yang bertanya kau siapa!” bentak yang bertopi merah.

“Kenapa kau masuk seenaknya?” tanya yang bertopi biru dengan nada tinggi.

“Darimana asalmu?” kini giliran yang bertopi oranye.

Yang bertopi hijau kini menatapku, wajahnya merah padam dan jika dia makan manusia, dia mungkin akan menjadikanku makan malamnya hari ini.

“DAN KAU TIDUR DI RANJANGKU!” pekik si topi hijau.

O’ow, Snow Baekkie benar-benar dalam masalah. Dia seperti menciut jadi lebih kecil dari tujuh manusia kerdil ini, dia benar-benar ketakutan.

“Kau pencuri, ya?” selidik yang bertopi kuning.

“Ti-tidak! Aku bukan pencuri.” sergah Snow Baekkie.

“Tapi kau cantik.” puji yang bertopi merah muda dan dia tersenyum, kemudian yang bertopi hijau mencubitnya. “aw!”

Snow Baekkie harus meluruskan semuanya, sebelum makhluk-makhluk kerdil ini benar-benar marah dan menjadikannya sup. Mengerikan.

Dia bangkit dari ranjang kecil dengan selimut hijau itu. Tujuh manusia kerdil yang tadi mengelilinginya langsung bergerak menjauh, mereka berkumpul dan tubuh mereka gemetaran. Tapi, wajah mereka tetap marah walaupun ada segelintir perasaan takut, kecuali si topi merah muda.

Snow Baekkie merapikan tempat tidur kecil milik si topi hijau dan dia mendelik pada Snow Baekkie. Selesai. Kini ranjang si topi hijau sudah rapi kembali.

“Umm.. Pertama maafkan aku soal tidur di ranjangmu.” Si topi hijau membuang muka. Snow Baekkie menggigit bibir. “Aku kelelahan setelah berjalan jauh, aku belum makan, lalu menguap dan aku tidur di ranjangmu.” Ia meringis, “Maaf, tuan.”

“Luhan. Namaku Luhan.” koreksi si topi hijau.

“Baiklah maafkan aku, Luhan.” ulang Snow Baekkie dan wajah Luhan sedikit mengendur, alisnya tidak lagi bertaut dan wajahnya tidak lagi merah padam.

“Tidak semudah itu, pen-cu-ri.” tegas si topi kuning.

“Aku bukan pencuri, lihat tidak ada satupun barang dari rumah ini yang hilang.”

Si topi kuning mengamati rumahnya, pandangannya memburu setiap sudut rumahnya dan memang tidak ada satupun barang yang hilang. Benci mengakuinya, tapi gadis bergaun cantik ini sepertinya bukan pencuri.

Snow Baekkie menunggu respon si topi kuning. “Bagaimana?”

“Lalu siapa kau?” si topi merah bertanya.

“Aku Snow Baekkie.” ujar Snow Baekkie sambil tersenyum. Dia cantik.

Snow Baekkie?

Ketujuh manusia kerdil itu saling berpandangan, mengernyitkan alis, dan berbisik satu sama lain. Kemudian si topi biru bertanya lagi.

“Kenapa kau masuk seenaknya, Ba..Baekkie?” dia tidak terlalu ingat nama gadis di hadapannya.

“Aku lelah dan kakiku sakit, sepatuku pergi entah kemana dan perutku lapar. Aku dikejar pemburu yang ingin mengambil jantungku, tapi aku berhasil lolos dan menemukan rumah kalian. Aku sudah mengetuk pintu tiga kali tapi tidak ada jawaban, jadi aku masuk saja, pintunya juga tidak dikunci.”

“Pemburu?” si topi merah muda mendelik, yang lain juga. Snow Baekkie mengangguk.

Detik itu juga, ketujuh manusia kerdil itu melunak seperti sepotong mentega di atas pancake hangat. Mereka yakin kalau Snow Baekkie bukan orang jahat, lagipula gadis secantik Baekkie tidak mungkin mencuri di rumah yang temboknya kusam dan lantai kayu berdecit, gaunnya saja sepertinya mahal dan indah jika saja tidak robek di bagian lengannya.

“Kenalkan aku Junmyeon dan aku pakai topi merah.”

“Aku Yixing, sedikit pelupa dan topiku berwarna ungu.”

“Dia jago menari.” Si topi merah muda menambahkan dan Yixing tersenyum bangga.

“Namaku Minseok, wajahku bundar dan syukurlah topi biru ini terlihat cocok denganku.”

“Hei, aku Jongdae. Aku punya suara indah dan aku dapat bagian topi ungu.”

“Aku Kyungsoo, pancake buatanku yang paling enak dan warna topiku..” dia bergidik sebentar, lalu melanjutkan. “..kuning.”

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
emyuki
#1
Chapter 1: Keren banget..
Simple tapi seru dan enak (?) dibaca.
FF ini mengingatkanku gimana beratnya semester kemarin yang ada mata kuliah drama, tiap hari latihan, beberapa hari menjelang pentas sibuk bikin ngurus properti, sehari sebelum pentas harus begadang sampe tengah malem di kampus buat ngedekor panggung padahal paginya harus pentas. Tapi alhamdulillah semuanya kerja keras dan latihan terbayarkan pas pentas. Dan nggak bisa dipungkiri, moment latihan, pas berdebat, pas pentas bareng temen-temen dan disaksiin ratusan orang itu bener-bener mengagumkan, tak bisa terlupakan.
Ahh, kenapa aku jadi curhat ya? Maaf ._.
Pokoknya FFnya bagus =]
schandelierre
#2
Chapter 1: This is cute kok! Wkwkwkk! You should really make this in English. Bakalan banyak yang suka. Saia aja suka, hehehe!