Final

Change of Heart

Change of heart

 

 

 

Musim salju itu … sepi. Warnanya abu-abu kelabu. Hati yang sedang sedih dengan mudah menyatu.

Salju itu … seperti sebuah perumpamaan keindahan yang akan hilang jika kau genggam. Kau hanya bisa melihatnya saja. Menikmati kepingannya hanya untuk sementara.

Musim salju itu … akan sempurna jika dikombinasikan dengan hati yang sedang sendu. Entah kenapa.

Tapi bukankah musim akan berubah?

Ah, jangankan musim, manusia juga pasti berubah. Perubahan itu sendiri yang selalu ada. Nyatanya kita sebagai manusia bisa selalu menerima dan beradaptasi atau tidak.

Karena perubahan sekecil apa pun pasti akan berdampak pada hidup kita.

“Sudah pernah dengar kalau melamun pagi-pagi bisa menghilangkan rejeki?” Leo datang tiba-tiba. Segelas Americano Yixing kini ditemani secangkir kopi hitam milik Leo yang uapnya masih mengepul serta sepiring pancake dengan madu yang meleleh di atasnya.

Yixing menghela napas. Seakan semua beban di pundaknya ingin dia bebaskan namun ternyata tetap ada.

Siapa pun yang melihat Yixing sekarang pasti juga ikut khawatir. Lihatlah wajahnya yang seakan kehilangan aura kebahagiaan. Lingkaran hitam di bawah matanya terlihat jelas. Senyum yang sekarang dia tujukan pada Leo untuk menyambutnya hanya ala kadarnya.

Sepotong pancake ditawarkan tepat di depan bibir Yixing yang seakan enggan menerima. Tatapan tajam Leo yang memaksa mulutnya untuk membuka.

“Orang bilang makanan manis bisa menambah kadar kebahagiaan. Tapi sepertinya itu tidak berlaku untukmu sekarang.”

Leo menopang dagu. Mengamati perubahan ekspresi Yixing. Hah, melihatnya seperti ini saja membuat hatinya mencelos.

Yixing pasti sedang lelah luar biasa.

Hyung … aku gugup …” Leo tersenyum saat akhirnya Yixing buka suara. Tinggal beberapa menit lagi waktu mereka untuk bersama sebelum kembali ke ruang tunggu.  Kantin KBS yang ramai dan banyak lalu lalang orang tak membuat perhatian Leo berkurang pada apa yang akhirnya Yixing keluarkan.

Ada banyak hal. Yixing terlalu banyak pikiran. Akhir-akhir ini ada beberapa yang tidak berjalan sesuai rencananya. Di kepalanya sekarang hanya penuh dengan nada-nada Miracle in December yang sempurna. Penampilan perdananya tak boleh mengecewakan. Harapan tinggi para fans dan semuanya tak boleh Yixing khianati. Belum lagi acara akhir tahun yang memerlukan waktu latihan lebih dan konser SMweek nanti yang membutuhkan banyak energi. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah cidera punggungnya yang bisa kumat kapan saja.

Otak Yixing hanya sedang mengalami over capacity menurut hatinya.

Leo mendengarkan dengan diam.

Karena Leo tahu, semua itu sebenarnya berakar pada masalah yang Yixing enggan ungkapkan.

Saat Yixing berhenti. Di depannya ada Leo yang tersenyum.

Senyuman itu menyembuhkan, bukan?

Mau tak mau Yixing juga ikut melengkungkan bibirnya. Apalagi saat Leo mengusap pipinya dengan tangannya yang hangat. Seakan ingin menyalurkan energi positif yang dia punya.

“Semangat, Zhang Yixing!”

Kemudian Yixing tertawa. Masalahnya mungkin tak terselesaikan namun bukan itu poinnya. Yixing merasa lega setelah berbagi.

Dan Leo memang sahabat terbaiknya.

.

.

Hyung, bukankah kita berjodoh? VIXX dan EXO sering comeback bersama, kita jadi sering bertemu. Hah, aku tidak yakin di jadwal gila kita kau masih mneyempatkan diri untuk sekedar minum kopi denganku.”

Saat ini mereka telah kembali menuju ruang tunggu yang bersebelahan. Dari kejauhan terlihat Hyuk dan N yang sedang mengobrol dengan  D.O. Sewaktu melihat Leo dan Yixing yang berjalan berdampingan, diam-diam Hyuk dan N bertukar pandang sambil mengulum senyum. Leo yang sadar, menatap mereka tajam namun sepertinya diabaikan.

Hyung, kau tidak mendengarkanku?’ Leo segera minta maaf telah mengabaikan Yixing. Yixing yang mood-nya sudah lebih baik hanya bisa merajuk. Leo yang gemas, mengusap kepala Yixing sambil tersenyum. Meminta maaf sekali lagi dengan tulus.

“Kau bisa memanggilku kapan saja Xing,” jawab Leo.

Tanpa sadar momen itu diabadikan oleh N. Mencatatnya dengan spidol tebal :

‘Ada tiga hal yang membuat Leo tersenyum, yaitu anjing, anak kecil, dan seorang Zhang Yixing.’

.

.

Kalau kalian mau tahu. Perkenalan pertama Leo dan Yixing terjadi saat K-CON di Los Angeles dua tahun yang lalu.

Leo sedang di atap gedung sambil menghirup udara malam di sela waktu bebas VIXX. Ini adalah perjalanan pertamanya keluar negeri. Tahun ini rasanya berat. VIXX yang termasuk rookie terpanas harus membuktikan kemampuannya. Apalagi di acara yang sama dengan B.A.P dan EXO. Ngomong-ngomong tentang EXO, yang hadir sekarang hanyalah EXO M. Leo tidak begitu memerhatikan karena memang EXO M tidak sering berada di Korea. Selewat dia hanya tahu leader-nya yang bernama Kris. Orangnya tinggi dan terkesan dominan jadi mudah untuk mengenali. Sementara lainnya yang menarik perhatian Leo …

Oh, maaf, aku kira tidak ada orang.”

Namanya Zhang Yixing. Berasal dari Cina. Lead dancer EXO M. Orang itu sekarang berada di depannya. Tampak kikuk karena permintaan maafnya tak segera mendapat jawaban.

“Apa … aku mengganggu kalau aku di sini sebentar?” Leo memicingkan mata. Bukan. Leo tidak ingin mengintimidasi. Hanya ingin memastikan. Yixing ternyata mempunyai lesung pipi yang sama seperti Hongbin yang membuatnya menjadi manis.

Manis?

Lihatlah caranya berbicara dengan bahasa Korea yang unik.

“Silahkan saja,” jawab Leo menawarkan  keramahan seadanya.

Yixing mengambil tempat beberapa langkah disamping Leo. Kemudian mereka menatap  pemandangan Los Angeles dalam diam. Kota yang asing. Seperti segala ketidakpastian. Yixing mengambil napas panjang lalu mengeluarkannya perlahan. Setidaknya itu membuatnya jauh lebih baik.

“Kau tidak gugup?” Leo menggeleng. Pembawaannya yang tenang seakan menutupi apa yang dia rasakan dengan baik.

Ah, aku iri sekali. Seandainya aku juga begitu.” Yixing menggenggam pegangan besi semakin erat.

“Kalau begitu keluarkan.”

“Hah?”

“Keluarkan semua kegugupanmu. Teriaklah.”

Awalnya, Yixing ragu. Namun kemudian setelah kembali mengambil udara, Yixing mulai berteriak.

Berteriak.

 Melepaskan semuanya.

Rasanya … melegakan.

Setelah itu Yixing mengulurkan tangannya. Angin malam yang berhembus menerpa wajahnya yang seakan bersinar. Leo terkesiap. Yixing tersenyum tulus. “Perkenalkan namaku Zhang Yixing.”

.

.

.

“Ungkapkan saja.”

“Tapi bagaimana kalau Yixing tidak menerima Leo hyung?’

“Yang penting sudah berusaha.”

“Kau tahu kan Leo hyung benar-benar idiot kalau soal begini?”

“Kalau begitu kita harus turun tangan.”

Semua member VIXX bersekongkol. Mereka membiarkan Leo terikat tangannya dan menyumpal mulutnya dengan sapu tangan.

Tindakan kriminal? Oh, tentu saja tidak ini semua hanya tentang cara. Cara yang harus mereka pakai untuk membuat Leo lebih bahagia.

Habisnya Leo benar-benar menyebalkan. Dia yang baru merasakan apa itu cinta sering bersikap aneh. Tadinya member lainnya tidak tahu siapa pelakunya namun setelah melakukan penelitian yang mendalam ternyata nama yang muncul tidak lain tidak bukan adalah Zhang Yixing member boy band tetangga.

Leo yang enggan tersenyum jadi lebih cerah kalau bersama Yixing. Kalau di encore stage di acara musik, Leo yang tahu Yixing jarang tampil ke depan biasanya akan menghampiri Yixing dibelakang. Menemaninya. Memastikan dia tidak sendiri.

Belum lagi kalau di backstage. N yang memang sudah akrab dengan  Xiumin memang sering mengobrol di depan ruang tunggu. Leo hanya diam, berharap keajaiban Yixing keluar walau sebentar. Tadinya dia tidak berani untuk berinisiatif duluan. N yang memaksanya. Atau kalau dia sedang usil, N sering meminta Xiumin untuk pura-pura memanggil Yixing. Menggelikan, Leo badan saja yang besar tapi nyali kecil.

Lalu persahabatan Yixing dan Leo berjalan tanpa hambatan. Apapun yang membuat mereka nyaman, N tidak peduli. Yang pasti, Leo cepat atau lambat harus mengungkapkan perasaannya. Karena … karena kata Xiumin …

Ponsel  milik Leo ada di tangan N. Wallpaper-nya Yixing yang sedang tersenyum. Hah, ketahuan dia! N tersenyum licik, tak peduli Leo yang terus berusaha berontak.

“Anggap ini kado ulang tahun dari kami, Hyung. Jangan merasa terbebani, oke?” Ken menyeringai puas. Hongbin yang sebenarnya tidak tega hanya bisa diam.

“Oke, sekarang kita kirimkan ke Yixing!” seru N, jempolnya dengan dramatis menyentuh ‘send’.

.

.

.

.

‘Tanggal 25 Desember. Kita bertemu setelah kau konser. Kau harus datang. Ada hal penting yang ingin kubicarakan.’

.

.

.

Karena kata Xiumin mungkin Leo punya saingan.

.

.

Ini sudah jam satu pagi. Yixing masih di ruang latihan. Di depan piano untuk latihan perform besok. Berusaha untuk konsentrasi namun sepertinya gagal.

“Tao lebih membutuhkanku.”

Akhirnya kata itu keluar sendiri dari bibir Kris. Yixing terdiam. Ini adalah puncak dari apa yang mereka rasakan hampir setahun ini. Yixing mencintai tanpa pilihan. Kris hanya tanpa alasan tiba-tiba saja memenuhi hatinya. Sayangnya cintanya harus bertepuk sebelah tangan. Ada hal-hal yang tidak dia mengerti. Contohnya betapa manusia itu rapuh dan mudah berubah.

Tapi kenapa perasaannya tidak.

Awalnya dia fikir dia akan baik-baik saja. Sebelum keputusan itu diambil Kris pun Yixing sudah antisipasi. Tapi akhir-akhir ini di saat dia merasakan lelah luar biasa, Kris sudah tidak ada.

Benar-benar tidak ada untuknya.

Untuk pertama kalinya Yixing benci perubahan.

Dan untuk pertama kalinya juga Yixing tahu kesepian itu menakutkan.

Miracle in December sepertinya tak akan pernah terjadi padanya.

Suara dentingan piaono memenuhi ruangan. Terdengar menyedihkan. Yixing berkhianat dengan lagunya. Seharusnya Kris yang merasakan ini. Atau mungkin dia pernah berpikir bahwa keputusannya salah. Atau mungkin bahwa Yixing pernah ada dalam hidupnya.

Yixing tertawa miris.

Karena kenyataannya bukan itu yang terjadi. Yixing bukan siapa-siapa.

Yixing hanyalah sebuah kenangan dalam hidup Kris.

.

.

Di luar. Kris bersandar pada pintu ruang latihan. Cahaya yang seadanya dari luar menyembunyikan dengan baik matanya yang hampir saja berair.

Bahunya melemas. Ada rasa sakit yang datang tiba-tiba.

Dan ada kata maaf yang tak sengaja terucap.

“Maafkan aku, Yixing.”

.

.

 Esoknya, Leo tidak melihat Yixing di awal acara. EXO sedang sibuk dengan jadwal wawancara mereka. Yixing tidak menjawab pesannya. Leo merasa kalah di langkah pertama.

Sampai di Encore stage juga Leo tidak berhasil mendapatkan perhatian Yixing. Yixing berada di depan. Berusaha tersenyum setulus mungkin. Leo hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Untuk pertama kali dia merasa asing dengan Yixing. Seolah dia benar-benar jauh dari genggamannya.

Apa itu berarti dia ditolak?

”Sudah kubilang ini tidak berhasil. Kau mengacaukan semuanya.” Leo mendorong N hingga punggungnya menempel pada tembok. N terkejut namun segera membaca situasi. Sekarang mereka sedang berkemas untuk pulang ke dorm.

Wow wow Leo kau harus tenang. Kita tidak tahu apa yang terjadi.” 

Leo tidak puas dengan jawaban N. Hyuk segera menahan Leo untuk berbuat lebih jauh. Menahan lengannya.

Hyung, kau bisa menemuinya sekarang.”  Hyuk membawa Leo keluar ruangan. Tepat berpapasan dengan rombongan EXO keluar. Hyuk memanggil Yixing. D,O yang mendengar segera menyenggol lengan Yixing. Leo diam. Hyuk mendorong bahu Leo untuk berani menemuinya.

Saat akhirnya mereka bisa bertatap muka, Leo tidak bisa marah.

Yixing tersenyum namun tidak bisa menyembunyikan perasaannya dari Leo. Ada kesedihan di mata Yixing. Apa pun alasannya membuat Leo merasa bersalah karena sempat berpikiran buruk terhadap Yixing.

Mengambil syal biru dari tasnya, Leo segera melingkarkannya di leher Yixing. Memastikan Yixing mendapatkan kehangatan yang lebih.

“Kau bisa masuk angin. Jaga kesehatanmu.”

Syal itu berwarna biru tua. Syal rajutan yang sempurna. Yixing terkesiap.

Rasanya hangat.

Tidak, bukan hanya menghangatkan tubuhnya tapi juga hatinya.

Apa ini yang disebut diberi perhatian?

Leo menepuk pucuk kepala Yixing pelan. Mengucapkan hati-hati di jalan. Yixing mengangguk. Berusaha menahan air matanya yang entah kenapa tiba-tiba ingin keluar.

“Balas sms-ku, Yixing.” Adalah kata terakhir sebelum punggung Leo menghilang dari hadapannya.

Perasaan ini, apa?

.

.

.

.

Yixing belum memberi  jawaban. Dia hanya menatap layar ponselnya dalam diam. Luhan dan Xiumin yang gemas segera merebutnya dari tangan Yixing. Membacanya dengan seksama.

“Kau harus memberi jawaban.” Xiumin mulai memberikan pendapatnya yang disetujui Luhan.

“Tapi kenapa? Ada apa dengan Leo?’ Luhan menepuk dahinya atas jawaban Yixing. Lihatlah wajahnya sekarang. Yixing masih berada di dunia lain.

“Sudah kubilang, Yixing tidak akan mengerti Xiumin. Kapan dia akan pintar kalau soal begini?” Disindir juga Yixing tetap diam. Maksud Luhan dan Xiumin apa?

“Apa kau akan menemuinya?” Yixing mengangguk. Xiumin tetap tidak puas.
“Yixing, ini bukan pertemuan biasa.”

“Tapi aku dan Leo sering bertemu. Kenapa ini bukan yang biasa?”

Menyerah sudah. Xiumin dan Luhan tak sabar mengganti otak Yixing dengan yang baru.

“Menurutmu, apa yang akan Leo lakukan?” Yixing menggeleng. Luhan lalu menatapnya tajam, sepertinya akan mengatakan hal yang sangat serius. Tepat di depan wajah Yixing, Luhan berkata pelan.

“ Leo akan mengungkapkan perasaannya. Itu hal penting yang ingin dia bicarakan.”

Yixing terdiam. Jadi selama ini?

“Demi Tuhan, Yixing, seluruh alam semesta juga tahu kalau Leo menyukaimu!” Luhan frustasi, kenapa temannya yang satu ini kadang-kadang keterlaluan. Xiumin mencoba menenangkan Luhan. DIa maklum dengan Yixing karena akhir-akhir ini memang banyak yang membuatnya kepikiran.

“Tapi … Kris …”

Akhirnya nama itu muncul, membuat Luhan semakin geram.

“Kim Jongin! Menurutmu siapa yang pantas bersama Yixing? Kris atau Leo?’ Jongin yang sedang berjalan melintasi ruang tengah tiba-tiba berhenti diberi pertanyaan aneh oleh luhan. Jongin sempat berpikir sebelum akhirnya memberikan jawaban.

“Leo,” katanya. Luhan lalu bertanya kenapa.”karena Leo tidak akan menyakiti Yixing hyung.”

.

.

.

Jadi mari kita uraikan. Ini bukan soal kesempatan. Terkadang hati memang perlu untuk diberi pelajaran.

Selama ini, Yixing membiarkan hatinya lemah.

Membiarkan begitu saja perasaannya tumbuh tanpa tahu harus bagaimana. Dia tetap selalu setia dengan Kris. Berusaha menjadi orang pertama yang tahu ceritanya. Mengabaikan kenyataan bahwa terkadang keberadaannya dinomorduakan. Awalnya dia tidak keberatan, selama Kris baik-baik saja dia cukup lega.

Sayangnya buka itu yang Kris mau. Dia harus memilih. Dan pilihan itu bukan untuk Yixing. Terlalu banyak perbedaan atau Kris saja yang menemukan alasan untuk tidak memilih Yixing. Pada akhirnya, Yixing tahu dia tersakiti dan merasa kesepian.

Kris telah berubah semenjak mengambil keputusan.

Lalu keberadaan Leo.

Yixing mulai membuka kembali kenangan di otaknya.

Leo yang tersenyum.

Leo yang hangat.

Leo yang selalu ada untuknya tanpa kata.

Masih ada waktu dua minggu untuk member jawaban.

.

.

Sampai saat hari itu tiba ….

‘Jangan pergi!” Kris menahan lengan Yixing. Mencegahnya keluar dari pintu. After party belum berakhir. Yixing mencium bau alkohol dari napas Kris saat dia mendorong tubuh Yixing menabrak tembok.

Wajahnya tepat berada di depan Yixing. Hidung mereka hampir bersentuhan. Yixing memalingkan muka.

“Kudengar kau akan menemui Leo. Kubilang, jangan pergi.” Yixing membuang napas keras. Dia sudah lelah.

“Kalau kubilang jangan pergi, kau tidak boleh pergi Zhang Yixing!” Kris menggunakan tangannya untuk mencengkram rahang Yixing. Mengarahkan wajah Yixing agar mau menatapnya. Yixing mencoba berontak namun terasa sia-sia. 

“Kau tidak boleh menjadi milik orang lain!”

Habis sudah kesabaran Yixing. Selama ini dia diam tapi tidak sekarang. Mengumpulkan kekuatan, Yixing berhasil menyingkirkan tubuh besar Kris. Kris terhuyung, kepalanya pusing, dia bisa melihat Yixing yang berlari ke luar gedung. Kris segera mengejarnya, dengan kaki yang lebih panjang, dengan mudah kris kembali meraih lengan Yixing. Entah apa yang tiba-tiba dia pikirkan, Kris langsung mencium bibir Yixing.

Mata yixing terbelalak. Dia terkejut.

Bukan begini caranya.

‘BUKKK!’ Yixing melihat dengan mata kepalanya sendiri Kris tersungkur karena pukulannya. Bibirnya diusap kasar. Bukan begini ciuman pertama yang dia harapkan. Tanpa sadar, Yixing menangis.

Dia terus berlari. Untuk pertama kalinya Yixing merasa menang melawan perasaanya.

.

.

.

Leo ada di sana. Tepat dibawah lampu taman berwarna kekuningan yang menyinarinya dengan megah di malam yang kelabu.

Matanya terpejam, menikmati serpihan salju yang turun, menembus kulit wajahnya yang pucat. Sensasinya menenangkan.

Malam ini dia mempertaruhkan segalanya. Leo berusaha menenangkan hatinya yang masih tidak mau berkompromi.

Yixing terdiam.

Dengan jas hitam panjangnya, Leo seakan menyempurnakan penampilannya sebagai malaikat yang turun ke bumi.Melipat saya,p menjemput kekasihnya.

Ada perasaan lega luar biasa yang menghampiri Yixing.

Sesampainya tepat di depan Leo, Yixing tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya.

“Hei, kenapa kau menangis?” Leo mengusap air mata Yixing dengan lembut. Tiba-tiba Yixing memeluknya. Membenamkan wajahnya di dada Leo.

Yixing memeluknya erat. Seakan tidak mau kehilangan.

Saat itu juga, Leo tahu kalau dia diterima.

Leo tersenyum, berusaha menahan kebahagiaan yang leuap-luap dalam hatinya. Perasaannya terbalas.

 Ketulusannya berakhir dengan manis.

“Aku akan selalu bersamamu, Hyung.”

Dan malam itu menjadi malam terbaik saat Yixing berjinjit untuk meraih bibirnya. Ciuman pertama mereka menghangatkan hati di sela salju yang mulai turun.

Jadi, mulai saat ini Yixing juga akan merubah pikirannya.

Musim dingin tak selamanya buruk.

Di musim ini dia memulai hidupnya.

 

Saat ini, yang dia perlukan adalah keberanian. Keberanian untuk mengganti hatinya yang baru setelah hatinya yang lalu sudah tidak utuh lagi dibawa oleh Kris.

Dihadapannya ada Leo yang akan menerima hati barunya. Hati yang akan dia penuhi dengan cinta yang baru juga.

.

.

.

“Kau menggigit bibirku, Xing.’

“Ah, maaf Hyung, aku tidak sengaja!’

Yah, walaupun ciuman pertama mereka tidak sempurna tapi yang penting selalu ada ciuman selanjutnya, bukan?

.

.

.

Met jadian Leoxinggggg!!!! Aku mencintai kalian, mmuah!

Kali ini aku menangin leo, jangan marah ya....

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
lay9095 #1
Chapter 1: Yeyeyeye!!! LeoXing jadiaaan yeeee~..PJ jangan lupa =Dkώkoº°˚˚°º=))kώk=Doº°˚˚°º....antara FanXing sama LeoXing itu dilema banget yee..abis Leo nya terlalu baik untuk tersakiti #eaaa
ReiSama #2
Chapter 1: waaaaaaaaaaaahhhh.... suka banget ma ff ini..
met jadian LeoXing.. kekekekekee...
good job author-nim.
:)
KikyKikuk #3
Chapter 1: Gue bingung mau komen..
Gue menangin bapak tiri gue, bapak kandung gue yg bule-kampret-kanada itu pasti ngutuk gue jd korek kuping, gegara ngbolehin emak gue selingkuh ama org lain..
Tp yaudinlah yaa, sekali-kali nyenengin bapak tiri gue yg gak kalah kece ituuu..
Happy ending LeoLay :D
hilwani #4
Chapter 1: gag apa menangin leo...abis kris nyakitin lay sih....kasian sih sama kris, tp ya mw gimana lg....bener kata jongin, kalo ama leo si lay gag mungkin tersakiti
NickTiia
#5
Chapter 1: AAAAAAAAAAA .......!! PERASAANKU TUHAN....
SUNGGUH AKU GAK BISA MILIH!!
ANTARA PENGEN YIXING TTP BERTAHAN SM KRIS.. TP KRIS BANGCAT GTU JDI PENGEN YIXING SM LEO TAPIII KRIS BEGIMANA?? TP KRAY BEGIMANA??
AHH GUE GALAU TARAF TINGGI SM NI FF...

gpp sih akhir yg indah mangkanya Kris dijaga baek2 tuh kuda ajaibmu biar ga dipungut sm tetangga XD

bagus nih ff ahh bkin perasaanku teraduk-aduk gak enak banget pen nngis tp gak bisaa ngeganjel doank di dlm dada arghhh lebay.nya driku.. XD
theressa #6
Chapter 1: Mantabbh!!! Another kray pleasee. :)
DraCorn9091
#7
Chapter 1: Ngehaha makan tuh fanfan lay lari dibawa orang xP
nice fics !! Keep writing kray fics :*
miss_amma
#8
Chapter 1: baru sempet baca -..- maap ya budeee
AHEY LEOXING JAYA! sukurin ipan sukuriiiiiinnnnnn makanya kalo udah ada di sampingmu tu ya mbok dijaga, tuh pergi kan :))
xokrayxo
#9
Chapter 1: Tuhkaaan sukurin yifan,makanya kalo punya keputusan yg konsisten dongg lol
Tapi tetep maunya fanxingㅠㅠ
Julianeka
#10
Chapter 1: author bikin lanjutannya dnk tapi dari sudut pandang kris setelah leo-yixing jadian.